DISUSUN OLEH:
IWAN INDRIAWAN
NPM 2022207209457
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a) Identitas
1. Nama/Nama panggilan : An. A
2. Tempat tgl lahir/usia : Gaya Baru I, 8 April 2022/1 tahun 4 bulan
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Belum sekolah
6. Alamat : Gaya Baru I, Kec. Seputih Surabaya
7. Tgl masuk : 02 September 2023
8. Tgl pengkajian : 03 September 2023 (10:00 WIB)
9. Diagnosa medik : Gastrointestinal Akut
10. Rencana terapi :-
b) Identitas Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn.S
b. Usia : 35 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Pegawai swata
e. Agama : Islam
f. Alamat : Gaya Baru I, Kec. Seputih Surabaya
2. Ibu
a. Nama : Ny. D
b. Usia : 30 tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan : Guru
e. Agama : Islam
f. Alamat : Gaya Baru I, Kec. Seputih Surabaya
c) Identitas Saudara Kandung
a. Nama : An. B
b. Usia : 6 tahun
c. Hubungan : Kakak
d. Status Kesehatan : Pernah mengalamai mencret usia 7 hari setelah
kelahiran karena alergi susu sapi dan pernah kejang pada usia 2 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan Utama : Mencret-mencret disertai lendir
- Riwayat Keluhan Utama :
Ibu klien mengatakan sebelum datang ke rumah sakit anaknya mencret-
mencret, cair, berlendir, ada sedikit ampas, tanpa darah, warna hijau dan
berbau khas disertai demam naik turun sejak hari jumat dan sorenya
berobat ke dokter dan diberi antibiotik saja, namun tidak ada perubahan.
Di rumah pasien muntah 3 kali sehari, muntah berisi cairan seperti susu
tanpa disertai darah.
Pada tanggal 02 September 2023, orang tua membawa klien ke
Puskesmas Rawat Inap Seputih Surabaya, masuk ruang IGD pukul 19.55
WIB dan diagnosa oleh dokter Gastrointestinal Akut (GEA) dengan
dehidrasi ringan- sedang. Dokter menyarankan klien untuk di rawat, dan
klien dibawa ke ruang Perawatan pukul 21.30 WIB.
Ket :
Laki-laki : Tinggal serumah :
Perempuan : Meninggal :
6. Riwayat Psikososial
Anak tinggal bersama : Orang tua
Lingkungan berada di : lingkungan komplek
Rumah dekat dengan : taman dan penduduk lainnya
Kamar klien :
Rumah ada tangga : ada 1 lt
Hubungan antar anggota keluarga : menurut ibu klien, hubungan dengan
keluarga baik, tiak ada sibling sering bermain dengan ayah dan neneknya.
Pengasuh anak : ibu klien mengatakan yang mengasuh pasien adalah dirinya
sendiri dan bersama suami.
7. Riwayat Spiritual
Suport sistem dalam keluarga :
Kegiatan keagamaan :
8. Reaksi Hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ibu membawa anaknya ke RS karena : Mencret-mencret, disertai demam
naik turun, muntah 3 kali sehari.
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : dokter mendiagnosa
Gastrointestinal Akut (GEA) dengan dehidrasi ringan-sedang.
Perasaan orang tua saat ini : ibu mengatakan sedih
melihat anaknya merintih kesakitan, dan ibu khawatir takut terjadi
sesuatu yang lebih parah dari saat ini.
Orang tua selalu berkunjung ke RS : pasien selalu ditemani orang
tua.
Yang akan tinggal dengan anak : ibu pasien mengatakan yang menemani
pasien selalu bergantian antara ayahnya atau neneknya jika ibu atau
ayahnya sedang bekerja.
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : -
9. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
10. ACTIVITY DAILY SEBELUM SAKIT KETIKA SAKIT
LEAVING
1 NUTRISI
A. Makan
a. Jenis Nasi, tempe,telur, bubur, bubur, seling makanan bolu
selingan makanan biskuit kukus atau telur rebus.
b. Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
c. Porsi/jumlah kalori ½ mangkuk sedang ¼ mangkuk sedang
d. Makanan kesukaan Makanan ciki- cikian, Bubur
coklat dan susu
e. Makanan pantangan Nasi tim,telur,tempe, ikan, Cokelat, kacang-kacangan
telur
f. Nafsu makan Nafsu makan bertambah Nafsu makan menurun
g. Cara makan sendiri/bantu Dibantu Dibantu
h. Kesulitan menelan/tidak Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan menelan
MASALAH Tidak ada masalah Sulit makan
B. Minum
a. Jenis Air putih, ASI, teh manis Air putih , ASI
b. Frekuensi 8x perhari 6x sehari
c. Jumlah (cc) 60 cc 60 cc
d. Cara minum sendiri/bantu Dibantu Dibantu
MASALAH Tidak ada Sering merasa haus
2. ELIMINASI
A. Buang Air Besar
a. Frekuensi 1x perhari 10x perhari
b. Waktu 1x perhari 10x perhari
c. Warna Feses kuning kecoklatan Feses hijau kekuningan
d. Bau,darah ,lender Tidak berdarah Cair sedikit ampas, tidak
berlendir, tidak ada darah saat
BAB dan berbau khas
e. Konsistensi Lembek Cair
f. Obstipasi Tidak mengalami obstipasi Tidak mengalami
obstipasi
g. Diare
h. Kolostomi Tidak melakukan Tidak melakukan kolostomi
kolostomi
i. Pengeluaran sendiri/bantu Sendiri Sendiri
j. Kenggunaan pencahar - Memberikan obat termorex
B. Buang Air Kecil
a. Frekuensi 7x perhari 10x sehari
b. Jumlah urine output (cc) 740ml 1000 ml
c. Warna Bening kekuningan Bening kekuningan
d. Ada tidaknya bau Tidak ada Tidak ada
e. Ada tidak darah/hematuria Tidak ada Tidak ada
f. Ada tidak kesulitan Tidak ada Tidak ada
g. Inkontinensia Tidak ada Tidak ada
h. Penggunaan kateter Tidak menggunakan kateter Tidak menggunakan kateter
Palpasi
benjolan : tidak ada
nyeri tekan : tidak ada
tekstur rambut : Rambut halus
7. Muka
Inpeksi
a. Simetris/tidak : simetris
b. Bentuk wajah : oval
c. Gerakan abnormal : tidak terdapat gerakan
d. Ekspresi wajah : menangis
Palpasi
Nyeri tekan/tidak : tidak
Data lain : tidak ada
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : edema/tidak : tidak
Radang/tidak : tidak
b. Sklera : Icterus/tidak : tidak
c. Conjungtiva : radang/tidak : tidak
Anemis/tidak : tidak
d. Pupil : -Reflesk pupil terhadap cahaya normal karena
bereaksi sangat cepat terhadap keadaan perubahan cahaya.
e. Posisi mata
Simetris/tidak : Simestris
f. Gerakan bola mata : gerakan normal
g. Penutupan kelopak mata : penutupan mata yang sehat
h. Keadaan bulu mata : terdapat bulu mata panjang
i. Keadaan visus : normal
j. Penglihatan : - kabur/tidak : tidak
- Diplopia/tidak : tidak
Palpasi
Tekanan bola mata : tidak ada nyeri
Data lain : tidak ada
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : simetris
b. Bentuk hidung : simetris
c. Keadaan septum : normal
Ictus cordis : tidak ada pulsasi, teraba ICS V MCL selebar (1 jari)
Perkusi
Pemesaran jantung : tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi
a. BJ I : Normal terdengar saat ekspirasi maksimal
b. BJ II : normal sesaat setelah inspirasi dalam
c. BJ III :
d. Bunyi jantung tambahan : tidak ada suara tambahan
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : tidak membncit
b. Ada luka/ tidak : tidak ada luka
Palpasi
a. Hepar : tidak nyeri tekan
b. Lien : tidak ada nyeri tekan
c. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
Peristaltik : 17x/menit
Perkusi
a. Tympani
b. Redup
Data lain : saat d auskultasi pekak artinya terdapat cairan, saat
auskultasi peristaltic meningkat dan memanjang (borboritmi)
17. Genitalia dan anus : vagina menutup tampak bersih tidak ada tanda infeksi
seperti kemerahan atau iritasi
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
Pergerakan kanan dan kiri : simetris
Pergerakan abnormal : tidak ada pergerakan abnormal
Kekuatan otot kanan/ kiri : 4 (1-4)
Tonus otot kanan/ kiri : Normal
Koordinasi gerak : Normal
b. Refleks
Biceps kanan/ kiri : refleks positif
Triceps kanan/ kiri : refleks positif
c. Sensori
Nyeri : tidak ada nyeri
Rangsang suhu : pasien dapat merasakan rangsang panas dan dingin
Rasa raba : pasien dapat merasakan rangsang raba
Ekstremitas bawah
a. Motorik
Gaya berjalan : tegap
Kekuatan kanan/ kiri : 4 (1-4)
Tonus otot kanan/ kiri
b. Refleks
KPR kanan/ kiri
APR kanan/ kiri
Babinsky kanan/ kiri : hyperfleksi
c. Sensori
Nyeri : tidak ada nyeri
Rangsang suhu : pasien dapat merasakan rangsang panas dan dingin
Rangsang raba : pasien dapat merasakan rangsang raba
19. Status neurologi
Saraf- saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penciuman: Pasien dapat merasakan bau susu dan
minyak telon yang biasa dipakai
b. Nervus II (Opticus) : penglihatan : Pasien dapat melihat gambar kuda
dalam jarak 30 cm
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
Kontriksi pupil : Normal, mengecil saat terkena cahaya
Gerakan kelopak mata : Normal, mata dapat digerakan keatas dan
kebawah dengan mengikuti objek
Pergerakan bola mata : Pasien dapat menggerakan bola mata
kesamping kanan/kiri
Pergerakan mata ke bawah & dalam : pasien dapat menggerakan bola
mata kebawah dan kedalam
d. Nervus V (Trigeminus)
Sensibilitas/ sensori : Normal
Refleks dagu : Normal
Refleks cornea : Normal
e. Nervus VII (Facialis)
Gerkana mimic : pasien merintih dan menangis saat mainannya hilang
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : pasien menengok ketika di panggil oleh ibunya
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
Refleks menelan : fungsi menelan baik saat pasien makan
Refleks muntah : positif
Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
Suara
h. Nervus XI (Assesorius) : ketika diberi obat pasien dapat mengangkat bahu
dan memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri
Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan
Mengangkat bahu
i. Nervus XII (Hypoglossus) :
Deviasi lidah : pasien dapat menggerakan lidah ketika mengunyah
makanan
Tanda- tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : terhadap tahanan kuat
b. Kernig sign : kaki dapat lurus, atau tahanan dengan sudut 120
derajat
c. Refleks Brudzinski : kaki sebelahnya mengikuti gerakan fleksi
d. Refleks Lasegu : Normal dapat mencapai 70 derajat sebelum adanya
tambahan
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0-6 tahun)
Dengan menggunakan DDST :
Interpretasi Denver pada An. K disimpulkan “Normal” karena tidak ada F dan
hanya ada satu C di indikator personal sosial.
c. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Nilai Nilai Normal
Pemeriksaan feses
1. makroskopis
- Warna - Kuning hijau - Khas
- Bau - Khas - Khas
- Konsistensi - Cair - Lunak
- Lender - Negative - Negative
- Darah - Negative - Negative
- Nanah - Negative - Negatif
2. mikroskopis
- Leukosit (+) 1-3/LPB -
- Eritrosit (+) 1-3/LPB -
- Amoeba - Negatif - Negative
- Bakteri - Positif - Negative
Pemeriksaan darah
- Hemoglobin 9,0 g/dL 10,7-13,1 g/Dl
- Lekosiit 7,0 103/uL 6-17 103/Ul
- Trombosit 818 103/Ul 229-553
- Hematokrit 28,6 % 103/uL
e. Analisa Data
Masalah:
1) Diare berhubungan dengan masuknya pathogen ke dalam saluran pencernaan
DS:
Ibu klien mengatakan anaknya mencret, menurutnya mencret disebabkan
karena anaknya makan jajanan warung (ciki, cokelat dan es susu).
DO:
1. BAB lebih dari 10 kali
2. Konsistensi BAB: cair, kuning kehijauan, tidak berlendir dan tidak
disertai darah.
3. Frekuensi nadi 130 x/menit
4. Mata cekung
5. Kekenyalan kulit: kurang
6. Peristaltik usus 17 x/menit
7. Minum dengan lahap
8. Hasil laboratorium Bakteri: positif
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
feces
DS : Menurut ibu klien, an. A minum dengan lahap dan sering merasa haus
DO :
1. Mukosa bibir kering
2. Kekenyalan kulit, kurang
3. Mata cekung
4. Balance cairn : input - output = 740 - 858 =118 ml
3) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan defekasi
DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya sering merintih kesakitan terkadang
memegangi perutnya.
- Klien sering mengatakan “sakit”
DO :
1. Cengeng
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi lapisan rectum akibat
peningkatan defekasi.
DS :
Ibu klien mengatakan terdapat kemerahan disekitar anus
DO :
- Sering buang air besar
- Frekuensi BAB lebih dari 10 kali
f. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan masuknya pathogen ke dalam saluran pencernaan.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
feces.
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan defekasi.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi lapisan rektum akibat
peningkatan defekasi.
g. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujun Intervensi Rasional
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji feces mengenai frekuensi, 1. Membantu menentukan tindakan selanjutnya.
dengan masuknya selama 3x 24jam, diare warna, konsistensi feces. 2. untuk menentukan tingkat dehidrasi dan sebagai
pathogen ke dalam dapat dihilangkan dengan 2. Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti acuan untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
saluran pencernaan dibuktikan oleh indikator: kesadaran, pernafasan, nadi, turgor 3. Menghilangkan atau menurunkan rangsangan
1. Frekuensi defekasi yang kulit, mukosa mulut. makanan/cairan.
normal 3. Kolaborasi terapi rehidrasi oral sesuai 4. Membantu menentukan intervensi selanjutnya
2. Terhidrasi dengan baik program. 5. Membantu menentukan intervensi selanjutnya.
(membran mukosa 4. Memantau nilai laboratorium 6. Untuk meningkatkan pengetahuan orang tua klien.
lembab, turgor bola mata 5. Konsultasikan pada dokter jika tanda
baik, turgor kulit baik) dan gejala diare menetap.
3. Frekuensi nadi normal 6. Berikan pendidikan kesehatan
(80-90x/menit) mengenai diare seperti tanda gejala
diare dan perawatannya.
2. Kekurangan volume Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji vital sign. 1. Untuk mengetahui gejala dini yang terjadi pada
cairan berhubungan selama 3x24jam kekuragan 2. Pertahankan intake dan output yang pasien.
dengan kehilangan cairan akan teratasi dengan akurat. 2. Untuk memastikan dengan tepat input dan output
cairan melalui faeces indikator : 3. Pantau pendarahan pada feces dan pasien.
1. Memiliki keseimbangan daerah anus. 3. Untuk mengetahui terjadinya perdarahan di saluran
asupan cairan dan 4. Kaji status dehidrasi (kelemahan pencernaan.
haluaran yang seimbang. membran mukosa, nadi adekuat). 4. Untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi.
2. Menampilkan hidrasi 5. Timbang berat badan anak. 5. Mendeteksi kehilangan cairan, penurunan 1 kg BB
yang baik (mukosa bibir 6. Monitor cairan/makanan dan hitung sama dengan kehilangan cairan 1 lt
lembab, turgor kulit tidak intake kalori harian. 6. Untuk memberikan diit dan cairan yang tepat.
kering, mata tidak 7. Kolaborasikan pemberian cairan IV 7. Untuk mencegah komplikasi yang terjadi.
cekung) atau oral sesuai program.
3. Tidak mengalami haus
yang tidak normal.
3. Nyeri akut Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji penyebab nyeri yang dirasakan 1. Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan
berhubungan dengan selama 3x24jam rasa nyeri anak. intervensi selanjutnya.
peningkatn defekasi berkurang dengan 2. Lakukan perubahan posisi dan 2. Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan
menunjukan : anjurkan orang tua untuk masase mengurangi nyeri.
1. Tidak merintih dan punggung anak. 3. Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian
menangis 3. Anjurkan orang tua untuk nyeri dan meningkatkan kemampuun koping.
2. Skala nyeri berkurang memberikan metode distraksi dalam
menjadi 3 (nyeri mengurangi nyeri seperti bercerita,
pinggang) dan mengajaknya bernyanyi.
3. Mempertahankan selera
makan dengan baik
4. Kerusakan integritas Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji tanda-tanda kerusakan integritas 1. Mendeteksi dini kerusakan integritas kulit.
kulit berhubungan selama 3x24jam kerusakan kulit meliputi kulit yang kering, ruam 2. Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
dengan iritasi lapisan integritas kulit teratasi dan lecet, warna kemerahan, 3. Mencegah terjadinya iritasi kulit yang tak diharapkan
rektum akibat dengan tidak adanya tanda- kekeringan yang berlebihan sehari oleh karena kelebaban dan keasaman feces.
peningkatan defekasi. tanda kerusakan kulit. Seperti : sekali. 4. Menjaga agar kulit bayi yang kering agar tetap
1. Mukosa kulit ruam dan 2. Bersihkan kulit saat terkena kotoran. lembab.
lecet 3. Anjurkan orang tua untuk mengganti
2. Kulit yang kering popok setiap jam atau basah.
3. Tidak ada kemerahan 4. Berikan lotion pelembab kulit untuk
pada kulit anus anak di kulit yang kering.
4. Kekenyalan kulit kembali
normal
P: intervensi dihentikan
2 Kekurangan volume cairan 1. Mengkaji vital sign. S:
berhubungan dengan kehilangan 2. Mengkaji status dehidrasi Ibu klien mengatakan anaknya tidak merasa haus terus
cairan melalui feces Mempertahankan intake dan output yang akurat menerus.
O:
Mata cekung berkurang, mukosa bibir lembab, Balance
cairan:
input-output : 440-478 = -38 ml
TTV; N: 130 x/mnt, RR: 25 x/mnt, S: 37 °C
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aniq Noor Mutsaqof, Wiharto S.T M.Kom, Esti Suryani S.Si M.Kom (2016).
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Infeksi Menggunakan Forward
Chaining.
Amih Huda Nuraarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. (2015). Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
Yogyakarta.
Andi Fatmawati. 2017. Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Kasus Diare Pada
Anak Di Ruang Madinah RSI Siti Khadijah Palembang. (
http://repository.stik-sitikhadijah.ac.id/241/1/41505001.pdf )
Anik Maryunani. (2013). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta.
Debby Daviani Prawati, Dani Nasirul Haqi. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Diare Di Tambak Sari, Kota Surabaya.
Dinar Nur Inten, Andalusia Neneng Permatasari. (2019). Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini Literasi Kesehatan pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Eating
Clean.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. (2011).
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta.
Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta.
M. Fadila Arie Novard, Netti Suharti, Roslaili Rasyid. (2019). Gambaran Bakteri
Penyebab Infeksi Pada Anak Berdasarkan Jenis Spesimen dan Pola
Resistensinya di Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-
2016.
Ns. Yuliastati,S.Kep, M.Kep, Amelia Arnis. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta.
Tim Pokja Sdki PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan.
Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.
Tim Pokja Slki PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan.