Riwayat nutrisi
Nafsu makan: O Baik Tidak O Mual O Muntah
Pola makan : O 2x/hari O 3x/hari O >3x/hari
Minum: Jenis : susu formula , jumlah: ±1200cc/hari
Pantangan makan : O Ya O Tidak
Menu makanan : Makanan yang sama yang dimakan oleh orangtua
Riwayat Pertumbuhan
BB saat ini : 12 Kg, TB : 85 cm, LD: 45 cm, LK: 50 cm LLA: 16,7 cm
BB Lahir : 3100 gr BB sebelum sakit: 13 Kg
Panjang Lahir: 49 cm IMT : 18,05 (normal 14,7-21,5)
Status Gizi: Normal
Riwayat Perkembangan
Pengkajian Perkembangan (DDST) :
Ibu pasien mengatakan An.S mulai menegakkan kepala usia 3,5 bulan,
membalikkan badan dan tiarap usia 5 bulan, merangkak usia 8 bulan, duduk usia
8 bulan, berdiri usia 12 bulan, berjalan usia 13 bulan dan berbicara usia 15 bulan.
Ibu pasien mengatakan bila pasien tidak mengalami hambatan dalam
bersosialisasi dan berinteraksi. Pasien juga tidak mengalami gangguan pada
gerakan motorik halus, bahasa dan gerakan motorik kasar.
Tahap Perkembangan Psikososial :
Ibu pasien mengatakan anaknya aktif dalam segala hal dan selalu ingin tahu
semua hal yang menurut anaknya merupakan hal baru.
Tahap Perkembangan Psikoseksual :
Ibu pasien mengatakan bila anaknya sering memegang dan memainkan alat
kelaminnya saat mandi.
Pendengaran(Telinga) :
B3
5 5
Kulit
Warna kulit: O Ikterus O Sianotik O Kemerahan O Pucat O Hiperpigmentasi
Turgor: O Baik O Sedang O Jelek
Odema: O Ada O Tidak ada
Lain-lain :
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan
Hiperglikemia O Ya O Tidak
Endokrin
Hipoglikemia O Ya O Tidak
Lain-lain:.....................................................................................
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan
Mandi : 2 x/hari dengan diseka Sikat gigi : 2x/hari (pagi dan malam hari)
Hygiene
O Takut O Lain:
b. Hubungan dengan keluarga: O Akrab O Kurang akrab
c. Dampak hospitalisasi bagi anak:
Pasien tampak tenang bila orangtuanya berada didekatnya dan menangis bila ada
tindakan pemeriksaan dan pemberian tindakan dari dokter dan perawat.
d. Dampak hospitalisasi bagi orang tua:
Ibu klien berharap anaknya segera membaik dan dapat bermain lagi seperti biasanya
Masalah : tidak ada masalah keperawatan
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Data Penunjang (Lab, Foto, USG, dll)
Pemeriksaan Laboratorium (26 April 2020)
1. Albumin : 3,6 g/dL (3,4-4,8 g/dL)
2. Kreatinin : 0,7 mg/ dL (0,6-1,1 mg/dL)
3. BUN : 14 mg/dL (8-18 mg/dL)
4. HCT/PVC : 40,2 % (40-52%)
5. PLT : 450000 (150-400 x 103/µL)
6. WBC : 5.900 mm3 (4500-13500/mm3)
7. HGB/HB : 12 g/dL (12,0-14,0 g/ dL)
8. Natrium : 140 mMol/L (135-145 mMol/L)
9. Kalium : 3,5 mMol/L (3,5-5,0 mMol/L)
10. Kalsium : 2,5 mMol/L (2,12- 2,62 mMol/L)
Feses Lengkap:
26/4/2020
Di temukan bakteri Shigella pada feses, tidak terdapat darah dan lendir pada feses
(Indarti)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ringkasan Kasus :
1) Identitas Anak:
Nama : An. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 2 tahun
2) Anamnesis dan pemeriksaan fisik:
Keluhan : BAB encer lebih dari 3 kali sehari disertai muntah
Uraian :
Ibu pasien mengatakan badan anaknya demam sejak 2 hari sebelum MRS. Oleh ibu
pasien anaknya hanya di berikan paracetamol syrup dan suhu badan mereda. Tetapi keesokan
harinya atau sehari sebelum MRS badan anaknya panas lagi dan disertai mencret banyak 3
kali sehari dan disertai muntah, anaknya tidak mau minum dan dan badannya lemas. Oleh
ibunya diberikan paracetamol tetapi tidak mereda panasnya. Oleh keluarga kemudian pasien
di bawa ke IGD RSUD Dr. Soetomo dan oleh dokter di lakukan rawat inap di ruang Bona I
untuk dilakukan perawatan.
Ku : Lemah
Kesadaran : Compos mentis, GCS 4, 5, 6
TD : 80/50 mmHg
Nadi : 128x/mnt
Suhu : 38,20C
RR : 29x/mnt/
Thorak/paru : Retraksi (-), suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : S1 dan S2 tunggal
Abdomen : kembung, asites (-), hati dan limfa tidak teraba, bising usus (+) meningkat, nyeri
tekan abdomen
Ekstremitas : Akral dingin, tidak terdapat edema pada kedua lengan dan tungkai.
3) Pemeriksaan penunjang:
Tgl 26/4/2020
Albumin : 3,6 g/dL (3,4-4,8 g/dL)
Kreatinin : 0,7 mg/ dL (0,6-1,1 mg/dL)
BUN : 14 mg/dL (8-18 mg/dL)
HCT/PVC : 40,2 % (40-52%)
PLT : 450000 (150-400 x 103/µL)
WBC : 5.900 mm3 (4500-13500/mm3)
HGB/HB : 12 g/dL (12,0-14,0 g/ dL)
Natrium : 140 mMol/L (135-145 mMol/L)
Kalium : 3,5 mMol/L (3,5-5,0 mMol/L)
Kalsium : 2,5 mMol/L (2,12- 2,62 mMol/L)
4) Feses Lengkap:
26/4/2020
Di temukan bakteri Shigella pada feses, tidak terdapat darah dan lendir pada feses
5) Terapi:
Tgl 27/4/2020
1) Infus D5 ½ S 750 cc/24 jam
2) Ceftriaxone 2x150mg
3) Paracetamol 3x125mg
4) Zink 1x1 tab
5) Diit TETP 900
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANALISA DATA
TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH
27 April DS : Infeksi bakteri shigella Diare
2020 - Ibu pasien mengatakan bila
Jam 11.00 anaknya masih BAB encer Aktivitas tonus
3x/hati meningkat dan terjadi
DO: gangguan pada villi
- BAB cair 3kali usus
- Distensi pada abdomen Absorbsi aktif natrum
- Nyeri tekan pada abdomen dari lumen usus
bawah menurun
- Peristaltic usus 22 x/menit
- Hasil FL ditemukan sekresi aktif natrium
bakteri Shigella dan air dari mukosa ke
lumen usus
BAB cair
Diare
27 April DS : Infeksi bakteri shigella Hipovolemia
2020 - Ibu pasien mengatakan
Jam 11.00 anaknya tidak mau minum Gangguan pada villi
dan badannya lemas karena usus
diare Sekresi aktif natrium
DO: dan air dari mukosa ke
- Pulsasi nadi lemah lumen usus
- Turgor kulit menurun
- Membrane mukosa kering BAB cair > 3 kali
- Pasien muntah 2 kali
- T = 38,2 ̊C
- RR = 29 x/menit Kehilangan cairan dan
- TD = 80/50 mmHg elektrolit berlebih
- Nadi 118x/menit
- CRT > 2 detik hipovolemia
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini digambarkan bahwa seorang An. S berumur 2 tahun dirawat di ruang Bona 1
dengan diagnosa medis Diare. An. S masuk rumah sakit pada tanggal 26 April 2020 dengan keluhan
BAB cair 6 kali sehari, disertai muntah, badan panas dengan suhu 39 ̊C mukosa kering. Dilakukan
pengkajian pada tanggal 27 April 2020. Saat pengkajian didapatkan hasil yakni ibu pasien
mengatakan BAB cair 3x/hari, mukosa kering, muntah, dan tidak mau minum dengan TD (80/50
mmHg), nadi (118x/mnt), suhu (38,20C) dan frekuensi pernafasan (29x/mnt) hasil pemeriksaan FL
terdapat bakteri Shigella dalam feses pasien.
Berdasarkan hal diatas diagnosa sementara yang dapat ditegakkan adalah Diare. Berdasarkan
keluhan dari ibu pasien dan pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan, hal ini mendukung
ditegakkannya diagnosa Diare. Hal ini sesuai dengan definisi dari Diare menurut beberapa pakar
adalah pengeluaran feses yang lunak dan cair disertai sensasi ingin defekasi yang tidak dapat di tunda
(Grace et al, 2006)
Berdasarkan data hasil pengkajian, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka masalah
keperawatan yang muncul pada An. S adalah diare, hypovolemia dan hipertermia.
Pada masalah keperawatan Diare, yang ditandai dengan ibu pasien mengeluh bila anaknya BAB
cair 3x dalam sehari maka intervensi yang diberikan yaitu manajemen Diare. Dalam manajemen diare
pasien akan dilakukan identifikasi penyebab diare, monitoring warna, volume dan frekuensi serta
konsistensi feses, dan kolaborasi pemberian anti motilitas ataupun anti spasmolitik guna menjawab
tujuan dan kriteria hasil yang sesuai dengan SLKI (2019) yaitu kontrol pengeluaran feses meningkat,
distensi abdomen menurun, nyeri dan kram abdomen menurun, konsistensi feses membaik, frekuensi
BAB 1x/hari dan Peristaltic usus membaik.
Pada masalah keperawatan hipovolemia, yang ditandai dengan pulsasi nadi lemah, mukosa
kering, takhikardia dengan nadi 118 x/menit, TD 80/50 mmHg, CRT > 2detik. Masalah keperawatan
ini diberikan intervensi manajemen hipovolemia dengan melakukan pemeriksaan tanda dan gejala
hypovolemia, melakukan monitor intake dan output, menghitung kebutuhan cairan, memberikan
asupan cairan oral dan melakukan kolaborasi pemberian cairan isotonis. Keseluruhan intervensi yang
diberikan dapat mencegah terjadinya komplikasi lain akibat hipovolemi saat perawatan.
Pada masalah keperawatan hipertermia, yang ditandai dengan suhu pasien 38,2 ̊C, warna kulit
kemerahan, nadi 118 x/menit, mukosa kering. Intervensi yang diberikan untuk masalah keperawatan
ini sesuai SIKI (2018) adalah melakukan identifikasi penyebab hipertermia, melakukan monitoring
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
suhu tubuh, produksi urine dan serum elektrolit, menyediakan lingkungan yang dingin, melonggarkan
baju pasien, memberikan kompres dingin dan memberikan asupan cairan per oral. Di samping itu
juga dilakukan regulasi hipertermi dengan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antipiretik (SIKI, 2018).
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA