Anda di halaman 1dari 20

Dibawakan oleh: Nabila Amalina, dr.

(PPDS IKFR FKUA-RSDS)

Pembimbing: Prof. Dr. dr. Irwanto, Sp.A (K)


Latar Belakang
• ADHD adalah neurodevelopmental disorder (DSM 5)

• 8-10% anak di Amerika didiagnosa ADHD

• Tiga gejala utama ADHD  defisit atensi, hiperaktif dan impulsif

• Anak dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dan memproses input
sensorik  kesulitan merespon secara tepat  gangguan fungsional baik di rumah, sekolah dan
lingkungan sosial
Latar Belakang
• Sensory integration therapy: terapi non-medikamentosa, bertujuan untuk meningkatkan
koordinasi & interpretasi input sensoris dengan mempengaruhi sistem vestibular dan fungsi luhur
otak  menghasilkan fungsi adaptasi yang baik

• Sensory diet: Sebuah program terapi input sensorik yang mencakup sensasi vestibular (gerakan),
proprioseptif (informasi otot dan sendi), taktil, pendengaran, pengecapan, dan penciuman 
membantu anak-anak mempertahankan perhatian dan fokus.

• Sensory diet: dirancang untuk memenuhi kebutuhan sensorik spesifik anak dengan ADHD dalam
proporsi & jumlah yang tepat, seperti halnya pola makan yang disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi seseorang.
Latar Belakang
• Terapi Sensory integration & Sensory diet merupakan dua terapi khusus dalam lingkup terapi
okupasional

• Penggunaan aplikasi berbasis seluler semakin banyak digunakan dalam manajemen ADHD.
Beberapa studi telah menunjukan efektifitasnya sebagai salah satu modalitas yang dapat
digunakan.

• Jurnal ini membahas studi kelayakan untuk mengevaluasi efek aplikasi smartphone berisi sensory
diet exercise yang dikembangkan peneliti untuk diharapkan meringankan gejala yang dialami oleh
anak dengan ADHD.
A B C
Materi dan Metode
Pengembangan Aplikasi

• Kuesioner dari okupasional terapis terkait tampilan

dan exercise yang diperlukan

• Pengembangan aplikasi berbasis android, meliputi

105 sensory diet exercise yang ditampilkan dalam

gambar dan video disertai penjelasan.

A. Daftar latihan yang diatur oleh terapis


B. Jadwal latihan
C. Penjelasan latihan
Materi dan Metode
Evaluasi Kegunaan Evaluasi Efek Aplikasi

• Standard QUIS questionnaire versi 5.5 untuk Sampel


Grup kontrol  1 perempuan; 5 laki-laki
evaluasi kegunaan dan kepuasan aplikasi
Grup perlakuan  2 Perempuan; 4 laki-laki
setelah 2 minggu penggunaan.
Ditangani oleh 3 OT (pengalaman kerja 2-5 tahun)
• Subjek adalah 12 ibu dari anak ADHD di
Resep sensory diet
Valiasr Charity Medical Center, Isfahan, Iran .
Terapis tidak mengetahui pembagian grup (blinding)  evaluasi dan
dokumentasi diet sensorik dalam rekam medis, program latihan
• Inklusi: terkonfirmasi ADHD, tidak ada dimasukkan ke aplikasi oleh peneliti
komorbid, bersedia partisipasi, cakap dalam

menggunakan smartphone android. Pengumpulan data


CSI-4 (Child Symptom Inventory)  18 item (9 defisit atensi, 6
hiperaktivitas, 3 impulsivitas)
Materi dan Metode
Evaluasi Efek Aplikasi

Analisis Data
• SPSS versi 22
• Normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov
• Membandingkan perbedaan skor rata-rata untuk ketiga gejala tersebut  uji statistik parametrik atau non-
parametrik yang sesuai (nilai p < 0,05 menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik)

Pertimbangan Etik
Penelitian ini mendapat persetujuan etik dari Komite Etika Penelitian Universitas Ilmu Kedokteran Iran
(IR.IUMS.REK.1397.1104).
Hasil
DEMOGRAFI
• Usia ibu peserta 36-40 tahun (41,7%), sisanya 25-30 dan 31-35 tahun.
• Ibu peserta lulusan SMA (58,3%), sarjana (33,3%).
• Evaluasi kegunaan aplikasi: skor rata-rata keseluruhan 8,35 (dari 9) & menganggapnya sangat berguna.
• Dimensi kegunaan: pembelajaran (8,7 ± 0,58), tampilan layar (8,6 ± 0,61), terminologi dan informasi (8,5 ± 0,58),
kemampuan aplikasi (8,2 ± 0,45), dan reaksi terhadap aplikasi (7,9 ±0,64).
• Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam hal usia dan jenis kelamin
Hasil

• Tidak ada perbedaan yang signifikan pada defisit atensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas antara kedua kelompok pada
saat pre-test.
Hasil

• Kedua kelompok menunjukkan perbaikan (menurun skor rata-rata) dalam hiperaktif, impulsif, dan defisit atensi.
• Kelompok eksperimen menunjukkan perbaikan yang lebih besar (lebih besar perbedaan rata-rata) dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
• Analisis statistik menggunakan uji-t berpasangan mengungkapkan bahwa kelompok eksperimen mempunyai kemajuan
yang signifikan dalam ketiga gejala. Demikian pula, kelompok kontrol menunjukkan perbaikan skor hiperaktif dan
defisit atensi yang signifikan.
• Namun, tidak ada perbaikan signifikan pada skor impulsivitas pada kelompok kontrol.
Hasil

• Kelompok eksperimen menunjukkan perbaikan yang signifikan pada skor defisit perhatian dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Namun, tidak untuk skor hiperaktivitas dan impulsivitas.
• Hal ini menunjukkan bahwa meski aplikasi membantu memperbaiki skor hiperaktif dan impulsif pada kelompok
eksperimen, tidak ada perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Diskusi
• Aplikasi diet sensori berbasis smartphone untuk terapi pasien ADHD dapat digunakan dengan baik
dan ramah pengguna.

• Pada studi ini terbukti secara signifikan memperbaiki skor hiperaktif, impulsif, dan defisit atensi
pada anak-anak ADHD  peningkatan signifikan dalam atensi dibandingkan dengan kelompok
kontrol.

• Mengajari ibu pasien ADHD tentang latihan diet sensori dan menyediakan jadwalnya melalui
aplikasi smartphone dapat meningkatkan level atensi secara efektif, dibanding grup kontrol.
Diskusi
• Vandern berg (2001)  penggunaan weighted vest meningkatkan perilaku saat mengerjakan tugas.

• Kim (2018)  efek positif program sensorimotor berbasis rumahan pada fungsi motor dan eksekutif anak dengan
ADHD.

• Fedewa & Ervin (2011)  penggunaan stability ball meningkatkan atensi dan konsentrasi pada pelajar dengan
ADHD.

• Wu et al. (2012)  therapy ball seats mengurangi defisit atensi pada anak.

• Sahoo et al. (2014)  diet sensorik meningkatkan perilaku fungsional dan menunjukkan perbaikan atensi.

• Lang et al. (2017) dan Fabiano et al. (2014)  edukasi orangtua efektif dalam mengurangi gejala ADHD.
Diskusi
• Temuan studi ini menunjukkan penurunan skor impulsif dan hiperaktif pada grup eksperimen setelah intervensi
namun perbedaannya tidak signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dapat
disimpulkan bahwa mengajarkan aktivitas diet sensorik kepada ibu dari anak ADHD dan memberikan
jadwal diet sensorik melalui aplikasi saja mungkin tidak menghasilkan perbaikan hiperaktif dan impulsif
yang signifikan.

• Pada studi ini kedua grup sama-sama tetap mendapatkan terapi okupasional rutin di klinik sehingga terdapat
perbaikan pada kedua grup dibanding pre-intervensi.
Limitasi Studi
1. Ukuran sampel yang kecil

2. Penelitian ini berfokus secara khusus pada anak-anak usia prasekolah dengan ADHD.

3. Durasi penggunaan aplikasi dibatasi hanya dua bulan

4. Penelitian ini tidak mengumpulkan data apa pun mengenai problem sensorik yang dialami anak-
anak.
Kesimpulan
• Penelitian ini berhasil mengembangkan aplikasi smartphone yang berguna, bertujuan untuk
melatih orang tua dengan anak ADHD.

• Penggunaan aplikasi selama dua bulan menghasilkan perbaikan defisit atensi pada kelompok
eksperimen, dibandingkan kelompok kontrol.

• Temuan ini menunjukkan bahwa menambahkan penggunaan aplikasi diet sensorik bersamaan
dengan terapi lain mungkin bisa menjadi pendekatan yang efektif untuk mengurangi defisit atensi
yang dialami oleh anak-anak ADHD. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
efek penerapannya pada gejala lain.
Terima Kasih
Child Symptom Inventory-4: Parent Checklist

Anda mungkin juga menyukai