Anda di halaman 1dari 18

KONSELING KESEHATAN

"Konseling Kesehatan Klien di Rumah Tangga"


Pengertian Konseling Kesehatan
Klien di Rumah Tangga

pelayanan konseling yang


diberikan kepada klien di
rumahnya, yang bertujuan
menyembuhkan,
mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan fisik
mental/emosi klien.
Tujuan Konseling Kesehatan di
Rumah Tangga

Memberikan bantuan kepada klien


yang bemasalah dalam rumah
tangga
Mengentaskan permasalahan
dalam rumah tangga
Fungsi konseling kesehatan di rumah
tangga yang berpatokan pada fungsi
konseling itu sendiri

Fungsi Pemahaman
Fungsi Pencegahan
Fungsi Pengentasan
 Fungsi Pengembangan dan
Pemeliharaan
Ruang Lingkup Konseling Kesehatan
Klien di Rumah Tangga

 Hubungan dalam rumah tangga


 Kesehatan dalam rumah tangga
Kasus:
Anda adalah seorang klien perempuan menikah yang mengetahui bahwa suami
berselingkuh dengan perempuan lain. Akhir akhir ini anda mengalami keputihan. Suatu hari
anda datang ke klinik untuk konseling KB dan ingin bertanya tentang keputihan. Ketika
bertemu dengan konselor, anda kaget karena orang lalu lalang di sekitar ruang konseling
sehingga orang lain bisa mendengar pembicaraan dan pada saat konseling, pandangan
konselor tidak terfokus kepada anda. Konselor bercerita tentang staf petugas kesehatan
lainnya dan terlihat tidak mendengar apa yang anda katakana. Ketika anda katakan bahwa
ingin konseling KB, konselor hanya menanyakan usia dan jumlah anak. Dia sama sekali
tidak menanyakan hal lainnya bahkan tidak mendengarkan ketika anda menjelaskan bahwa
mengalami keputihan. Anda merasa bahwa konselor harusnya lebih tahu. Anda jadi merasa
bahwa masalah yang anda alami tidak penting, sehingga anda berhenti menjelaskan.
Konselor mengakhiri konseling sambil mengatakn bahwa pil KB yang terbaik untuk ada.
Anda sebagai klien dihadapkan pertanyaan berikut :

1. Apa yang anda rasakan selama konseling?


2. Apa yang membuatmu berpikir konselor tidak mendengarkanmu?
3. Apa yang anda rasakan ketika konselor tidak mendengarkan penjelasanmu?
4. Apa yang dapat konselor lakukan agar bisa lebih memahami kebutuhanmu
Klien Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT)
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bisa terjadi dimana saja, tanpa membedakan
culture,agama,ras,latar belakang pendidikan,dan sebagainya. Walaupun KDRT banyak
ditemukan, tetapi masyarakat banyak yang tidak mahu tahu bahkan menola untuk bersama-
sama mengatasi hal ini.
Berbagai jenis kekerasan yang kerap dialami oleh perempuan, terutama berada dekat
dengan lingkup rumah tangganya antara lain :

1. Perkawian di bawah Umur


Perkawinan di bawah umur, apalagi tanpa persetujuan, adalah bentuk pelanggaran hak asasi
manusia. Perkawinan usia dini cenderung diikuti dengan munculnya berbagai persoalan
kesehatan.kehamilan di usia dini ditambah dengan rendahnya tigkat pengetahuan reproduksi
dapat mengakibatkan penderitaan seumur hidup bagi perempuan dan mungkin juga anak-
anaknya.
2. Perkosaan
Perkosaan dapat terjadi dimana saja,termasuk di dalam keluarga.seorang istri jika menolak
keinginan suaminya dianggap bukan istri yang baik, bahkan ada pendapat bahwa perempuan
wajib melayani kebutuhan seks suaminya.
3. Pelecehan seksual
Di lingkungan rumah tangga jenis pelecehan seksual yang paling sering ditemukan adalah
antara seorang majikan kepada pembantunya. Para atasan ini menggunakan seks
sebagai alat kontrol perempuan. Jika mereka menolak akibatnya bisa beragam dari
penurunan kedudukan, penahanan gaji sampai ke pemecatan.
4. Pelacuran dan Perdagangan Perempuan
Banyak perempuan terperangkap dalam dunia pelacuran karena “dipaksa” orang
tua, suami bahkan pacar. Banyak juga terjadi akibat himpitan ekonomi. Dalam
perdagangan perempuan biasanya si perempuan tidak mengerti apa yang terjadi
dengan dirinya dan lebih menyedihkan lagi, sekali mereka masih dalam jaringan
perdagangan perempuan kemungkinan keluar sangatlah kecil.
5. KDRT dan Dukungan Pemerintah
Negara belum dapat mengakomodasi dengan baik persoalan yang banyak
dihadapi masyarakat. berikut ini adalah beberapa perangkat hukum dan kebijakan-
kebijakan yang menempatkan oerempuan sebagai warga kelas dua.
UU perkawinan no 1 tahun 1974 pasal 31 ayat 1 dan 2 berbunyi, “suami wajib melindungi
istrinya dan wajib memberikan segala sesuatu keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan
kemampuannya dan istri wajib mengatur urusan rumah tangga dengan sebaik-baiknya”.
UU perkawinan No. 1 tahun 1974 Pasal 31 Ay

at 3 yang berbunyi “suami adalah kepala rumah tangga dan istri adalah ibu rumah tangga”.
SK Menaker No. 7 tahun 1990 tentang upah. Perempuan tidak memperoleh tunjangan
keluarga karena didasarkan pada asumsi bahwa pekerja adalah laki-laki sehingga tunjangan
hanya diberikan kepada istri dan anak-anak. Pekerja perempuan dianggap lajang meskipun
secara real dia menikah dan mempunyai anak.
Dalam hukum positif di indonesia tidak ada pengaturan secara explisit menjelaskan tentang
KDRT. Akibatnya jiak terjadi KDRT banyak instansi yang terkait seprti polisi, dokter/rumah
sakit kurang membantu menyelesaikan masalah KDRT tersebut
DAFTAR PUSTAKA
• Bernett and Schuller. Meeting The Needs of Young Clients : A Guide to Proceeding
Reproductive Health Service to Adolescents Research Triangle Park. New York : FHI,
2000
• Engender Health. Comprehensive the Post Abortion Client : A Training Curriculum.
New York: Ender Health, 2003.
• Engender Health. Integration of HIV / STI Prevention, Sexuality, and Dual Protection
in Family Planning Counseling: Arranging Manual Working Draft Vo. 2 Handout. New
York : Engender Health, 2002.
• Family Care International (FCI). Sexual and Reproductive Health: Briefing Cards.
New York : FCI, 2000.
• IWHC. Comprehensive Counseling for Reproductive Health : An Integrated
Curriculum. Participant’s Handbook. New York : IWHC, 2003.
• Joseph A Devito. Komunikasi Terapeutik Antar Manusia : Edisi V. Harper Collins
Publisher Inc., 1996.
• Keer, Peter. Prevention HIV / AIDS Counseling Module. 1992
• Modul Pelatihan Keterampilan Komunikasi Interpersonal / Konseling (KIP / K).
Bandung 2002.
• Population Council. Improving Reproductive Health : International Shared
Experience. Jakarta : Population Council, 1998.
.
• Rimehart, W., Rudy, S., and Drennan M. GATHER Guide to Counseling – Population
Reports. Baltimore : JHU, Population Program, 1998.
• Stuart & Sundeen, Principles & Practice of Psychiatric Nursing. CV Mosby Company,
1998.
• United Nation (UN). Report of The International Conference of Population and
Development. New York : UN, 1994.
• World Heakth Organization (WHO). Information and Counseliing for Patient in
Complication Abortion : Technical and Managerial Guidelines for Prevention and
Treatment. Geneva : WHO, 1995.
• WHO. Violence Against Women : Fact Sheets. Geneva : WHO, 2000.
• http;//www.who.int/inf-fs/en/fact239.html
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai