Anda di halaman 1dari 37

PERENCANAAN

KELUARGA
KELOMPOK 5
IKMILUL KHOIROH 17210155
AWWALUL FADHILAH 17210184
IBRAHIM MUNIB 17210080
Status Peran

Tanggung
Jawab
Peran dan Tanggung Jawab suami istri dalam
keluarga
 Berbagi peran tradisional domestik secara fleksibel
sehingga dapat dikerjakan Siapa saja yang memiliki
kesempatan dan kemampuan di antara anggota keluarga
tanpa memunculkan diskriminasi gender.

 Memposisikan sebagai istri sekaligus ibu, teman dan


kekasih bagi suami, Demikian pula menempatkan suami
sebagai bapak, teman, kekasih yang keduanya sama-sama
membutuhkan perhatian, kasih sayang, perlindungan,
motivasi dan sumbang saran serta sama-sama memiliki
tanggung jawab untuk saling memberdayakan dalam
kehidupan social, spiritual, dan juga intelektual.
Lanjutan…

 Menjadi teman diskusi, bermusyawarah dan saling mengisi


dalam proses peran pengambilan keputusan.
Manajemen Keuangan
Keluarga
Sandang

Tersier Pangan

Sekunder Papan
Manfaat
Pemenuhan kebutuhan
ekonomi anggota keluarga.

Stabilitas kehidupan
ekonomi keluarga.

Pertumbuhan ekonomi
keluarga.
Aspek
Sumber dan besarnya pendapatan keluarga.

Jenis dan besarnya pengeluaran.

Tabungan.

Pencatatan dan monitoring.

Kebiasaan bermusyawarah dalam keluarga.


Sumber dan besarnya
pendapatan keluarga

Dari mana?

Berapa besar?
Jenis dan besarnya
pengeluaran
Mutlak

Penting

Perlu

Kurang
Perlu
Tabungan

Sadar

Hasil
Terus-
menerus
Pencatatan dan monitoring

•Apakah Ada
penyimpangan?
Realita Rencana
•Seberapa Jauh
Penimpangan?
•Mengapa Terjadi?
Tidak •Bagaimana
Menyimpang
Memperbaikinya?
Kebiasaan bermusyawarah
dalam keluarga
Merencanakan

Mengevaluasi

Memperbaiki

Mencari Solusi
Reproduksi Sehat Dalam
Keluarga

Fisik

Mental

Sosial
Tolak Ukur
Mengurangi tingkat kematian anak.

Mengurangi tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun hingga dua-


pertiga tahun.

Meningkatkan Kesehatan Ibu.

Mengurangi rasio kematian Ibu hingga 75% dalam proses melahirkan.

Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya.

Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS dan gejala malaria


dan penyakit berat lainnya.
Hak-Hak Reproduksi
Hak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.

Hak mendapatkan informasi mengenai kesehatan


reproduksi secara lengkap.

Hak mendapatkan pelayanan Keluarga Berencana


(KB) sesuai dengan pilihannya.

Hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang


dibutuhkannya.
Lanjutan…

Hubungan suami isteri didasari oleh sikap saling


menghargai.

Hak mendapatkan informasi secar mudah mengenai


penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS remaja.

Laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama


untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan.

Perempuan mempunyai hak untuk bebas dari perlakuan


buruk dalam kehidupan reproduksinya.
Keluarga Berencana (KB)
KB adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
mengontrol jumlah kelahiran agar anak yang
lahir disambut dengan bahagia dan syukur
dengan menggunakan alat pencegah
kehamilan.
KB dapat mencegah beberapa
hal:
O Kehamilan terlalu dini
O Kehamilan terlalu tua
O Kehamilan terlalu dekat jaraknya
O Terlalu sering hamil dan melahirkan
KB dititik beratkan kepada perencanaan,
pengaturan dan pertanggung jawaban orangtua
kepada anggota keluarganya, supaya secara
mudah dan sistematis dapat mewujudkan suatu
keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
warahmah. Maka dari itu diperlukan berbagai
cara dan upaya agar dalam kegiatan hubungan
suami istri tidak menjadi kehamilan.
ABORSI
Aborsi menurut Bahasa “abortus” berasal
dari Bahasa latin yang berarti gugur
kandungan atau keguguran, dalam Bahasa
Arab, aborsi disebut al-Ijhadh. Dalam
istilah fikih, penggunakan kata ijhadh
tidak keluar dari makna bahasa yaitu
menggugurkan kandungan yang kurang
kejadiannya atau kurang masanya
Aborsi ada 2 macam
O Aborsi spontan (abortus spontaneus)

O Abortus provokatus
Aborsi spontan (abortus
spontaneus)

yakni aborsi tidak sengaja bisa terjadi


karena penyakit syphilis, demam
panas yang hebat, penyakit ginjal,
TBC, kecelakaan dan lain
sebagainya.
Abortus provokatus, terbagi
menjadi 2:

1. Aborsi artifacial therapicus adalah


aborssi yang dilakukan oleh seorang
dokter atas dasar indikasi medis. Dengan
cara mengeluarkan janin sebelum
waktunya untuk menyelamatkan jiwa sang
ibu.
2. Aborsi provocatus criminalis, yaitu
pengguguran yang dilakukan tanpa
indikasi medis untuk meniadakan hasil
hubungan seks diluar perkawinan atau
mengakhiri kehamilan yang tidak
dikehendaki.
Aborsi menurut islam
Tidak ada perselisihan di antara ulama
fikih seputar pengharaman aborsi setelah
ditiupkannya ruh ke janin
Tetapi menurut Abbas Syauman dalam
bukunya Hukum Aborsi Dalam Islam,
hukum aborsi setelah peniupan ruh
kejanin yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup sang ibu sebaiknya
diperbolehkan dengan alasan
1. kemajuan teknologi yang sudah canggih
2. Kaidah-kaidah syar’iyyah (Apabila
antara dua kerusakan harus dipilih
maka hendaklah menjaga yang terbesar
diantara keduanya dengan melanggar
yang lebih ringan diantara keduanya)
Dampak psikologis aborsi
O Trauma

O Depresi
HIV-AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) suatu penyakit yang disebabkan oleh
Human Immunodeviciency virus (HIV) yang
menyerang system kekebalan tubuh yang
berakibat seseorang menjadi rentan terhadap
infeksi dan kanker, biasanya penyakit ini
menyerang dengan memanfaatkan
kesempatan ketika kekebalan tubuh
menurun.
Virus HIV dapat menular melalui jarum
suntik, transfusi darah, hubungan seksual
dan sebagainya.
Berikut dampak psikologis
penderita HIV-AIDS:

O Dikucilkan dari lingkungannya sehingga


merasa tidak nyaman.
O Penyesalan seumur hidup.
O Kehilangan kepercayaan diri.
O Kehilangan masa depan.
O Depresi.
O Ingin bunuh diri.
Contoh kasus
https://pekanbaru.tribunnews.com/2017/12/
03/kisah-perempuan-muda-idap-hiv-kiki-
awalnya-saya-berpikir-besok-mati?page=all
diakses pada 4 Oktober 2019 pukul 21:27.
Kasus ini terjadi di Dumai, Riau. Kiki seorang
wanita yang hidup dengan HIV-AIDS atau
disebut juga dengan ODHA. Suaminya juga
merupakan pengidap ODHA. Saat ini dia
merupakan seorang aktivis penggiat
penanggulangan HIV-AIDS di Riau. Kiki aktif di
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bahtera
yang merupakan perpanjangan dari Yayasan
Utama yang memiliki program pendampingan
kepada penderita HIV-AIDS di Riau. Pada kasus
ini Kiki dan suaminya berhasil mempunyai anak,
dan sebuah keajaiban bahwa anak mereka negatif
HIV.
Tetapi ia sudah tidak bisa mempunyai
keturunan lagi (distreril). Yang menjadi
masalahnya adalah ini. Karena pada saat
proses sterilisasi, Kiki tidak dimintai
persetujuannya melainkan suaminya yang
mempuat kesepakatan secara sepihak. Hal
itu yang menjadi beban terberat didalam
hidupnya karena menurutnya itu adalah
hak dia yang dirampas oleh suaminya
secara sepihak.

Anda mungkin juga menyukai