Anda di halaman 1dari 36

SISTEM PERTANIAN TERPADU

BERKELANJUTAN
Renan Subantoro
Fakultas Pertanian
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Konsep Keberlanjutan
Kontrak perkuliahan
Evaluasi :
• UAS (40 %)
• UTS = Makalah dan Tugas (30%)
• Praktikum (30%)
Referensi :
1) Sistem pertanian berkelanjutan – Salikin
2) The Natural Way of Farming- Masanobu Fukuoka
3) Teknologi hijau dalam pertanian organik – Lily Agustina
4) Pertanian terpadu untuk mendukung kedaulatan pangan
nasional – Bambang Hendro Sunarminto (UGM)
5) Cropping system in the tropics – Palaniapan
6) Etno agronomi menuju pertanian berkelanjutan– Didik
Indradewa
Kutipan dari Prof. Djoko Prayitno (UGM) yang
mengambil kutipan Serat Centhini :

• Mengutip pupuh 122 (Sinom) pada 1, 3, 9 dan


10 dari suluk Tambangraras atau lebih dikenal
dengan nama serat Centhini, karya Raden
Ngabei Ranggasutrasna dkk, yang ditulis atas
perintah Sunan Pakubuwana V di Surakarta
(Kamajaya, 1982), bunyinya sbb:
• Kyai Juru Pujangkara, bakdane wektu Ngasari, angideri
tetaneman, Sesekaran warni-warni, neng kiwa tengen panti,
ginula-gula binatur, Selane bebaturan, ingurug karikil langking,
pager luntas pinarak rampak-naracak
• Ki Juru angalap sekar, sinungken marang kang rayi, tinata neng
panadhahan, nulya mring kebonan wingking, ngundhuhi kacang
cipir, boncis kapri myang katimun, tanapi gegudhangan, wangsul
mring plataran malih, angundhuhi wowohan mawarnawarna.
• Kori tengah trus pengkeran, patamanan kilen panti, tengah
sinungan balumbang, ingingonan wader abrit, lalaren
angubengi, sinung sidhatan mangidul, mring balumbanging
langgar, binatur ing sela putih, toya wening ganggeng mirut
ngering nganan.
• Sri kawuryan piniyarsa, sauran ungeling peksi, kang samya
aneng pengkeran, kadi sung pambage maring, ingkang anembe
prapti, berkutut anduduk layu, derkuku puter pethak, blaster
dara gondhok parsi, nori atat miwah peksi oceh-ocehan.
Terjemahan
(1.)Kyai Juru Pujangkara, sesudah saat asar, mengitari tanaman, bermacam-
macam bunga, di kiri-kanan rumah, ditata dalam 4 guludan-guludan, di
antara guludan tadi, ditaburi kerikil hitam, berpagar beluntas diatur rata.
(3) Ki Juru memetik bunga, diberikan kepada isterinya, lalu ditata pada
talam, kemudian pergi ke kebun belakang, memetik kacang kecipir, buncis
kapri serta mentimun, dan sayuran daun-daunan, lalu kembali ke halaman
depan, memetik bermacam-macam buah.
(9) Pintu tengah terus ke bagian belakang, taman di sebelah barat rumah,
di bagian tengah ada kolamnya, dipelihara ikan badar merah, berenang-
renang mengitari kolam, diberi saluran ke selatan ke kolam surau, ditata
dengan batu putih, airnya jernih tumbuhan ganggang menyibak kekiri dan
kekanan.
(10) Terdengar bunyi burung-burung yang ada dalam sangkar, bagai ucapan
selamat datang kepada, para tamu yang baru datang, burung perkutut
berbunyi terus-menerus, tekukur puter putih, bastar merpati gondhok
Persia, nuri betet dan burung-burung berkicau.
Niklas Luhmann (1986) mengatakan “Akan ada
suatu keadaan dimana ikan atau bahkan
manusia akan mati, berenang di sungai atau laut
akan terserang penyakit, tidak ada lagi minyak
bumi yang keluar dari tanah, suhu rata-rata
turun atau naik, tapi selama itu semua tidak
dikomunikasikan, tidak akan memberi pengaruh
apapun pada masyarakat” (diterjemahkan oleh
penulis dari Michelsen 2005:25).
Terminologi Sistem Pertanian Berkelanjutan
Menurut Shakespeare “ a rose by any other name would smell as sweet ” Meskipun banyak definisi
tentang sistem pertanian berkelanjutan tetapi intinya tetap sama.
1. Pertanian alternatif
2. Pertanian berkesimbangan lahan
3. Pertanian biodinamik
4. Pertanian Bioekologi
5. Pertanian biologis
6. Pertanian berkelanjutan biologis
7. Pertanian lingkungan
8. Pertanian Ekologis
9. Pertanian Berkesuburan
10. Pertanian Holistik
11. Pertanian Humus
12. Pertanian Berenergi rendah
13. Pertanian Input eksternal rendah
14. Pertanian alamiah
15. Pertanian Berilmu alamiah
16. Pertanian Organik
17. Pertanian Regeneratif
18. Pertanian Efisiens sumber daya
19. Pertanian Berilmu ekologi
Bab 1. Definisi dan Konsep Pertanian Berkelanjutan

• Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan


sumber daya yang berhasil untuk usaha
pertanian guna membantu kebutuhan
manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas
lingkungan dan melestarikan sumber daya
alam.
• Pertanian berkelanjutan bisa mempunyai arti yang berbeda
bagi orang yang berbeda, meskipun demikian semuanya
mempunyai perhatian untuk mencegah degradasi beberapa
aspek dari lahan pertanian.
• Beberapa petani terutama menaruh perhatian pada degradasi
sumberdaya alam (misalnya lahan menjadi kurang produktif).
• Yang lain mungkin lebih menaruh perhatian pada menurunnya
keuntungan yang disebabkan oleh meningkatnya biaya tenaga
kerja atau sarana produksi, perencanaan yang buruk, atau
semata-mata karena berubahnya kondisi perekonomian.
Penyebab dan solusi untuk masalah-masalah tadi akan berbeda
untuk setiap keadaan.
• Pertanian berkelanjutan adalah sebuah filosofi;
ini adalah sistem pertanian.
• Hal ini memberdayakan petani untuk bekerja
sejalan dengan proses-proses alami untuk
melindungi sumberdaya seperti tanah dan air,
sambil meminimumkan dampak dari limbah
terhadap lingkungan.
• Pada saat yang sama, sistem pertanian menjadi
lebih tahan (resilient), mengatur diri sendiri
dan keuntungannya dapat dipertahankan.
Beberapa jenis sistem pertanian yang dapat
dianggap sebagai pertanian berkelanjutan
adalah:
(a) Sistem bertani rendah input,
(b) Sistem bertani regeneratif,
(c) Sistem biodinamik,
(d) Sistem bertani organik,
(e) Sistem bertani konservasi,
(d) Hidroponik.
Konsep agroforestry
1. Keberlanjutan Ekonomi.
Agar sebuah kegiatan bisa berlanjut, sebuah usahatani harus
secara ekonomi menguntungkan. Pertanian berkelanjutan
dapat meningkatkan kelayakan ekonomi melalui banyak
cara. Secara singkat, meningkatkan pengelolaan tanah dan
rotasi tanaman akan meningkatkan hasil, dalam jangka
pendek maupun jangka panjang, karena meningkatkan
kualitas tanah dan ketersediaan air, seperti juga
menimbulkan manfaat lingkungan. Kelayakan ekonomi juga
dapat dicapai dengan mengurangi penggunaan peralatan
mesin, mengurangi biaya pupuk kimia dan pestisida (dimana
kebanyakan petani tidak dapat membelinya), tergantung
pada karakteristik dari sistem produksinya.
• Salah satu tema/masalah pokok dalam dimensi ini adalah
perubahan iklim. Selama 50 tahun terakhir telah dapat
dibuktikan bahwa pemanasan global yang sekarang ini kita
rasakan terjadi terutama karena ulah manusia sendiri.
• Emisi dari gas-gas rumah kaca seperti CO2 dan N2O dari
aktivitas manusia adalah penyebabnya. Konsentrasi gas CO2 di
atmosfer naik 30% selama 150 tahun terakhir. Kenaikan jumlah
emisi CO2 ini terutama disebabkan karena pembakaran sumber
energi dari bahan fosil (antara lain minyak bumi).
• Selain itu, perubahan dalam penggunaan sumber daya alam
lainnya juga memberikan kontribusi pada kenaikan jumlah CO2
di atmosfer: 15% oleh penggundulan dan pembakaran hutan
dan lahan untuk diubah fungsinya (misalnya dari hutan lindung
menjadi hutan produksi) (WRI 2000, UBA 2002, TIME Magazine
2006).
Masalah ekologi lainnya adalah degradasi tanah atau hilangnya
kesuburan tanah. Ini dapat diakibatkan oleh erosi akibat air
dan angin, penggaraman dan pengasaman tanah, dll.
Penyebab hilangnya kesuburan tanah lainnya adalah hilangnya
lapisan humus dan mikro organisme, zat makanan pada tanah,
dan kemampuan tanah menguraikan sampah/limbah.
Tanah yang tandus (kering) adalah akibat dari degradasi
sumber daya tanah seperti yang sudah lama terjadi pada
beberapa daerah tandus di Indonesia, seperti di Jawa pada
daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.
Di seluruh dunia, 15% tanah mengalami degradasi. Selain
diakibatkan erosi oleh air dan angin, degradasi tanah ini juga
disebabkan oleh penggunaan zat-zat kimia (pestisida) (WRI,
2000).
Terancamnya kelestarian ekosistem dan keanekaragaman
hayati oleh tangan manusia juga menjadi masalah ekologi
lainnya. Setiap tahunnya 6000 jenis hewan punah yang terdiri
dari 13% unggas, 25% mamalia, dan 34% ikan (Le Monde
diplomatique 2003, WRI 2000).
Hilang atau punahnya keanekaragaman biologis tidak hanya
berarti sumber daya alam yang tidak ternilai yang dapat
digunakan untuk obat-obatan dan tempat berekreasi hilang,
tapi juga mengancam keberlangsungan ekosistem secara
keseluruhan, mengancam kemampuan alam sebagai penyedia
sumber daya untuk produksi (fungsi ekonomis) dan dalam
melakukan fungsi regulasinya (lihat bagian “Interaksi antara
Ekonomi dan
Ekologi”).
2. Keberlanjutan Lingkungan.
Pertanian berkelanjutan sering digambarkan sebagai kegiatan
yang layak secara ekologis yang tidak atau sedikit memberikan
dampak negatif terhadap ekosistem alam, atau bahkan
memperbaiki kualitas lingkungan dan sumberdaya alam pada
mana kegiatan pertanian bergantung. Biasanya hal di dicapai
dengan cara melindungi, mendaur-ulang, mengganti dan/atau
mempertahankan basis sumberdaya alam seperti tanah, air,
keanekaragaman hayati dan kehidupan liar yang memberikan
sumbangan terhadap perlindungan modal alami. Pupuk sintetik
dapat digunakan untuk melengkapi input alami jika diperlukan.
Dalam pertanian berkelanjutan, penggunaan bahan kimia yang
dikenal berbahaya bagi organisme tanah, struktur tanah dan
keanekaragaman hayati dihindari atau dikurangi sampai
minimum.
3. Keberlanjutan Sosial.
Keberlanjutan sosial berkaitan dengan kualitas hidup dari
mereka yang bekerja dan hidup di pertanian, demikian juga
dengan masyarakat di sekitarnya. Hal ini mencakup
penerimaan atau pendapatan yang setara bagi stakeholder
yang berbeda dalam rantai produksi pertanian. Dalam konteks
pengangguran yang tinggi, pertanian berkelanjutan
mempromosikan pembagian nilai tambah pertanian bagi lebih
banyak anggota masyarakat melalui lebih banyak penggunaan
tenaga kerja yang tersedia, dan akan meningkatkan kohesi dan
keadilan sosial. Perlakuan yang layak terhadap pekerja dan
memilih untuk membeli bahan-bahan secara lokal daripada
membeli dari tempat jauh, juga merupakan elemen dari
keberlanjutan sosial.
• Masalah utama dalam dimensi ini adalah pertumbuhan
jumlah penduduk dunia. Dalam kurun waktu seratus tahun
terakhir, pertumbuhan penduduk melonjak cepat
terutama pada negara berkembang (UNDP, 2002).
• Diperkirakan jumlah penduduk dunia akan naik sampai 7,8
milyar orang pada tahun 2025, dimana 6,7 milyar orang
hidup di negara berkembang.
• Kenaikan jumlah penduduk ini antara lain disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya rendahnya tingkat pendidikan,
tidak memadainya jaminan sosial pada negara yang
bersangkutan, budaya dan agama/kepercayaan,
urbanisasi, dan diskriminasi terhadap wanita (Enquete
Commission, 2002).
Faktor-faktor diatas menimbulkan tingkat pertumbuhan penduduk
yang tidak terkendali, kemiskinan, dan kekurangan air yang tentunya
berujung pada masalah kekurangan gizi pada manusia.
Antara tahun 1998-2000, menurut perkiraan FAO, terdapat 840 juta
manusia yang mengalami kekurangan gizi kronis, 800 juta
diantaranya hidup di negara berkembang (FAO, 2002). Enam juta
anak di bawah 5 tahun meninggal akibat kekurangan gizi setiap
tahunnya (Gambar 2).
Kesehatan manusia yang hidup di negara berkembang juga
diperburuk dengan adanya peperangan (Gambar 3) dan pencemaran
air. Saat ini lebih dari setengah milyar manusia hidup tanpa akses ke
air bersih dan 2,5 milyar manusia hidup tanpa prasarana sanitasi
(kebersihan) yang layak (UNDP, 2002). Akibatnya adalah penyakit
dan kematian sekitar 5 juta manusia setiap tahunnya.
Gips (1986) definisi lebih luas :
Mantap secara ekologis
a. Kualitas sumber daya alam dipertahankan dan
kemampuan agroekosistem secara keseluruhan
dari manusia, tanaman dan hewan sampai
organisme tanah ditingkatkan.
b. Sumber daya lokal dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah kehilangan unsur hara,
biomassa, dan energi.
c. Penggunaan sumber daya yg dapat diperbaharui.
Berlanjut secara ekonomis
a. Petani mampu memperoleh pendapatan yg
mampu memenuhi kebutuhan hidup dan
mampu membiayai usaha taninya.
b. Melestarikan sumber daya alam dan
menekan resiko kegagalan panen.
Berkeadilan
Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
didistribusikan sehingga kebutuhan dasar semua
anggota masyarakat terpenuhi, dan pemerintah
memfasilitasi hak-hak mereka dalam
penggunaan lahan, modal, bantuan teknis serta
peluang pemasaran.
Manusiawi
Semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan dan
manusia) dihargai.
Martabat dasar semua makhluk hidup
dihormati, dan hubunsagan serta institusi
menggabungkan nilai kemanusiaan yang
mendasar seperti, seperti kepercayaan,
kejujuran, harga diri, kepedulian dan kerjasama.
Contoh : Pertanian berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai