FKG - Sistem Indera
FKG - Sistem Indera
INDERA PENGLIHATAN
INDERA PENDENGARAN
INDERA PERABA
INDERA PENGECAP
INDERA PENGHIDU
INDERA
PENGLIHATAN
ORBITA
Merupakan suatu ruangan bentuk piramid sisi 4.
Bagian – bagian :
- Basis ( Aditus Orbita )
- Apex
- Atap
- Dasar
- Dinding lateral dan dinding medial.
Antara atap dan dinding medial:
- Foramen ethmoidalis anterior
- Foramen ethmoidalis posterior
Untuk lewat vasa ethmoidalis anterior dan posterior.
Antara atap dan dinding lateral terdapat fissura
orbitalis superior .
FISSURA ORBITALIS SUPERIOR dilalui oleh:
- N.. Oculomotorius
- N. Trochlearis
- N. Abduscens
- N. Opthalmius
- N. Frontalis
- N. lacrimalis
- N. Nasociliaris
- Vasa opthalmica, a. lacrimalis
- Arteri meningea media ( kadang2 )
DASAR ORBITA:
Dibentuk oleh:
- Os. Zygomaticus ( antero lateral)/Facies orbitalis os.zygomaticus.
- Os. Maxillae ( bag. tengah)/ facies orbitalis os. maxillae
- Os. Palatini ( bag. Blk )/processus orbitalis os. Palatini.
Dasar orbita membatasi orbita dari sinus maxillaris.
Antara dasar orbita dan dinding lateral:
Terdapat fissura orbitalis inferior.
Fissura orbitalis inferior dilalui oleh:
- N. Maxillaris
- N. Zygomaticus
- Vasa infra orbitalis
- Serabut2 ganlion sfenopalatinum
Dinding lateral:
Tebal, kanan dan kiri membentuk sudut
hampir 90 derajat.
Dibentuk oleh:
- Os. Zygomaticus( didepan)
- Os. Sfenoidale( di belakang )
- Os. Frontalis ( di blk )
Dinding Medial ( Tipis )
Dibentuk oleh (urutan dari depan ke blk):
- Os.maxillare ( processus frontalis )
- Os. Lacrimale
- Os. Ethmoidalis( lamina orbitalis )
- Os. Sfenoidalis.( sebag. Kecil corpus sfenoidalis )
Dinding medial orbita membatasi orbita dengan sinus ethmoidalis,
sinus sfenoidalis dan cavum nasi.
ORGAN DAN BANGUNAN DI SEKITAR MATA
dan HUBUNGANYA dengan ORGAN
PENGLIHATAN
- Pada atap orbita terdapat fossa gladulae
Lacrimalis ( pada bagian antero lateral )
- Dasar orbita membatasi orbita dari sinus
maxillaris.
- Fissura orbitalis inferior( terletak antara dasar
orbita dan dinding lateral orbita )
Dinding medial orbita membatasi orbita
dengan sinus ethmoidalis, sinus sfenoidalis
dan cavum nasi .
Didalam orbita terdapat:
-Peri orbita/ fasia orbitae/ periosteum dinding
orbita
-Fascia bulbi/ capsula tenon ( fascia yang
mengelilingi bulbus oculi.
-Corpus adiposum orbitae ( jaringan lemak)yang
mengisi orbita.
-Bulbus oculi
-Glandula lacrimalis
-N. Opticus
-Otot –otot ekstinsik bola mata dan m.
levatpalpebrae.
-N. III, N. IV, N. VI dan N. Opthalmicus.
Dinding lateral kanan dan kiri membentuk
sudut 90o.
Sumbu cavum orbita melalui titik sentral
dari basis dan foramen opticum.Kedua
sumbu kanan dan kiri saling bertemu
didaerah cranial sella tursica (pada
os.sphenoidale)
Cavum Orbitae dikelilingi oleh Sinus Paranasal
yaitu:
Sinus Frontal…..di cranial
Sinus Maxillaris….di caudal
Sinus Ethmoidale….di medial
Sinus Sphenoidale….di medial
Pertumbuhan cavum orbitae akan sempurna pada
umur 18-20 th.
Volume cavum orbitae: + 30 cc
KORNEA:
Kornea pd org hidup jernih, pd org yg telah
meninggal berubah menjadi keruh.
Kornea transparan dan avasculer.
Batas kornea dan sclera disebut Limbus
kornea
Cahaya yg masuk dalam kornea akan
mengalami pembiasan. Kornea merup.
Salah satu media refrakta.
MEDIA OPTIK/MEDIA REFRAKTA dari depan
ke belakang adalah:
- Cornea
- Humor Aquaous
- Lensa Crystalina
- Corpus Vitreum
Lapisan kornea dari luar ke dalam:
1. Epitel ( lanjutan epitel conjuctiva bulbi )
2. Membran bowman ( lamina basalis
anterior )
3. Substansia propria
4. Membrana descemet
5. Endotel
Arteri yg memberikan nutrici pada cornea
adalah a. Ciliaris anterior ( tdpt pd limbus
cornea.
Cornea juga mendapat nutrici dari humor
aquous pada COA dg jalan difusi melalui lap.
endotel . Lap. Epitel dan endotel cornea
berfungsi sbg membran permeabel.
Cornea disarafi oleh N. ciliaris..
SCLERA:
Merupakan dinding bulbus oculi yg paling
keras, sehingga penting untuk mempertahan
kan bentuk bulbus oculi.
Permukaan luar sclera berwarna ke putih –
putihan dan tertutup oleh:
- Conjuctiva bulbi
- Capsula tenon
- - jaringan episclera yg banyak mengandung
pemb. darah.
Sclera dipisahkan dari choroidea yang berada
disebelah profundanya.
Didekat limbus cornea, sclera ditembus oleh
vasa ciliaris anterior.
N. Opticus keluar dari bola mata menembus
sclera.
Dekat limbus cornea terdapat saluran yang
disebut SINUS VENOSUS SCLERA.
Dinding dalam sinus venosus sclera dibentuk
oleh jaringan trabeculair disebut Trabecular
meswork dilalui oleh humor aquos.
Sclera disarafi oleh N. Ciliaris
CHOROIDEA:
Choroidea disebut UVEA POSTERIOR.
Lapisan ini sangat tipis dan mengandung
banyak pembuluh darah.
Pembuluh darah pd lapisan choroidea
kebanyakan berasal dari a. Ciliaris brevis dan
pemb. darah baliknya bergabung menjadi 4
vv. Vorticosae yg keluar dari 4 kwadrant
posterior bola mata.
CORPUS CILIARE:
Merupakan lanjutan ke depan tunica choroidea
dan berakhir pada radix iridis.
Terdapat tonjolan panjang ( prosesus ciliaris)
dan tonjolan yang pendek ( plica ciliaris )
Prosesus ciliaris menghasilkan humor aquous.
Pada proseseus ciliaris terbentang zonula zinii
sebagai penggantung lensa critalina.
Pada corpus ciliare terdapat M. Ciliaris untuk
akomodasi.
Perdarahan : dari a. Ciliaris anterior
Persarafan : Parasimpatis yg berasal dari N. III.
IRIS:
Merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan
dan merupakan diafragma yang membagi
bola mata menjadi segmen anterior dan
segmen posterior.
Iris di bagian tengah membentuk celah yang
disebut PUPIL.
Iris membagi camera Oculi menjadi 2 yaitu
COA dan COP.
Terdapat 2 otot :
M. Sphincter pupilae ( berjalan circulair )
Bila kontraksi, pupil mengecil disebut Myosis.
Bila relaksasi, pupil melebar disebut midriasis
M. Dilataor pupilae ( berjalan radiair )
Bila kontraksi, pupil dilatasi ( midriasis )
Laboratorium Anatomi
FK UNISSULA
SEMARANG
Anatomi telinga
Telinga luar (auris eksterna) : daun telinga, liang telinga
Telinga tengah ( auris media) : membran timpani,
kavum timpani, tuba eustakius, prosesus mastoideus
Telinga dalam ( labirin ) : kanalis semisirkularis,
utrikulus, sakulus, koklea
Telinga.
