Pahami cara membaca peta kontur: membaca elevasi tertinggi-terendah, membedakan sungai atau lembah, bukit atau
gundukan
Pahami syarat-syarat percetakan petak sawah baru (Petak tersier) (dari segi : luas, bentuk dan letak).
Tata warna, dan Tata nama perencanaan jaringan irigasi (bangunan-bangunan irigasi serta petak-petak sawah, serta
kondisi eksisting disekitar jaringan irigasi)
Tata Penggambaran : Jaringan irigasi, bagunan-bangunan irigasi, Petak-petak sawah dan skema jaringan irigasi (pahami
legenda bangunan-bangunan irigasi yang ada di KP-01 dan materi Kuliah)
1. PAHAMI CARA MEMBACA PETA KONTUR: MEMBACA ELEVASI TERTINGGI-
TERENDAH, MEMBEDAKAN SUNGAI ATAU LEMBAH, BUKIT ATAU GUNDUKAN
Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan tempat–tempat yang sangat tinggi dan suatu
permukaan tanah di dalam peta. Garis kontur ini dapat kita bayangkan sebagai tepi dari suatu danau atau
laut. Kerapatan jarak kontur pada suatupeta dengan lainya menunjukkan keadaan wilayah yang curam.
Sebaliknya semakin jarang jarak antara garis kontur pada suatu peta menunjukan bahwa daerah yang
disebut termasuk dalam kategori landau (Srijono, 1981).
Peta Kontur adalah jenis peta yang menggunakan garis kontur untuk menggambarkan ketinggian suatu
tempat di permukaan bumi.
Batasan luas
panjang saluran tersier <1500 m
panjang saluran kuarter < 500 m
jarak antara saluran kuarter & pembuang
< 300 m
Batas letak
Sebisa mungkin satu petak berada dalam satu wilayah
administrative
Batas petak bisa berupa saluran irigasi, saluran drainase,
batas desa, atau bahkan sungai.
Bentuk
Warna-warna standar akan dipakai untuk memperjelas gaMbar tata letak jaringan irigasi dan pembuang.
Warna-warna yang dipakai adalah :
Biru untuk jaringan irigasi. Garis penuh untuk jaringan pembawa yang ada dan garis putus-putus untuk
jaringan yang sedang direncana
Merah untuk sungai dan jaringan pembuang. Garis penuh untuk jaringan yang sudah ada dan garis putus-
putus untuk Jaringan yang sedang direncana
TATA
PENGGAMBARAN
TATA
PENGGAMBARAN
TATA
PENGGAMBARAN
Nama-nama yang diberikan untuk saluran-saluran irigasi dan pembuang, bangunan-
bangunan dan daerah irigasi harus jelas dan logis. Nama yang diberikan harus pendek
dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambigu).
Nama –nama harus dipilih dan dibuat sedemikian sehingga jika dibuat bangunan baru kita
tidak perlu mengubah semua nama yang sudah ada.
TATA NAMA Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat,
atau desa penting di daerah itu yang biasanya terletak dekat dengan jaringan bangunan
utama atau sungai yang airnya diambil untuk keperluan irigasi.
Contohnya adalah Daerah Irigasi Jatiluhur atau Dl. Cikoncang
Untuk pemberian nama-nama bangunan utama berlaku peraturan yang sama seperti untuk
daerah irigasi, misalnya bendung elak Cikoncang melayani D.I Cikoncang
Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang dilayani,
contoh: saluran primer Makawa
Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan
nama desa yang terletak di petak sekunder.
Petak sekunder akan diberi nama sesuai dengan nama saluran sekundernya.
Sebagai contoh saluran sekunder Sambak mengambil nama desa Sambak yang terletak di
petak sekunder Sambak.
Bangunan utama, (bendung, rumah pompa, pengambilan bebasdiberi nama dengan nama
kampung/daerah terdekat daerah irigasi, atau nama sungai yang disadap airnya dengan
nomer kode 0.
Saluran induk diberi nama sesuai dengan nama sungainya atau nama kampung terdekat
TATA NAMA dengan diberi index 1,2,3 dan seterusnya yang menyatakan ruas salurannya.
Saluran sekunder diberi nama sesuai dengan nama kampung, desa, kota terdekat.
Bangunan bagi/sadap diberi nama sesuai dengan nama saluran di hulunya dan diberi
index 1,2,3 dan seterusnya.
Bangunan silang seperti gorong-gorong, talang, jembatan, siphon, dan lain lain diberi
index 1a, 1b, 2a, 2b dan seterusnya sesuai dengan letak bangunan pada ruas salurannya.
Didalam petak tersier diberi kotak yang berukuran 4cmx1,5 cm. Dalam kotak ini diberi
kode dari saluran mana petak tersebut mendapat air irigasi. Arah saluran tersier kanan
atau kiri dari bangunan bagi/sadap melihat arah aliran air. (contoh gambar 2.1)
Apabila ada dua pengambilan atau lebih, maka daerah irigasi tersebut sebaiknya
diberi nama sesuai dengan desa-desa terkenal di daerah-daerah layanan setempat
Untuk pemberian nama-nama bangunan utama berlaku peraturan yang sama seperti
untuk daerah irigasi, misalnya bendung elak Cikoncang melayani D.I Cikoncang.
Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah i
rigasi yang dilayani, contoh: saluran primer Makawa.
Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan
nama desa yang terletak di petak sekunder. Petak sekunder
TATA NAMA akan diberi nama sesuai dengan nama saluran
sekundernya. Sebagai contoh saluran
sekunder Sambak mengambil nama desa Sambak
yang terletak di petak sekunder Sambak.
Sebagai contoh, lihat Gambar 2.2. Bendung Barang
merupakan salah satu dari bangunan-bangunan utama
di sungai Dolok. Bangunan- bangunan tersebut melayani
daerah Makawa dan Lamogo, keduanya diberi nama
sesuai dengan nama-nama desa utama di daerah itu
Petak tersier diberi nama sesuai bangunan sadap tersier dan jaringan
utama (Gambar 2.3)
Gambar 2.4
Gambar DI Makawa dan Lamogo
Gambar 2.3
5. Rencanakan trase saluran pembawa dan pembuang beserta bangunan-bangunan irigasi pelengkapnya. Lihat kontur (elevasi
Kampung tinggi – rendah). Beri warna biru untuk trase saluran, dan warna merah untuk bangunan2 pelengkap.
2 Rencanakan trase saluran pembawa dan pembuang dengan memperhatikan topografi/kontur peta (memanfaatkan gravitasi),
sehingga saluran sekunder dan tersier nanti bisa menjangkau petak-petak sawah.
SK3
Pahami analisis curah hujan setengah bulanan dari data hujan masing-masing stasiun hujan
Pahami cara plot kebutuhan air irigasi dan ketersediaan air irigasi pada grafik water balance
Data hujan tahunan
1 2 3 4 5 6 7
Rata-Rata 2116,858
𝐴 1 𝑑1+ 𝐴 2 𝑑2+ 𝐴3 𝑑3
𝑑=
𝐴 1+ 𝐴2+ 𝐴3
curah hujan setengah bulanan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember TAHUNAN
TAHUN
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II (mm/thn)
2006 107 90 116 478 187 217 126 209 103 156 0 38 0 0 0 0 0 0 35 20 86 20 97 283 2.366
2007 102 189 442 308 442 308 284 110 0 16 0 16 0 16 0 0 0 0 4 0 336 17 336 17 2.940
2008 102 189 5 163 112 283 182 7 85 0 13 0 0 0 18 22 13 47 42 64 318 173 88 153 2.077
2009 690 122 248 116 251 135 54 72 35 98 0 0 0 13 0 0 0 105 55 120 55 11 103 74 2.353
2010 398 308 184 19 288 134 178 160 587 500 28 9 62 149 0 57 147 373 187 164 320 115 473 270 5.107
2011 0 0 300 1135 156 129 137 54 148 0 0 36 0 0 0 0 0 0 0 161 231 345 191 188 3.211
2012 251 171 363 207 578 169 236 66 155 21 0 0 0 0 0 0 0 0 16 29 168 39 155 210 2.833
2013 141 225 79 503 122 74 95 110 90 156 35 61 136 0 0 0 0 0 0 88 131 117 469 246 2.876
2014 99 388 142 4 117 32 95 110 84 126 0 0 0 0 0 0 0 0 29 30 98 126 31 92 1.602
2015 108 59 315 171 315 171 224 315 63 103 26 0 18 0 0 0 0 0 0 0 9 100 31 92 2.121
Rerata 236 153 237 346 288 196 171 97 159 113 6 14 9 25 3 11 23 75 48 80 216 103 206 171 2.984
Max 690 308 442 1135 578 308 284 209 587 500 28 38 62 149 18 57 147 373 187 164 336 345 473 283 5.107
Min 0 0 5 19 112 129 54 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 55 11 88 17 2.077
Jumlah
No Bulan Periode
Hari
Penguap-an
No Bulan Periode Suhu Rata- Kelemab-an Penyinar-an Kecepatan
rata Udara Matahari Angin
Nov II
Mar II
Mei II
Apr II
Des II
Feb II
Agt II
Sep II
Okt II
Jun II
Nov I
Jan II
Mar I
Mei I
Apr I
Des I
Feb I
Jul II
Agt I
Sep I
Okt I
Jun I
Jan I
Jul I
10% 16.95 10.18 15.03 12.12 8.89 7.35 9.63 8.16 6.78 5.10 4.62 4.74 2.84 2.34 2.22 2.22 2.21 2.92 3.66 2.88 4.05 5.39 18.74 8.23
20% 7.78 8.07 9.21 7.70 6.79 6.12 8.17 6.98 6.56 4.81 4.50 2.52 2.48 2.24 1.90 1.85 2.13 2.26 2.60 2.80 3.18 3.70 5.66 6.89
30% 6.95 7.75 6.88 7.62 5.74 5.01 7.15 5.91 6.07 4.26 3.80 2.46 2.41 2.22 1.81 1.69 1.74 2.19 2.22 2.40 3.00 3.57 4.99 6.08
40% 6.45 6.39 5.78 5.35 5.39 4.36 6.71 5.53 4.87 3.85 2.78 2.44 2.22 1.82 1.80 1.57 1.56 1.96 1.89 2.38 2.62 3.34 3.90 4.95
50% 4.26 4.05 5.76 5.22 5.09 4.34 3.58 3.44 3.31 2.79 2.22 2.24 2.07 0.90 0.90 0.98 1.17 1.92 1.38 1.89 2.57 2.96 3.20 4.44
60% 3.77 3.18 5.47 3.17 4.80 3.84 2.47 2.31 2.24 2.57 1.36 1.28 1.06 0.81 0.64 0.62 0.89 0.74 0.85 0.96 2.31 1.53 3.12 4.00
70% 1.32 2.30 3.53 2.81 4.44 2.68 2.33 2.06 1.48 1.54 1.24 1.25 0.87 0.79 0.51 0.59 0.61 0.53 0.72 0.87 1.44 1.10 1.64 2.63
80% 0.98 1.62 3.17 2.33 1.75 1.57 1.93 1.94 1.46 1.37 1.05 0.87 0.69 0.55 0.48 0.34 0.34 0.14 0.13 0.07 0.15 0.14 0.17 0.26
90% 0.47 0.56 0.81 1.72 0.56 1.00 0.47 0.85 0.43 1.33 0.32 0.80 0.19 0.36 0.15 0.19 0.13 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Q(30%) 6.95 7.75 6.88 7.62 5.74 5.01 7.15 5.91 6.07 4.26 3.80 2.46 2.41 2.22 1.81 1.69 1.74 2.19 2.22 2.40 3.00 3.57 4.99 6.08
Q(60%) 3.77 3.18 5.47 3.17 4.80 3.84 2.47 2.31 2.24 2.57 1.36 1.28 1.06 0.81 0.64 0.62 0.89 0.74 0.85 0.96 2.31 1.53 3.12 4.00
Q (80%) 0.98 1.62 3.17 2.33 1.75 1.57 1.93 1.94 1.46 1.37 1.05 0.87 0.69 0.55 0.48 0.34 0.34 0.14 0.13 0.07 0.15 0.14 0.17 0.26
Metode
rasional Metode
Atau
weibull
Neraca air atau water
balance irigasi
TAHAPAN ANALISIS:
1. analisis hujan tahunan (akumulasi hujan harian menjadi 1 tahun) panjang data 10 tahun 3 stasiun hujan (untuk analisis
raps/kepanggahan data)
2. analisis curah hujan setengah bulanan dari data hujan masing-masing stasiun hujan yang dirasa berpengaruh pada daerah
irigasi (untuk analisis curah hujan rerata daerah metode polygon thiessen)
3. analisis curah hujan rerata daerah (setengah bulanan i (jumlah hujan dari tanggal 1-15)) dan setengah bulanan ii (jumlah
hujan dari tanggal 16-30)), dirata-ratakan berdasarkan jumlah stasiun hujan yag dirasa berpengaruh di daerah irigasi
(untuk analisis curah hujan efektif menggunakan metode basic month)
4. analisis curah hujan efektif:
1. merekap data rerata curah hujan setengah bulanan pada bulan januari i dan seterusnya sepanjang tahun data yang
tersedia
2. mengurutkan data rerata hujan setengah bulanan dari data terbesar ke data yang terkecil
3. menghitung probabilitas hujan efektif (menggunakan metode weibul)
4. menghitung nilai hujan rencana probabilitas 50% (R50) dan probabilitas 80% (R80)
5. menghitung nilai curah hujan efektif sesuai jenis tanaman yang direncanakan pada daerah irigasi
5. analisis evapotranspirasi (pilih metode yang digunakan)
6. analisi kebutuhan air irigasi
1. analisis kebutuhan air tanaman padi
2. analisis kebutuhan air tanaman palawija
3. rekapitulasi hasil perhitungan kebutuhan air tanaman sepanjang tahun data yang digunakan
7. analisis ketersediaan air irigasi
1. analisis debit andalan per setengah bulanan dengan menggunakan metode rasional (Q80%)
8. grafik waterbalance
Rencanakanlah:
(baca referensi yang ada di folder Tugas Wajib di google drive, KP 01-03
serta Materi Kuliah)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TUGAS WAJIB PJ IRIGASI
TERIMAKASIH..
SILAHKAN JIKA ADA YANG INGIN DIDISKUSIKAN DISAMPAIKAN DI GRUP WHATSAPP
KELAS YA..