Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KLIEN AN

L DENGAN SYSTEMIC LUPUS ERITEMATOSUS


(SLE)

1. Rani Sintia Benyamin (12114201210161)

2. Sance Saraswati Rangratu (12114201220082)


Definisi
SLE (sistemik lupus eritematosus) adalah penyakit radang atau
inflamasi multisystem yang penyebabnya diduga karena adanya perubahan
system imun (Albar, 2003).
Secara sederhana, lupus erythematosus terjadi karena tubuh menjadi
alergi terhadap dirinya sendiri. Dalam istilah immunologi dapat dikatakan,
lupus adalah kebalikan apa yang terjadi kanker maupun AIDS. Pada Lupus,
tubuh melakukan reaksi yang berlebihan terhadap stimulus asing dan
memproduksi banyak antibodi atau protein- protein yang melawan jaringan
tubuh sendiri. Karena itu, lupus disebut dengan penyakit autoimun
INSIDENSI
Prevalensi SLE di berbagai negara sangat bervariasi. SLE lebih sering
ditemukan pada ras-ras tertentu seperti bangsa Amerika, Cina, dan mungkin
juga Filipina. Prevalensi pada berbagai populasi yang berbeda-beda, dari
berbagai sumber didapatkan data antara lain:

# Prevalensi penyakit SLE di Swedia adalah 36/100.000 orang.


# Dii ingris prevalensinya hampir sama dengan orang Asia 40/100.000 orang.
# Di negara Eropa prevalensi SLE 20/100.000 orang
Jenis-jenis Systemic Lupus Erythematosus
(SLE)

Ada 3 jenis penyakit Lupus yang dikenal yaitu:

1 Discoid lupus L

2.systemic lupus
3.Drug induced
Faktor penyebab atau resiko
Sampai saat penyebab LES (Lupus eritematsus sistemik) belum diketahui, Diduga ada beberapa faktor yang
terlibat, antara lain:
Genetik
Infeksi, virus
Sinar ultraviolet
Stress
Obat-obatan
Hormon
Tanda dan gejala
• Merasa tidak enak badan Penurunan berat badan

• Ruam kupu-kupu

• Ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari Sensitive terhadap matahari

• Pembengkakan dan nyeri persendian

• Pembengkakan kelenjar

• Nyeri otot

• Mual dan muntah

• Nyeri dada pleuritik

• Kenjang

• Hematural (air kemih mengandung darah)

• Batuk darah

• Mimisan

• Ganggaun menelan
Next….

• Bercak kulit
• Bintik merah di kulit
• Perubahan warna jari tangan bila di tekan
• Mati rasa dan kesemutan
• Luka di mulut
• Kerontokan rambut
• Nyeri perut
• Ganggaun penglihatan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien lupus eritematosus sistemik (LES) atau systemic lupus eritematosus
adalah menggunakan hydroxychloroquine dan kortikosteroid seperti prednison.
Hydroxychloroquine direkomendasikan pada semua pasien lupus dengan dosis tidak melebihi
5 mg berat badan sebenarnya untuk menghindari toksisitas retina. Skrining retina disarankan pada
tahun pertama dan setelah 5 tahun penggunaan obat. Pada pasien yang sudah mengalami remisi
jangka panjang, dosis dapat diturunkan tetapi efikasi dari strategi ini masih diperdebatkan.
Kortikosteroid Sistemik
Telah banyak studi yang menunjukkan bahwa kortikosteroid dapat meredakan gejala dengan
cepat. Meski demikian, tujuan jangka menengah hingga jangka panjang dari penggunaan
kortikosteroid adalah untuk menghentikan penggunaan kortikosteroid oral atau meminimalkan
dosis harian menjadi setara prednison ≤7,5 mg/hari.
MASALAH KEPERAWATAN
Nyeri akut

Fatigue

Resiko Infeksi

Gangguan citra tubuh


 Pathway
Contoh gambar SLE
Asuhan
keperawatan
kasus
Anak L berusia 5 tahun jenis kelamin perempuan datang ke rumah sakit pada
5 septembet pukul 10.00 WIT dengan keluhan 10 hari SMRS anak L batuk
pilek demam tidak tinggi, 7 hari SMRS terdapat nyeri pada kedua tungkai
dan menolak berjalan, tidak mau makan minum demam dan batuk pliek
menetap. 4 hari SMRS anak demam tinggi, suhu tidak diukur, tidak dapat
berjalan, muncul bercak merah dari perut hingga tungkai, anak pucat. anak
tampak pucat, demam nglemeng, batuk pilek. Hasil pemeriksaan darah An.L
33.500/uL, Hb 4,6 gr/dL. Ibu klien mengatakan klien masih sedikit pucat dan
malas beraktivitas karena nyeri di persendian
A. Identitas Klien
: An. L
1. Nama/Nama panggilan

2. Tempat tgl lahir/usia : Ambon 15 April 2020

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. A g a m a : Kristen Protestan

5. Pendidikan :-

6. Alamat : batu gantung

7. Tgl masuk RS : 5 September 2023(jam 10.00 WIT)

8. Tgl pengkajian : 17 September 2023

9. Diagnosis medik : Systemic Lupus Erythematosus

B. Identitas Orang tua


1. Ayah

a. N a m a : Tn. N

b. U s i a : 28

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Tenaga kontrak

e. A g a m a : Kristen Protestan

f. Alamat : Batu Gantung


Ibu
a. N a m a : Ny. K
b. U s i a : 27 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Riwayat penyakit sekarang :


e. Agama : Kristen Protestan
10 hari SMRS anak batuk pilek demam tidak tinggi,
f. Alamat : Batu Gantung 7 hari SMRS terdapat nyeri pada kedua tungkai dan
menolak berjalan, anak belum terlalu pucat, tidak
mau makan minum, demam dan batuk pliek menetap.
4 hari SMRS anak demam tinggi, suhu tidak diukur,
tidak dapat berjalan, muncul bercak merah dari perut
Riwayat Kesehatan hingga tungkai, anak pucat. HMRS anak pucat,
demam nglemeng, batuk pilek. Hasil pemeriksaan
darah AL 33.500/uL, Hb 4,6 gr/dL.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Keluhan utama :
Ibu klien mengatakan klien masih sedikit pucat
dan malas beraktivitas karena nyeri di
persendian
RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Riwayat Penyakit dahulu
a. Pernah Dirawat :-
b. Pernah Di Operasi :-
c. Masih dalam Pengobatan:-
d. Kecelakaan :-
e. Riwayat Alergi
:Ibu pasien mengatakan anak hanya alergi dingin, tidak ada alergi
obat atau makanan
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada angota keluarga yang mengalami
penyakit kelainan kekebalan tubuh. Tidak ada riwayat hipertensi,
penyakit jantung, DM, dan penyakit menular lainnya
Riwayat imunisasi
NO Jenis immunisasi Waktu Reaksi setelah
Riwayat Nutrisi
pemberian pemberian
Pemberian ASI:
1. BCG 2 minggu Muncul bekas luka
kecil Ibu pasien mengatakan anaknya selama 1 tahun di
2. DPT (I,II,III) Lahir 1 bulan-3 Demam ringan berikan asi olehnya tanpa ada susu tambahan
bulan
Pemberian susu formula :
3. Polio (I,II,III,IV) Lahir 1 bulan-3 Demam ringan
bulan Alasan pemberian:
4. Campak Lahir 1 bulan-3 Demam ringan
bulan Ibu pasien mangatakan kalau asinya sudah tidak
5. Hepatitis Lahir 1 bulan-3 Demam ringan mengeluarkan asi lagi jadi di berikan susu
bulan formula
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG Jumlah pemberian: 240 ml atau setara dengan 1,5 cangkir
Usia anak saat
 Berguling 6 bulan
Cara pemberian:
 Duduk 6 bulan
Ibu pasien mengatakan kalau anaknya minum
 Merangkak 8 bulan
susu formula dengan bantuan dari ibu pasien
 Berdiri 1 tahun karena anaknya tidak akan minum susu formula
 Berjalan 1/6 tahun sampai selesai kalau tanpa bantunya
 Bicara pertama kali : 1 tahun 7 bulan dengan
menyebutkan : Mama
Reaksi Hospitalisasi

Riwayat Psikososial Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap


• Ibu membawa anaknya ke RS karena : anak sering pucat
1. Anak tinggal bersama: Orang tua kandung dan merasa nyeri sendi
• Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : dokter
2. Hubungan antar anggota keluarga: Kandung.
menjelaskan tentang penyakit yang di derita oleh anknya
3. Lingkungan Rumah: Ibu klien menegatakan rumah namun sang ibu belum mengerti dengan jelas
pasien 9x6 meter lantai ubin, tembok, atap genteng, ventilasi • Perasaan orang tua saat ini : merasa cepas kerena anak
baik, septic tank 6 m dari sumber air. Keteak rumah satu-satunya masuk rs dengan penyakit yang mereka tidak
bersekatan dengen tetangga, terdapat sunggai di dekat rumah tau
4. Pengasuh anak: pasien diasuh oleh orang tuannya • Orang tua selalu berkunjung ke RS : ibu pasien selalu
menemani anaknya di rs selama 1x24 jam sedangkan ayah
pasien hanya malam hari smpai pagi

Riwayat Spiritual Yang akan tinggal dengan anak : ibu pasien


1. Support sistem dalam keluarga: keluarga saling
menayangi dan menyemangati satu sama lain B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap :
2. Kegiatan keagamaan: keluarga sering mungikuti kegiatan Pasien tidak mengerti tentang rawat inap yang pasien
ibadah baik ibadah kecil maupun ibadah besar tahu kalau dia sedang sakit dan harus di rawat di RS
sampai pasien benar-benar sembuh total
Pengkajian fisik
Sistem Pernapasan : RR 32 x/ menit
Napas dalam terlihat seperti menahan nyari
Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak ada retraksi,warna kulit merata, iktus cordis
normal
Perkusi : suara dullness di intercosta 1-4 kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa abnormal

Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika
bergerak

Sistim integument
Sisa bintik-bintik kemarahan di kulit bagian peret sampai
tungkai, turgor baik,CRT 2 detik

Sistem Reproduksi
Genetalia bersih, tidak ada lesi, belum menarche
PEMERIKSAAN PENUNJANG

komponen Hasil Nilai normal


ANA test 44,85 uL/mL <23 IU/mI
Pemeriksaan imunologi

Obat Dosis Waktu rute


Metil prednisolone 360 mg/hari 5 hari IV
Program terapi
30 mg/kg

Prednisone 21 mg/hari 7 hari Oral

0,5-2 mg/kg
Analisa data
Nama Klien: An.L

Ruang: melati 4

TGL/JAM DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds: kekurangan volume perfusi perifer tidak
efektif
Ibu pasien mengatakan anak cairan
tampak pucat
Do:
Hb 8,5 gr/dL
Riwayat Hb 4,6 gr/dL dengan
transfuse WBC
CRT 2”
N: 130x/menit R: 32x/menit
Wajah dan konjungtiva agak
anemis
Akral kadang teraba dingin
Ds: Prosedur invasive Resiko infeksi

Ibu klien menyatakan anak dipasang


infus sejak masuk RS tanggal 5
September 2019

Ibu pasien mengatakan IV line terakhir


diganti pada tangal 16 September 2019 PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Do:

Suhu : 37% C N: 139x/m R:32x/m 1. Perfusi perifer tidak efektif b,d kekurangan volume cairan
WBC : 17,3x103/uL 2. Resiko infeksi b.d prosedur infasif
3. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
ANA test : 44,85 IU/mL

Hb 8,5 gr/dL

Terpasang IV line three way

Ds:
Nyeri pada pesendian Intoleransi aktifitas
Ibu pasein mengatakan anak tidak mau
berjalan karena nyeri sendi tungkai