• Diferensiasi sel
neuroepitel otak
belakang membentuk
lempeng otikum
• Vesikula otikum
• Celah faring-1 menjadi
saluran telinga luar
• Kantong faring-1
menjadi tuba auditiva
• Tulang pendengaran :
maleus, inkus, stapes
TELINGA LUAR
Auricula
Meatus acusticus
externus
Canalis acusticus
externus
Anatomi telinga
MUSCULI AURICULARE
MUSCULI EXTRINSIC
• M. Auricularis anterior
• M. Auricularis superior
• M. Auricularis posterior
MUSCULI INTRINSIC
• m. Helicis mayor – M. H.minor
• m. Tragicus – m. Antitragicus
• m. Transversus auriculare
• m. Obliqus auriculare
VASKULARISASI
A. Auricularis posterior cab. A . carotis
eksterna
Rami auriculare anterior dari a.
Temporalis superfisialis
Ramus auricularis A. occipitalis
VASKULARISASI
VASKULARISASI
V. Temporalis
superfisialis bermuara
ke v. Jugularis interna
V. Auricularis posterior
bermuara ke v. Jugularis
externa
INNERVASI
N.OCCIPITALIS MINOR
N.AURICULARIS MAGNUS
(PLEXUS CERVIKALIS)
RAMI AURICULARE
(N. VAGUS)
RAMI
AURICULOTEMPORALIS
(N. MANDIBULARIS)
LYMPHE - INNERVASI
Llnn. Preauriculares dan llnn.
Retroauriculares
CANALIS ACUSTICUS
EXTERNUS
BENTUK S, 2 BAGIAN :
1. PARS CARTILAGENES
(1/3 BAGIAN LUAR)
CONCAV ANTERIOR
TERTUTUP
KULIT,FOLLICLE RAMBUT,
GLANDULA CEBACEA &
CEROMINOUS
CERUMEN
2. PARS OSEUS
( 2/3 BAGIAN DALAM)
TERTUTUP KULIT,
TERDAPAT KELENJAR, TAK
TERDAPAT FOLLICLE
RAMBUT
CANALIS ACUSTICUS
EXTERNUS
25 MM ANTARA CONCHA -
MEMBRANA TYMPANI
PENYEMPITAN :
1. PERALIHAN PARS OSSEUS
CARTILAGENES
2. DEKAT UJUNG MEDIAL :
ISTHMUS
MEMBRANA TYMPANI
BAGIAN :
PARS TENSA
PARS FLACCIDA
STRUKTUR :
1. LAPISAN CUTICULAR
CONE OF LIGHT
OTOSCOPI OTOSCOPE
PARACENTESA
2. LAPISAN FIBROUS
LUAR RADIER
DALAM CIRCULAR
3. LAPISAN MUCOSA
Innervasi :
Lateral N. V & X
Medial N. IX
AURIUS MEDIUS
CAVUM TYMPANI
1. EPITYMPANICUM
ADITUS AD ANTHRUM
ANTHRUM MASTOIDEA
CELLULAE MASTOIDEA
2. MESOTYMPANICUM
MEMBRANA TYMPANI
CHORDA TYMPANI
3. HYPOTYMPANICUM
TUBAPHARYNGO -
TYMPANICA
BATAS CAVUM TYMPANI
1. LATERAL :
MEMBRANA TYMPANI
2. SUPERIOR : TEGMEN TYMPANI
3. INFERIOR
4. ANTERIOR :
○ OSTIUM TYMPANICA TUBA
AUDITIVA
○ SEMICANAL M. TENSOR
TYMPANI
5. POSTERIOR:
○ ADITUS AD ANTHRUM
○ EMINENTIA PYRAMIDALIS
M. STAPEDIUS
6. MEDIAL :
PROMINENTIA :
- CANALIS FACIALIS
- CANALIS SEMICIRCULARIS
LATERALIS
FENESTRA VESTIBULI
( OVALIS )
FENESTRA COCHLEA
( ROTUNDA )
PROMONTORIUM
ISI CAVUM TYMPANI
1. OSSICULA AUDITUS
○ MALLEUS
○ INCUS
○ STAPES
2. Mm. OSSICULORUM
AUDITUS
○ M. TENSOR
TYMPANI- V3
○ M. STAPEDIUS-
VII
3. CHORDA TYMPANI
INNERVASI CAVUM TYMPANI :
N. TYMPANICUS (N.IX)
ARTERIALISASI :
A. AURICULARIS POST A.
STYLOMASTOIDEUS
B. A. MAXILLARIS A. TYMPANICA
ANTERIOR
AURIS INTERNUS ( LABYRINTH )
1. LABYRINTHUS OSSEUS
○ PERILYMPHA
2. LABYRINTHUS
MEMBRANACEUS
○ ENDOLYMPHA
LABYRINTHUS OSSEUS
1. CAN. SEMICIRCULARIS
POST, SUP, LAT
CRUS COMMUNE
AMPULA
2. VESTIBULUM
HUBUNGAN ;
POST. : CAN. SEMICIRC. OSSEUS
LAT. : FENESTRA VESTIBULI
ANT. : SCALA VESTIBULI
MED.: AQUAEDUCTUS VESTIBULI
3. COCHLEA
MODIOLUS - N.COCHLEARIS
SCALA TYMPANI
FENESTRA COCHLEA –
MEMBRANA TYMPANI
SECUNDARIA
AQUAEDUCTUS COCHLEA
SCALA VESTIBULI VESTIBULUM
HELICOTREMA
COCHLEA
LABYRINTHUS
MEMBRANACEUS
1. DUCTUS SEMICIRCULARIS
AMPULLA CRISTA
AMPULLARIS
2. UTRICULUS & SACCULUS
DUCTUS
UTRICULOSACCULARIS
DUCTUS ENDOLYMPHATICUS
SACCUS ENDOLYMPHATICUS
MACULA UTRICULI
MACULA SACCULI
DUCTUS REUNIENS
3. DUCTUS COCHLEARIS
( SCALA MEDIA )
MEMBRANA VESTIBULARIS
MEMBRANA BASILARIS
ORGAN SPIRALE ( CORTI )
N. VESTIBULOCOCHLEAR
( N.VIII )
1. N. VESTIBULARIS
IMPULS
KESEIMBANGAN
○ DUCTUS
SEMICIRCULARIS
○ SACCULUS
○ UTRICULUS
2. N. COCHLEARIS
IMPULS
PENDENGARAN
○ DUCTUS
COCHLEARIS
N. VESTIBULARIS
SIFAT : SPESIAL SOMATIC AFFERENT
RESEPTOR :
CRISTA AMPULARIS KESEIMBANGAN
DINAMIS
MACULA UTRICULI & SACCULI
KESEIMBANGAN STATIS
CELL BODY : GANGLION
VESTIBULARIS
KONDUKSI N. VESTIBULARIS
MACULA & CRISTA
↓
GANGLION VESTIBULARIS
↓
NUCLEI VESTIBULARIS
○ SUPERIOR (BECHTEREW)
FLM N. III,IV,VI
○ LATERAL (DEITERS)
TRACT.
VESTIBULOSPINALIS
SKELETAL MUSCLE
TRUNCUS & EXTREMITAS
○ INFERIOR FLM
NUCLEUS N.XI & OTOT
LEHER
○ MEDIAL (SCHWALBE)
FLM & TRACTUS
RETICULOSPINAL
(OTONOM) N.X
N. COCHLEARIS
SIFAT : SPESIAL SOMATIC AFFERENT
RECEPTOR : ORGAN CORTI
DUCTUS COCHLEARIS
CELLBODY GANGLION SPIRALE
KONDUKSI PENDENGARAN
ORGAN CORTI
↓
GANGLION SPIRALE
↓
NUCLEUS COCHLEARIS VENT & DORS
STRIA ACUSTICA & CORPUS TRAPEZOID
NUCLEUS OLIVARY SUPERIOR
LEMNISCUS LATERALIS
NUCLEUS LEMNISCUS LATERALIS
COLLICULUS INFERIOR
BRACHIUM COLLICULUS INFERIOR
CORPUS GENICULATUM MEDIALE
RADIATIO ACUSTICA
GYRUS TEMPORALIS TRANSVERSUS ( HESCHLE /
AREA 41,42 )
TERIMA KASIH
Anatomi Fisiologi Telinga Dalam
TELINGA LUAR
Gelombang bunyi ditangkap oleh daun
telinga dan ditransmisikan ke dalam meatus
auditorius eksternus.
MEMBRANA TYMPANI
Gelombang bunyi vibrasi membrane timpani
Sifat membrane elastic mudah bergetar bila
tekanan pada kedua sisinya bersifat atmosferik
Ujung faring tuba eustachius terbuka saat
menelan, bersin, dan menguap (bila tuba
paten) telinga tengah terus terisi dengan
udara tekanan atmosfer.
Membrana timpani tidak akan bergetar
dengan baik bila tuba tersumbat dan tekanan
kedua sisi tidak sama.
Kelenjar apokrin
KELENJAR SEBASEA (KELENJAR
MINYAK)
Terdapat di seluruh permukaan kulit
kecuali di telapak tangan dan kaki
Terletak di samping akar rambut,
bermuara pada folikel rambut
Fungsi : memberi lapisan lemak,
bakteriostatik, menahan evaporasi
Masa remaja kelenjar sabasea lebih
produktif
RAMBUT
Terdiri dari akar rambut dan batang
Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh
Diproduksi oleh folikel rambut
Siklus pertumbuhan rambut:
Fase Anagen/pertumbuhan : 2-6 tahun dengan
kecepataan tumbuh 0,35mm/hari
Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan
Fase Katogen :fase diantara kedua fase
Pada saat 85% mengalami fase anagen, 15
% mengalami fase telogen
KUKU
Bagian terminal lapisan tanduk yang
menebal
Akar kuku : bagian yang terbenam kulit
jari
Badan kuku : bagian di atas jaringan
lunak ujung jari
Tumbuh : 1 mm/minggu
Fungsi : melindungi jari tangan
FUNGSI KULIT
Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau
mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi
terutama yang bersifat iritan; lisol, karbol, asam dan alkali kuat,
gangguan yang bersifat panas; radiasi, sengatan UV, gangguan
infeksi luar; kuman/bakteri, jamur
Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya
lapisan kulit dan serabut jaringan penunjang yang berperan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda
padat, tapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh; NaCl, urea, as
urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi
kulit juga menahan evaporasi air yang berlbhan
sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar
lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman
kulit pd pH 5-6,5
Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis
dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan
oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap
dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di
dermis. Badan taktil meissnerr terletak di papila dermis
berperan terhadap rabaan. Terhadap tekanan diperankan
oleh badan vater paccini di epidermis
Fungsi pengaturan suhu tbh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot /
kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan
pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang cukup baik.
173
Anatomi
174
Cavum Oris
Merupakan sebuah rongga yang dibatasi
bibir, pipi, palatum, lidah pada bagian
dasar dan bersambung dengan faring
pada bagian posterior.
Bagian dalam mulut dilapisi oleh selaput
lendir & sel-sel epitel.
Pada cavum oris terdapat gigi, lidah &
kelenjar saliva.
175
Palatum terdiri dari palatum keras pada
bagian anterior dibentuk oleh tulang
maxila dan palatum lunak pada bagian
posterior.
Bagian tengah membentuk sebuah
prosesus seperti kerucut yang disebut
uvula.
Pada bagian belakang lengkungan
(fauces) memuat tonsil.
177
179
Terimakasih.................