Anda di halaman 1dari 47

Analisis data kuantitatif dan kualitatif

Analisis Data

Korelasional/Hubungan:

a. Uji prasyarat
1. Normalitas data (Liliefors Galat Taksiran)
2. Homogenitas varians (Uji-F atau Uji Bartlett)

b. Uji hipotesis (Uji korelasi sederhana + Uji


signifikansi (uji-t), determinasi/kontribusi, regresi
sederhana + uji keberartian regresi dengan uji-F,
uji korelasi parsial + uji signifikansi)
Uji Korelasi Ganda + uji signifikansi,
determinasi/kontribusi, Uji Regresi Ganda + Uji
Keberartian regresi, Rangkuman hasil uji
hipotesis)
Analisis Data

Analisis Jalur (Pengaruh):

a. Uji prasyarat
1. Normalitas data (Liliefors Galat Taksiran)
2. Homogenitas varians (Uji-F atau Uji Bartlett)

b. Uji hipotesis (Uji korelasi sederhana + Uji


signifikansi (uji-t), uji jalur/model hipotetik,
Rangkuman hasil uji hipotesis/model empiris)
HIPOTESIS STATISTIK

1.Korelasional/Hubungan

a. H0: ρy1 = 0
H1: ρy1 > 0

b. H0: ρy2 = 0
H1: ρy2 > 0

c. H0: ρy.12 = 0
H1: ρy.12 > 0

ρ = rho
HIPOTESIS STATISTIK

2. Pengaruh/Kausal/Analisis Jalur:

a. H0: p12 = 0
H1: p12 > 0

b. H0: p23 = 0
H1: p23 > 0

c. H0: p13.2 = 0
H1: p13.2 > 0

p = phi
B. PEMBAHASAN (Kuantitatif dan kualitatif)
1. Temuan Hipotesis Pertama

2. Temuan Hipotesis Kedua

3. Temuan Hipotesis Ketiga

Bahas temuan penelitian (model empirik) dengan


model teoritik atau teori yang relevan dari Bab II
+ hasil penelitian yang relevan (jika ada).
Metodologi Penelitian Kualitatif

1. Metodologi Penelitian dan Positivisme


2. Metodologi Penelitian dan Rasionalisme
3. Metodologi Penelitian dan Postpositivisme
Phenomenologi Interpretif

Penelitian kualitatif lebih mengarah ke penelitian proses daripada


produk dan membatasi pada satu kasus.

Data dalam kualitatif disajikan dalam bentuk kata verbal .


Olahan data kata verbal dimulai dengan menuliskan hasil obser-
vasi, wawancara, atau rekaman, mengedit, mengklasifikasi,
mereduksi, dan menyajikan.

Pada penelitian kualitatif, pekerjaan pengumpulan data harus


langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, meng-
klasifikasi, mereduksi, dan menyajikan yang disebut sebagai
analisis selama pengumpulan data (Miles dan Huberman, 1984).
Positivisme (Korespondensi) Paradigma
kuantitatif
Ontologi:
Realitas dapat dipecah-pecah, dapat dipelajari independen,
dieliminasikan dari obyek yang lain, dan dapat dikontrol.
Kerangka teori dirumuskan spesifik dan menuntut
pembuatan kerangka teori.

Epistemologi:
Menuntut pilahnya subyek peneliti dengan obyek
penelitian. Tujuan penelitian adalah menyusun bangunan ilmu
nomo- thetik (ilmu yang berupaya membuat hukum dari generali-
sasi). Kebenaran dicari lewat hubungan kausal-linier, tiada
akibat tanpa sebab, dan tiada sebab tanpa akibat.
Teori kebenaran yang dibangun termasuk teori
korespondensi (ada realita empirik sensual/indriawi)

Aksiologi:
Dituntut penelitian bebas nilai (Value free). Dapat
ditampilkan prediksi atau hukum yang bebas waktu dan tempat.
Rasionalisme (Koherensi)
Secara ontologi dan aksiologi terdapat perbedaan yang mendasar antara
positivisme dengan rasionalisme.

Positivisme secara ontologi lemah dalam membangun konsep teoritik (tidak


jelas), tiada teori baru, kecuali pembenahan-pembenahan, dan
tetap menampilkan kontroversi yang tak terselesaikan.

Positivisme secara aksiologi, kebenaran empirik (sensual) hanya diukur


dengan kebenaran indriawi, tanpa empirik logik dengan ketajaman
pemikiran.

Dalam rasionalisme proses berpikir tidak terbatas pada proses linier antara
sebab dan akibat atau bukan dalam makna deduksi induksi saja,
tetapi proses ada dalam tata pikir logik lainnya, misalnya konver-
gensi-divergensi (pertemuan pada suatu titik – perbedaan/
penyimpangan), instrumental-substansial ( berkenaan dengan -
berjumlah besar) sentral-perifer (terpusat – terendah) dan lain-lain.

Persamaan positivisme dan rasionalisme yaitu berusaha memilahkan antara


subyek peneliti dengan obyeknya.
Dalam rasionalisme, ada dua tahap generalisasi yaitu generalisasi dari obyek
spesifik atas hasil uji-makna-empirik, dan pemaknaan hasil uji
reflektif kerangka teoritik dengan pemaknaan indikasi empirik.
Postpositivisme Phenomenologi
Interpretatif
Ontologi:
Menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyeknya
dalam suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam satu
konteks natural bukan parsial.

Epistemologi:
Menolak penggunaan kerangka teori sebagai langkah
persiap- an penelitian. Obyek dilihat dalam konteksnya dan
mengguna- kan tata pikir logik. Subyek peneliti bersatu dengan
subyek pendukung obyek peneliti.

Aksiologi:
Mengakui kebenaran etik (akal budi/moral), ada value
bound (Egon G. Guba).
Phenomenologi mengakui kebenaran sensual, empirik
logik, empirik etik, dan empirik transendental (maha tinggi).
Paradigma Naturalistik
 Egon G. Guba mengatakan ada 14 karakteristik dalam penelitian
kualitatif naturalistik yang saling berkaitan jika digunakan.
1. Konteks natural, yaitu suatu konteks kebulatan menyeluruh.
Suatu phenomena hanya dapat dimaknai dalam keseluruhan dan
merupakan hasil peran timbal balik.
2. Instrumen human, yaitu hanya dapat dilakukan oleh peneliti itu
sendiri sebagai instrumen.
3. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan yang memperkaya
hal-hal yang diekspresikan.
4. Metoda kualitatif
5. Pengambilan sampel secara purposive, yaitu dipilih pada kasus- kasus
ekstrim untuk dicari maknanya. Hasilnya bukan untuk generalisasi,
Guba mengatakan satu kasus mungkin dapat transferabel pada kasus
lain. Dengan konsep positivistik, hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada parent population-nya, yaitu pada populasi
yang memiliki ciri kasus tersebut. Konsep generalisasi pada positivistik
diganti konsep transferabilitas.
6. Analisis data induktif.
7. Grounded theory (penyusunan teori yang diangkat dari empiri).
8. Desain sementara.
9. Hasil yang disepakati, yaitu menyepakatkan makna dan tafsir
atas data yang diperoleh dengan sumbernya.
10. Modus laporan studi kasus.
11. Penafsiran idiographik (keberlakuan khusus)
12. Aplikasi tentatif (interaksi antara peneliti dengan responden
itu bersifat khusus dan tak dapat dipublikasikan).
13. Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus, ikatan
keseluruhan tidak dihilangkan, tidak dilepaskan dari sistem
nilai lokalnya.
14. Kriteria kepercayaan. Guba mengistilahkan kredibilitas, trans-
ferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.
Paradigma naturalistik memperoses data secara induksi murni.
Guba menunjuk cara kerja Glasser dan Strauss dalam men-
deskripsikan tahap-tahap kerja metoda konstan komparatif yang
sesuai dengan jiwa naturalistik.
Tahap-tahap kerja tersebut adalah:
1. Memperbandingkan kejadian yang cocok dengan kategorinya.
2. Mengintegrasikan kategori dengan ciri-cirinya.
3. Merumuskan teori.
4. Menuliskan teori.

Grounded Theory, yaitu teori berdasarkan data, seperti teori


birokrasi dari Weber dan teori bunuh diri dari Durkheim.
Pedoman untuk melahirkan suatu teori antara lain adalah:
1. Digunakan logika yang konsisten
2. Kejelasan masalah
3. Efisiensi
4. Integrasi
5. Ruang lingkup, dll. yang prosesnya didasarkan data empirik
bukan hasil berpikir deduktif.
Model Ethnographik

 Ethnographik merupakan salah satu model penelitian yang


banyak terkait dengan anthropologi, yang mempelajari peristiwa
kultural, dan menyajikan pandangan hidup subyek yang menjadi
obyek studi.
 Ethnographik menyajikan deskripsi tentang cara mereka (obyek
studi ilmu-ilmu sosial) berpikir, hidup, dan berperilaku.
 Peneliti ethnographik dituntut memahami lebih dalam konteks
yang diteliti tanpa membawa prakonsep atau praduga atau teori
yang dimiliki.
 Peneliti harus mengkonstruksi konsepnya berdasar proses
induktif atas empiri, dikonstruksi sesuai dengan cara memandang
atau pola perilaku masyarakat yang menjadi obyek penelitiannya.
 Peneliti ethnographik berupaya memasuki kawasan yang tak di-
kenalnya tanpa membuat generalisasi berdasarkan pengalaman-
nya sendiri.
 Peneliti mempelajari phenomena sebagai kejadian wajarnya.
 Contoh antropologi adalah “masyarakat petani”, “organisasi
kekerabatan”, “masyarakat kota”, “kepercayaan rakyat”, atau
“kolonialisme”.
 Desain penelitian ethnographik memerlukan waktu partisipasi
antara 6 bulan sampai 3 tahun.
 Bogdan menyarankan:
1. Jadilah praktisi (tidak terlalu luas/kompleks)
2. Pilihlah tempat di mana anda agak asing.
3. Jangan terlalu berpegang kaku pada rencana anda, sebaiknya
lakukan penjajagan dahulu di lapangan.
4. Sejumlah topik sulit untuk dijadikan penelitian, seperti “spesi-
fikasi anggaran dan belanja instansi”, “kebijakan personalia”,
dsb. yang diperkirakan sulit menembus tembok kerahasiaan.

Dua macam desain ethnographik yaitu studi kasus/multi-case


studies (lebih dari satu subyek) dan multiple site and subject
studies (diarahkan pada pengembangan teori, dan memerlukan
banyak lokasi dan subyek, pendekatannya adalah induksi analitik)
SPRADLEY (1980), mengemukakan
langkah-langkah dalam penelitian:
(merupakan siklus)
a. Menentukan objek penelitian
b. Menanyakan pertanyaan
ethnographik
c. Mengumpulkan data ethnographik
d. Membuat catatan ethnographik
e. Melakukan analisis data
f. Menulis laporan.
TEKNIK KALIBRASI KEABSAHAN DATA
Kriteria: (Menurut Burgess, 1984)
a. cukup waktu
b. kredibilitas
c. signifikan
d. komprehensif
Kredibilitas data (Lincon dan Guba, 1985):
a. Perpanjangan waktu tinggal di lokasi penelitian
b. Mengadakan observasi secara tekun/terus menerus terhadap
subjek yang diteliti
c. Menguji secara triangulasi (sumber,metode, peneliti, dan teori) Miles &
Huberman, 1984 , Mathison, 1988; Patton, 1986; dan Lincon & Guba,
1985.
d. Mengadakan analisis kasus negatif
e. Mengadakan pengecekan anggota dalam rangka memeriksa data yang
telah dikumpulkan guna mencocokkan persepsi antara peneliti dengan
anggota peneliti lainnya
f. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat
g. Mengadakan pengecekan kecukupan referensi.
Triangulasi teori, penjelasan banding melalui pengecekan referensi

(jika fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya


melalui cara lain).

Triangulasi Sumber:
Dilakukan dengan membandingkan:
a. Data hasil wawancara dengan beberapa orang kunci (key informan)
dengan data pengamatan
b. Data tentang apa yang dikatakan subjek penelitian dengan
situasi/waktu yang berbeda
c. Membandingkan pendapat dan pandangan antara orang-orang
kunci yang dengan yang lain
d. Membandingkan data yang diterima dari orang-orang kunci dengan
dokumen yang ada.
Triangulasi metode
Dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu strategi
penelitian.
Triangulasi peneliti
Dilakukan dengan memanfaatkan orang-orang kunci maupun
subjek sebagai penyelidik pembantu

Kriteria Signifikan
Dilakukan dengan menuliskan secara lengkap termasuk kutipan
secara langsung hasil wawancara dengan partisipant, atau
catatan tentang apa yang dilakukan peneliti, kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan pemberian makna, dan fenomena
konkrit dalam bahasa partisipant (Burgess, 1984).
Kriteria Menyeluruh (Comprehensiveness)
Dimaksudkan untuk mendapatkan sumber informasi alternatif.
Konfirmasi merupakan suatu proses yang mengacu kepada
hasil penelitian.
Apabila data cukup koheren, maka temuan penelitian dianggap
memenuhi syarat. Jika tidak, maka temuan dianggap gugur,
dan peneliti ke lapangan kembali.
Langkah-langkah Penelitian:
(Contoh di dalam pelaksanaannya)

1. Mengadakan grand tour observation untuk mengetahui kondisi awal


dari objek yang diteliti
2. Menentukan fokus atau masalah penelitian melalui informasi dari
beberapa orang kunci (key information)---- sifatnya sementara
3. Menentukan lokasi penelitian setelah permasalahannya dapat dilihat
secara jelas
4. Pengumpulan data lapangan, misalnya dilakukan dengan tahapan-
tahapan atau waktu
5. Penetapan orang-orang kunci (key informan) sebagai pemberi data
6. Mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen: wawancara,
observasi, dan menelaah dokumen-dokumen
7. Menyusun format analisis data
8. Menganalisis data pada waktu pengumpulan data dan setelah data
terkumpul
9. Menyusun hasil penelitian dan membahas hasil penelitian dengan
membandingkannya dengan kepustakaan/referensi
10. Memberikan makna terhadap hasil penelitian, dan pengambilan
kesimpulan.
ANALISIS DATA (Kualitatif)
1. Analisis Selama Pengumpulan Data
Milles & Huberman, 1984, mengemukakan metode:
a. Mengembangkan catatan lapangan mengkategorikan data
dan memberi kode pada data
b. Memasukkan data ke dalam format analisis
c. Mengembangkan pertanyaan untuk mengumpulkan data
selanjutnya.
2. Analisis Setelah Data Terkumpul
a. Mengumpulkan dan memberi nomor secara kronologis
sesuai dengan waktu pengumpulan data
b. Meneliti ulang data dan mengelompokkannya dalam satu
format kategori dan klasifikasi data sesuai dengan kodenya
c. Memaparkan data yang telah dianalisis dengan fokus
masing-masing penelitian
d. Penarikan beberapa kesimpulan.
Penelitian tindakan/Action Research

Stephen Kemmis:

 Refleksi diri yg dilakukan


partisipan
 Penelitian yg bersifat
partisipatif dan kolaboratif
 Metoda yg handal untuk
menjembatani teori dan
praktek
Pengertian: Riset Aksi/Action Research

 Penelitian tentang, untuk, dan oleh kelompok sasaran bersama


peneliti, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan
kolaborasi bersama dengan kelompok sasaran

 Suatu strategi pemecahan masalah dengan memanfaatkan


tindakan nyata untuk mendeteksi dan memecahkan masalah
dalam rangka mengembangkan kemampuan kelompok
sasaran

 Dalam praktek, riset ini menggabungkan antara tindakan


bermakna dengan prosedur penelitian, untuk memecahkan
suatu masalah serta mencari dukungan ilmiahnya. Peneliti dan
masyarakat sasaran secara sadar dan bersama-sama
merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang cermat
untuk memperbaiki situasi yang diinginkan.
Prinsip-prinsip dalam Riset Aksi

 Tindakan atau intervensi dan observasinya tidak boleh


mengganggu kegiatan utama.

 Metode dan tekniknya tidak boleh terlalu dipaksakan, baik dari


segi kemampuan maupun waktunya

 Metodologi yang digunakan harus direncanakan secara cermat,


sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis
yang dapat diuji di lapangan

 Permasalahan yang dipilih harus benar-benar nyata, menarik,


mampu ditangani, berada dalam jangkauan kewenangan
peneliti dan masyarakat untuk melakukan perubahan.

 Peneliti harus tetap memegang etika dan tatakrama penelitian


dan rambu-rambu yang berlaku umum.

 Kegiatan riset aksi merupakan kegiatan berkelanjutan (on-


going), jika perlu dilakukan untuk beberapa siklus, sampai
tindakan perbaikan benar-benar dapat dilakukan.
Jenis Penelitian Tindakan
Partisipatory Action Research
 Biasanya dilakukan sebagai strategi
transformasi sosial yang menekankan pada
keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki
program, dan analisis problem sosial berbasis
masyarakat.

 Disini suatu rekayasa untuk perubahan sosial


direncanakan, kemudian dilakukan, diamati
dan dievaluasi/ dilakukan refleksi setelah
berjalan selama jangka waktu tertentu.
Critical Action Research
 Biasanya dilakukan oleh kelompok yang secara
kolektif mengkritisi masalah praksis, dengan
penekanan pada komitmen untuk bertindak
menyempurnakan situasi, misal hal-hal yang
terkait dengan ketimpangan jender atau ras.

 Kelompok peneliti masuk dan bergabung


dengan kelompok sasaran, untuk mengetahui
lebih dalam berbagai hal yang menjadi fokus
riset aksi, sambil melakukan tindakan yang
telah direncanakan bersama kelompok
sasaran.
Classroom Action Research
 Biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau
sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan
pada penyempurnaan atau peningkatan proses
dan praksis pembelajaran.

 Guru merencanakan perubahan yang akan


dilakukan bersama dengan para siswa,
bersama observer lainnya (jika ada) sambil
melakukan observasi, dan proses belajar
berlangsung sesuai dengan jadwal belajar
seperti biasanya.
Institutional Action Research
 Biasanya dilaksanakan oleh pihak manajemen
atau orgnisasi untuk meningkatkan kinerja,
proses dan produktivitas dalam suatu lembaga.
Intinya juga tindakan yang berupaya
memecahkan masalah-masalah organisasi atau
manajemen melalui pertukaran pengalaman
secara kritis.

 Riset aksi dilakukan bersama konsultan yang


memiliki keahlian di dalam melakukan
tindakan perubahan dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi atau
manajemen
Karakteristik Riset Aksi
 Riset aksi itu sifatnya situasional, terkait dengan
pemecahan masalah dalam konteks tertentu, dan
masalah yang dipecahkan terkait langsung dengan
kehidupan sosial kelompok sasaran yang diteliti.

 Riset aksi merupakan upaya kolaboratif antara


peneliti dengan kelompok sosial yang menjadi
obyek riset, untuk secara bersama memecahkan
masalah yang ada di kelompok sasaran tersebut.

 Riset aksi bersifat self-evaluatif, kegiatan


modifikasi dari praksis secara kontinyu, dievaluasi
dalam situasi yang terus berjalan, yang akhirnya
dilakukan perbaikan dalam praktek nyata.
 Riset aksi bersifat luwes dan menyesuaikan,
sehingga prosedurnya cocok untuk situasi sosial
yang sedang berjalan, yang kadang memiliki
masalah-masalah yang kompleks

 Riset aksi terutama memanfaatkan data


pengamatan dan perilaku empirik, untuk melihat
ada kemajuan atau tidak, sementara prosesnya
terus berjalan.

 Keketatan ilmiah Riset aksi memang agak


longgar, sebagai antitesis dari desain riset
eksperimental yang ketat. Sifat sasarannya
situasional-spesifik, untuk memecahkan masalah
praksis. Temuan-temuannya tidak dapat
digeneralisasi, namun pengumpulan data dan
cara mengolahnya secermat mungkin dengan
keteguhan ilmiah.
Kurt Lewin:

Planning

Reflecting Acting

Observing
Disain Penelitian Tindakan Model
Kemmis & Taggart
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan
 Penetapan Masalah Penelitian
 Perencanaan Tindakan:
a. Implementasi tindakan Hipotesis Tindakan
b. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
c. Persiapan Tindakan
 Observasi/Pelaksanaan Tindakan:
a. Pelaksanaan Tindakan
b. Observasi dan Interpretasi
c. Diskusi Balikan
 Analisis dan Refleksi
a. Analisis Data
b. Refleksi
 Perencanaan Tindak Lanjut
Monitoring dalam penelitian tindakan
 Objek monitoring:
Perubahan apa saja yang telah terjadi dalam proses?
Perubahan apa saja yang telah terjadi dalam hasil belajar?

 Teknik dan alat monitoring:


Pedoman pengamatan
Tes
Catatan lapangan dan Anecdotal Records
Analisis dokumen
Kartu
Portfolio
Angket dan wawancara
Perekaman suara/gambar
Sosiometri
Bukti dokumen
Slide
Observasi dalam penelitian tindakan

 Observasi Peer
(Pengamatan sejawat)
 Supervisi Klinis
 Observasi terstruktur
Analisis dalam penelitian tindakan kelas
A. Kerangka kerja analisis (Diuraikan
1. Validasi hipotesis
2. Interpretasi dengan acuan teori
3. Tindakan untuk perbaikan
B. Koleksi data
C. Validasi hipotesis
D. Interpretasi
E. Tindakan/Implementasi (makna data, rencana
strategi, monitoring/evaluasi)
Validasi Hipotesis

 Dengan menggunakan teknik yang


sesuai:
a. Saturasi = apakah tidak ditemukan
lagi data tambahan
b. Triangulasi= informasi “segitiga”
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(R & D)
Adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini bersifat longitudinal.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan


penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Langkah-langkah R & D

Potensi dan Pengumpulan


Desain Produk Validasi Desain
Masalah data

Ujicoba Pemakaian Ujicoba Produk Revisi Desain


Revisi Produk

Revisi Produk Produksi Masal


Penyusunan Proposal (Kuantitatif)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan Masalah
4. Rumusan Masalah
5. Manfaat Penelitian:
a. Teoretis (keilmuan)
b. Praktis (tempat, responden)
B. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
1. Kajian Teori/Konsep (Selalu dirumuskan sintesa teori dari
masing-masing variabel)
2. Kerangka Teoretik
3. Hipotesis Penelitian (Hanya H1 atau Hipotesa Kerja)

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tujuan Operasional Penelitian (sesuai rumusan masalah)
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3 Metode Penelitian (Jelaskan alasannya)
4. Populasi dan Sampel (Sertakan teknik sampling yang
digunakan)
5. Instrumen (Buat sesuai Variabel Penelitiannya, yaitu Y, X1,
dan X2) terdiri dari:
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional + Indikator
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
d. Pengujian Validitas dan Perhitungan Reliabilitas.
6. Teknik Pengumpulan Data (Uraikan langkah-langkah
penelitiannya)
7. Teknik Analisis Data
a. Uji Prasyarat Analisis (Gunakan Uji
Normalitas Populasi Galat Taksiran
(Liliefors), Regresi Linear, dan Uji
Homogenitas Varians)
b. Uji Hipotesis (Sesuaikan dengan rumusan
masalah, skala pengukuran, dan
disain penelitian)
1) Rumus Uji Hipotesis (Uji korelasi
sederhana + uji parsial, Uji
Keberartian regresi, dan
Uji Signifikansi (uji-t)
2) Hipotesis Statistik (H0 dan Ha)

DAFTAR PUSTAKA
Penyusunan Proposal (Kualitatif)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Fokus Penelitian
3. Rumusan Masalah/Pertanyaan Penelitian
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian:
a. Teoretis (keilmuan)
b. Praktis (tempat, responden)
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori/Konsep sesuai fokus penelitiannya

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Setting Penelitian (kondisi lokasi/letak geografis, tempat
penelitian, waktu, dan gambaran awal penelitian
sebagai hasil studi penjajagan/grand tour observation
diuraikan dengan jelas dan lengkap termasuk peta
lokasi/gambaran tempat/foto-foto awal studi penjajagan)
2. Metode Penelitian (Jelaskan alasannya)
3. Sumber Data/Key Informan
4. Instrumen Penelitian (Jelaskan instrumen penelitian yang
digunakan dan bagaimana penggunaannya di lapangan)
5. Langkah-langkah Penelitian (uraikan mulai peneliti
menjadi partisipan/instrumen sampai proses pengolahan
data/informasi)
6. Teknik Pengolahan Data (Jelaskan prosedur pengolahannya)
7. Kredibilitas Keabsahan Data

DAFTAR PUSTAKA
CATATAN:

BEBERAPA MODEL RISET TERBARU DAN SEGERA


DISOSIALISASIKAN DI PPs. UNJ AKAN DISUSULKAN
DALAM BENTUK PEDOMAN PENULISAN TESIS YANG
HARUS DIMILIKI MAHASISWA.

ANTARA LAIN:
PENELITIAN EVALUASI PROGRAM/KEBIJAKAN
PENELITIAN TINDAKAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL
PENELITIAN EKSPERIMENT
“Jika Anda tidak berusaha
melakukan sesuatu
melampaui apa yang telah
Anda kuasai saat ini, Anda
tidak pernah akan tumbuh”

Ralph Waldo Emerson

Anda mungkin juga menyukai