Anda di halaman 1dari 23

Pengkajian

Sistem
Muskuloskletal

By : Fitria Hasanuddin

Prodi DIII Keperawatan FKIK Unismuh


Capaian Pembelajaran
– Mahasiswa mampu memahami gangguan kebutuhan aktifitas patologis system
musculoskeletal :
– Pengkajian : Anamnesa, Pemeriksaan fsik, Pemeriksaan diagnostic pada pasien
gangguan kebutuhan aktifitas patologis system musculoskeletal
– Masalah perawatan pada pasien gangguan kebutuhan aktifitas patologis system
musculoskeletal
– Rencana keperawatan pada pasien gangguan kebutuhan aktifitas patologis
system musculoskeletal
– Implementasi keperawatan pada pasien gangguan kebutuhan aktifitas patologis
system musculoskeletal
– Evaluasi keperawatan pada pasien gangguan kebutuhan aktifitas patologis
system musculoskeletal
Pengkajian
Keluhan
Utama

Infeksi Nyeri

Deformitas Kaku sendi

Perubahan
Pembengkakan
sendi
Nyeri
Lokasi

Durasi

Penyebaran nyeri

Faktor tertentu yang dapat menurunkan dan meningkatx rasa nyeri

Ketrkaitan dengan infeksi

Trauma ? Nyeri sesuai dengan cedera ? Manifestasi terkait (kebas, kesemutan) ?


Kaku Sendi

– Sendi tententu ? Konstan atau periodic, factor yang


dapat mengurangi atau menambah nyeri, krepitus bunyi
sendi saat bergesekan , kelemahan deformitas
– Keterlibatan sendi tertentu menunjukkan masalah local.
Keterlibatan lebih dari satu sendi menunjukkan masalah
sistemik
Perubahan Sensori

Perubahan nyeri punggung atau cedera ?


Perubahan sensori dapat disebabkan oleh
Lokasi cedera atau nyeri punggung,
tekanan pada saraf atau pembuluh darah.
penyebaran nyeri , kesulitan dengan proses
Tumor, fraktur, pembengkakan akibat proses
ambulasi, hilangnya sensasi nyeri, perasaan
operasi
terbakar, kesemutan
Pembengkakan

Lokasi, durasi, onset tiba-tiba atau bertahap

Keterbatasan ADL, Hubungan aktifitas

Keterkaitan dengan panas,kemerahan , cedera , operasi, pemasangan gips


yang terjadi dalam waktu dekat, apakah dapat diredakan dengan elevasi
Defermitas/imobilitas

Lokasi, tiba-tiba atau bertahap, keterbatasan ADL/ROM,


Alat bantu yang digunakan

Keterbatasan ADL/ROM yang konstan, hubungan


dengan aktivitas, berhubungan dengan posisi tertentu

Perkembangan bertahap dapat menjadi indikasi


tumor
Infeksi

Nyeri yg menembus,
Demam/dingin, infeksi lokasi
Pembedahan yang baru
Lokasi, durasi, alat implan operasi, karakteristik cairan
dilakukan, Akut atau kronik
luka luka, riwayat
sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian Muskuloskletal : obeservasi, inspeksi,
dan palpasi

Massa otot u simetris, Kesimetrisan sendi,


Kelainan tulang
pergerakan involunter, krepitus, pembengkakan,
(deformitas, dikrepansi
nyeri tekan, tonus dan nyeri tekan ayau nyeri dan
panjang tungkai
kekuatan ROM
Pengkajian Umum Muskuloskletal

– Meliputi observasi dari cara berjalan, mobilitas tubuh, postur, pergerakan sendi
secara umum, dan keseimbangan.
– Kaji tanda –tanda ketidaknyamanan, kekakuan sendi atau kelematahan otot,
kurangnya koordinasi, deformitas atau pincang yg mengidentifikasikan diskrepansi
atau pincang panjang tungkai.
– Cara berjalan dievaluasi saat menggunakan menggunakan sepatu dan tidak, kaji
koordinasi
– Saat duduk; kaji kepala, leher, bahu dan ektremitas
– Saat berdiri : kaji dada, punggung, pelvis., observasi bentuk tubuh, posisii tubuh
dan tlang belakang bagian servikal, torakal dan lumbal
– Otot : tonus otot dan kekuatan otot selama ROM
PENGKAJIAN SISTEM OTOT

– Pengkajian system otot meliputi kemampuan mengubah posisi. Kekuatan dan


koordinasi otot, serta ukuran masing – masing otot. Kelemahan sebagian otot
menunjukkan berbagai kondisi seperti polineuropati, gangguan elektrolit,
miastania grafis, polimielitis dan distrpofi otot. Palpasi otot dilakukan ketika
ektremitas rileks, dan digerakkan secara pasif, perawat merasakan tonus otot.
Kekuatan otot dapat diukur dengan meminta pasien menggerakkan ektremitas
dengan atau tanpa tahanan. Klonus otot (kontraksi ritmik otot) dapat
dibangkitkan pada pergelangan kaki dengan dorso-fleksi kaki mendadak dan
kuat atau tangan dengan ekstensi pergelangan tangan.
– Lingkar ektremitas harus diukur untuk memantau pertambahan ukuran akibat
edema atau perdarahan, penurunan ukuran akibat atrofi dan dibandingkan
ektremitas yang sehat. Pengukuran otot dilakukan dilingkaran terbesar
ekstremitas, pada lokasi yang sama , pada posisi yang sama dan otot dalam
keadaan istirahat.
– Pengkajian Cara Berjalan
– Pada pengkajian ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan hal berikut :
– 1.Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak
– 2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu ekstremitas pendek
– 3. Keterbatasan gerak sendi dapat mempengaruhi cara berjalan
Pengkajian kekuatan otot
Kelompok Otot Teknik
Deltoid Dorong lengan klien ketika diangkat dan menahan dorongan
Bisep Pegang lengan klien dlm posisi ekstensi saat lengan dlm posisi ekstensi
penuh memfleksikan lengan
Trisep Pertahankan lengan klien dalam posisi fleksi dan klien mengekstensikan
lengan
Otot pergelangan tangan dan Dorong jari2 tangan klien secara bersama sama dan klien berusaha
jari tangan meregangkan jari dan menahan
Kekuatan genggam Tarik telunjuk dan jari tengah anda dari genggaman klien
Otot panggul Pegang tungkai ekstensikan dan minta klien u mengangkatx
Hamstring Luruskan lutut klien sembari klien terlentang dengan lutut difleksikan
dan menahan
Kuadirisep Fkleksikan lutut klien saat klien terlentang dengan lutut setengah
ekstensi dan menahan dorongan
Otot pergelangan kaki Dorsofleksikan kaki klien sembari klien menahan . Plantarfleksikan kaki
klien sembari klien menahan
Sendi dan tulang

– Inspeksi sendi dan tulang dan bandingkan secara bilateral


– Sendi simetris tanpa ditanda kemerahan, bengkak atau deformitas.
– Palpasi tulang dan sendi untuk edema dan nyeri tekan
– Palpasi sendi selama ROM
Sistem Terkait

Pengkajian
Sistem Terkait saraf Perifer

Sistem
neurovaskular
Sistem Neoruvaskular

– Penting karena resiko ischemia, deformitas, atau kehilangan fungsi pada


ekstremitas.
– Pengkajian meliputi : nyeri, palor (warna pucat), denyut nadi, suhu, pengisian
capillary, parestesia (kesemutan ) dan mobilitas sendi yang terkena
– Dingin , palor atau sianos dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi.
– Cek nadi dan pengisian capillary u mengetahui apakah suplai darah adekuat
– Kehilangan sensasi dan perubahan dalam fungsi motoric pada ekstremitas
mengindikasikan cedera saraf
Pengkajian saraf perifer

– Lakukan pengkajian : pengisian kapiler, warna, denyut nadi dan suhu kulit
– Jika ekstremitas mengalami imobilisasi seperti klien dengan gips, bebat, atau
balutan, lakukan pengkajian neurovascular, observasi untuk pengisisan kapiler
dan temperature,pergerakan sendi serta edema
Pemeriksaan Diagnostik

Radiografi (Sinar X), MRI, St-scan , Mielografi

Atrosentesis : aspirasi cairan sendi

Artogram :gambaran rontgen dari sendi setelah disuntikkan kontras


Pemeriksaan Laboratorium

– Kalsium Serum : hiperkalsemia (metastase kanker pada tulang, stadium penyembuhan fraktur)
Hipoksemia (osteoposis, osteomalasia)
– Fosfor : Hiperfosfatemia (penyembuhan fraktur, tumor tulang, akromegali), Hipofosfotemia :
osteomalasi
– Alkaline fosfat : Meningkat (metastase kanker pada tulang, osteomalasia, penyakit paget)
– Laju endap darah : Meningkat infeksi /peradangan, karsinoma, kerusakan pada sel
– Enzim otot (Kreatinin phospokinasi, CPK) . Meningkat : trauma otot, distrofi otot progresif,
efekelektromiografi.
– LDH . Meningkat : trauma otot skeletal., distrofi otot progresif, karsinoma,
– SGOT. Meningkat : trauma otot skeletal., distrofi otot progresif
– Aldose : Meningkat : polimielitis dan dermatomiositis, distrofi otot
Diagnosa Keperawatan

– Nyeri berhubungan gangguan muskuloskletal


– Perubahan Perfusi jaringan perifer berhubungan dengan pembengkakan
– Gangguan mobilitas fisik berhub dengan kerusakan muskuloskletal.
– Ansietas
– Kurang pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai