Anda di halaman 1dari 8

EKSISTENSI TEMBANG DOLANAN

ANAK DI TENGAH
KOMPLEKSITAS MASALAH BANGSA

NAMA : Cut Sarah Ananda


NIM : 200740028
KELAS : A2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA


INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH
2021
• Tembang dolanan anak sebagai tradisi lisan
1 merupakan sistem wacana niraksara dan berak-
sara yang sebagian besar adalah anonim, dise-
barkan dari mulut ke mulut dari satu generasi ke
generasi berikutnya .

• Tembang dolanan anak ini sebagai lelagon‘tem-


bang’ yang dimainkan oleh anak-anak dengan
fragmen permainan gerak yang lucu, spontan,
dan energik
Tembang Dolanan sebagai Wacana Puitik

“ • Sebagai wacana puitik, tembang dolanan merupakan wacana


puitik imajinatif yang membawa anak mengenal kosmik individual
dan sosialnya sendiri secara sukarela dalam suasana terbuka
dan riang gembira.


• Tembang dolanan anak sebagai wacana puitik masuk dalam
genre sastra puisi (niraksara dan beraksara).
Tembang Dolanan Anak sebagai Simbolik Ajaran

• Bentuk ajaran dalam tembang dolanan diungkapkan secara simbo-


lis.Banyaknya macam, peruntukan, dan perwujudannya menunjukkan
bahwa tembang dolanan tidak sekedar berfungsi untuk menghibur, namun
juga mengasah kemampuan intelektualitas, perasaan dan emosi, serta ke-
mampuan fisik dan kerja manipulatif anak.
Tembang sebagai Wacana Komunikasi

• Tembang dolanan anak pada dasarnya


adalah komunikasi melalui media
tembang,

1
Permainan di dalamnya
memungkinkan terjadinya komunikasi
interaksional para pesertanya

• Tak jarang terjadi komunikasi model interak-


sional, manakala terjadi proses negosiasi
yang melibatkan dampak dan tanggung-
jawab peserta komunikasi.
Tembang Dolanan sebagai Wacana Estetis

• Sebagai wacana estetis, tembang dolanan memiliki


watak yang berbeda-beda. Karakter yang
dikandung di dalam sebuah lagu atau tembang
merupakan sistem dan norma yang dapat lacak
dan dihayati dengan menggunakan medium
bahasa.
Epilog
• Wacana tembang dolanan anak berdasarkan sifat dan
pelaksanaannya memiliki fungsi utama sebagai hiburan dan
karenanyalah menghadirkan suasana bahagia dan riang
gembira.
• Menegakkan kembali eksistensi tembang
dolanan anak berarti, pertama, “me-
nanamkan rasa cinta budaya sendiri” di ten-
gah kehidupan anak-anak melalui bahasa
sebagai mediumnya.

• Kedua, “melatih kemampuan psikomotorik


anak” melalui sajian gerak gerak permainan
tertentu yang menuntut mental dan ke-
tangkasan, kejelian dan kecerdikan anak-
anak.
• Ketiga, “melatih kecerdasan dan
kecerdikan”.
• Keempat, “menanamkan rasa persatuan dan
kesetiakawanan sosial”.
• Kelima, “memupuk semangat sportivitas dan

Anda mungkin juga menyukai