Anda di halaman 1dari 33

Pembimbing : Dr. Alexander, S.E., M.

M
Kelompok 2:
Adi Wibowo 012022129
Aulia Nur Fitriani 012022144
Ana Tacya H 012022142
Candy Novia Agustini 012022118
Henry Andri Theodorus 012022169
Puti Lenggo Geni 012022173

Balanced Scorecard : Konsep dan


Sejarahnya, Perkembangan,
dan Implementasinya di
Perusahaan
Konsep Balanced Scorecard
Konsep dan 01 Konsep Balanced Scorecard adalah pendekatan
sejarah terhadap strategi manajemen yang
dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard
Business School) and David Norton pada awal
tahun 1990.

02 Konsep Balanced Scorecard Tahap awal


perkembangan
Konsep Balanced Scorecard adalah pendekatan
terhadap strategi manajemen yang
dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard
03 Business School) and David Norton pada awal
.• Sebelum tahun 1990-an
•tahun 1990.
Tahun 1990 – 1992
• Sejarah Balanced
Tahun 1993 – 1995 Scorecard
• Tahun 1996, 1997, dan Tahun
2000-an

04 4 Perspektif Balanced Scorecard

Perkembangan Konsep Balanced Scorecard


05 Tolak ukur kinerja eksekutif berkembang menjadi inti
sistem manajemen strategi..
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan
Scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor
yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di
masa yang akan datang, sedangkan Balanced artinya berimbang,
maksudnya adalah pengukuran kinerja seseorang yang diukur secara
berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan,
jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern (Mulyadi,
2005).
SEJARAH BSC

199 199 1993- 199 1997-


0 2 1995 6 2000
KAPLAN 1992

• Awalnya pengukuran performa finansial secara tradisional dapat berkeja


dengan baik pada era industrial, namun tidak efektif dengan perkembangan
industri sekarang.
• Untuk mengatasi hal ini beberapa perusahaan mengatakan untuk lupakan
perhitungan finansial, namun berfokuslah pada peningkatan perhitungan
operasional, sehingga pada akhirnya hasil finansial akan mengikuti.
• Namun sebagai seorang manajer seharusnya tidak memilih antara
perhitungan finansial dan operasional.
• Dalam pengamatan terhadap beberapa perusahaan, akhirnya didapatkan kesimpulan
bahwa tidak ada satu perhitungan yang dapat memberikan hasil jelas terhadap target
performa, atau fokus perhatian pada area bisnis yang kritis. Manajer menginginkan
presentasi yang imbang antara perhitungan finansial dan operasional.

• kemudian di cetuskanlah balanced score card, yaitu suatu set perhitungan yang
memberikan manajer pandangan bisnis secara cepat namun komprehensif.

• Balanced score card terdiri dari perhitungan finansial yang memberitahu hasil dari
aksi yang telah dilakukan, dan melengkapi perhitungan finansial dengan perhitungan
operasional terhadap kepuasan pelanggan, proses internal, dan aktivitas perusahaan
terhadap inovasi dan pengembangan.
KAPLAN 1993
• Banyak perusahaan mulai menerapkan BSC. dan banyak
perusahaan mencoba untuk mengimplementasikan program
peningkatan lokal seperti proses reengineering, dan total kualitas.
• BSC dapat memberikan titik fokal dari usaha perusahaan,
mendefinisikan dan mengkomunikasikan proritas untuk manajer,
pegawai, investor, bahkan customer.
• BSC sekarang digunakan sebagai suatu bahasa, sebagai tolak ukur
yang digunakan untuk mengevaluasi proyek dan bisnis baru
KAPLAN 1993
• BSC suatu template yang dapat diterapkan pada bisnis secara
umum atau bisnis yang luas. situasi pasar, strategi produk, dan
lingkungan kompetitive yang berbeda membutuhkan BSC yang
berbeda pula.

• BSC di customize untuk sesuai dengan misi, strategi, teknologi,


dan kultur perusahaan
KAPLAN 1996
• Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan alat pengukur
kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

• Pendekatan Balance Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok,


yaitu (Kaplan dan Norton, 1996):
• 1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham?
(perspektif keuangan)

• 2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif


pelanggan)

• 3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (perspektif bisnis internal)

• 4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan


menciptakan nilai secara berkesinambungan? (perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran)
Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan
focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses
manajemen, meliputi :

1.Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi


2.Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3.Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis
4.Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan


dalam ukuran keuangan saja,
melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan
nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan
bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya
termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk
memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang
Implementasi pada
Perusahaan
Pengukuran dalam Balanced Scorecard

o Sasaran strategik yang dirumuskan untuk mencapai visi dan tujuan organisasi melalui
strategi yang telah dipilih perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya.
o Ada dua ukuran yang perlu ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian
sasaran strategik, yaitu: ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja.
o Ukuran hasil merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran strategik, sedangkan ukuran pemacu kinerja merupakan ukuran yang
menyebabkan hasil yang dicapai.
o Skor dalam tabel kriteria keseimbangan adalah skor standar, jika kinerja semua aspek
dalam perusahaan adalah “baik”.
Score Nilai

-1 Kurang

0 Cukup

1 Baik
Perspektif Sasaran strategik Ukuran Hasil Ukuran Pemicu Skor
Kinerja
Perspektif Brand Equity kepuasan berkurangnya jumlah
Pelanggan pelanggan keluhan pelanggan -1 sd 1
Meningkatnya kualitas customer hubungan dengan
Pelayanan retention pelanggan bertambahnya -1 sd 1
Customer pasien
Customer Acqusition baru -1 sd 1

Perspektif total laba dengan


Keuangan Pemanfaatan aktiva ROI RE total aktiva -1 sd 1
Pertumbuhan beban dengan total
Pendapatan pendapatan -1 sd 1

Perspektif Peningkatan intensitas tersedia


Bisnis Kualitas proses tempat tidur periode
Internal Pelayanan BOR tertentu -1 sd 1
frekuensi pemakaian
tempat tidur intensitas
BTO tempat tidur tidak -1 sd 1
ditempati , tingkat
kematian pasien
TOI -1 sd 1

DGR -1 sd 1

Perspektif peningkatan kinerja, Retensi Jumlah karyawan


Pembelajaran produktivitas karyawan keluar -1 sd 1
Dan dan kepuasan Produktivitas Laba yang dihasilkan -1 sd 1
pertumbuhan karyawan karyawan dan oleh karyawan dan
kepuasan kepuasan karyawan
karyawan
Standart indikator kinerja Rumah Sakit yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia tahun 1998 dan 2005, adalah sebagai berikut :
Indikator Standart

ROI 5%

BOR 60 - 85%

BTO 40 – 50

TOI 1–3

GDR 45 permil
Kinerja Perspektif Keuangan
Untuk mengukur perspektif keuangan ini dilakukan dengan menggunakan instrumen
pengukur value for money atau 3E yang dikembangkan oleh Mardiasmo (2002:133- 134)
Kinerja Perspektif Pelanggan
a. Kepuasan Pelanggan
Aspek yang akan digunakan dalam mengukur kinerja kepuasan pelanggan,
diantaranya :
 Fasilitas
 Kualitas Pelayanan
 Ketenangan
 Waktu tunggu
 Biaya
Nilai yang diberikan dalam kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah:

Dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari seluruh responden akan diketahui
pencapaian indeks kepuasan pelanggan, seperti yang dirumuskan oleh Sugiyono
Kinerja Perspektif Internal Bisnis

Dalam hal ini yang menjadi tolak ukur pada R S X tahap operasinya adalah
Kinerja Perspektif Pembelajaran dan PertumbuhanPengukuran

kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran merupakan perspektif yang paling


mendasar dalam Balanced Scorecard. Kinerja perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran diukur dengan menggunakan indikator, retensi karyawan, produktivitas
karyawan dan kepuasan karyawan.
Pengukuran kepuasan karyawan ini dilakukan dengan survey melalui kuesioner yang
diukur dengan jawaban kuesioner yang disebar dengan menekankan pada beberapa
aspek, diantaranya :
 Motivasi
 Komunikasi
 Kepemimpinan
 Tempat Kerja
 Semangat Kerja
Kepuasan karyawan mengukur rata-rata kepuasan karyawan dengan memberikan nilai
pada jawaban kuesioner sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai yang
diberikan adalah:
Skor Pengukuran Balanced Scorecard

Skor Nilai Pengertian

-1 Kurang Tingkat prestasi di bawah


standar

0 Cukup Tingkat prestasi sesuai standar

1 Baik Tingkat prestasi di atas


standar
Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Perspektif Nilai Skor
a. Perspektif konsumen
Kepuasan konsumen 5.836 1
Customer Retention 59.98% -1
Customer Acquisition 57,96% 1

b. Pespektif Keuangan
Rasio ekonomi 103.87%, -1
Rasio efesiensi 138,09% -1
Rasio efektivitas 126,10% 1

c. Perspektif Bisnis Internal


BOR (Bed Occupnacy Rate) 79.20% 1
BTO (Bed Turn Over) 6.8 kali -1
TOI (Turn Over Internal) 1.05 hari 1
GDR (Gross Death Rate) 4.7 permil 1
NDR (Net Death Rate) 1.8 permil 1
ALOS (Average Length of Stay) 3.9 hari -1
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Retensi Karyawan 3,14 % 1


Produktivitas Karyawan Rp.9,108,872,243.96 1
Kepuasan Karyawan 2.409 1
Jumlah 5
Total bobot skor Rumah Sakit adalah 0 skor dari total bobot standar, sehingga
rata–rata skor adalah 5/15 = 0,33Langkah selanjutnya adalah membuat skala
untuk menilai total skor tersebut sehingga kinerja Rumah Sakit dapat dikatakan
”Kurang”, ”cukup”, dan ”baik”.
Berikut gambar kinerja RS X

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja RS X jika


diukur dengan Balanced Scorecard adalah ”cukup”
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai