Syok FK UGJ Revisi Sem4
Syok FK UGJ Revisi Sem4
, KIC
Definition
SYOK
Pada tamponade:
efusi pericardial,
ventrikel kanan dan
kiri kecil Bilik jantung
Pada pneumo- normal,
Bilik jantung kecil,
Dilatasi bilik jantung, thorax: bilik kontraktilitas
Ekokardiografi kontraktilitas
gangguan kontraktilitas jantung kecil terjaga (kecuali jika
terjaga
Pada emboli paru: septic kar-
ventrikel kecil, diomiopati terjadi)
dikompresi oleh
dilatasi venrikel
kanan
Kulit ekstremitas Distensi vena
Kulit berbintik,
dingin dan pucat, Ekstremitas dingin, dispnea, jugularis, dispnea,
takikardia, suhu
Tanda klinis takikardi, dan edem perifer, distensi vena peningkatan
tubuh naik atau
peningkatan jugularis, frekuensi napas,
turun
frekuensi napas takikardia
SVR resistensi vaskuler sistemik, MAP rerata tekanan arteri, SvO 2 saturasi oksigen vena campuran
• Terjadi pada sekitar 16% pasien ICU. • Tamponade perikardial, emboli paru, atau tension
• disebabkan oleh kehilangan cairan internal / eksternal, pneumothoraks.
• CO rendah karena preload rendah (tamponade perikardial,
dan penyebab paling umum pada pasien trauma.
• Pada syok hipovolemik, CO biasanya rendah, karena tension pneumothorax) atau karena terdapat obstruksi pada
preload yang menurun; SvO2 rendah karena ekstraksi jalur pengeluaran ventrikel (emboli paru).
• SvO2 rendah, karena peningkatan O2ER. CVP biasanya tinggi,
O2 meningkat sebagai respons terhadap penurunan
dengan mekanisme dasar yang berbeda: peningkatan tekanan
DO2, CVP juga rendah; dan SVR tinggi dalam upaya
pleura (tension pneumothorax), peningkatan volume end-
untuk menjaga rerata tekanan arteri (MAP) pada nilai diastolik (emboli paru), dan penurunan pemenuhan diastolik
normal atau kuasi-normal. (tamponade perikardial). SVR biasanya tinggi untuk menjaga
• Tanda-tanda ekokardiografi yang terlihat adalah MAP yang memadai.
volume kecil dari bilik jantung dan kontraktilitas normal • Gambaran ekokardiografi pada tamponade ditandai oleh efusi
atau tinggi. perikardial, ventrikel kanan dan kiri kecil, dan pelebaran vena
cava inferior; pada emboli paru, tampak ventrikel kanan
melebar dan ventrikel kiri kecil; pada tension pneumothorax,
ciri khasnya adalah kompresi ventrikel kanan dan kiri dengan
pengecilan ruang jantung.
Keadaan CO-tinggi
Pada syok dengan CO tinggi, masalah utama adalah di perifer, karena DO 2 umumnya dipertahankan
tetapi O2ER terganggu.
Syok distributif
• Merupakan jenis syok yang paling umum pada pasien ICU, 64% dari kasus syok (62% septik dan 2% non-septik).
• Vasodilatasi sistemik karena pelepasan faktor inflamasi selama sepsis atau anafilaksis atau penurunan tonus simpatis
pada syok neurogenik.
• Tanda dan parameter klinis pada syok ini kebalikan dari jenis syok lainnya. CO biasanya tinggi, karena keadaan
hiperdinamis yang disebabkan oleh penurunan SVR. SvO 2 tinggi karena penurunan O2ER di perifer dan peningkatan DO 2
terkait dengan CO yang ringgi. CVP bisa rendah atau normal. MAP biasanya rendah, setidaknya pada fase akhir.
Ekokardiografi secara umum menunjukkan bilik jantung normal dan kontraktilitas terjaga atau meningkat (kecuali terjadi
kardiomiopati septik).
• Syok septik adalah syok paling umum. Mekanisme yang mendasari syok septik kompleks dan tidak sepenuhnya jelas.
Perubahan metabolisme O2 perifer dapat disebabkan oleh disfungsi mitokondria dan patologis seluler primer atau secara
tidak langsung disebabkan oleh perubahan mikrovaskular dengan konsekuensi kerusakan seluler akibat hipoksia.
Mengenali Syok
• Evaluasi klinis dan pemeriksaan fisik adalah langkah pertama untuk individuasi pasien yang
berisiko atau pasien yang sudah syok.
• Riwayat medis misalnya: riwayat penyakit arteri koroner syok kardiogenik,
• suhu tubuh yang meningkat dan dispnea syok septik.
• Trauma syok hipovolemik karena kehilangan darah atau syok obstruktif karena tension
pneumothorax.
• Berbagai jenis syok dapat terjadi secara kombinasi, seperti syok distributif (neurogenik) setelah
cedera tulang belakang traumatis.
• Beberapa tanda waspada dapat menjadi sarana klinis yang berguna untuk identifikasi awal
syok. Hipotensi pada sebagian besar kasus merupakan tanda dan sering dianggap sebagai
salah satu manifestasi utama syok.
• Namun, hal tersebut bisa menjadi tanda yang relatif terlambat dalam beberapa keadaan dan
tingkat hipotensi tidak selalu berkorelasi dengan tingkat syok jika tidak disertai dengan penanda
hipoksia lainnya.
Pemeriksaan klinis harus lengkap dan akurat ketika diduga terjadi syok.
Banyak perubahan klinis umum terjadi pada keadaan syok, dan beberapa
di antaranya mencerminkan disfungsi organ akibat hipoperfusi jaringan,
sementara yang lain terkait dengan respons seluruh tubuh
quick SOFA (qSOFA) Seperti yang telah disebutkan, skor ini meliputi
tekanan arteri sistolik di bawah 100 mmHg, laju pernapasan lebih dari
22/menit, dan perubahan status mental. Jika dua dari tiga tanda-tanda
tersebut hadir, sepsis harus dicurigai.
Selisih CO2 / CO2 Tersedia dengan titik perawatan ABG Penurunan pH dan suhu dapat mengubah
gap Mengkaitkan CO dengan metabolisme interpretasinya
ABG harus ditarik tepat pada waktu yang
sama
Hasil pernafasan Penanda produksi CO2 anaerob yang andal Kandungan CO2 rumit untuk dihitung di
/ respiratory Dapat memprediksi respons dalam hal samping tempat tidur (bedside)
quotient konsumsi O2
Ekokardiografi Tersedia di samping tempat tidur (bedside) membutuhkan operator yang terampil
Berguna untuk mengidentifikasi berbagai jenis Tidak memberikan informasi fungsional
kejutan
ABG analisis gas darah, CO curah jantung, ScvO 2 saturasi oksigen vena sentral, SvO2 saturasi oksigen vena campuran, CO2
gap beda tekanan karbon dioksida vena sentral-arteri, hasil pernafasan (respiratory quotient) rasio antara karbon dioksida
vena dan arteri dan perbedaan kandungan oksigen arteri-vena [R = (CvCO 2 – CaCO2)/(CaO2 – CVO2)]
Efek langsung terhadap Reseptor Adrenergik
IGD SERING OK Obat Yang dapat meningkatkan kontraktilitas
Vasoaktif miokardial Serta memodifikasi resistensi
pembuluh darah perifer.
ICU
Tekanan Darah Sistolik (SBP) mengalami
INDIKASI penurunan > 30 mmHg dari baseline atau
Pilihan lanjutan apabila terapi Mean Arteriole Pressure (MAP) kurang
cairan tidak mampu memperbaiki dari 65 mmHg
kondisi syok pada pasien
SANGAT BERISIKO
Vasoactive Medication
Efedrin
Efedrin bekerja pada reseptor alfa dan beta2, karena efeknya
mampu mengatasi hipotensi serta sebagai bronkodilator
Indikasi : terapi pada syok, mengatasi hipotensi, terapi pada asma bronkial karena mempunyai efek
bronkorelaksasi.
• Dosis : 25-50 mg ( p.o/IM/IV) / 5-25 mg (SC)
pemberian 10-25mg IV pada orang dewasa mampu mengatasi hipotensi obat anestesi
• Duration Of Action: 3-5 jam (p.o) / 1 jam (IV)/ 30 menit- 1jam (IM/SC)
• Dimetabolisme di hepar
• Efek samping : takikardia, ansietas, insomnia, tremor, mulut kering
Inotropik
Dobutamin
Dobutamin memiliki efek inotropik melalui stimulasi Beta1 yang kuat, efek Beta2 ringan, dan
Alfa1 yang sangat minimal.
Onsetnya adalah 1-2 menit dan waktu paruh adalah 2 menit. Dosis penggunaan 2-20 mg/kg/menit per infus
Kontraindikasi dobutamin : stenosis subaorta, hipertrofi idiopatik, dan Hipoksemia yang disertai hipovolemia
Inotropik
Milrinone
Milrinone merupakan derivate bypiridine yang menyerupai amrinone, dimana
menghasilkan efek inotropik positif dan vasodilator.
Dosis : 0,375 – 0,75 mikrogram per kilogram berat badan per menit.
Waktu paruh eliminasi obat milrinone adalah 2.7 jam dan 80% dari obat diekskresi oleh ginjal.
Isoprotenolol Inotropik
Amin simpatomimetik yang kerjanya paling kuat pada semua reseptor β, dan
hampir tidak bekerja pada reseptor α.
Indikasi
Digunakan pada kejang bronchi ( asma ) dan sebagai stimulant sirkulasi darah.
Dosis :
0,01 – 0.02 mg/kg IV (broncospasme selama pembiusan)
0,02 – 0,06 mg/kg IV (penanganan darurat aritmia jantung)
Kontraindikasi
Pasien dengan penyakit arteri koroner menyebabkan aritmia dan serangan angina.
Efek samping
Efek samping yang umum berupa palpitasi, takikardi, nyeri kepala dan muka merah. Kadang – kadang terjadi
aritmia dan serangan angina, terutama pada pasien dengan penyakit arteri koroner. Inhalasi isoproterenol
dosis berlebih dapat menimbulkan aritmia ventrikel yang fatal.
Epinephrine Campuran
Dosis 2-5 mcg/kg/menit Dosis > 5 mcg/kg/menit Dosis 10-20 mcg/kg/menit Dosis > 20 mcg/kg/menit
Memberikan sedikit efek Merangsang reseptor β – Menyebabkan vasokonstriksi, Menyebabkan efek
langsung pada jantung, adrenergik jantung secara peningkatan tekanan darah vasokonstriksi tanpa
namun banyak langsung dan tidak langsung dan takikardia. inotropik.
memberikan efek pada melalui pelepasan epinefrin yang
perangsang reseptor disimpan di saraf simpatis
dopaminergik yang dapat kardiak. Menyebabkan HR
meningkatkan aliran darah meningkat dan CO jantung
vena, splanknik, koroner, bertambah.
dan otak, vasodilatasi
pembuluh darah ginjal.
Terapi Cairan dan Elektrolit
Kebutuhan
• Na 1-2elektrolit:
mEq/kgBB
• K 1 mEq/kgBB
Anak-anak
:
• 10 kg I :4
mL/kg/jam
• 10 kg II : 2 mL/kg/jam
• >20 kg :1
Meningkat Menurun
• Demam • Hipotermi
• Hiperventilasi • Retensi cairan
• Aktivitas berlebih • Aktivitas berkurang
• Suhu lingk ↑ • Kelembaban tinggi
• Kehilang an ab • Oliguria-anuria
N (misal: diare)
Insensible Water Loss (IWL)
• IWL 15 ml/kgBB/24 jam
Sensible Water Loss (SWL)
• Urin: 1 ml/kgBB/jam
Kristaloid
• BM rendah (<8000 D), cepat terdistribusi ke
ekstrasel
• Mekanisme: menembus membran kapiler dari
intravaskular ke interstisial dan distribusi ke
ekstravaskular.
• Membutuhkan vol 3-4 kali dari vol plasma
hilang
• Contoh: RL, RA, NaCl 0.9%, D5%, D10%
Koloid
• BM tinggi (>8000 D), bertahan di intravaskuler
• Meningkatkan tekanan osmose plasma
• Contoh: HES, Gelatin, Albumin, produk
darah
Khusus
utk indikasi khusus atau terapi
Contoh: NaCl 3%, Manitol
Cairan Hipotonik
• Osmolaritas < 285 mOsm/L
• Cairan “ditarik” dari intravaskular ke jaringan
interstisial
• Komplikasi:
Kolaps kardiovaskular
P ↑ TIK
• Contoh: D5%
Cairan Isotonik
• Osmolaritas = 285 mOsm/L
Cairan Hipertonik
• Osmolaritas > 285 mOsm/L
• Menarik cairan dari interstisial ke intravaskular
• Menstabilkan TD, mengurangi edema
• Contoh: Albumin, Na hipertonik
Maintenance
hipotonis: D5%1/4NS
Substitusi
isotonis: RL, NaCl 0.9%
Khusus
hipertonis: NaCl 3%,
Totilac
PRINSIP DAN PROTOKOL UNTUK TERAPI
CAIRAN INTRAVENA
Resusitasi
Cairan
PRINSIP Routine
Redistribution Maintenance
4R
Replacement
Diberikan secepatnya
untuk mengembalikan
sirkulasi ke organ vital
akibat kehilangan
cairan intravascular
Hilangnya
cairan
external
(GI tract)
Kondisi yg
membutuhkan
Replacement
Gangguan
saluran
Luka
kemih Bakar
Gangguan Critically
Renal Ill
Kondisi
distribusi
abnormal
Gangguan Komorbid
Liver Kardiak
Output Cairan
(Ginjal, Saluran
Cerna, kulit,
paru-paru)
Patofisiologi :
Secara umum, respon tubuh terhadap suatu perdarahan akut adalah dengan
mengalihkan volume sirkulasi menuju ke organ-organ vital supaya fungsinya tetap
dipertahankan baik
• Transfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah seperti plasma, sel
darah merah, atau trombosit melalui jalur IV
A Antigen A Anti-B A, O
B Antigen B Anti-A B, O
Antikoagulan Hari
CPD ( Citrate phospate dextrose) 21 Hari
• Pada orng dewasa, 1 unit darah lengkap meningkatkan Hb sekitar 1 g/dl atau Ht 3-4%
• Pada anak-anak darah lengkap 8mL/kg akan mningkatkan Hb sekitar 1 g/dl
• Jumlah WB yang diperlukan dapat dihitung denga rumus :
• (Hb yang diinginkan – Hb sebelum transfusi) x 6 x BB
• Kontraindikasi
• Dapat menyebabkan hipervolemia jika diberikan dalam jumlah
banyak dalam waktu singkat
• Suhu optimal untuk penyimpanan trombosit adalah 20 0-240 C dan diletakan pada rotator/agigator
• Masa simpan sampai dengan 3 – 5 hari
• Indikasi
– Kasus perdarahan karena trombositopenia (trombosit < 50.000 /uL),
– Diindikasikan selama operasi atau invasif dengan trombosit < 50.000 /uL
– Hipoplasia sumsum tulang akibat kemoterapi, invasi tumor atau aplasia primer
• Trombosit berisi leukosit sekitar 0,5 – 1 x 108/unit trombosit, sedangkan trombosit dengan sedikit
leukosit mengandung leukosit hanya 8,3 x 105/unit.3
• Indikasi
Untuk pencegahan terjadinya alloimuninasi HLA terutama pada pasien yang harus menerima
kemoterapi jangka panjang
• Kontraindikasi
Dihubungkan dengan lamanya penyimpananmya
• Cara pemberian
• Menggunakan filter khusus trombosit dengan sedikit trombosit
• Berisi granulosit, limfosit, trombosit beberapa sel darah merah dan sedikit
plasma
• Indikasi
Dipakai untuk meningkatkan jumlah granulosit pada pasien sepsis dengan
leukopenia
Kekurangan F Perdarahan
VIII akibat gangguan
(Hemophilia A) faktor koagulasi
Penyakit von
wilebrand
• Pada pasien Hemofilia A 1 kantong kriopresipitat yang mengandung 100 unit F VIII
• Untuk pasien hemofilia A, 1 kantong/6 kg dapat meningkatkan F VIII 35%
• Periksa jenis darah dan kecocokkan antara darah dan penerima darah.
• Penerima darah dipersiapkan dengan pemasangan infus dengan jarum
besar 16-18. Jarum yang terlalu kecil 23-25 dapat menyebabkan
hemolisis.
• Transfusi dilakukan dengan transfusi set yang memiliki saringan untuk
menghalangi bekuan fibrin dan partikel lainnya
• Sebelum transfusi diberikan 50-100ml NaCl fisiologis.
• Transfusi set mengalirkan darah 1 ml dalam 20 tetes. Laju tercepat
yang bisa tercapai adalah 60 ml permenit. Laju transfusi tergantung
pada keadaan kardiopulmoner. Jika keadaan kardiopulmoner normal,
maka dapat diberikan 10-15ml/kgbb dalam waktu 2-4 jam. Jika tidak
ada hemovolemia maka batas transfusi 1 ml/kgbb/jam (1 unit = 3 jam )
atau 1000ml dalam 24 jam. Jika terdapat gagal jantung maka tidak
boleh ditransfusikan melebihi 2ml/kgbb/jam. Transfusi 1 unit tidak
boleh melewati 5 jam karena resiko proliferasi bakteri. 3
• Demam
• Reaksi alergi
– Reaksi Hemolitik :Reaksi hemolitik akut, Reaksi hemolitik lambat, Reaksi
Pseudohemolitik
– Penularan Penyakit : hepatitis , Penularan malaria , HIV, Sifilis ,
– Kontaminasi
– Cedera Paru Akut
• Stop transfusi
• Naikkan tekanan darah dengan koloid, kristaloid
• Berikan oksigen 100%
• Diuretika manitol 50 mg atau furosemid (lasix) 10 – 20 mg
• Antihistamin
• Steroid dosis tinggi
• Periksa analisa gas dan PH darah.
“Transfusion-related
“Transfusion associated
acute lung injury”
circulatory overload”
TRALI akut edema paru
TACO adalah edema paru
setelah transfusi dengan
terutama terkait dengan
tidak adanya kelebihan
kelebihan sirkulasi dengan
beban sirkulasi atau faktor
kriteria yang
risiko ARDS alternatif.
dikembangkan oleh
National Healthcare Safety
Network termasuk 3 atau
lebih dari yang berikut :
gangguan pernapasan akut, edema paru
radiografi, peningkatan tekanan vena sentral,
peningkatan tekanan vena sentral, bukti gagal
jantung kiri, ditinggikan B-type natriuretic peptide
(BNP), dan keseimbangan cairan positif.
SMF ILMU ANESTESI
Rumah Sakit Umum Daerah Waled || Fakultas Kedokteran UGJ
SMF ILMU ANESTESI
Rumah Sakit Umum Daerah Waled || Fakultas Kedokteran UGJ
#SUPERCALIFRAGILISTICEXPIALIDOCIO
US#