Kuliah 12 Sistem Perkawinan
Kuliah 12 Sistem Perkawinan
kuliah 12 DAN 13
SISTEM PERKAWINAN
1. BERKERABAT
DEKAT (INBREEDING)
Pengantar
Alasan menggunakan sistem perkawinan, yaitu:
1. menghasilkan turunan dengan nilai
pemuliaan yang ekstrim dalam upaya
meningkatkan derajat perubahan genetik,
2. untuk memanfaatkan pengaruh
komplementari (saling melengkapi), dan
3. untuk memperoleh hibrid vigor.
5/5/2013
Sistem perkawinan pada ternak dibagi
dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Inbreeding (biak-dalam)
2. Outbreeding (biak-luar)
5/5/2013
1. Biak-dalam (inbreeding) didefenisikan
sebagai perkawinan antar ternak yang
memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat
dari rata-rata kekerabatan dalam populasinya.
Sistem ini sering dihindari karena berkaitan
dengan munculnya cacat genetik, dan secara
keseluruhan menurunkan vigor dan
performannya.
5/5/2013
Pengaruh genetik biak-dalam adalah
meningkatnya homozigositas dan sekaligus
menurunkan heterozigositas.
Laju peningkatan homozigositas tergantung
pada seberapa dekat kekerabatan antara kedua
tetuanya.
Biak-dalam tidak meningkatkan jumlah alel
resesif dalam satu populasi, tapi hanya
menjadikannya semakin jelas melalui
peningkatan homozigositas.
5/5/2013
Biak-dalam jika dilakukan bersama dengan
seleksi, dapat meningkatkan keseragaman
penotipik dalam satu galur inbred untuk sifat-
sifat kualitatif (seperti: warna bulu dan
tanduk).
Sebaliknya untuk sifat-sifat kuantitatif seperti
ukuran dan vigor yang dipengaruhi oleh
banyak pasang gen.
5/5/2013
Peningkatan biak-dalam berhubungan dengan
kemunduran pada sifat-sifat yang berkaitan
dengan ketegaran fisik, seperti: fertilitas,
keindukan, daya hidup, dan tingkat
pertumbuhan.
5/5/2013
Biak-dalam dapat digunakan untuk:
1. menentukan nilai genetik nyata dari satu
individu, terutama jika bisa
mengawinkan satu pejantan dengan 23 –
35 ekor anak betinanya.
2. seleksi terhadap gen resesif yang
memiliki nilai ekonomi penting.
3. Biak-dalam digunakan hanya untuk
memproduksi bibit ternak.
5/5/2013
Penggunaan biak-dalam yang paling praktis
saat ini adalah untuk membangun galur untuk
keperluan persilangan.
5/5/2013
Koefisien Biak-Dalam dan
Koefisien Kekerabatan
1. Koefisien biak-dalam
Pada umumnya, koefisien biak-dalam suatu
individu adalah ½ dari koefisien
kekerabatan individu tersebut dengan
tetuanya. Jadi, perhitungan koefisien biak-
dalam pada dasarnya adalah mengalikan
koefisien kekerabatan dengan ½.
5/5/2013
Membuat diagram panah dari silsilah
1. Ganti nama individu yang dipertanyakan
dalam silsilah dengan X
2. Ganti nama pejantan dengan S dan nama
induk dengan D
3. Ganti semua nama lain dalam silsilah
dengan angka-angka (1, 2, 3, dst), tulis
angka yang sama apabila suatu nama
muncul lebih dari satu kali.
4. Buat anak panah dari S ke X dan dari D ke
X, arahkan anak panah selalu mengarah ke
X.
5/5/2013
5. Tempatkan moyang bersama pertama. Moyang
bersama adalah adalah individu yang muncul
pada kedua garis bapak dan induk.
6. Buat anak panah dari moyang bersama ke S
dan D, dengan melalui moyang antara dan anak
panah ini mengarah dari moyang bersama ke S
dan D.
7. Tempatkan semua moyang bersama lainnya dan
buat anak panah dengan cara yang sama dari
moyang bersama ke S dan D. Nomor setiap
moyang bersama hanya muncul sekali pada
diagram panah ini.
8. Siap untuk dilakukan penghitungan
5/5/2013
Perhatikan contoh silsilah berikut:
2
1 3
S 1
4
X 6
1 2
D 3
5 7
8
Ilmu Pemuliaan Ternak; Dr. Sarbaini Anwar, MSc 5/5/2013
Perobahan dari silsilah menjadi diagram
panah, perhatikan dengan baik:
4
S
X 1
FX 1 / 2 [(1 / 2) (1 FA ) n
Dimana:
Fx = koefisien biak-dalam individu X
n = jumlah panah yang menghubungkan S dan D
melalui moyang bersaama
Fa = koefisien biak-dalam moyang bersama
5/5/2013
(2). Jika moyang bersama tidak inbred, maka
koefisien biak-dalam dihitung dengan rumus
(2) berikut:
FX 1 / 2 [(1 / 2) ] n
Dimana:
FX
= koefisien biak-dalam individu X
n = jumlah anak panah yang menghubungkan S dan
D melalui moyang bersama
S
2
X
1
D
X 1
D
atau dapat digambarkan menjadi garis lurus
X S (1) 1 (2) D X
5/5/2013
Moyang bersama dalam silsilah ini adalah
individu 1 (karena individu ini muncul pada kedua
S dan D dari individu X).
Pada diagram panah memperlihatkan hanya ada
satu jalur dari 1 ke X melalui S dan satu melalui
D.
Beri nomor anak panah yang berasal dari S
melalui moyang bersama 1, ke D.
Anak panah yang berasal dari X ke S dan D tidak
dihitung (diabaikan).
Jumlah anak panah yang menghubungkan S dan
D dengan moyang bersama adalah 2 (sama
dengan n dalam rumus).
5/5/2013
Koefisien biak dalam individu X =
FX 1 / 2 [(1 / 2) ] n
2
1 / 2(1 / 2)
=
= ½ (1/4)
= 1/8 = 0,125 = 12,5%
Artinya:
Peningkatan biak dalam sebesar 12,5% berarti
telah terjadi penurunan heterozigositas
sebesar 12,5% dibanding tetua yang bukan
inbred.
5/5/2013
b. Perkawinan saudara kandung
Perhatikan diagram berikut
1 S 1
S
X 2 X
1
D D 2
2
5/5/2013
c. Perkawinan tetua dengan turunan
Perhatikan diagram berikut:
1
S
2 S
1
X S X
2
D D
3 FX 1 / 2 [(1 / 2) ]n
X S 1 D X
Jadi koefisien biak dalam X =
5/5/2013
d. Perkawinan bapak dengan anak betina: bapak adalah inbred
Perhatikan diagram berikut
4
1
S 5
X 4 1 4
2
5 S
4 2 5
1 X
S 5
D 4 D
2
5
5/5/2013
Untuk menghitung koefisien biak-dalam individu X
gunakan rumus:
FX 1 / 2 [(1 / 2) n (1 Fa )