Anda di halaman 1dari 9

Metode Pengambilan

Sampel 2B-TOI

Anggota :
Arse Pran M (221364035)
Fathin Huwaida A (221364043)
Maulida Nur H (221364050)
Runi Destian A (221364059)
PENDAHULUA
N
You can enter a subtitle here if you need it
Definisi

 Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-
cara pengambilan sampel. Salah satu Teknik sampling yakni sampling sistematis.
 Sampling sistematis adalah suatu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yang
dipilih secara acak sedang unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut
suatu pola tertentu. Teknik sampling ini termasuk non probability sampling yang mana
tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan
anggota sampel.
 Pada sampling sistematik ditentukan bahwa dari seluruh subyek yang dapat dipilih,
setiap subjek nomor ke-sekian dipilih sebagai sampel. Bila ingin diambil 1/n dari
populasi, maka tiap pasien ke-n dipilih sebagai sampel (secara berurutan). Jadi sampel
diambil berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Syarat
TERSEDIA DATA
02 KERANGKA
SAMPEL

POPULASI POPULASI
01 HARUS BESAR
03 BERSIFAT
HOMOGEN
KARAKTERISTIK
Interval Tetap
Dapat diukur dalam unit waktu, kejadian, atau elemen-elemen lain dalam populasi. Misalnya, setiap
5 jam, setiap 10 barang, atau setiap 3 orang.
Metode Struktural
Bersifat terstruktur dan sistematis. Prosedur pengambilan sampel telah ditentukan sebelumnya dan diikuti secara
ketat. Ini memastikan keseragaman dalam pengambilan sampel.
Kemudahan Penerapan
Relatif mudah diterapkan dan memungkinkan pengambilan sampel dalam waktu yang relatif singkat.
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti aturan interval yang sudah ditentukan.
Representatif Jika Pola Populasi Teratur
Jika pola populasi memiliki urutan atau pola tertentu yang teratur, dan interval sampling dipilih dengan benar,
sampel yang diambil dapat mewakili populasi dengan baik. Namun, teknik ini cenderung bias jika ada pola dalam
populasi yang sejajar dengan interval sampling.
Keterbatasan Pada Pola Populasi
Jika populasi tidak memiliki pola teratur atau interval sampling dipilih dengan tidak tepat, hasil sampling dapat
menjadi tidak representatif
Resiko Bias
Jika ada pola atau siklus dalam populasi yang sejajar dengan interval sampling, teknik ini dapat menyebabkan
bias sistematis.
Membutuhkan Pengaturan yang Teliti
Penting untuk memilih interval yang tepat dan memastikan bahwa interval tersebut tidak memicu bias atau pola tertent
dalam sampel. Pemilihan interval yang acak, meskipun tetap, dapat membantu mengurangi risiko bias.
Langkah-langkah
Tentukan populasi dan Tentukan K (kelas interval), K = N/n,
susun sampling frame dengan N = jumlah populasi dan n = ukuran
sampel

Tetapkan jumlah sampel Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas
yang akan diteliti interval tersebut secara acak

Mulailah mengambil sampel dimulai dari


angka atau nomor awal yang terpilih, dan
nomor interval berikutnya hingga
memenuhi jumlah sampel.
Kelebihan dan Kekurangan

KELEBIHAN

• Cara ini lebih cepat dan lebih mudah pelaksanaannya daripada cara-cara lainnya karena hanya satu
kali menggunakan angka acak/random dan selebihnya mengikuti interval saja.
• Memungkinkan untuk mengambil sampel di lapangan dengan tanpa harus menggunakan kerangka
sampel.
• Sampel yang diperoleh cenderung lebih merata, sehingga kemungkinan besar menghasilkan sampel
yang lebih representatif dan lebih efisien.

KEKURANGAN
• Jika urutannya tidak sepenuhnya acak, maka variasi dari populasi tidak dapat diduga secara tepat.
• Jika populasi memiliki pengulangan karakteristik yang relatif tetap (dan kebetulan sama dengan
interval yg digunakan) maka sampel akan menjadi seragam.
CONTOH KASUS DAN
PEMBAHASAN
N0 Sampel Terpilih Contoh kasus
Diketahui = populasi mahasiswa 150 (N)
1 6 sampel 10 (n)
Maka :
2 21 • Kelas interval (K) = N/n
= 150/10 = 15
3 36
• Pilih sampel pertama antara 1-15, misalnya kita pilih
4 31 angka 6.
• Maka sampel pertama dimulai dari anggota populasi
5 66 ke 6.
• Sampel ke 2 = 6+K = 21
6 81 • Sampel selanjutnya = sampel sebelumnya + K
7 96

8 111

9 126

10 141

Anda mungkin juga menyukai