E. PEMERIKSAAN RADIOLOGI :
Hasil USG (22/3/22)
Kesimpulan : debris intravesica urinaria dan terdapat lesi solid myometrium,
suspek intramural myoma uteri
Injeksi :
1. Asering I 20 tpm = terapi pengganti cairan selama dehidrasi (kehilangan cairan)
secara akut.
2. Inj. Getidine 50 mg = pengobatan tukak lambung dan kondisi lain yang
membutuhkan pengurangan asam lambung
3. Inj. Santagesik 1 gr = analgesik untuk mengatasi nyeri akut atau nyeri berat yang
berhubugan dengan spasme otot polos misalnya saluran kemih bagian bawah
4. Inj. Omeprazole 1x40mg = mengurangi kadar asam lambung
5. Inj. Dexketoprofen 2x1 = termasuk golongan obat antiinflamasi nonsteroid
untuk meredakan nyeri dengan menghambat produksi prostaglandin sehingga
bisa menurunkan kadar dan meringankan peradangan seperti nyeri dan bengkak
6. Inj. Ceftriaxone 2x1gr (ST (-)) = obat antibiotik dengan mengatasi berbagai
infeksi bakteri dalam tubuh.
Obat Oral :
1. Natrium Bicarbonat 3x1 = mentralisir urin yang terlalu asam dan menetralisir asam
lambung berlebih
2. Urinter 2x400 mg = mengatasi infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri
gram negatif ataupun bakteri gram positif
3. Spasminal 2x1 = obat untuk mengobati nyeri yang mengandung hyoscine dan
paracetamol. Paracetamol sebagai obat analgetik yang berfungsi untuk
menghilangkan nyeri, sedangkan hyoscine bekerja untuk merelaksasikan otot polos
4. Lagesyl syrup 170 ml = untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan
seperti gastritir, perut kembung, maag, tukak lambung dan sejenisnya
TTD PERAWAT
( Salvinia Salvy Prihanta)
B. Analisa Data
DATA MASALAH DIAGNOSA
PENYEBAB
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Mayor : Agen Pencedera Fisiologis Nyeri Akut Nyeri Akut b.d Agen
Subjektif : Pencedera Fisiologis
Pasien mengeluh tidak d.d pasien nyeri di
nyaman akibat nyeri di bagian perut bawah
bagian perut bawah dan dan pinggang, gelisah,
pinggang. dan sulit tidur
P = Nyeri terjadi ketika (D. 0077)
pasien bergerak dan cukup
mengganggu ketika tidur
Q = Nyeri seperti ditusuk
tusuk dan muncul tiba-tiba.
Nyeri tidak disertai sesak
napas.
R = Nyeri menjalar mulai
dari perut bagian bawah
hingga ke diafragma.
S = Pasien mengatakan skala
nyeri 5.
T = Nyeri tidak dapat hilang
saat istirahat dan terasa
memberat saat bergerak dan
terjadi selama kurang lebih 2
menit.
Objektif :
- Tampak meringis
- Gelisah
- Sulit tidur
Minor
Subjektif :
- Pasien mengeluh
sulit tidur
- Pasien mengatakan
selama di RS, tidur
hanya 4 jam sehari
Objektif :
- Pasien tampak
merintih
Minor
Subjektif :
- Terkadang px
mengeluh pusing
Objektif :
- Muka pucat
- Kontak mata kurang
baik
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d pasien nyeri di bagian perut bawah dan
pinggang, gelisah, dan sulit tidur (D. 0077)
2. Ansietas b/d Penyakit Akut (ISK) dan krisis situasional d/d pasien cemas, tampak meringis
dan sulit tidur (D.0080)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.Y
Diagnosa Hari/ Hari/
No LUARAN INTERVENSI Implementasi Evaluasi Ttd
Keperawatan Tgl Tgl
1. Nyeri Akut Setelah Manajemen Nyeri (I.08238) Rabu, - Mengidentifikasi pengkajian nyeri Rabu, S : Pasien mengatakan nyeri
pasien (PQRST)
b.d Agen dilakukan Observasi: 23 23 mulai membaik namun skala
- Mengidentifikasi skala nyeri pasien
Pencedera tindakan - Identifikasi lokasi, Maret (5) Maret nyeri masih 5
- Memonitor efek samping analgesik
Fisiologis d.d keperawatan karakteristik, durasi, 2022 2022
dan pasien tidak mengalami EFO
pasien nyeri selama 1x5 frekuensi, kualitas, apapun O:
- Mengontrol lingkungan pasien
di bagian jam, maka intensitas nyeri - Meringis cukup
mulai dari bed, pencahayaan,
perut bawah status - Identifikasi skala nyeri keteraturan benda sekitar bed menurun
- Mengedukasi pasien terkait
dan kenyamanan - Identifikasi fsktor yang - Gelisah cukup
penyebab, pemicu nyeri, dan
pinggang, meningkat mempermudah dan strategi pereda nyeri menurun
- Memposisikan pasien semi fowler
gelisah, dan dengan memperingan nyeri A:
- Mengajarkan teknik
sulit tidur kriteria hasil - Monitor efek samping nonfarmakologi untuk mengontrol Masalah teratasi sebagian
nyeri dengan aromaterapi, relaksasi
(D. 0077) (L.08064) : penggunaan analgesik
benson, dan relaksasi nafas dalam
1. Keluhan Terapeutik - Memberikan injeksi dexketoprofen P:
dan santagesik sesuai order
tidak nyaman - Berikan teknik Melanjutkan tindakan
- Memeriksa TTV
menurun nonfarmakologi - Memeriksa infus penggunaan aromaterapi,
2. Gelisah - Kontrol lingkungan relaksasi dan kolaborasi
menurun - Fasilitasi istirahat dan tidur analgesik
3. Edukasi
kesejahteraan - Jelaskan penyebab, periode,
fisik dan pemicu nyeri
meningkat - Jelaskan strategi meredakan Kamis, Kamis, S : pasien mengatakan masih
- Memeriksa TTV
4. keluhan nyeri 24 - Memeriksa infus 24 ingat manfaat dan cara
- Memberikan injeksi omeprazole
sulit tidur - Anjurkan memonitor nyeri Maret Maret melakukan terapi relaksasi,
1x40 mg, dexketoprofen,
menurun mandiri 2022 ceftriaxone, urinter po, natrium 2022 nyeri berkurang dengan skala
bikarbonat, spasminal, lagesil
5. - Ajarkan teknik 4, tidur sudah bisa lebih dari 5
syrup
kesejahteraan nonfarmakologi - Melakukan validasi dan evaluasi jam sehari, dan pasien merasa
terapi relaksasi aromaterapi,
psikologis Kolaborasi lebih nyaman dari sebelumnya
relaksasi benson, dan relaksasi
meningkat - Kolaborasi pemberian nafas dalam pada pasien
analgesik, jika perlu - Memonitor nyeri yang
O:
dirasakan pasien
- Pasien terlihat nyaman
dan tidak terlalu
meringis
- Gelisah menurun
A:
Masalah gangguan rasa
nyaman teratasi sebagian
P:
Melanjutkan tindakan
relaksasi, kolaborasi analgesik
dan memonitor nyeri secara
berkala
S : pasien mengatakan
keluhan nyeri sudah di tingkat
Jumat, Jumat, 1, pasien merasa lebih
- Memeriksa TTV
25 - Memeriksa infus dan cairan 25 nyaman, dan tidak ada
botol infus
Maret Maret keluhan lain
- Memberikan injeksi omeprazole
2022 1x40 mg, dexketoprofen, 2022
ceftriaxone, urinter po, natrium
O:
bikarbonat, spasminal, lagesil
syrup - Pasien tidak gelisah
- Memonitor rasa nyeri pasien
- Meringis hilang
- Memodifikasi lingkungan
- Melakukan validasi dan evaluasi - Kesulitan tidur
terapi aromaterapi dan relaksasi
menurun
- Memberikan KIE pada keluarga
untuk membantu jika pasien
mengalami kejadian yang sama
A : masalah gangguan rasa
nyaman teratasi
P:
Hentikan intervensi dan
melakukan KIE pada pasien
dan keluarga apabila
merasakan hal serupa dapat
melakukan terapi aromaterapi
dan relaksasi sesuai yang
sudah diajarkan
2. Ansietas Setelah Terapi Relaksasi (1.09326) Rabu, - Melakukan validasi relaksasi Rabu, S : Pasien mengatakan cemas
b/d dilakukan Observasi 23 yang pernah digunakan 23 sedikit berkurang
tindakan - Identifikasi teknik - Memodifikasi lingkungan
Penyakit Maret Maret
keperawatan relaksasi yang efektif sekitar (lampu, ventilasi dan
Akut (ISK) selama 1x3 digunakan 2022 bed) 2022 O:
dan krisis jam - Monitor respons - Mengajarkan dan - Gelisah cukup
diharapkan terhadap terapi relaksasi menjelaskan tujuan dan
situasional menurun
tingkat Terapeutik manfaat guided imagery dan
d/d pasien ansietas - Ciptakan lingkungan terapi murottal - Tegang cukup
cemas, menurun tenang dan tanpa - Mendemonstrasikan dan menurun
(L.09093), gangguan mengedukasi pasien untuk
tampak A:
dengan - Gunakan pakaian melakukannya setiap kali
meringis kriteria hasil : longgar cemas Masalah teratasi sebagian
dan sulit - Gunakan relaksasi
- Verbalisasi
tidur sebagai penunjang dan P:
kebingung
nada suara lembut
(D.0080) an Lanjutkan intervensi relaksasi,
Edukasi
menurun
- Jelaskan tujuan, memonitor dan
- Gelisah
manfaat, dan jenis menganjurkan untuk dilatih
menurun
- Jelaskan secara rinci
- Tegang setiap kali cemas datang
relaksasi yang dipilih
menurun
- Anjurkan rileks dan
- Pola tidur
sering mengulang dan
membaik merasakan sensasi
relaksasi
- Demonstrasikan dan
S : pasien mengatakan
latih teknik relaksasi - Memeriksa TTV
Kamis, Kamis, cemasnya sedikit menurun,
24 - Memeriksa infus 24 tidak terlalu gelisah dan mulai
Maret - Melakukan validasi dan Maret bisa tidur
2022 evaluasi subjektif dan 2022 O:
objektif terhadap terapi
guided imagery dan - Tegang menurun
murottal - Pola tidur
membaik
- KIE pada pasien dan
keluarga agar melakukan - Verbalisasi
terapi apabila cemas datang kebinguangan
cukup menurun
- Membantu pasien
melonggarkan pakaian A:
Masalah ansietas teratasi
- Membanu memposisikan sebagian
bed senyaman mungkin
Afrilina, I., Erly, E., & Almurdi, A. (2017). Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Infeksi Saluran
Kemih pada Pasien Pengguna Kateter Urine di ICU RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode
01 Agustus-30 November 2014. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 196.
https://doi.org/10.25077/jka.v6i1.670
Elmaghfuroh, D. R., & Wahyudi, Y. (2019). Terapi Kombinasi Terhadap Nyeri Akut Abdomen
di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Borneo Journal of Medical Laboratory
Technology, 2(1), 120–124. https://doi.org/10.33084/bjmlt.v2i1.1090
Irawan, E., & Mulyana, H. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Prosiding Seminar Nasional Dan Diseminasi Penelitian Kesehatan, April, 1–12.
Kasih, A., Yanah, M., Herlina, S., Pembangunan, U., & Veteran, N. (2019). Determinan
Terjadinya Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa di RSUD Kota Bekasi Determinant
of the Occurance of Urinary Tract Infections in Adult Patients in the City of Bekasi sebutan
ISK merupakan penyakit yang infeksi nosokomial , dengan UTI yang te. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Masyarakat, 11, 60–71.
Nursamsu, N., & Febriliant, M. R. (2020). Wanita Usia 31 Tahun dengan Infeksi Saluran Kemih
Berulang dan Rejeksi Transplan Ginjal: Suatu Laporan Kasus. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 6(4), 204. https://doi.org/10.7454/jpdi.v6i4.245
Sari, R. P., & Muhartono. (2018). Event Numbers Urinary Tract Infection (Uti) and Risk Factor
that Affecting on Female Employees In University of Lampung. Majority, 7(3), 115–120.
http://digilib.unila.ac.id/24540/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf
Sugianto, S., Megadhana, I. W., Suwiyoga, K., Suwardewa, T. G. A., Mayura, I. G. P. M.,
Suardika, A., & Putra, I. W. A. (2020). Infeksi Saluran Kemih Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Persalinan Preterm. Intisari Sains Medis, 11(2), 823.
https://doi.org/10.15562/ism.v11i2.774