Fika Ariska
Pembimbing:
AKALASIA
Pendahulu
Anatomi
Klasifikasi
Gejala
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis
Rotgen thorax
Barium
Esofagogram
CT-Scan
Endoskopi GI track
atas
USG
Manometri
esofagus (gold
standard)
Pemeriksaan
Tatalaksana
Tergantung
dari
Prognosis
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. AN
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Pekerjaan
Alamat
CM
: 106.34.26
Tgl Masuk
: 04 September 2015
Anamnesis
Keluhan Utama : Sulit menelan
Riwayat Penyakit
Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sulit menelan yang sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri menelan menetap
dan semakin memberat. Pasien sulit menelan makanan, baik
yang padat maupun yang cair, sehingga menyebabkan
pasien memuntahkan apapun yang dimakan. Makanan yang
dimakan tidak langsung dimuntahkan, tapi ada jeda sekitar
1-3 menit sebelum muntah. Minum pun hanya bisa ditelan
sedikit-sedikit. Selama sakit pasien mengaku mengalami
penurunan berat badan yang sangat drastis, yaitu berat
badan awal sebelum sakit adalah 56 kg dan saat ini berat
badan pasien menjadi 36 kg. Pasien juga mengaku sudah
tidak BAB sejak 1 bulan belakangan, BAK tidak ada keluhan.
Keluhan nyeri dada sesekali dirasakan pasien dan hilang
timbul. Nyeri menelan disangkal, suara serak disangkal.
Pasien dirujuk dari RSUD Sigli setelah dirawat selama 1
minggu dengan diagnosis akalasia.
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital sign
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
cukup
Frekuensi Nafas
Suhu Axilla
Kulit
Warna
: Sawo matang
Turgor
: Cepat
Sianosis : (-)
Icterus : (-)
Oedema : (-)
Telinga
AD : normotia, CAE lapang,
serumen (+), membran timpani
intak,
refleks cahaya (+)
AS : normotia, CAE lapang,
serumen (+), membran timpani
intak, refleks cahaya (+).
Leher :
Pembesaran KGB (-)
Kel. Getah Bening : Kesan simetris, pembesaran (-)
Peningkatan TVJ: (-), R 5 - 2
cmH2O
Axilla
: Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru-paru
Jantung
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Superior
: Edema (-/-), sianosis (-/-)
Inferior
: Edema (-/-), sianosis (-/-)
Genetalia
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan
Hb
Ht
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hitung Jenis:
Eos/Bas/N.Seg/Lim/M
on
Kolestrol total
HDL
LDL
MCV/MCH/MCHC
LED
Na/K/Cl
Ureum/Kreatinin
KGDS
Alb/Glob
CT/BT
4/9/15
11,0
32
3,9
5,7
237
1/0/56/37/5
134/2,5/104
9/0,38
82
3,50/3,50
7/2
9/9/15
10,5
32
3,7
6,2
210
2/0/61/31/6
141/2,7/109
17/0,40
11/9/15
10,6
33
3,7
7,4
299
14/9/15
10,3
31
3,6
6,9
215
3/1/70/21/5
1/0/75/18/6
88/28/32
42
143/3,0/101
27/0,42
85/29/34
75
141/3,4/100
34/0,41
Pemeriksaan Lab
Rontgen Thorax
Cor
: Bentuk dan
ukuran normal
Pulmo
: Tampak
perselubungan di
parahiler kanan, sinus
costophrenicus dekstra
sinistra tajam, tampak
pelebaran mediastinum
Kesimpulan: Pneumonia,
Pelebaran mediastinum
CT Scan
Kesimpulan: akalasia
Interpretasi hasil
Endoskopi:
- esofagus mukosa
normal, tampak lumen
esofagus yang
menyempit terbawah.
- gaster: scope tidak
dapat melewati EG
junction dan terlalu
banyak sisa makanan.
Kesimpulan: sesuai
dengan akalasia.
Disfagia ec akalasia
esofagus + Hipertensi stage
II + Malnutrisi
Assessmen
Bedrest
IV omeprazole 40mg/12jam
Tatalaksan
1.
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
2.
Quo ad functionam
: dubia
3.
Quo ad sanactionam
: dubia ad bonam
Prognos
MODALITAS
RADIOLOGI
Gambaran foto
thoraks pada
akalasia
esofagus. Tanda
panah
menunjukkan
esofagus yang
berdilatasi hebat
Esofagografi
menggunakan barium
Gambar 1: Gambaran
normal esofagus dalam
pemeriksaan barium
swallow
Gambar 2: Pemeriksaan
esofagografi pada
penderita akalasia
esofagus, menunjukkan
esofagus bagian distal
yang menyerupai paruh
burung (bird-beak
appereance) atau ekor
tikus (mouse tail
appereance)
Barium swallow
memperlihatkan
rat-tail
appearance
dilatasi pada
daerah dua
pertiga distal
esofagus dengan
gambaran
peristaltik yang
abnormal atau
hilang dengan
gambaran
penyempitan di
bagian distal
menyerupai ekor
tikus
Manometri Esofagus
Endoskopi
Gambar 1: Gambaran
esofagus normal pada
pemeriksaan
endoskopi.
Gambar 2:
Perbandingan akalasia
esofagus jika dilihat
secara: A. Anatomis, B.
Endoskopi, C.
Esofagografi
CT SCAN
Diagnosis Banding
1. skleroderma
Skleroderma
adalah penyakit
jaringan ikat yang
ditandai dengan
atrofi otot polos
dan fibrosis pada
dinding
kerongkongan
Gambar disamping
menunjukkan
perbandingan
gambaran akalasia
dan scleroderma
pada esofagografi
skleroderma
Scleroderma dengan striktur
peptikum. Kontras
menunjukkan segmen yang
relatif panjang penyempitan
meruncing di esofagus distal
(panah) yang dihasilkan dari
lambung ditandai jaringan
parut pada pasien dengan
keterlibatan esofageal oleh
skleroderma.
2. Karsinoma esofagus
Tampak massa di
lumen esofagus
sehingga
menyebabkan
penyempitan
lumen dan tepi
yang irreguler.
Kesimpulan
Terima
Kasih