Anda di halaman 1dari 13

METODE KONTRASEPSI

AKBK (ALAT KONTRASEPSI


BAWAH KULIT)

Dr. Irma Seriana, S, ST, M. Keb


Definisi AKBK/Implant

AKBK/Implant adalah alat kontrasepsi berbentuk batang plastik kecil,


masing-masing seukuran batang korek api, yang melepaskan progestin
seperti hormon progesteron alami dalam tubuh wanita.

Mekanisme kerja

Kontrasepsi implant ini memiliki cara kerja menghambat terjadinya


ovulasi, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi
transportasi sperma.
Indikasi

Indikasi AKBK adalah sebagai berikut

Usia reproduksi (20-35 tahun) Pasca keguguran

Telah memiliki anak yang sesuai Memiliki tekanan darah <180/100 mmHg

Menghendaki kontrasepsi jangka panjang


Tidak diperkenan menggunakan kontrasepsi
yang mengandung hormon estrogen

Pasca persalinan atau sedang menyusui


Kontraindikasi

Kontraindikasi AKBK adalah

Dicurigai hamil Riwayah penyakit jantung atau hipertensi

Perdarahan abnormal Riwayat penyakit DM/endokrin lainnya

Benjolan kanker payudara

Ada mioma uterus


Jenis-jenis AKBK

1. Jadelle/indoplant : 2 batang mengandung


levonorgestrel, sangat efektif selama 5 tahun

2. Implanon NXT (Nexplanon): 1 batang yang mengandung


etonogestrel, efekttif digunakan selama 3-5 tahun

3. Norplant, yang terdiri dari 6 kapsul dan efektif untuk


5−7 tahun, dihentikan pada tahun 2008 dan tidak lagi
tersedia.
Efek Samping

Efek samping AKBK dalam satu bulan hingga satu tahun pertama penggunaan adalah :

Perdarahan ringan/berkepanjangan Perasaan mual

Sakit kepala Penambahan berat badan

Nyeri payudara Perubahan perasaan atau kegelisahan

Amenorrhea Infeksi pada daerah insisi


Penanganan Efek Samping

Penanganannya adalah dengan memberikan penjelasan bahwa efek


samping yang dirasakan saat ini sering terjadi terutama pada tahun
pertama kemudian akan hilang sendirimya. Namun bila efek samping
berkelanjutan dalam waktu yang lama/ diketahui hamil maka segera
datang ke fasilitas terdekat.
Langkah-langkah pemasangan AKBK

Tindakan pra pemasangan

 Menganjurkan pasien untuk mencuci lengan tempat pemasangan


 Melakukan pencegahan infeksi seperti mencuci tangan,
menggunakan APD
 Melakukan pengukuran pada lengan ibu yaitu 8 cm berada diatas
lipatan siku lalu diberi tanda
 Memakai sarung tangan steril
 Mengusapkan antiseptik dan memasangan duk steril
Langkah-langkah pemasangan AKBK

Tindakan pemasangan

 Menyuntikkan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil,


hanya sekedae menembus kulit.
 Masukkan trocoar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
 Kemudian masukkan implant secara perlahan-lahan sampai semua
implant masuk kedalam bawah kulit.
 Kapsul pertama dan kedua harus mementuk sudut 75 derajat.
 Kemudian cabut trocooar perlahan, kemudaian bersihkan luka insisi
dengan betadine setelah iti tutup dengan kasa steril.
Langkah-langkah pemasangan AKBK

Tindakan pasca pemasangan

 Ujung-ujung insisi didekatkan lalu tutup dengan band aid.


 Untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar, beri pembalut
tekan.
 Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin untuk dikontaminasi.
 Taruh alat suntik ditempat terpisah.
 Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa,
sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
 Sarung tangan direndam dalam klorin.
 Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih.
Pencegahan Infeksi pada Pemasangan dan
Pencabutan AKBK
Untuk meminimalisasi risiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun
pencabutan implant, petugas harus berupaya menjaga lingkungan bebas
infeksi, untuk petugas perlu melakukan :

 Meminta klien untuk membersihkan seluruh lengan dengan sabun


 Petugas mencuci tangan dengan sabun
 Memakai sarung tangan steril/DTT
 Balurkan area pemasangan/pencabutan dengan antiseptik
 Dekontaminasi instrumen dengan latutan clorin 0,5% setelah pemasangan
 Sebelum membuka sarung tangan bereskan alat
 Merendam sarung tangan dilarutan clorin
 Membuka sarung tangan dari dalam keluar
Daftar Pustaka

• Seriana, I., Fitrianai, A., Astari, R.Y., Indirayani, I.,…


Syukur, N.A., (2020). Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga Berencana (KB). Bandung : Media Sains Indonesia
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai