Informasi, Pesan Makna
Informasi, Pesan Makna
INFORMASI,
PESAN&MAKNA
HJ. EVIE SOPHIA, S.GZ., M.I.KOM
KONSEP & TEORI INFORMASI
Fisher (1986) mengelompokkan berbagai pandangan mengenai Konsep Informasi
ke dalam tiga buah variasi
1.Penggunaan istilah informasi untuk menunjukkan fakta atau data yang dapat
diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung.
Contoh :
Ketika kita melihat papan reklame, membaca surat kabar, mendengarkan radio, ketika
itulah sejumlah data dan fakta kita serap dan kita simpan dalam ingatan kita. Seorang
detektif ketika mengumpulkan bukti tentang kejahatan atau seorang wartawan
mengumpulkan keterangan dan penjelasan dari sumber peristiwa berita, contoh dari
pencairan informasi.
Informasi dikonseptulisasikan sebagai kuantitas fisik yang dapat dipindahkan dari
satu titik ke titik lainnya, dari satu medium ke medium lainnya, dari satu orang ke
orang lain. Dengan demikian informasi identik dengan wujud material yang dapat
dikirimkan dan diterima melalui berbagai saluran, baik melalui media massa
seperti surat kabar, radio dan tv, media komunikasi lainnya seperti telepon,
facsimile maupun komunikasi tatap muka dan bahasa isyarat.
Menurut pandangan ini, kuantitas informasi dapat dihitung” dalam arti semakin
banyak usaha seseorang mengumpulkan data dan fakta, makin banyak informasi
yang dimilikinya.
TEORI INFORMASI
Claude Shannon & Werren Weaver 1949 , melalui bukunya The Mathemetical
Theory of Communication.
Model Shannon Weaver , ciri khasnya adalah adanya unsur noise (faktor
gangguan)
Adanya faktor gangguan (noise) memungkinkan lahirnya konsep enthrophy, yaitu
situasi yang tidak pasti atau tak teratur.
Enthrophy inilah yang kemudian melahirkan konsep informasi.
Menurut teori informasi , pengertian informasi sangat dekat dengan enthropy
dalam ilmu pasti, yaitu ukuran tingkat keacakan (severind Tankard, 1982), oleh
sebab itu informasi menurut teori informasi adalah jumlah ketidakpastian yang
dapat diukur dengan mengurangkannya melalui pemakaian sejumlah aternatif
pilihan yang tersedia.
Mengapa Severind-Tarkand menyinggung ilmu pasti? Karena kelahiran teori informasi
memang tidak bisa dilepaskan dari latar belakang pencetusnya.Shanon-Weaver adalah
dua ahli matematika dan bekerja di laboratorium Telepon Bell. Pada awal
pembentukannya, teori informasi ini dipakai secara sistematis setiap penggunaan
alternatif pilihan guna mengurangi ketidakpastian dihitung dengan angka-angkayang
rumit.
Dari segi matematis ini informasi diukur dengan satuan pokook informasi yang diebut
binary digit, yang populer disebut bit.pemakaian satu bit informasi setara dengan
pengurangan 5% dari keseluruhan alternative yang tersedia. Misalnya Anda diminta
menebak dalam menjawab ya atau tidak. Kedua alternative tersebut bernilai satu bit.
Sehingga bila misalnya Anda menjawab tidak, berarti alternative yang tersedia telah
berkurang sebanyak 50%.demikianlah awal mula penerapan teori informasi, bersifat
teknik sekali.
Dalam perkembangan selanjutnya teori informasi lebih mengacu pada soal
komunikasi antarmanusia. Oleh karena itu pengertian konsep-konsepnya juga
bergeser, terutama konsep entropy dan noise .
Awalnya entropy dikaitkan dengan ketidakpastian yang diakibatkan oleh
gangguan (noise) terhadap mesin sekarang kedua konsep tersebut dihubungkan
dengan tersedia atau tidaknya sejumlah alternatif pilihan guna mengurangi
ketidakpastian tersebut.
Perkembangan lebih lanjut adalah diberlakukannya ciri informasi yang harus
bersifat memilih (selektif) karena jika tidak ada alternatif atau hanya satu
alternatif, berarti semuanya sudah pasti, dan itu bukan karakter informasi yang
selamanya mengacu pada situasi yang tidak pasti.
Sifat informasi : ketidakpastian dan memilih
-ciri khas model Shannon dan weaver : adanya komponen noise
Sumber gangguan ( noise) itu bernacam-macam bisa terjadi pada pembicaraannya,
salurannya situasi maupun pesannya.
Pembicara : mungkin tidak jelas siapa yang berbicara sehingga si penerima
bertanya-Tanya
Saluran : mungkin adanya kerusakan pada kabel telepon, gelombang radio, gambar
televisi, atau cetakan huruf yang kurang jelas.
Situasi : mungjin adanya suara berisik ketika pesan diterima.
Pesan : kemungkinan terikutsertakannya tambahan pesan yang tidak mendukung
pokok pembicaraan.
Jadi faktor noise telah melahirkan sifat-sifat informasi: ketidakpastian dan
memilih.
Jika banyak gangguan (noise) muncul ketidakpastian maka lahir sejumlah pilihan.
Dalam memilih akternatif pengalaman masa lalu, motif, nilai,kebutuhan dan
tujuan masing-masing individu ikut menentukan pilihan (schram dan Kincaid,
1987).
Sedangkan jika kita berbicara latar belakang ini maka setiap orang mempunyai
pengalaman, motif, nilai, kebutuhan, tujua yang relatif berbeda antara satu
individu dengan individu lainnya.
Anda terserang Flu,…disini latar belakang kebutuhan yang berbicara,..
Mengatasi Ketidakpastian dengan “Redundancy”
Tentu saja dengan adanya ketidakpastian (entropy) kita akan berada dalam zona
tidak nyaman. Dengan demikian dibutuhkan cara untuk mengatasinya.
Redudancy artinya pengulangan, baik dengan kata yang sama ataupun kata yang
artinya sama, dengan tujuan agar pesan yang dikirimkan dipahami maksudnya
oleh komunikan. Contohnya : ditengah hiruk pikuk nya pesta yang diiringi
berisiknya music, anda meminta secangkir teh hangat kepada pelayan, anda akan
meminta minuman, atau mengulangi kata hangat itu atau mengganti permintaan
tersebut dengan mengganti kata panas.
Ketidakpastian (entrophy) juga dapat diatasi dengan menambah tenaga(power)
penyampaian pesan. Dalam contoh diatas Anda dapat menambah tenaga (power)
dengan memperkeras volume suara Anda, misalnya dengan cara berteriak.
Misalnya dengan sambil menyebut teh hangat, Anda memperagakan orang minum
dan menggerak-gerakkan tangan agar pelayan menghampiri. Setelah itu tenaga
tambahan juga dapat diperoleh dengan cara memberikan pesan secara langsung ke
pesan utama, dan dikirimkan secara jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
(seolah-olah) mengeja kata-kata pesan, misalnya teh hangat.
JENIS DAN KUALITAS INFORMASI
Informasi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.
Adapun sebuah keputusan dapat menimbulkan ketidakpastian baru, itu akan
menuntutdiambilnya keputusan lain begitu seterusnya hingga diperoleh
keputusan yang benar-benar mengurangi (menghilangkan ) ketidakpastian.
Jenis informasi apa yang kita butuhkan untuk mengurangi ketidakpastian ?
Tingkat ketidakpastian ada 3:
1. Tidak pasti kepada objek tertentu (nama benda, musim, masa)
Misalnya ketika kita melihat sebuah jejak kaki di tanah gembur, kita menduga-duga jejak
kaki apa itu? Jejak kaki manusia atau kaki binatang, jika binatang jenis hewan apa?
2. Ketidakpastian pada hubungan antara satu alternative piliha dengan
pilihan lainnya, contoh :
Mengambil kesimpulan bahwa jejak itu adalah jejak orang asing karena tidak mungkin
jejak warga orang kampong, sebab tak mungkin warga kampung lewat jalan
berlumpur itu.
3. Ketidakpastian pada penilaian, baik nilai objek maupun nilai hubungan.
Jika kita sudah menyimpulkan bahwa jejak kaki itu adalah jejak kaki orang asing, lalu
mengapa ia melewati jalan itu ? Penilaianan pun timbul, disimpulkan bahwa kemungkinan
ada orang yang bermaksud jahat ( peniliaian negatif) kepada warga kampung.
Tiga jenis informasi tersebut adalah rangkaian informasi dari sebuah peristiwa.
Akan tetapi masing-masing jenis dapat berdiri sendiri.
Contoh:
-siulan seseorang menunjuk ada seseorang yang bergembira (bentuk informasi objek dan
lingkungan)
-teriakan awas mengingatkan adanya bahaya mengancam (bentuk informasi dan
hubungan)
-pernyataan bersedia seseorang , berarti si individu menilai positif pada sebuah ajakan atau
perintah (bentuk informasi menilai)
Kebutuhan seseorang akan informai juga ditinjau dari segi kualitasnya. Tinggi
rendahnya kualitas informasi dapat dilihat dari :
1. Tingkat kegunaanya (usefull)
2. Nilainya (valuable)
3. Faktualitasnya (factual)
4. Keterandalannya (reliable)
5. Ketepatannya (precision)
6. Kebenarannya (truth)
Makin tinggi dari tingkat masing-masing ciritersebut, makin tinggi pula informasi,
misalnya dalam pidato dan ceramah penggunaan alat kontrasepsi (pil kb), …..
PESAN & MAKNA
PESAN DAN MAKNA :ANTARA WADAH DAN ISI
Informasi tidak bisa dilepaskan dari pembicaraan mengenai makna, data , kata dan isyarat adalah
bukanlah informasi jika tidak diberikan makna oleh orag-orang yang mengindrainya.
Informasi tiada lain adalah makna dari symbol-symbol komunikasi, yaitu data, makna, kata symbol
dan isyarat.
Informasi adalah makna pesan, makna, kata, isyarat tidak mengandung informasi jika tida
ditafsirkan oleh penerimanya maka dapat dikatakan tidaklah mengandung arti apa-apa jika tidak
diberi makna olehkomunikasi. Sebaliknya pesanlah yang engandung makna apabila pesan tersebut
ditafsirkan.
Dengan rumusan sederhana, dapat kita katakana bahwa hubungan pesan dan makna ibarat wadah
dan isinya.
Seperti sebuah wadah kosong, suatu stilah dapat diisi (diberi makna) apapun
menurut selera pemakainya.
Hanya perlu diingat bahwa tentu suatu isilah tidak dapat diberi makna seenaknya
oleh si pemakainya karena kita mengenal makna yang disepakati umum. Misalnya
kata makan tentu saja maknanya berbeda dengan kata minum.
Demikian pula halnya setiap wadah (secara fisik) tidak dapat diisi secara
sembarangan, melainkan diisi dengan hal-hal yang pantas mengisinya.
Contoh : “ Belajar pangkal pandai” itu adalah pesan., makna yan anda peroleh
dari kalimat tersebut adalah anatar alain perlunya belajar bila ingin pandai.
Belajar itu sendiri kan dapat berarti, membaca, membuat ringkasan, mengerjakan
soal latihan , dll.
Contoh linnya, “ Tolooong…”bermakna adanya musibah dan butuh bantuan.
Lampu merah menyala adalah pesan maknanya kendaraan harus berhenti
Yang perlu disadari adalah suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda dari
satu individu ke individu lain karena makna pesan berkaitan erat dengan masalah
Mendung , ditafsirkan bahagia oleh para petani, tetapi bisa jadi kabar yang
1. Makna refrensial, yakni makna suatu istilah mengenai objek, pikiran, ideal atau
Makna itu lahir dari pikiran seseorang ketika suatu istilah menunjuk pada suatu objek.
Misalnya istilah kendaraan merujuk pada mobil, motor sepeda, bahkan kuda, artinya
ssuatu yang dapat ditumpangi dan membawa penumpangnya pada jarak tertentu
2. Makna yang menunjukkan arti suatu istilah sejauh dihubungkan dengan
konsep-konsep lain.
Misalnya istilah Phlogiston yang dicontohkan Fisher, kata dulu itu digunakan untuk
menjelaskan proses pembkaran. Suatu benda akan terbakar jika ada Phlogiston.
Tetapi sejak ditemukannya istilah oksigen, kata phlogiston tidak digunakan lagi untuk
Istilah perang dingin kini tidak dipakai lagi setelah blok timur runtuh, banyak istilah
menjadi tidak berarti lagi setelah ditemukan kesalahan pada konsep yang lama.
3. Makna intensional , yakni arti suatu istilah atau lambang tergantung apa yang
- Makna inilah yang melahirkan makna individual dari segi ini maka tak akan ada dua
buah makna yang dimaksudkan identic, walaupun makna itu boleh saja amat mirip.
- Ini merupakan makna yang disebabkan oleh tindakan mental individu tanpa
- Contoh, Anda meyebut Jeruk garut Manis, mungkin manis yang dimaksud tanpa
campuran dengan ras asam, tetapi untuk kawan Anda boleh jadi yang diartikan manis
mengandung sedikit rasa pahit. Manis bagi Anda bisa jadi berbeda dengan kawan Anda.
TEORI MAKNA
Kapankah makna itu muncul ? Menurut Fiske (1980) menyatakan makna muncul
ketika sebuah sign yang mengacu pada suatu objek, dipakai oleh pengguna sign, saat
itulah terjadi proses pembentukan makna di dalam benak si pemakai.
Yang dimaksud sign dapat berupa kata, tulisan, symbol,maupun isyarat.
Sedangkan objek bisa mengacu pada benda, ide, atau konsep.
Beberaa ahli merumuskan ketiga hubungan antara sign, objek dan pemakai itu dalam
bentuk hubungan segitiga.
Charles S Pierce menyusun Teori segitiga makna (triangle meaning theory) pun
dibuat untuk menjelaskan proses terjadinya makna. Menurut pierce , sebuah sign
yang yang mengacu kepada seseorang diluar dirinya, yaitu objek akan mempunyai
pengaruh pada pikiran pemakainya karena adanya hubungan timbal balik antara
ketiga elemen tersebut.
Hasil hubungan timbal balik itulah yang menghasilkan makna suatu objek, dan
dilambangkan oleh pemakainya dengan suatu symbol antara lain, kata-kata,
gambar atau isyarat.
misal : Anda mendengar kata permata, didalam benak, Anda terpikirkan
bahwa permata adlah sign (symbol) batu permata adlah objek rujukan, sedangkan
sebagai pemakainya adalah Anda sendiri, makna yang muncul dari ketiga hubungan
elemen tersebut adalah kesimpulan Anda yang menyebut permata adalah batu mulia
untuk perhiasan yang mahal harganya.
Pikiran atau referensi
1. Dimensi Referential, yang berarti bahwa secara jelas kata-kata dan symbol lain
yang dipakai untuk menunjukkan objek, situasi dan kondisi, atau pernyataan.
Contoh : kata bagus dipakai untuk menunjukkan maksud bahwa kita mempunyai
penilaian yang baik kepada sebulah lukisan misalnya.
Atau kata jelek’ pada suatugambar menunjukkan maksud kita mengenai gambar yang buruk.
Jika dihubungkan secara segitiga makna maka hubungan anatara ketiga dimensi
itu dapat memperlihatkan bahwa pemakaian suatu symbol (referential) dan
didasarkan pengalaman atau pengetahuan (experiential) pada objek yang dirujuk
symbol tersebut, adalah untuk enunjukkan tujuan (purposive) si pemakai.
Karena itu hati=hatilah menggunakan istilah. Orang bisa senang kepada kita karena istilah
yang kita gunakan, orang juga bisa marah besar pada istilah yang kita gunakan juga.
MASALAH BAHASA DALAM KOMUNIKASI
Selain peliknya masalah pemaknaan, kita juga mengenal keterbatsan itu sendiri.
Bahasa amat terbatas dalam menggambarkan realitas.
Hal itu disebabkan oleh :
1.Bahasa itu statis, sedangkan realita dinamis
Nama dari lahir cenderung sama, tetapi dalam realitas nama Ani, Ina pada umur tujuh
tahun akan berbeda ketik mereka di usia 17 bahkan 70 tahun.
2. Bahasa itu terbatas, sedangkan realitas relatif tidak terbatas.
Padi dalam bahasa inggeris = rice, bhs indonesia,padi, gabah, beras,
3. Bahasa itu abstrak, sedangkan realitas itu sesuatu yang nyata.
Abstrak yang dimaksud adalah dalam proses memilih beberapa detail untuk dijadikan
ciri pokok dan menghilangkan detail lainnya.
Contoh kursi: mempunyai kaki, dan tempat duduk, dan memiliki sandaran.
Agar komunikasi kita berhasil empat hal yang perlu kita hindari dalam pemakaian
bahasa, yaitu :
1. Abstraksi Kaku
Orang cenderung memakai istilah-istilah dengan abstraksi yang tinggi, atau rendah
sekali. Abstraksi yang tinggi cenderung mengaburkan nilai yang sebenarnya.
Misalnya kita tak pernah mengerti dengan baik apa arti kata demokrasi, nasionalisme,
kebijaksanaam, kekuasaan, wewenang.
2. Identifikasi Yang tidak Layak
Identifikasi yang tidak layak umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam
menempatkan berbagai macam objek kedalam satu kategori, atau disebut pula over-
generelatization, (generelisasi yang berlebihan) misalnya semua laki-laki itu jahat”
atau semua orang bule itu maju” “barat itu demokrasi” dll
3. Penilaian dengan hanya Memakai dua nilai
Contoh : biasanya dilakukan utuk mencari mudahnya misalnya: baik-buruk, hitam-
putih, pandai-bodoh, jauh-dekat, dll
Padahal diantara dua kategori trsebut ada istilah-istilah atau kategori-kategori
lainnya, misalnya , sangat, agak, hampir.
4. Mengacaukan Kata dengan Rujukan
contoh : Jeruk Garut Manis
HATUR NUHUN