Do:

Anak tampak sering tidur, digendong


atau hanya ditempat tidur saja

WCB : 17,3x103/uL
Rencana asuhan keperawatan
Tgl/Jam Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
17 Perfusi perifer tidak efektif Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 1. observasi TTV, warna kulit, tingkat
September b,d kekurangan volume jam anemia klien dapat teratasi dengan kritria : kesadaran dan keadaan
10.00 cairan 1. TTV normal 2. atur posisi semi fowler
2. Hb 10-14 gr/dL 3. kelola pemberian transfusi WBC bila
3. CRT <2” perlu
4. konjungtiva, kulit,kstermitas tidak pucat 4. jadwalkan aktivitas-istirahat cukup
5. akral teraba hangat dengan melibatkan klien dalam
penjadwalan
5. anjurkan anak makan makanan yang
meningkatkan Hb
17 September Resiko infeksi b.d prosedur Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 3x24 1. mencegah timbulnya infeksi dini
10.20 infasif jam tidak terdapat tanda-tanda infeksi dengan kriteria 2. kebersian daerah threeway mencegah
hasil : kotaminasi bakteri
1. tidak muncul tanda-anda infeksi
2. tanda-tanda vital batas normal (suhu 36,5-37,5 C,
nadi 70-110)
17 Intoleransi aktivitas b.d Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 1. observasi TTV
September imobilitas jam anak dapat beraktifitas sesuia toleransi dengan 2. edukasi untuk melakakukan aktivitas
10.30 kriteria hasil: fisik
- Nyeri sendi berkurang 3. menajemen nyeri
- TTV normal sesudah beraktivitas
- ADL terpenuhi sesuai toleransi anak
Implementasi keperawatan
No. DP Tgl/Jam Tindakan / Implementasi Rasional TTD
1. Selasa, 17 Monitor tanda dan gejalah Untuk mengetahui tanda apa sajapa pada
September 10.00 anak dan gejalahnya

Agar pasien nyaman dengan posisinya


Atur posisi semi fowler
Untuk memantau jam istirahat klien

Jadwalkan aktivitas-istirahat cukup dengan melibatkan klien


dalam penjadwalan Agar dapat meningkatkan kadar Hb anak

Manganjurkan makan makanan yang memingkatkan kadar Hb


anak

2. Selasa 17 mencegah timbulnya infeksi dini Agar terhindar dari kuman yang berbahaya
september
12.00 Agar terhindar dari bakteri dan mejaga
Kebersian daerah threeway mencegah kotaminasi bakteri treeway tetap terhindar dari bakteri dan
kuman
3. Rabu 18 Monitor TTV Untuk mengetahui TTV anak
september
06.00 Untuk memantau nyeri sendi yang di alami
Edukasi untuk melakakukan aktivitas fisik pasien sudap berkurang atau belum

Mengetahui tingkat nyeri yang di alamai oleh


pasien
Menajemen nyeri
EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam Evalusi TTD

Selasa, 17 September S: keluarga pasien mengatakan anak tidak demam


10.00 O: suhu tubuh : 3 C

Nadi : 130x/m,agak anemis
A: ganguan perfusi jaringan
P: ukur tanda-tanda vital tiap 4 jam sesekali
Selasa 17 september S: ibu pasien mengatakan nafsu makan anak meningkat
12.00 O: Ibu tampak mengerti dengan anjuran perawata
A: gangguan perfusi jaringan
P: periksa kadar Hb

Rabu 18 september S: keluarga pasien mengatakan anak tidak demam


06.00 O: suhu tubuh : 3 C

Nadi : 130x/m,agak anemis
A: ganguan perfusi jaringan
P: ukur tanda-tanda vital tiap 4 jam sesekali
REFERENSI
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran, EGC
FKUI. 1985. Imlu Kesehatan Anak I. Jakarta: FKUI
Herdman, Heather. 2010. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan.
Jakarta: Penerbit: EGC
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sachrim, Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Thank you
KELOMPOK 13

Anda mungkin juga menyukai