Pertemuan 12 Rasa merupakan sikap penyair dalam menghadapi persoalan yang dibicarakannya. Rasa secara konkret tidak dapat ditemukan pada puisi. Ia didapatkan dari hasil pemaknaan secara menyuruh dan komprehensif pada teks tersebut.
Unsur rasa diwujudkan dari hasil olah-pikir
pembaca yang disimpulkan dari pemahamannya terhadap teks yang dianalisis. Rasa penyair terhadap persoalan yang dibicarakan pada karyanya ada beberapa bentuk, yaitu: 1. Sedih 2. Marah (emosional) 3. Bahagia/senang 4. Bimbang/ragu 5. Bersikap netral: tidak marah dan tidak pula bahagia. 6. Rasa campuran: sedih, marah, bimbang; atau bahagia, sedih, dan bimbang. SEHABIS SUARA GEMURUH
sehabis suara gemuruh itu yang tampak olehku hanyalah
tubuhmu telanjang dengan rambut terurai mengapung di permukaan air bening yang mengalir tenang tak kau sahut panggilanku (karya Sapardi Djoko Damono dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, 2015:68)
Rasa yang ditangkap dari puisi di atas adalah penyair mengungkapkan
kesedihannya. Ia sedih karena akibat bencanan itu banyak manusia yang tewas. Nada merupakan sikap penyair kepada pembaca terhadap persoalan yang dibicarakannya.
Sama halnya dengan unsur rasa, nada juga tidak
ditemukan secara konkret di dalam puisi. Ia dihasilkan dari proses pemaknaan yang komprehensif. Perbedaannya adalah rasa merupakan sikap penyair kepada pokok persoalan sedangkan nada adalah sikap penyair kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ada beberapa bentuk, yaitu: 1. Mengingatkan 2. Menegur 3. Marah 4. Mendukung SEHABIS SUARA GEMURUH
sehabis suara gemuruh itu yang tampak olehku hanyalah
tubuhmu telanjang dengan rambut terurai mengapung di permukaan air bening yang mengalir tenang tak kau sahut panggilanku (karya Sapardi Djoko Damono dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, 2015:68)
Nada yang ditangkap dari puisi di atas adalah penyair
mengungkapkan kemarahannya karena orang yang dekat dengan dirinya tewas karena bencana yang disebabkan oleh perbuatan manusia juga.