Terbukanya akses Informasi Risiko ‘hoax’ 🡪 Rasa takut yang berlebihan karena terlalu
banyak informasi (Ali Aulia UNICEF), tidak menghabiskan
waktu di depan layar.
Pembelajaran ▪ Metode BDR (Belajar dari Rumah) menyulitkan (tidak
ada bimbingan, potensi kecurangan, mekanisme tugas,
dll...)
*BDR (Belajar Dari Rumah) ▪ Fasilitas pedukung BDR yang minim
▪ Orang tua jadi pengganti guru 🡪 tekanan/stres
tambahan 🡪 potensi kekerasan meningkat
Kehilangan ▪ Orang yang dikenal/dicintai
▪ Kehilangan kesempatan penting yang sudah direncanakan
(perpisahan/kelulusan/dll...)
Pengawasan orang tua Semakin berkurang terhadap penggunaan gawai, internet
maupun aktivitas sekitar rumah 🡪 Meningkatkan potensi
kekerasan
JAJAK PENDAPAT OLEH UNICEF MELALUI
PESAN INSTAN DAN SMS:
33.000 tanggapan dari remaja di 34 provinsi
▪ 1 dari 10 pernah mengalami kekerasan di rumah.
▪ 57% menghadapi masalah ekonomi karena pekerjaan orang tua
terdampak.
▪ 62% dari siswa yang belajar daring mengatakan mereka akan
memerlukan bantuan dengan akses internet serta bimbingan guru untuk
menavigasi pembelajaran daring, jika pandemi berlanjut.
Penelitian WVI terhadap lebih dari 3.000 anak mewakili
30 Provinsi di Indonesia: fokus pada mendengarkan
perspektif anak-anak termasuk mereka yang berasal dari
kelompok yang paling rentan. Penelitian ini berlandaskan
pada pendekatan Child Rights-Based Approach atau
Konvensi Hak Anak yang mendorong pemenuhan hak-
hak dasar, perlindungan anak dan memberi kesempatan
anak memberikan pandangannya.
PERTANYAAN 1:
Bagaimana COVID-19 memengaruhi pengalaman kehidupan anak-
anak dengan melihat kebutuhan dan masalah paling mendesak yang
dapat diidentifikasi anak-anak selama menjaga jarak?
PERTANYAAN 2:
Bagaimana harapan anak-anak dan remaja dalam pelayanan dan
informasi yang diterima oleh anak-anak selama jaga jarak?
Temuan
1. Tantangan BDR(Belajar Dari Rumah).
2. Kebutuhan dukungan psikososial dan kelompok
minoritas berisiko mengalami kekerasan relasi.
3. Dampak ekonomi keluarga dan keterbatasan akses
perlindungan sosial.
4. Media daring sebagai sarana informasi COVID-19
namun penggunaannya minim pengawasan ortu dan
berpotensi mendapatkan info ‘hoax’.
37%
responden tidak dapat mengatur
waktu belajar
30%
responden kesulitan memahami
pelajaran
21%
responden tidak memahami
instruksi guru
PENGAWASAN ORANG TUA
TERHADAP PENGGUNAAN INTERNET
Lanjutan
Mengapa Remaja Perlu
Memiliki Resiliensi?
Mengenal Resiliensi
Resiliensi merupakan kemampuan untuk tetap kuat, sehat dan tangguh setelah
sesuatu yang buruk melanda hidup.
1 Apakah Anda merasa takut dan sering merasa tidak memiliki apa-apa?
2 Apakah Anda sering merasa marah dan frustasi
3 Apakah Anda sering mengalami gangguan tidur
4 Apakah Anda sering mengalami gangguan makan atau sebaliknya?
5 Apakah Anda sering merasa bersalah dan menyesal?
6 Apakah Anda sering berpikir merasa bodoh dan tidak bisa melakukan apa-apa?
Cerdas Emosional
SELF CARE
KELOLA EMOSI KELOLA HUBUNGAN
(MERAWAT DIRI)
• Relaksasi otot • Berpikir positif • Tetap jaga hubungan walau taat
• Relaksasi pernapasan. • Bernapas dalam jaga jarak (keluarga & teman)
• Yakin pada diri • Gunakan teknologi secara tepat.
• Selalu tenang.