Anda di halaman 1dari 25

Sanitasi Lingkungan

Rachmawati Noviana Rahayu,S.Si.M.Si


Konsep Sistem Sanitasi
• Sanitasi, menurut Compedium for Sanitation System and Technology
Proses multi-langkah, dimana terdapat berbagai jenis limbah dikelola dari
titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau
pemrosesan akhir.

• Sistem Sanitasi, berbagai jenis produk mengalir melalui sistem yang terdiri
dari berbagai tahapan. Masing-masing tahapannya disebut sebagai
kelompok fungional, sebab memiliki teknologinya masing-masing dengan
pengelolaan yang spesifik.

• Kelompok fungsional ini dapat berupa pengumpulan, pengangkutan,


penyimpanan sementara, pengolahan dan pemanfaatan kembali
Konsep Sistem Sanitasi
Pemetaan Sistem Sanitasi
• Pemetaan diperlukan untuk mengetahui
keunggulan dan kelemahan sistem sanitasi.

• Konsep Peta Sistem Sanitasi :


1.Produk
2.Kelompok Fungsional
3.Pilihan Teknologi
• Konsep Peta Sistem Sanitasi :
1.Produk
• Beberapa produk dihasilkan dari kegiatan manusia (urine, tinja,
penggelontoran WC, pembilasan cucian, pembuangan sampah dll)

2.Kelompok Fungsional
• Terdapat lima kelompok fungsional dalam sistem sanitasi, diantaranya :
a.Pembuangan (User Interfaces)
b.Pengumpulan & Penampungan dan/atau Pengolahan Awal
c.Pengangkutan/Pengaliran
d.Pengolahan Akhir Terpusat (Semi)
e.Daur ulang dan/atau Pemrosesan Akhir

3.Pilihan Teknologi
• Teknologi yang digunakan dalam satu kelompok fungsional
Teknik Pengelolaan
Air Limbah
Sanitasi Sistem Setempat (On-Site)
• Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas
tanah yang dimiliki
• Fasilitas yang umumnya merupakan fasilitas sanitasi individual
• Jarak sumur dengan bidang resapan lebih dari 10 meter
• Penempatan sanitasi on-site baik digunakan kepadatan ˂ 100
orang/ha
• Pada sistem on-site ada dua jenis sarana yang dapat diterapkan :
• Sistem Individual
• Sarana yang digunakan adalah septic dengan beberapa jenis
pengolahan lanjutan efluennya :
• Bidang resapan, Small bore sewer, Evapotranspirasi, Filter
• Sistem Komunal
• Limbah akan diangkut secara teknologi transportasi kemudian
diolah di IPLT
Sanitasi Sistem Terpusat (Off-Site)
• Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada diluar
persil atau dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang
menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari
rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke
IPAL
• Digunakan pada kawasan dengan kepadatan ˃ 100
orang/ha
• Sanitasi sistem terpusat bertujuan untuk menurunkan kadar
pencemar di dalam air buangan
(melalui pengolahan fisik, biologi, kimia)
Teknik Pengelolaan
Sampah
Aspek Teknis Operasional
1.Penimbulan
• Jumlah timbulan sampah perlu diketahui, agar pengelolaan
persampahan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien
• Jumlah timbulan sampah akan berhubungan dengan elemen-
elemen pengelolaan sampah antara lain :
• Pemilihan peralatan (wadah, alat pengumpulan dan pengangkutan)
• Perencanaan rute pengangkutan
• Fasilitas daur ulang
• Luas dan jenis TPA
• Densitas Sampah adalah berat sampah yang diukur dalam
satuan kilogram dibandingkan dengan volume sampah
(kg/m3)
• Densitas sampah penting untuk menentukan jumlah timbulan
sampah, menentukan luas lahan TPA yang diperlukan
• Faktor penting dalam timbulan sampah
• Reduksi di sumber sampah
• Recycling
• Kebiasaan masyarakat
• Peraturan
• Kondisi
• Ukuran yang digunakan untuk timbulan sampah
adalah berat dan volume
• Berdasarkan berat (ton, kg)
• Berdasarkan volume (liter, m3)
• Satuan atau unit timbulan
• Perumahan (l/capita.day ; kg/orang/hari)
• Komersil (l/capita.day ; kg/orang/hari)
• Industri (l/waste/product/day)
• Jalan (l/panjang jalan)
Metode Pengukuran Timbulan Sampah
• Load-Count Analysis
• Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA
dihitung dengan mencatat volume, berat, jenis angkutan dan
sumber sampah kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota
selama periode ttn
• Weight-Volume Analysis
• Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA
dihitung dengan mencatat volume dan berat sampah kemudian
dihitung jumlah timbulan sampah kota selama periode ttn
• Material-Balance Analysis
• Metode ini lebih baik menghasilkan data untuk sampah rumah
tangga, industri, dan material balance juga diperlukan untuk
program daur ulang
Aliran Kesetimbangan Bahan
Aliran Keseimbangan Bahan
2.Penanganan
• Penanganan Penggeloalan Sampah
(Pemisahan, Penyimpanan dan Prossesing di Tempat)
• Wadah sampah individual (disumber) disediakan oleh setiap penghasil
sampah sendiri sedangkan wadah komunal disediakan oleh pengelola
atau pihak swasta.
• Spesifikasi wadah memudahkan dalam operasionalnya,
• Tidak permanen,
• Higienis
• Lebih baik ada pemisahan antara sampah basah dan sampah kering
• Pengosongan sampah individual dilakukan paling lama 2 hari sekali
sedangkan untuk wadah komunal harus dilakukan setiap hari
3.Pengumpulan
• Pengumpulan Sampah dilakukan secara langsung dan tidak
langsung
• Langsung, dengan alat angkut (untuk sumber sampah besar atau
daerah yang memiliki kemiringan yang cukup tinggi)
• Tidak Langsung, dengan menggunakan gerobak (untuk daerah
teratur) secara komunal oleh masyarakat sendiri (untuk daerah tidak
teratur)
• Penyapuan jalan diperlukan pada daerah pusat kota seperti :
ruas jalan protokol, pusat perdagangan, taman kota dll
4.Transfer dan Transport (Pemindahan)

• Pemindahan sampah dari


• alat pengumpul (gerobak) ke alat angkut (truk) dilakukan di transfer
depo atau
• container untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan
• Lokasi pemindahan harus dekat dengan daerah pelayanan
(radius sekitar 500 meter)
• Pemindahan skala kota ke stasiun transfer diperlukan apabila
jarak ke lokasi TPA lebih besar 25 km
5.Pemisahan, Prosesing, Transformasi
• Tujuan Pengolahan Sampah :
• Mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA
• Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan prasarana dan
sarana persampahan
• Skala pengolahan sampah , dimulai dari individual, komunal
(kawasan), skala kota dan skala regional
• Teknologi Pengolahan Sampah dan penerapan teknologi
harus memperhatikan berbagai aspek (lingkungan, dana,
SDM, kemudahan operasional)
6.Pemrosesan Akhir
• Keberadaan TPA tidak mencemari lingkungan
• Metode pembuangan akhir minimal dilakukan dengan :
• controlled landfill ( untuk kota sedang/kecil)
• sanitary landfill (untuk kota besar) dengan sistem sel
• Prasarana dasar minimal harus disediakan adalah jalan masuk, drainase
keliling, pagar pengaman (buffer zone)
• Penutupan tanah harus dilakukan secara harian atau minimal secara berkala
dengan ketebalan 20-30 cm
• Penyemprotan insektisida harus dilakukan apabila penutupan sampah tidak
dapat dilakukan secara harian
• Penutupan tanah akhir harus dilakukan sesuai dengan peruntukkan lahan bekas
TPA
• Kegiatan pemantauan lingkungan harus tetap dilakukan meskipun TPA telah
ditutup, dan Manajemen pengelolaan TPA perlu dikendalikan secara cermat
dan membutuhkan tenaga terdidik yang memadai
Thank you

Anda mungkin juga menyukai