Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


PADA Tn. R DI RUANG MAWAR I
RSUD SERPONG UTARA
Dosen Pembimbing : Ns. Veri, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :
Dini Arum Alita (201030100044)
DEFINISI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini daripada pria (Michael J & Wanda C,
2021).

ETIOLOGI
Penyebab terjadinya ISK Escherichia Coli (70%), kemudian
Enterobacteriaciae dan Staphylococcus Saprophyticus. Kuman penyebab lainnya
adalah Klebsiela, Proteus, Pseudomonas dan Serratia spp. Etiologi penyebab
infeksi saluran kemih (ISK) umumnya adalah Escherichia coli, yang telah
dilaporkan pada 70-95% pada kasus ISK. Infeksi saluran kemih juga dipengaruhi
oleh faktor inang, seperti umur, adanya komorbiditas, kerusakan korda spinalis,
atau kateterisasi.
PATOFISIOLOGI
Infeksi Saluran kemih (ISK) terjadi akibat infeksi pada traktus
urinarus yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogenik dengan
atau tanpa disertainya tanda dan juga gejala. Mikroorganisme ini dapat masuk
bisa dikarenakan penggunaan steroid jangka panjang, makanan yang
terkontaminasi bakteri, proses perkembangan usia lanjut, anomali 6 saluran
kemih, hygine yang tidak bersih, dan hubungan seksual yang tidak sehat, serta
akibat dari cedera uretra. Infeksi saluran kencing ini dapat mengenai kandung
kemih, prostat, uretra, dan juga ginjal (Purnomo, 2014).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Invasi mikroorganisme (bakteri, virus)

Daya tampung uretra


Iritasi Ke saluran kemih
vesika urinaria turun

Suplai O2
Lemah fisik kurang
Disuria
Inflamasi/kerusakan TU
Intoleransi Penurunan
aktivitas Hb

Nyeri akut Penurunan


Pertahanan tubuh menurun
sel darah
Gangguan
eliminasi urine

Ginjal
PATHWAY
KASUS :
Tanggal 06 desember 2023 Tn.R dibawa ke RSUD
Serpong Utara oleh keluarganya pukul 21.40. Tn. R
datang dengan keluhan tidak bisa BAK ± 1 minggu dan
BAK sedikit, klien juga mengatakan nyeri pada pinggang
sebelah kiri bawah yang menyebabkan pasien tidak
dapat beraktivitas, klien tampak lemah, dan terdapat
oedem pada kedua kaki. Riwayat penyakit terdahulu Tn.R
mengalami GERD dan CKD. Pemeriksaan Ttv
didapatkan, TD: 150/90 mmHg, N: 75 x/mnt, rr: 20 x/mnt,
S: 36,5°C
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem

1. DS : Agen pencedera fisiologis Nyeri akut


- Tn. R mengatakan nyeri (adanya inflamasi pada saluran SDKI (D.0077-hal.172)
- P : nyeri timbul saat kemih)
bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dibagian pinggang
bawah sebelah kiri
S : 5 (sedang)
T : kurang lebih 30 detik

DO:
- Tn. R tampak meringis
Tn. R tampak bersikap
protektif saat bergerak
- Tn. R tampak gelisah
- Ttv : TD = 150/90 mmHg
N = 75 x/mnt
RR =19 x/mnt
S = 36,5 °C
Lanjutan…
No. Data Etiologi Problem

2. DS : Iritasi kandung kemih Gangguan eliminasi


- Tn. R mengatakan susah urine
BAK SDKI (D.0040-hal.96)
- Tn. R mengatakan BAK
tidak lancar

DO:
- Tn. R tampak terpassang
kateter
- Tn. R BAK sebanyak 700 cc
- Tampak adanya distensi
abdomen
Lanjutan…
No. Data Etiologi Problem

3. DS : Kelemahan Intoleransi aktivitas


- Tn. R mengatakan SDKI (D.0056-hal.128)
badannya lemas
- Tn. R mengatakan sering
berbaring dan hanya duduk di
tempak tidur saja
- Tn. R mengatakan
kebutuhan ADL-nya dibantu
oleh istri atau keluarga

DO:
- Tn. R tampak lemah
- Tn. R tampak berbaring di
tempat tidur
- Kebutuhan ADL Tn. R
tampak dibantu oleh istrinya
(toileting dan berganti
pakaian)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d adanya inflamasi pada saluran kemih


d.d nyeri pada pinggang kiri bawah
2. Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih
d.d susah BAK
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien lemas,
kebutuhan ADL-nya dibantu oleh keluarganya
IMPLEMENTASI
Nama pasien : Tn. R
Ruang : Mawar I
No. RM : 007017
No. No. Hari/tgl Implementasi Paraf
DX Jam
1. 1 Kamis,
07-12-2023
– Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
14.10 Hasil : Dini
nyeri timbul saat bergerak, nyeri seperti ditusuk—tusuk, nyeri dirasa pada pinggang kiri
bagian bawah, dengan skala 5, nyeri dirasa selama ± 30-60 detik_____________
– Mengidentifikasi skala nyeri
14.30 Hasil : Skala nyeri 5/10 (nyeri sedang)_________________________________________ Dini
– Mengidenfitikasi respon nyeri non verbal
14.35 Hasil : Tn.R tampak meringis, tampak gelisah, tampak berhati-hati saat
bergerak________ Dini
14.50 – Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Hasil : nyeri semakin bertambah saat bergerak atau beraktivitas_____________________
15.58 – Memberikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri Dini
Hail : Teknik relaksasi napas dalam___________________________________________
15.15 – Mengajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Hasil : Tn.R mengerti dan mengikuti apa yang diajarkan (teknik relaksasi napas dalam)___ Dini
15.30 – Mengkolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Pemberian pct 500 ml, omeprazole 40 mg (IV), furosemide 20 mg (IV),
pantoprazole 2x40 mg, sucralfat______________________________________________ Dini
IMPLEMENTASI
Nama pasien : Tn. R
Ruang : Mawar I
No. RM : 007017
No. No. Hari/tgl Implementasi Paraf
DX Jam
2. 2 Kamis,
07-12-2023
– Mengidentifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine
16.00 Hasil: Tn.R mengeluh susah BAK dan BAK tidak lancar___________________________ Dini
– Memonitor eliminasi urine
16.25 Hasil: Tn.R BAK 700 cc, warna urinne kuning keruh, bau khas urine_________________
– Mencatat waktu-waktu dan haluaran berkemih
16.45 Hasil: Tn.R mengatakan butuh waktu agak lama sampai BAK tuntas_________________ Dini
– Membatasi asupan cairan
16.55 Hasil: membatasi cairan 600 cc/24 jam________________________________________
– Mengajarkan tanda dan gejala infeksi saluran berkemih Dini
17.05 Hasil: Klien dan keluarga memperhatikan mengenai apa yang dijelaskan, tanda dan gejala
ISK yaitu dengan adanya demam, menggigil, nyeri punggung, hematuria, serta
17.25 konsistensi dan perubahan warna Dini
urine________________________________________________
– Mengajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Hasil: minum 200mL pada saat makan, diantara waktu makan, dan di awal petang______ Dini
17.45 – Mengajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
Hasil: agar Tn.R mengetahui waktu yang tepat saat berkemih, yaitu tiap 3 jam sekali atau
tidak lebih dari 8 kali sehari________________________________________________ Dini
IMPLEMENTASI
Nama pasien : Tn. R
Ruang : Mawar I
No. RM : 007017
No. No. Hari/tgl Implementasi Paraf
DX Jam
3. 3 Kamis,
07-12-2023
– Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
18.20 Hasil: kebutuhan ADL Tn.R dibantu oleh istrinya (toileting)__________________________ Dini

– Monitor pola dan jam tidur


18.55 Hasil: Tn.R mengatakan tidurnya cukup, ± 7 jam_________________________________
Dini
19.00 – Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Hasil: Pada pinggang bagian bawah sebelah kiri________________________________
Dini
19.15 – Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Hasil: meminimalisir kunjungan, mengurangi pencahayaan dan suhu ruangan__________
Dini
19.40 – Menganjurkan tirah baring
Hasil: Tn.R nyaman dengan posisi semi fowler serta bagian pinggang ditumpu oleh satu
bantal__________________________________________________________________ Dini
20.05 – Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Hasil: mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk secara mandiri_________________
Dini
EVALUASI
No. No. Hari/tgl Evaluasi TTD
DX
1. 1 Kamis,
07-12-2023 S:
– Tn.R mengatakan nyeri pada pinggang bagian bawah sebelah kiri, nyeri
seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 5
O:
– Tn.R tampak meringis
– Tn.R tampak gelisah
– Tn.R tampak berhati-hati saat bergerak
– TTV: TD: 150/90 mmHg
N: 75 x/mnt
RR: 19 x/mnt
S: 36,5°C
A:
– Nyeri akut belum teratasi
P: Dini Arum A
– Intervensi 1,2,3,4,7 dilanjutkan
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Idenfitikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
EVALUASI
No. No. Hari/tgl Evaluasi TTD
DX
2. 2 Kamis, S:
07-12-2023 – Tn.R mengatakan susah BAK
– Tn.R mengatakan butuh waktu agak lama sampai BAK tuntas

O:
– Tn.R tampak terpasang kateter
– Tn.R BAK 700 cc, dengan warna urine kuning keruh, bau khas urine
– TTV: TD = 150/90 mmHg, N = 75 x/mnt, RR = 19 x/mnt, S = 36,5°C

A:
– Gangguan eliminasi urine belum teratasi

P:
– Intervensi 1,2,3,5,6 dilanjutkan
1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine Dini Arum A
2. Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume,
dan warna)
3. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
5. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran berkemih
6. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
EVALUASI
No. No. Hari/tgl Evaluasi TTD
DX
3. 3 Kamis, S:
07-12-2023 – Tn.R mengatakan ADL-nya dibantu oleh istri atau keluarganya (toileting
dan berpakaian)
– Tn.R mengatakan badannya lemas

O:
– Kebutuhan ADL Tn.R tampak dibantu oleh istrinya
– Tn.R tampak lemah
– Tn.R tampak berbaring di tempat tidur
– TTV: TD = 130/90 mmHg, N = 86 x/mnt, RR = 22 x/mnt, S = 36,8°C

A:
– Intoleransi aktivitas belum teratasi

P: Dini Arum A
– Intervensi 1,2,4,5 dilanjutkan
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor pola dan jam tidur
4. Anjurkan tirah baring
5. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai