Anda di halaman 1dari 31

MINGGU KE-12

Konsep Islam tentang


Korupsi
TIGA KEJAHATAN LUAR BIASA

• Korupsi
• Narkoba
• Terorisme
Pengertian
Asal kata korupsi dari kata corrumpere, Dari
bahasa latin inilah kemudian diterima oleh banyak
bahasa di Eropa, seperti; dalam bahasa Inggris
menjadi corruption atau corrupt, sedang dalam bahasa
Belanda, menjadi corruptie. Arti harfiah dari korupsi
adalah kebusukan , keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan dalam
arti kesucian, dapat disuap.
• Poerwadarminta dalam KUBI mengartikan korupsi
adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.

Prof. Subekti yang mengatakan, korupsi adalah suatu


tindakan pidana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian
negara.
ROBERT KLITGAARD
korupsi sebagai tingkah laku yang menyimpang
dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara
karena keuntungan status atau uang yang
menyangkut pribadi (perorangan, keluarga
dekat, kelompok sendiri); atau melanggar
aturan-aturan pelaksanaan menyangkut tingkah
laku pribadi.
PENGERTIAN
• Korupsi sebagaimana disebutkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999
yang telah dirubah dengan UU No.20 tahun 2001
yang telah dirubah dgn UU No19 Tahun 2019,
tentang Pemberantasan Tindakan Pidana Korupsi,
adalah setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
KONSEP-KONSEP KORUPSI
DALAM ISLAM

1.Ghulul
Ghulul adalah penyalahgunaan jabatan, seperti menerima
hadiah, komisi atau apapun namanya yang tidak halal dan
tidak semestinya diterima.

2.Shariqah
Shariqah adalah orang yang mengambil sesuatu secara sembunyi-sembunyi, dan juga
mengambilnya pada tempat yang semestinya.
3.Khianat adalah tidak menepati amanah
4.Risywah (suap)
Segala sesuatu yang diberikan oleh seseorang kepada seorang
hakim atau yang bukan hakim agar ia memutuskan suatu perkara
untuk (kepentingan) nya atau agar ia mengikuti kemauannya .
PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI

a. Lemahnya keyakinan agama


b. Pemahaman keagamaan yang keliru
c. Adanya kesempatan dan sistem yang rapuh
d. Mentalitas yang rapuh
e. Faktor ekonomi/gaji kecil
f. Faktor budaya
h.Faktor kebiasaan dan kebersamaan
i.Penegakan hukum yang lemah
j.Hilangnya rasa bersalah
k.Hilangnya nilai kejujuran
l.Sikap tamak dan serakah
m.Ingin cepat kaya, tanpa usaha dan kerja keras
n.Terjerat sifat materialistik, kapitalisme, dan
DAMPAK KORUPSI
RAVIDA

1. Pemborosan sumber-sumber, modal yang lari,


gangguan terhadap penanaman modal, terbuangnya
keahlian, bantuan yang lenyap.
2. Ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih
kekuasaan oleh militer, menimbulkan ketimpangan
sosial budaya.
3. Pengurangan kemampuan aparatur pemerintah,
pengurangan kapasitas administrasi, hilangnya
kewibawaan administrasi.
MC MULLAN (1961) AKIBAT KORUPSI
• Ketidak efisienan,
• Ketidakadilan,
• Rakyat tidak mempercayai pemerintah,
• Pemborosan sumber-sumber negara,
• Tidak mendorong perusahaan untuk berusaha
terutama perusahaan asing,
• Ketidakstabilan politik,
• Pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan
tidak refresif.
IPAK INDONESIA 2022
• Indeks Perilaku Anti Korupsi
(IPAK) Indonesia 2022 sebesar
3,93; meningkat dibandingkan
IPAK 2021 (Sumber BPS,7,22)
BENTUK SANKSI MATERIAL BISA BERUPA

1). Al-Itlaf, perusakan atau penghancuran sebagaimana


pemusnahan minuman keras dan penghancuran sarananya,
2). Al-Taghyir (mengubah), sebagaimana merubah tempat maksiat
menjadi tempat yang bermanfaat,
3).Al-Tamlik (penguasaan/pemilikan) sebagaimana tindakan
sahabat Umar ra. menyita dan kemudian memasukkan hadiah yang
diberikan kepada Abu Hurairah ke dalam Baitul Mal.
• Sanksi Penahanan dalam terminologi fiqh yuridis penahanan ( al-
hubs) berarti menunda dan mencegah seseorang (terdakwa)
dari kebebasan bertindak.
• Menurut Syahatah jika diklasifikasikan secara
sistematis bahwa diantara justifikasi syara’ (al-
Qur’an) terhadap bahaya dan keharaman korupsi
adalah:
• Pertama,korupsi termasuk salah satu bentuk
perampasan harta orang lain dengan cara yang kotor,
batil, dan semena-mena. Deskripsi ini dalam al-
Qur’an digunakan untuk menggambarkan orang yang
melakukan korupsi (suap), seperti yang dijelaskan
dalam surah al-Baqarah:188.
QS-AL-BAQOROH 188

• ‫َو ال َتْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل َو ُتْد ُلوا ِبَها‬
‫ِس‬ ‫ا‬‫َّن‬ ‫ال‬ ‫ِل‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫ْم‬‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫ِم‬ ‫ا‬ ‫ًق‬ ‫ي‬ ‫ِر‬‫َف‬ ‫وا‬ ‫ُل‬ ‫ُك‬‫ْأ‬‫ِإَلى اْلُح َّك اِم ِلَت‬
‫ِباإلْثِم َو َأْنُتْم َتْع َلُم وَن‬
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang
batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui
MENURUT QURAISH SHIHAB,
• ayat tersebut secara tersirat terkait dengan
pelarangan perbuatan menyogok dan disogok.
Menurutnya dalam ayat ini perbuatan itu diibaratkan
dengan perbuatan menurunkan timba ke dalam sumur
untuk memperoleh air. Timba yang turun tidak
terlihat oleh yang lain, khususnya yang berada jauh
dari sumur. Penyogok menurunkan keinginannya
kepada yang berwenang untuk memutuskan sesuatu,
tetapi secara tersembunyi dan dengan tujuan
mengambil sesuatu secara tidak sah, lalu dengan tegas
ayat ini mengutuk perbuatan itu
• Kedua,pihak-pihak yang terlibat dalam
kasus korupsi adalah termasuk pembuat
kerusakan di muka bumi yang wajib
ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.
Sebab perilaku orang-orang ini akan dapat
menimbulkan kekacauan dalam interaksi
dan relasi sosial serta mengancam stabilitas
masyarakat.
‫‪QS-AL-MAIDAH 33‬‬

‫ِإَّنَم ا َج َز اُء اَّلِذ يَن ُيَح اِر ُبوَن َهَّللا َو َر ُس وَلُه •‬


‫َو َيْس َعْو َن ِفي األْر ِض َفَس اًد ا َأْن ُيَقَّتُلوا َأْو‬
‫ُيَص َّلُبوا َأْو ُتَقَّطَع َأْيِد يِهْم َو َأْر ُج ُلُهْم ِم ْن ِخ الٍف َأْو‬
‫ُيْنَفْو ا ِم َن األْر ِض َذ ِلَك َلُهْم ِخ ْز ٌي ِفي الُّد ْنَيا َو َلُهْم‬
‫ٌم‬ ‫ي‬ ‫ِظ‬ ‫َع‬ ‫ٌب‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫ِفي اآلِخ َر ِة َع‬
• Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-
orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah
mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik,
atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya).
Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan
untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar,
• Ketiga,jika yang melakukan korupsi (suap) berposisi
sebagai hakim (qadhi), maka konpensasi dari
penerimaan suap itu adalah memutuskan perkara
sesuai dengan pesanan dari siapa yang menyuap, hal
ini secara nyata adalah merupakan penyimpangan
dari prinsip keadilan yang lebih ironis adalah bahwa
keputusan yang diambil sudah pasti tidak berdasar
pada apa yang telah diturunkan Allah pada sisi inilah
al-Qur’an mengklaimnya sebagai orang yang kafir,
zalim, dan fasik (QS. Al-Maidah: 43-45)
QS.AL-MAIDAH 43
• ‫َو َك ْيَف ُيَح ِّك ُم وَنَك َو ِع ْنَد ُهُم الَّتْو َر اُة ِفيَها ُح ْك ُم ِهَّللا ُثَّم‬
‫َيَتَو َّلْو َن ِم ْن َبْع ِد َذ ِلَك َو َم ا ُأوَلِئَك ِباْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
• Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu
menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang di dalamnya (ada) hukum
Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu
(dari putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh
bukan orang yang beriman
QS.AL-MAIDAH AYAT 44
• ‫َو َم ْن َلْم َيْح ُك ْم ِبَم ا َأْنَز َل ُهَّللا َفُأوَلِئَك ُهُم اْلَك اِفُر وَن‬
• Barang siapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang kafir.
QS.AL-MAIDAH 45

• ‫َو َم ْن َلْم َيْح ُك ْم ِبَم ا َأْنَز َل ُهَّللا َفُأوَلِئَك ُهُم‬


‫الَّظاِلُم وَن‬
• Barang siapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang zalim
QS.AN-NISA :58

• Sesungguhnya Allah menyuruh kamu


menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat
• ‫َو َم ْن َلْم َيْح ُك ْم ِبَم ا َأْنَز َل ُهَّللا َفُأوَلِئَك ُهُم‬
َ‫اْلَفاِس ُقون‬
• Barangsiapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang fasik
‫‪• Keempat,penyebaran wabah korupsi (suap‬‬
‫‪dan penggelapan) berdampak jelas pada‬‬
‫‪ketimpangan sosial.‬‬
‫ِإَّن َهَّللا َيْأُم ُر ُك ْم َأْن ُتَؤ ُّد وا األَم اَناِت ِإَلى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتْم •‬
‫َبْيَن الَّناِس َأْن َتْح ُك ُم وا ِباْلَع ْد ِل ِإَّن َهَّللا ِنِع َّم ا َيِع ُظُك ْم ِبِه ِإَّن َهَّللا‬
‫َك اَن َسِم يًع ا َبِص يًر ا‬
6.dalam sebuah riwayat hadis di jelaskan bahwa suatu saat
Rasul saw. memerintahkan para sahabat untuk menyalati
seorang jenazah, namun beliau sendiri tidak berkenan
melaksanakannya. Para sahabat bertanya-tanya, tidak
basanya Rasul berbuat demikian, ternyata keengganan beliau
menyalati jenazah tersebut disebabkan karena jenazah
tersebut semasa hidupnya sempat mengorupsi perhisan
semacam intan atau manic-manikyang nilainya tidak
mencapai batas minimal pencurian, yaitu dua dirham. Atas
dasar ini Imam al-Nawawi menganjurkan agar para ulama
dan orang-orang shaleh untuk tidak ikut menyalatkan
jenazah orang yang berlaku fasik (koruptor) sebagai sebuah
pelajaran dan mencegah bagi yang lain agar tidak mengikuti
perbuatan fasik tersebut
• Kelima,pada zaman Rasul perilaku
seseorang berbuat curang dan
menyimpang (korupsi) terhadap harta
rampasan perang (ghanimah) diabadikan
Allah dalam al-Qur’an sebagai orang
yang berkhianat dan akan dan mereka
akan dibalas setimpal dengan yang mereka
lakukan (QS. Ali Imran: 3; 161)
• Munir Mulkan secara ekstrim tindak
korupsi dapat dikatakan sebuah sebab
kekafiran bukan semata-mata karena
sesorang tidak bersedia menyatakan
diri beriman kepada Tuhan secara
formal (verbal/lisan), tetapi lebih
empiris dalam praktek korupsi, politik
uang, dan politik preman (dengan
kekerasan).
•SELESAI

Anda mungkin juga menyukai