Anda di halaman 1dari 13

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1

 DORES SETIYAWATI
 ISYANTO
 PUTRI PRASETYA
 RIKA AGUS TINA
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB

MODUL 1 dan MODUL 2

HAKIKAT , FUNGSI, DAN TUJUAN


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI
SD
KEGIATAN BELAJAR 1
A. HAKIKAT B. FUNGSI DAN TUJUAN
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAA KEWARGANEGARAAN
N
Berpikir secara kritis,
 Somantri (1967) istilah
rasional, dan kreatif dalam
Kewargaannegara
menaggapi iso
merupakan terjemahan
kewarganegaraan.
dari “Civisc” yang
merupakan mata Berpartisipasi secara aktif
pelajaran sosial yang dan bertanggung jawab .
bertujuan membina dan Berpartisipasi secara aktif
mengembangkan anak dan bertanggung jawab
didik agar menjadi warga
negara yang baik (good
citizen).
KEGIATAN BELAJAR 2
RUANG LINGKUP PKN DI SD
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan
menegah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
 Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam
perbedaan.
 Norma, hukum, dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga.
 Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak.
 Kebutuhan warga negara, meliputi hidup bergotong royong.
 Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama.
 Kekuasaan dan Politik, meliputi pemerintah daerah, desa,
kecamatan.
KEGIATAN BELAJAR 3

 TUNTUTAN PEDAGOGIS PKN DI SD


 Tuntutan pedagogis diartikan sebagai
pengalaman belajar (Learning experinces) yang
bagaimana diperlukan untuk mencapai tujuan
pendidikan kewarganegaraan.
 Tuntutan pedagogis ini memerlukan persiapan
mental, profesionalitas, dan hubungan sosial
guru-murid yang kohesif.
MODUL 2
KEGIATAN BELAJAR 1

PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN


MORAL DI SD

 Hermann (1972) mengemukakan suatu prinsip yang


sangat mendasar, yakni bahwa substansi nilai tidaklah
semata-mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh,
nilai dicerna dalam arti ditangkap, diinternalisasi, dan
dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam kualitas
pribadi seseorang melalui proses belajar.
LANJUTAN . . .
Secara lebih rinci masalah perilaku moral yang ada
dalam masyarakat barat adalah sebagai berikut:
 Vandalime dan kekerasan ( Violence and vandalism)

 Mencuri ( Stealing).

 Menyontek (Cheating)

 Tidak hormat pada pejabat publik (Disrespeck for


authority) dll.
LANJUTAN . . .
 Secarahistoris, dalam kurikulum 1975 istilah
Pendidikan kewargaan negara diubah menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang
berisikan materi Pancasila sebagaimana
diuraikan dalam pedoman penghayatan dan
pengalaman Pancasila atau P4.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendidikan Nilai dan Moral dalam Standar Isi PKn di
SD
Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 secara umum
meliputi substansi kurikuler yang di dalmnya mengandung nilai
dan normal sebagai berikut :
 Persatuan dan kesatuan bangsa

 Norma, hukum dan peraturan

 Hak asasi manusia

 Kebutuhan warga negara

 Konstitusi negara

 Kekuasaan dan politik

 Pancasila

 Globalisasi
KEGIATAN BELAJAR 3
 HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN
NILAI DAN MORAL DALAM PKN SD
 Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan
moral dengan proses pendidikan di sekolah harus dilihat
dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan
operasional.
 Lickona (1992:6-7) melihat bahwa para pemikir dan
pembangun demokrasi, sebagai paradigma kehidupan di
dunia barat, berpandangan bahwa pendidikan moral
merupakan aspek yang esensial bagi perkembangan dan
berhasilnya kehidupan berdemokrasi.
LANJUTAN . . .
 Tahapan pada domain kesadaran mengenai
aturan:
 Usia 0-2 Tahun : Pada usia ini aturan dirasakan
sebagai hal yang tidak bersifat memaksa.
 Usia 2-8 tahun: pada usia aturan disikapi sebagai
hal yang bersifat sacral dan diterima tanpa
pemikiran.
 Usia 8-12 tahun: pada usia ini aturan diterima
LANJUTAN . . .

 Dari penelitiannnya itu Kohleberg merumuskan


adanya tiga tingkat (level) yang terdiri atas enam
tahp (stage) perkembangan moral sebagai
berikut:
 Tingkat 1: Prakonvensional (Preconventional)

 Tingkat II : Konvensional ( Conventional)

 Tingkat III: Poskonvensional (Postconventional)


THANK YOU

WASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai