MAGISTER AKUNTANSI UNTAN PENYUSUNAN APBD 1. Penyusunan KUA dan PPAS Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. ( Ayat 1 Pasal 84 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Kepala daerah berdasarkan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1), menyusun rancangan kebijakan umumAPBD (Ayat 1 Pasal 34 PP 58 Tahun 2005) Berdasarkan KUA yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (3), pemerintah daerah menyusun rancangan PPAS. ( Ayat 1 Pasal 87 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Berdasarkan kebijakan urnum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang disampaikan oleh kepala daerah. (Ayat 1 Pasal 34 PP 58 Tahun 2005) 2. Penyiapan Pedoman Penyusunan RKA SKPD KUA serta PPA yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (3) dan Pasal 87 ayat (5), masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD ( Ayat 1 Pasal 88 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sernentara yang telah dibahas dan disepakati bersama kepala daerah dan DPRb dituangkan dalam . nota kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh kepala daerah dan pimpinan DPRD (Ayat 4 Pasal 35 PP 58 Tahun 2005). Kepala daerah berdasarkan nota kesepakatan sebagaimana · dimaksud pada ayat (4) menerbitkan pedoman penyusunan RKASKPD sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA SKPD (Ayat 5 Pasal 35 PP 58 Tahun 2005). 3. Penyusunan RKA SKPD Berdasarkan nota kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1), TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD ( Ayat 1 Pasal 89 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup : a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan; b. sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan; c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkaitdengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan e. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga ( Ayat 2 Pasal 89 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat (5), Kepala SKPD menyusun RKA- SKPD (Ayat 1 Pasal 36 PP 58 Tahun 2005). 4. Penyiapan Raperda ABPD RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD ( Ayat 1 Pasal 100 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Pembahasan oleh TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaivn kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD ( Ayat 2 Pasal 100 Permendagri 13 Tahun 2006 ). RKA-SKPD yang telah disusun oleh sebagaimana dimaksud dalam · Pasal 36 ayat (1) disampaikan kepada PPKD ( Ayat 1 Pasal 41 PP 58 Tahun 2005). RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selanjutnya dibahas oleh tim anggaran pemerintah daerah PPKD ( Ayat 2 Pasal 41 PP 58 Tahun 2005). 5. Pembahasan Raperda APBD dan Penyusunan Raper KDH Penjabaran APBD Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan persetujuan bersama (Ayat 1 Pasal 104 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan ( Ayat 2 Pasal 104 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD ( Ayat 3 Pasal 104 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Tata cara pernbahasan tentang APBD dilakukan tertib DPRD mengacu undangan ( Ayat 1 Pasal 44 PP 58 Tahun 2005). Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menitikberatkan pada kesesuaian antara kebijakan umum APBD serta prioritas dan plafon anggaran sementara dengan program dan kegiatan yang diusulkan dalam rancangan peraturan daerah ten tang APBD ( Ayat 2 Pasal 44 PP 58 Tahun 2005). 6. Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH Penjabaran APBD Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi ( Ayat 1 Pasal 110 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Penyampaian rancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan: a. persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD; b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD; c. risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD;dan d. nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota keuangan pada sidang DPRD ( Ayat 2 Pasal 110 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD·yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh gubernur paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi. ( Ayat 1 Pasal 47 PP 58 Tahun 2005). Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri kepada gubernur selambat lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. ( Ayat 2 Pasal 47 PP 58 Tahun 2005). 7. Penetapan Perda APBD dan Per KDH Penjabaran APBD Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. ( Ayat 1 Pasal 116 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Apabila Menteri Dalam Negeri mcnyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi, gubernur menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur dimaksud. ( Ayat 4 Pasal 47 PP 58 Tahun 2005). 8. Pembatalan Perda APBD dan Per KDH Penjabaran APBD Dalam hal Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, gubemur bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi ( Ayat 7 Pasal 110 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur tetapmenetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan peraturan daerah dan peraturan gubernur dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya (Ayat 8 Pasal 110 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBDdan rancangan peraturan gubernur tcntang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan peraturan daerah dan peraturan gubernur dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya ( Ayat 6 Pasal 47 PP 58 Tahun 2005). 9. Penyusunan Raper KDH APBD Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD (Ayat 1 Pasal 116 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Rancangan peraturan .daerah tentang APED dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebelumnya. ( Ayat 1 Pasal 53 PP 58 Tahun 2005) 10. Penetapan Raper KDH APBD Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya APBD. (Ayat 2 Pasal 116 Permendagri 13 Tahun 2006 ). Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dilakukan selambat lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. ( Ayat 2 Pasal 53 PP 58 Tahun 2005). PENYUSUNAN RAPBD RKPD – Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program-program kementerian/lembaga, lintas kementerian, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif sesuai maksud Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. (Lampiran Permendagri No 52 Tahun 2015) Sasaran Pokok RKP Tahun 2016 disusun sebagai berikut: 1. Sasaran Makro; 2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat; 3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan; 4. Sasaran Dimensi Pemerataan; 5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antar Wilayah; 6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. KUA dan PPAS KUA - Kebijakan Umum Anggaran Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, substansi KUA/KUPA mencakup hal-hal yang sifatnya kebijakan umum dan tidak menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang sifatnya kebijakan umum, seperti: (a) Gambaran kondisi ekonomi makro termasuk perkembangan indikator ekonomi makro daerah; (b) Asumsi dasar penyusunan Rancangan APBD/Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 termasuk laju inflasi, pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan kondisi ekonomi daerah; (c) Kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah untuk Tahun Anggaran 2016 serta strategi pencapaiannya; (d) Kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan manifestasi dari sinkronisasi kebijakan antara pemerintah daerah dan pemerintah serta strategi pencapaiannya; (e) Kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan surplus anggaran daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka menyikapi tuntutan pembangunan daerah serta strategi pencapaiannya. PPAS - Plafon Prioritas Anggaran Sementara Substansi PPAS/PPAS Perubahan mencerminkan prioritas pembangunan daerah yang dikaitkan dengan sasaran yang ingin dicapai termasuk program prioritas dari SKPD terkait. Prioritas program dari masing-masing SKPD provinsi disesuaikan dengan urusan pemerintahan daerah yang ditangani dan telah disinkronisasikan dengan 1 (satu) lintas bidang dan 9 (sembilan) bidang-bidang pembangunan, yaitu: (1) Pengarusutamaan dan Pembangunan Lintas Bidang (2) Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama; (3) Bidang Pembangunan Ekonomi; (4) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (5) Bidang Pembangunan Politik; (6) Bidang Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Politik; (7) Bidang Hukum dan Aparatur; (8) Bidang Wilayah dan Tata Ruang; (9) Bidang Penyedian Sarana dan Prasarana; dan (10) Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang tercantum dalam RKP Tahun 2016, sedangkan prioritas program dari masing- masing SKPD kabupaten/kota selain disesuaikan dengan urusan pemerintahan daerah yang ditangani dan telah disinkronisasikan dengan 1 (satu) lintas bidang dan 9 (sembilan) bidang-bidang pembangunan tersebut di atas, juga telah disinkronisasikan dengan prioritas program provinsi yang tercantum dalam RKPD provinsi Tahun 2016. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SKPD Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya singkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran badan/ dinas / biro keuangan/ bagian keuangan selaku Bendahara UmumDaerah. (Permendagri Nomor 59 Tahun 2007) RKA-SKPD disusun oleh Kepala SKPD dengan menggunakan Pendekatan Kerangka Jangka Menengah Daerah, Pengganggaran Terpadu dan Penganggaran berdasarkan Prestasi Kerja. (PP Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 36 Ayat 1 dan 2). Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam, kepala SKPD menyusun RKA-SKPD, disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja. (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 90 Ayat 1 dan 2). PENYIAPAN RAPERDA APBD RKA-SKPD yang telah disusun oleh Kepala SKPD untuk disampaikan kepada PPKD, selanjutnya dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk menelaah kesesuaian antara Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, Prakiraan Maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan dokumen perencanaan lainnya serta capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan minimal. (PP Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 41 Ayat 1, 2 dan 3) PPKD menyusun Raperda tentang APBD berikut dengan dokumen pendukung berdasarkan RKA- SKPD yang ditelaah oleh tim anggaran pemerintah daerah yang terdiri dari Nota Keuangan dan Rancangan APBD. (PP Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 42 Ayat 1 dan 2) RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD. Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD. Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian kepala SKPD melakukan penyempurnaan. (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 100 Ayat 1, 2 dan 3). RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh kepala SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari: a. ringkasan APBD; b. ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi; c. rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, pendapatan, belanja dan pembiayaan; d. rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program dan kegiatan; e. rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan negara; f. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan; g. daftar piutang daerah; h. daftar penyertaan modal (investasi) daerah; i. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah; j. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain; k. daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini; l. daftar dana cadangan daerah; dan m. daftar pinjaman daerah. (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 101 Ayat 1, 2 dan 3). Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari: a. ringkasan penjabaran APBD; b. penjabaran APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan. Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD wajib memuat penjelasan sebagai berikut: a. untuk pendapatan mencakup dasar hukum, target/volume yang direncanakan, tarif pungutan/harga; b. untuk belanja mencakup dasar hukum, satuan volume/tolok ukur, harga satuan, lokasi kegiatan dan sumber pendanaan kegiatan; c. untuk pembiayaan mencakup dasar hukum, sasaran, sumber penerimaan pembiayaan dan tujuan pengeluaran pembiayaan. (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 101 Ayat 1 dan 2). Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD disampaikan kepada kepala daerah kemudian disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang APBD bersifat memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran yang direncanakan. Penyebarluasan Raperda tentang APBD dilaksanakan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah. (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 101 Ayat 1, 2, 3 dan 4). PENYAMPAIAN DAN PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD
PP Nomor 58 Tahun 2005
Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kcpada DPRD disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelurnnya untuk dibahas dalam rangka mernperoleh persetujuan bersama. ( Pasal 43) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kcpada DPRD disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelurnnya untuk dibahas dalam rangka mernperoleh persetujuan bersama. ( Pasal 104, ayat (1)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Tata cara pernbahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD mengacu pada peraturan perundang undangan. ( Pasal 44, ayat (1)) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menitikberatkan pada kesesuaian antara kebijakan umum APBD serta prioritas dan plafon anggaran sementara dengan program dan kegiatan yang diusulkan dalam rancangan peraturan daerah tentang APBD. Pasal 44, ayat (2)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Penetapan agenda pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD untuk mendapatkan persetujuan bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (1) disesuaikan dengan tata tertib DPRD masing-masing daerah. ( Pasal 105, ayat (1)) Pembahasan rancangan peraturan daerah berpedoman pada KUA, serta PPA yang telah disepakati bersama antara pemerintah daerah dan DPRD. ( Pasal 105, ayat (2)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan selambatlambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. ( Pasal 45, ayat (1)) Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Pasal 45, ayat (2)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. ( Pasal 104, ayat (2)) Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. ( Pasal 104, ayat (3)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD, kepala daerah melaksanakan pengeluaran setinggitingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya untuk mernbiayai keperluan setiap bulan, yang disusun dalam rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD. ( Pasal 46, ayat (1)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (2) tidak menetapkan persetujuan bersama dengan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD, kepala daerah melaksanakan pengeluaran setinggi- tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan. ( Pasal 106, ayat (1)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 46 ayat (1) dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Merited Dalam Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. ( Pasal 46, ayat (3)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Rencana pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) disusun dalam rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD. ( Pasal 107, ayat (1)) Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada Pasal 107 ayat (1) dapat dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. ( Pasal 107, ayat (2)) Pengesahan rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada Pasal 107 ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri bagi provinsi dan keputusan gubernur bagi kabupaten/kota. ( Pasal 107, ayat (3)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Pengesahan terhadap rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 46 ayat (1) dilakukan selambat. lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. ( Pasal 46, ayat (4)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Penyampaian rancangan peraturan kepala daerah untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (3) paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak DPRD tidak menetapkan keputusan bersama dengan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD. ( Pasal 108, ayat (1)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 46 ayat (4) belum disahkan, rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD ditetapkan menjadi peraturan kepala daerah tentang APBD. ( Pasal 46, ayat (5)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Apabila dalam batas waktu 30 (tiga puluh) hari kerja Menteri Dalam Negeri/gubernur tidak mengesahkan rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala daerah menetapkan rancangan peraturan kepala daerah dimaksud menjadi peraturan kepala daerah. ( Pasal 108, ayat (2)) EVALUASI RANCANGAN PERDA TENTANG APBD DAN RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG PENJABARAN APBD
PP Nomor 58 Tahun 2005
Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh gubernur paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dicvaluasi. ( Pasal 47, ayat (1)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi. ( Pasal 110, ayat (1)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Apabila Menteri Dalam Negeri mcnyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, gubernur menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur. (Pasal 47, ayat (4)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Apabila Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi atas rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubemur tentang penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, gubernur menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah dan peraturan gubemur. (Pasal 110, ayat (6)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi. (Pasal 48, ayat (1)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi. (Pasal 111, ayat (1)) Nomor 58 Tahun 2005 Hasil PP evaluasi disampaikan oleh gubernur kepada bupati/walikota selambat lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. (Pasal 48, ayat (2)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam keputusan gubernur dan disampaikan kepada bupati/walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. (Pasal 111, ayat (5)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Apabila gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, bupati/walikota menetapkan rancangan dimaksud mcnjadi peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota. (Pasal 48, ayat (4)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Apabila gubernur menetapkan pernyataan hasil evaluasi atas rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, bupati/walikota menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota. (Pasal 111, ayat (6)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Apabila gubcrnur menyatakan basil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APED bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi, bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempumaan selambat lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. (Pasal 48, ayat (5)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Dalam hal gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. (Pasal 111, ayat (7)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan bupati/walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD menjadi Peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota, gubernur membatalkan peraturan dacrah dan peraturan bupati/walikota dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya. (Pasal 48, ayat (6)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan bupati/walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota, gubernur membatalkan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya. (Pasal 111, ayat (8)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Gubernur menyampaikan hasil evaluasi yang dilakukan atas rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/wa!ikota tentang penjabaran APBDkepada Menteri Dalam Negeri. (Pasal 50) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Gubernur menyampaikan hasil evaluasi yang dilakukan atas rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri. (Pasal 115) PP Nomor 58 Tahun 2005 Hasil evaluasi atas rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan pcraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD ditctapkan dengan keputusan Menteri Dalarn Negeri untuk APED provinsi dan keputusan gubernur untuk APBD kabupaten/kota. (Pasal 51) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (3) dan Pasal 111 ayat (3), berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri. PP Nomor 58 Tahun 2005 Penyempurnaan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 47 ayat (5) dan Pasal 48 ayat (5) dilakukan kepala daerah bersama dengan Panitia Anggaran DPRD. (Pasal 52, ayat (1)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Penyempurnaan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (7) dan Pasal 111 ayat (7) dilakukan kepala daerah bersama dengan panitia anggaran DPRD. (Pasal 114, ayat (1)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Hasil penyempurnaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan DPRD. (Pasal 52, ayat (2)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Hasil penyempurnaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan DPRD. (Pasal 114, ayat (2)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan dasar penetapan peraturan daerah tentang APBD. (Pasal 52, ayat (3)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Keputusan pimpinan DPRD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan dasar penetapan peraturan daerah tentang APBD. (Pasal 114, ayat (3)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya. (Pasal 52, ayat (4)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Keputusan pimpinan DPRD
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat final dan dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya. (Pasal 114, ayat (4)) PP Nomor 58 Tahun 2005 Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk APBD provinsi dan kepada gubernur untuk APBD kabupaten/kota, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah keputusan tersebut ditetapkan. (Pasal 52, ayat (5)) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri bagi APBD provinsi dan kepada gubernur bagi APBD kabupaten/kota paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah keputusan tersebut ditetapkan. (Pasal 114, ayat (6)) Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD, rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan rancangan perkada tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi, ditetapkan oleh kepala daerah menjadi Peraturan Daerah tentang APBD dan perkada tentang penjabaran APBD PP No. 58 Tahun 2005 (Pasal 53) PERMENDAGRI No. 13 Tahun 2006 (Pasal 116) PP NO. 58 TAHUN 2005 TENTANG KEUANGAN DAERAH Bagian Keempat, Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Pasal 53 (1) Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. (2) Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. (3) Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Ketiga, Penetapan Peraturan Daerah
tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Pasal 116 (1) Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. (2) Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. (3) Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, maka pejabat yang ,ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku penjabat/pelaksana tugas kepala daerah yang menetapkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. (4) Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota paling lama 7 (tujuh)
(5) Format rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tercantum penetapan dalam Lampiran A.XX peraturan menteri ini. (6) Format penetapan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.XXI peraturan menteri ini. (7) Jadwal penyusunan APBD tercantum dalam Lampiran A.XXII peraturan menteri ini. Terima kasih