Anda di halaman 1dari 18

MEKANIKA REKAYASA IV

TM-1. STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Titik Penta Artiningsih

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
PENDAHULUAN
 Analisis struktur mempelajari respon sistem  Hubungan antara perpindahan dan gaya
struktur terhadap beban yang bekerja ditentukan oleh sifat bahan, dimensi komponen
 Respon struktur terhadap beban terdiri atas struktur, perbandingan ukuran antara sesama
perpindahan dan gaya reaksi komponen struktur, serta kesinambungan
topologi struktur
 Sebagian dari perpindahan ini akan
menimbulkan perubahan bentuk (deformasi)  Pada sistem struktur yang statis dan stabil,
pada komponen-komponen struktur terdapat hubungan satu-satu antara perpindahan
dan gaya reaksi. Artinya, jika suatu sistem
 Bersamaan dengan deformasi tsb, akan muncul
struktur yang statis dan stabil didapatkan suatu
gaya-gaya dalam sebagai reaksi dari sistem
pola perpindahan yang unik, maka pola gaya
struktur terhadap beban luar
reaksi yang koresponden akan dapat ditentukan,
 Gaya-gaya dalam inilah yang berfungsi untuk dan sebaliknya.
meneruskan beban luar ke komponen
pendukung struktur, misalnya ke pondasi,
melalui tumpuan
Titik Penta
jenis reaksi perletakan dan perpindahan tumpuan
1. tumpuan JEPIT (FIX-END)
 reaksi perletakan: 3, yaitu R3
R 1, R 2, R 3
R1
 perpindahan: tidak ada
u=0
v=0
q=0
R2

Catatan:
 reaksi perletakan R1 (reaksi horisontal atau sejajar sumbu batang), R2 (reaksi vertikal atau
tegak lurus sumbu batang/tumpuan), R3 (reaksi momen)
 perpindahan u (mendatar), v (vertikal), q (putaran sudut)
2. JOINT/TITIK BEBAS (FREE-NODE)
 reaksi perletakan: tidak ada
 perpindahan: u, v, q
z (keluar bidang gambar)
u = ada q
v = ada x u
q = ada

y v

Catatan:
 perpindahan u (mendatar), v (vertikal), q (putaran sudut)
3. tumpuan SENDI
 reaksi perletakan: 2, yaitu R1 & R2
 perpindahan: q
R1
u=0 R1
v=0
q = ada
R2

R2

Catatan:
 reaksi perletakan R1 (reaksi horisontal atau sejajar sumbu batang), R2 (reaksi vertikal atau
tegak lurus sumbu batang/tumpuan)
 perpindahan u (mendatar), v (vertikal), q (putaran sudut)
4. tumpuan ROL
 reaksi perletakan: 1, yaitu R2
 perpindahan: u dan q
u = ada
v=0
q = ada
R2

Catatan:
 R2 (reaksi vertikal atau tegak lurus sumbu batang/tumpuan)
 perpindahan u (mendatar), v (vertikal), q (putaran sudut)
PENDAHULUAN
 Berdasarkansifat hubungan antara perpindahan – gaya reaksi, dikenal dua macam
metode analisis, yaitu metode gaya dan metode perpindahan
1. Metode Gaya, bertujuan untuk menetapkan komponen gaya reaksi, yang kemudian gaya
reaksi tersebut digunakan untuk menetapkan komponen perpindahan.
P

A d B

Pada metode gaya, bila beban P diketahui, maka perpindahan d dapat dihitung. Atau bila
diberikan beban P satu satuan, maka d dapat dihitung
2. Metode Perpindahan, bertujuan untuk menetapkan komponen perpindahan, yang
kemudian perpindahan tersebut digunakan untuk menentukan komponen gaya reaksi.

A d B

Pada metode perpindahan, bila lendutan d diketahui, maka beban P dapat dihitung. Atau,
bila diberikan perpindahan satu satuan, maka besar beban P dapat dihitung
A. METODE GAYA
1. Pada metode gaya, aspek utama yang perlu diperhatikan adalah
ketidak-tentuan statis
2. Pertama, dihitung jumlah komponen gaya reaksi struktur serta
jumlah persamaan yang tersedia, dan disusun berdasarkan kriteria
keseimbangan
3. Jika jumlah komponen reaksi kurang dari jumlah persamaan
keseimbangan yang tersedia, sistem struktur labil
4. Jika jumlah persamaan keseimbangan yang ada lebih kecil atau
sama dengan jumlah komponen reaksi, sistem struktur stabil
Sistem struktur yang stabil dapat dibagi atas dua sub-kasus:
1. sistem yang statis tertentu, dimana jumlah persamaan yang tersedia
sama dengan jumlah komponen reaksi yang ada. Ini berarti terdapat
sifat khusus pada kasus sistem struktur statis yang tentu, yaitu:
• dalam sistem struktur yang statis tertentu, penentuan besar semua
komponen reaksi dapat dilakukan cukup dengan menerapkan kriteria
keseimbangan, yaitu cukup dilakukan dengan cara statika.
• distribusi intensitas komponen reaksi tidak dipengaruhi oleh ekstensi
perpindahan, ukuran komponen, ataupun perbandingan ukuran antar
komponen

Titik Penta
2. sistem yang statis tidak tentu, terjadi jika jumlah komponen reaksi
melebihi jumlah persamaan keseimbangan yang tersedia. Ini berarti
bahwa statika saja tidak cukup untuk menentukan intensitas komponen
reaksi.
Dibandingkan dengan jumlah persamaan keseimbangan, terdapat
sejumlah gaya kelebihan (redundant) yang hanya dapat ditentukan jika
diusahakan persamaan tambahan sejumlah selisih antara jumlah
komponen reaksi dari jumlah persamaan keseimbangan. Dalam hal ini,
persamaan tambahan yang dibutuhkan diperoleh dengan meninjau
kriteria deformasi, atau lebih umum disebut kriteria perpindahan.

Titik Penta
 Bila jumlah reaksi r > 3, maka ada sejumlah r yang tidak diketahui
tetapi hanya ada 3 persamaan, sehingga jumlah persamaan tidak
mencukupi untuk menghitung reaksi. Karena itu struktur tersebut
disebut struktur statis tak tentu (indeterminate structure) (slide-12)
 Kelebihan reaksi ini disebut derajat ketidaktentuan statis, yang
besarnya adalah i = r – 3. Jumlah derajat ketidaktentuan inilah yang
menggambarkan jumlah gaya kelebihan (redundant force)

Titik Penta
 Contoh 1. perhitungan derajat ketidaktentuan statis (DKS)

A B

 Balok AB terletak di atas tumpuan jepit A dan rol B.


Jepit memiliki 3 reaksi dan rol 1 reaksi,
sehingga jumlah reaksi r = 3 + 1 = 4

Titik Penta
 Jumlah/derajat ketidaktentuan statis (DKS), i = r – 3 = 4 – 3 = 1,
berarti balok AB memiliki 1 gaya kelebihan
 Struktur dasar metode gaya adalah struktur statis tertentu
 Dalam penyelesaian struktur statis tak tentu dengan metode gaya, maka dilakukan
pelepasan reaksi-reaksi kelebihan, membentuk struktur statis tertentu + gaya
kelebihan (yaitu gaya reaksi yang dilepas)
 Jumlah struktur statis tertentu pilihan adalah i + 1
 Bila DKS, i = 1, maka terdapat 1 + 1 = 2 pilihan struktur statis tertentu
 Reaksi mana yang akan dijadikan gaya kelebihan ditentukan oleh kita. Dapat dipilih
(a) dengan melepas tumpuan rol B diganti reaksi Vb sebagai gaya kelebihan, atau
dipilih (b) dengan melepas tumpuan jepit A menjadi sendi, diganti Ma sebagai gaya
kelebihan. Reaksi kelebihan yang dipilih haruslah sedemikian sehingga bila gaya
kelebihan tersebut dihilangkan struktur tetap stabil
 Contoh 1. perhitungan derajat ketidaktentuan statis (DKS)

A
B

Ma

a b
Vb

Titik Penta
 Contoh 2. perhitungan derajat ketidaktentuan statis (DKS)

 Jumlah reaksi perletakan, r = 3 + 1 + 1 = 5

 Jumlah derajat ketidak-tentuan statis (DKS) = r – 3 = 5 – 3 = 2


 sehingga jumlah gaya kelebihan (redundant), i = DKS = 2
Titik Penta
 Struktur statis tertentu pilihan = i + 1 = 2 + 1 = 3

– pilihan-1:

Vb Vc

Ma
– pilihan-2:

Vc
Ma
– pilihan-3:

Vb

Titik Penta
TERIMA KASIH
WASSALAMU ALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai