Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI PENDIDIKAN

MORAL DAN KARAKTER


KELOMPOK 1
MUNITA (A29237361)

ZULFANI ARSENA PUTRI (A29237370)

DIVYA ASTABERN EFFORT KILOK (A29237372)

AGUSTINA NENI LAMUNDE (A29237375)

EKHA FAUSIAH (A29237386)

CHINTYA REVA APRILIA JUTALO (A29237388)

ISNA URU HIDA (A29237394)

ZEFANIA VANRICA HUTAGALUNG (A29237396)

KHOTARO BIMMUGIEN (A29237397)

ANDINI TRI AMANAH (A29237400)

MEDHEISKA TRI MAMBANG PUTRA (A29237403)

HIKMAL AKBAR AL FAHREZI (A29237407)

RIMBA AHMADDIENJAD (A29237408)


Pengertian Moral
Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban
dan lain-lain;
Moral secara etimologi diartikan:
• Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu,
• Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang azas dan kaidah kesusilaan yang dipelajari secara
sistimatika dalam etika.
KARAKTER & ETIKA
• Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan Tindakan seorang
individu. Karakter bukan sekadar penampilan lahiriah, melainkan secara implisit mengungkapkan
hal-hal tersembunyi.
• Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Pentingnya etika :
 pertama mengurangi potensi konflik di masyarakat plural
 kedua untuk menjaga keutuhan masyarakat.
 Ketiga hukum tertulis tidak mampu mengatur semua perbuatan.
MORAL & ETIKA

• Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan, namun ada pula perbedaannya, yakni etika
lebih banyak bersifat teori/pemikiran, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis/perbuatan.
• Jika dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio. Contoh: menelpon dosen tengah malam.
• Dalam pembicaraan moral tolak ukur yang digunakan adalah norma -norma yang tumbuh dan
berkembang yang berkembang di masyarakat. Contoh: berpakaian terlalu ketat atau minim.
PANCASILA SEBAGAI MORAL BANGSA DAN NEGARA
INDONESIA
Ungkapan Pancasila sebagai moral bangsa dan negara Indonesia bukanlah suatu hal yang
berlebihan karena Pancasila mempunyai nilai luhur, norma dan sikap yang bisa dijabarkan menjadi
sesuatu yang utuh dan menyatu dalam kepribadian bangsa kita. Dengan Pancasila sebagai moral
bangsa diharapkan akan membawa perubahan yang baik bagi bangsa sehingga masyarakat
Indonesia akan menjadi pribadi dengan tingkah laku yang baik.

“Dengan penerapan Pancasila sebagai moral bangsa, bangsa kita akan mampu menghindarkan dari
watak hipokrit yang senang berpura-pura. Sifat ini akan membatasi manusia untuk berbuat jujur dan
kebohongan akan membawa negara kita pada kehancuran.”
TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KARAKTER

pada dasarnya tujuan utama Pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang Tangguh, dimana
masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi dan bergotong royong.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang
bersumber dari agama, Pancasila dan budaya.
nilai-nilai pembentuk karakter :
• Kejujuran
• Kerja keras
• Toleransi
• Disiplin
• Sikap demokrasi
• Cinta tanah air
• Peduli terhadap lingkungan dan social
• Rasa bertanggungjawab
Fungsi Pendidikan Pancasila adalah untuk membantu karakter seseorang sehingga menjadi pribadi
yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, Tangguh dan berperilaku baik.
Adapun beberapa fungsi Pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
• Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi manusia yang berpikir
baik, berhati baik, dan berperilaku baik.
• untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur
• untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan
internasional.
PANCASILA SEBAGAI MORAL BANGSA
Pancasila memiliki lima sila dengan makna yang terkandung dalam setiap sila-Nya sebagai landasan hidup berbangsa
dan bernegara yaitu:
1. Ketuhanan yang maha Esa
Sebagai warga Indonesia, maka harus percaya dan bertakwa kepada tuhan.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Bahwa manusia adalah makhluk tuhan yang memiliki hak yang sama, dan manusia harus ditempatkan sesuai dengan
hakikatnya.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan bangsa Indonesia yang bisa diperoleh dari semangat nasionalisme yang tinggi.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Agar kehidupan bernegara dapat berjalan dengan asas demokrasi, bukan otoriter maupun liberal. Semuanya dapat
diselesaikan melalui musyawarah.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, baik dalam bidang hukum, politik, social, ekonomi dan budaya.
KRONOLOGI KASUS

Kasus dugaan kekerasan yang dialami siswi SMP bernama Audrey Di Pontianak. Dugaan kekerasan
yang di alami Audrey bermula dari saling ejek seorang pelajar dengan audrey di media sosial
Facebook. Kemudian dari peristiwa itu Audrey di keroyok oleh 12 siswi SMA yang di duga teman
dari salah seorang pelajar yang saling ejek di media sosial dengan audrey. Saat pengeroyokan terjadi,
Audrey tersungkur usai ditendang. Pelaku juga menginjak perutnya dan membenturkan kepalanya ke
bebatuan. Akibat luka yang dideritanya, kini korban masih menjalani perawatan di rumah sakit di
Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai