KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA
UTARA
PERIODE
08 APRIL –15 JUNI 2019
IMRON 17360325
INTAN TRIMAULIA 17360328
FIQI AMNISA 17360320
IKA AMALIA 17360324
NI MADE PUTRI AFRIASIH 17360324
SHINTA NURBAITI 17360364
SINTA OKTARIA 17360366
SITI RUKMANAH 17360367
SULIS SETYAWATI 17360368
Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan nasional.
Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Utara.
Mahasiswa mengetahui kebijakan dan kewenangan pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera
Utara dan Kabupaten/Kota.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah perencanaan strategi bidang kesehatan.
Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah kebijakan pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Mahasiswa mengerti tentang pokok, unggulan maupun spesifik Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara.
Mahasiswa mengerti tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan.
BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN LINGKUNGAN,
KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
1. KEPENDUDUKAN PROVINSI SUMATERA
UTARA
Berada di bagian barat Indonesia, 1 0 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur,
Luas daratan 72.981,23 km2
Berdasarkan luas daerah - Luas daerah terbesar wilayah Kabupaten Langkat yaitu 6.262,00
menurut kabupaten/kota di km2 atau sekitar 8,58% dari total luas wilayah Sumatera Utara.
Sumatera Utara : - Luas daerah terkecil wilayah Kota Tebing Tinggi yang hanya seluas
31,00 km2 atau sekitar 0,04% dari total luas wilayah Sumatera Utara.
Sex Ratio - Laki-laki < perempuan dengan sex ratio sebesar 99,60
- rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota keluarga
Berdasarkan Susenas 2017 SPAL 83,69%, lobang tanah/ pantai/ tanah lapang/ kebun
sebesar 10,39%, kolam/ sawah/ sungai/ danau/ laut sebesar 4,46% dan lainnya sebesar
1,47%.
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM):
Tahun 2017 dari 16.026 unit TTU, yang memenuhi syarat kesehatan 11.481
(72,15%), terjadi penurunan persentase pada tahun 2017 sebesar 5,93%.
4. KEADAAN PERILAKU MANUSIA
Keadaan Perilaku :
Penilaian RT ber-PHBS baik 6 indikator dari 10 indikator PHBS RT yang mempunyai balita dan 5 indikator
untuk yang tidak punya balita
Hasil dari grafik dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga yang ber PHBS cenderung naik dalam 3 tahun
terakhir,yaitu dari 18,38% RT 2015 menjadi 23,08% ditahun 2016, serta meningkat lagi menjadi 27,25% ditahun
2017.
5. DERAJAT KESEHATAN
Angka Harapan Hidup (AHH) : terdapat peningkatan pada 4 tahun terakir dan pada tahun 2017 sebesar 68,37%
- (AKB) di Sumatera Utara tahun 2017 yakni 2,6/1.000 Kelahiran Hidup (KH) (persalinan di Nakes)
Angka Kematian Balita (AKABA) :
- (AKABA) di Sumatera Utara tahun 2017 sebesar 8/1.000 KH (berdasarkan data profil kesehatan kabupaten dan kota)
Angka Kematian Ibu (AKI):
- Berdasarkan SDKI AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 85/100.000 KH (berdasarkan data profil kesehatan kabupaten
dan kota)
Morbiditas (Angka Kesakitan) :
A. Diare :
- Jumlah perkiraan kasus yang di temukan dan ditangani ada sebanyak 180.777 (23,45%)
- Kasus diare tertinggi kab.samosir (58,87 %), kota sibolga (50,80%) dan kab.padang lawas utara (47,69%)
B. Pneumonia :
- Tahun 2017 Perkiraan kasus sebesar 142.153 kasus, yang ditemukan dan ditangani hanya sebesar 5492
(3,86%).
C. TB Paru :
- Tahun 2016 Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA (+) mencapai 104,3/100.000 penduduk
- 3 Kab/Kota tertinggi adalah Kota sibolga sebesar 192/100.000, Kab. Mandailing Natal sebesar 187/100.000 dan
kab.Nias sebesar 174/100.000.
- 3 Kab/Kota terendah adalah Kabupaten Binjai sebesar 22/100.000, kab,padang lawas sebesar 37/100.000 dan kab
Labuhan batu selatan sebesar 40/100.000
D. Acute Flaccid Paralyses (AFP) :
- Tahun 2017 kasus AFP (Non Polio) yang ditemukan sebanyak 85 kasus dari 4.283.795 jiwa anak berumur <
15 tahun
E. HIV/AIDS :
- Tahun 2017 Penambahan kasus baru HIV tahun 2017 sebesar 1.352 kasus dan kematian akibat AIDS
sebanyak 137 kasus.
- 3 Kabupaten/Kota dengan penderita baru HIV/AIDS Kota Medan yaitu 1333 kasus, Kabupaten Deli Serdang
177 kasus dan Kab. Tapanuli selatan sebanyak 152 kasus.
F. Kusta : prevalensi rate kusta di Provinsi Sumatera Utara masih melatif rendah 1,19 per 100,000 penduduk.
G. Demam Berdarah Dengue (DBD)
- tahun 2017 kasus DBD di Sumatera Utara sebanyak 5454 kasus dengan angka kesakitan atau Insidance Rate
(IR) sebesar 39,6/100.000 penduduk
- Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota Medan yakni sebanyak 1.214 kasus dengan CFR 0,91%.
H. Filariasis
- Tahun 2017 : kasus baru sebanyak 18 dari total jumlah 152 kasus dan angka Kesakitan sebesar 1,10/100.000
penduduk.
STATUS GIZI MASYARAKAT
Gizi Makro KEP ditandai BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK → pada tahun 2017
prevalensi 18,2% (5,2 % gizi buruk dan 13% gizi kurang)
PENGERTIAN
• Kelurahan mandala I
No.
Jumlah Penduduk
Kelurahan (Jiwa)
1.
Tegal Sari Mandala I 11.161 26,2%
2.
Tegal Sari Mandala III 31.588 73,8%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Jumlah
Penderita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pneumonia
DATA PENDERITA DIARE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TEGAL SARI BULAN JANUARI S/D
DESEMBER TAHUN 2018
No Kelurahan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Jumlah
3 Luar Wilayah - 2 - - 3 - - - 2 - - 3 10
Jumlah 51 40 51 52 52 40 40 38 45 44 76 55 583
DATA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TEGAL SARI BULAN JANUARI S/D DESEMBER TAHUN 2018
Bulan Suspek BTA (+) Rol (+) Ex.p Anak Konv Sembuh Pengobatan Ulangan
lengkap
Jan 18 5 3 0 0 0 0 0 0
Feb 13 3 2 0 1 0 0 0 0
Mar 9 1 1 0 0 5 0 0 0
Apr 17 5 2 0 0 3 0 0 0
Mei 12 2 1 0 1 1 0 0 0
Jun 6 2 1 0 0 5 0 0 0
Jul 9 1 2 0 0 2 5 3 0
Agst 9 4 3 0 0 2 3 2 0
Sep 7 3 1 0 0 1 1 1 1
Okt 5 0 1 1 0 4 6 2 0
Nov 14 6 0 1 0 3 2 1 0
Des 7 4 1 0 0 0 2 1 0
Jumlah 128 36 16 2 2 26 18 10 1
UPAYA
UPAYA PEMBINAAN KESEHATAN UPAYA
PENGOBATAN SEKOLAH KESEHATAN
TRADISIONAL OLAHRAGA
UPAYA
UPAYA KESEHATAN Upaya Kesehatan KESEHATAN
LANJUT USIA Pengembangan MASYARAKAT
Puskesmas UPAYA
UPAYA
KESEHATAN KESEHATAN
MATA KERJA
UPAYA
UPAYA
LABORATORIUM KESEHATAN UPAYA KESEHATAN
KESEHATAN JIWA
SEDERHANA MATA GIGI DAN MULUT
DATA BULANAN KEGIATAN PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TEGAL SARI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2018
No Kegiatan Cakupan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Kunjungan kelompok umur 45-59 tahun 270 207 135 290 289 269 247 227 240 260 190 224
2 Kunjungan kelompok umur 60-69 tahun 291 108 177 178 179 164 137 148 113 116 102 158
5 Konseling 982 1380 749 839 1038 1036 932 869 846 854 796 836
6 Pengobatan 713 369 380 459 455 422 436 433 320 346 262 399
Jan 3 111 12 90 17 5 12 7 0 4 0
2
Feb 1 113 86 50 13 3 10 16 0 11 0
5
Mar 2 100 57 21 10 1 9 16 3 5 3
1
Apr 3 208 181 172 17 5 12 5 0 4 3
2
Mei 1 140 88 138 12 2 10 4 0 2 0
0
Jun 3 78 48 67 4 2 2 2 0 0 0
Jul 3 158 81 105 9 1 8 3 0 2 0
2
Ags 2 86 53 31 11 6 5 0 0 0 0
5
Sep 1 93 55 39 2 0 2 3 0 2 0
4
Okt 1 68 55 61 14 7 7 0 0 6 0
9
Nov 2 93 97 48 16 4 12 0 0 28 0
5
Des 3 101 81 135 17 4 3 18 42 48 41
5
Total 2 1349 894 957 142 4 92 74 45 92 44
DATA HASIL PENJARINGAN SEKOLAH DI WILAYAH
PUSKESMAS TEGAL SARI TINGKAT SD
No Masalah Kesehatan Jumlah Murid yang Jumlah Murid yang %
Diperiksa Bermasalah
999
3 Status Gizi Kurus 3 0.3
492
3 Status Gizi Kurus 2 0.4
Scaling (Regio) 4 5 3 7 3 2 3 2 5 2 2 3
Pengobatan Periodental 14 13 16 31 6 8 21 25 21 11 15 10
BAB VI
LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Menurut data WHO (2014) Penyakit demam berdarah dengue pertama kali
dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya
menyebar ke berbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami
wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100
negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan
Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika,
Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih
dari 2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta
kasus di Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat. Perkembangan kasus
DBD di tingkat global semakin meningkat, seperti dilaporkan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yakni dari 980 kasus di hampir 100 negara tahun 1954-1959 menjadi
1.016.612 kasus di hampir 60 negara tahun 2000-2009 (WHO, 2014).
LATAR BELAKANG
Tujuan Khusus:
Tujuan Umum :
1. Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan 3M dengan
Mengetahui hubungan antara kejadian DBD di wilayah kerja UPT Puskesmas Glugur
perilaku kesehatan dengan Darat Tahun 2019.
kejadian DBD di wilayah kerja 2. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan menggantung
pakaian dengan kejadian DBD di wilayah kerja UPT
UPT Puskesmas Glugur Darat Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
Tahun 2019. 3. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan menghindari
gigitan nyamuk dengan kejadian DBD di wilayah kerja UPT
Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
iti
peneli
Sebag
• tian
padadi
bidan
ai
masya Bagi
g
bahan
rakat pene
kajian
masuk
umum liti
sejeni
an
dan lain
s
dalam
mena
sehing
upaya
mbah Bagi
ga
menin
wawa Insta
hasiln
gkatk
san nsi
ya
an
serta Terk
nanti
perila ait
penge
dihara
ku
tahua
pkan Bag
nkeseh i
dapat
atan
meng
memp
terhad Pen
enai
erbah
ap
hubun eliti
arui
kejadi
gan
dan
an
Perila
meny
DBD.
ku
MANFAAT PENELITIAN
empur
Keseh
nakan
atan
peneli
DEFINISI DBD
Tanda-tanda
Uji touniquet positif (+)
perdarahan
Nyeri tekan sering ditemukan tanpa
Pembesaran hati disertai ikterus
N = Besar Populasi
n = Sampel
e = Toleransi Eror (0,05)
sehingga sampel dalam penelitian ini adalah
n = 14.338
1+14.338.0.102
n = 14.338
1+143
n = 14.338
1+143
n = 99
n = 100 responden
KERANGKA KONSEP
1. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada hubungan antara Pelaksanaan 3M dengan kejadian DBD
diWilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan antara Pelaksanaan 3M dengan kejadian DBD di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
2. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada hubungan antara Kebiasaan Menggantung Pakaian dengan
kejadian DBD di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan antara Kebiasaan Menggantung Pakaian dengan
kejadian DBD di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
3. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada hubungan antara Kebiasaan Menghindari Gigitan Nyamuk
dengan kejadian DBD di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan antara Kebiasaan Menghindari Gigitan Nyamuk
dengan kejadian DBD di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
• Variabel
terikat
Variab
Variabel
• dalam el
bebas
penelitia terikat
ndalam
ini (Depe
penelitia ndent)
adalah
n ini
Kejadian
adalah
Demam
Pelaksan Variab
Berdarah el
aan 3M,
Dengue bebas
Kebiasaa (Indep
n endent
)
Mengga
ntung
Pakaian,
Kebiasaa
n VARIABEL PENELITIAN
Menghin
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
1 Demam Berdarah Dengue Adalah suatu penyakit yang Kuesioner 1= Ya Ordinal
disebabkan oleh virus dengue 2= Tidak
yang ditularkan melalui
nyamuk Aedes aegypty oblic
DBD
Total
Ya Tidak OR/CI
No. Kategori P-value
N % N % N % (95%)
1. Pelaksanaan 3M
-Tidak 10 71.3 59 85.5 69 100 0.059 0.00
- Ya 23 74.2 8 25,8 31 100 (0.021-
0.168)
2. Kebiasaan
Menggantung 14 33.3 28 66.7 42 100 1.026 1.00
pakaian 19 32.8 39 67.2 58 100 (0.441-
-Ya 2.387)
- Tidak
3. Kebiasaan
Menghindari 6 18.2 27 81.8 33 100 0.329 0.04
gigitan nyamuk 27 40.3 40 59.7 67 100 (0.120-
-Tidak 0.904)
- Ya
PEMBAHASAN
Hubungan antara Pelaksanaan 3M di Puskesmas dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue di Wiayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019
Kelemahan hasil penelitian ini, adalah dapat terjadi recall bias, apabila data
mengenai faktor risiko yang berhubungan dengan DBD diperoleh hanya
dengan mengandalkan daya ingat responden. Hal ini dapat disebabkan
adanya faktor lupa pada responden. Upaya yang dapat dilakukan oleh peneliti
dalam meminimalisir terjadinya recall bias dalam penelitian yaitu dengan
menggunakan teknik wawancara yang lebih mendalam dan lembar observasi
langsung untuk memperoleh informasi yang lebih tepat dan lengkap
BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
MASALAH
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH DI PUSKESMAS
TEGAL SARI
Permasalahan Mengenai PHBS di UPT Puskesmas Tegal Sari
NO Program PHBS Target Pencapaian%
5. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun Belum tercapai 50,2%
(56%)
6. Menggunakan jamban sehat Tercapai
(75%)
8. Makan buah dan sayur setiap hari Belum tercapai 40%
(60%)
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tercapai
(70%)
Permasalahan
selama KKS di UPT Puskesmas Tegal Sari didapatkan masalah sebagai
berikut:
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat mencuci tangan menggunakan air yang
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara mengolah sayur dan buah secara benar.
Melakukan demonstrasi tentang cara mengeluarkan ASI seperti bagaimana cara pumping dan
penyimpanan ASI yang benar.
Edukasi ke petugas kesehatan, apabila ibu yang melahirkan di tenaga kesehatan supaya tidak diberi
susu formula. Melainkan harus ASI ekslusif.
Melakukan kegiatan door to door tentang cara menyusui seperti posisi bayi yang benar agar ASI dapat
keluar dengan lancar.
Melakukan kegiatan penyuluhan dengan sasaran ibu menyusui meliputi perawatan puting payudara,
massage payudara, pemilihan BH yang nyaman dan pemberian makanan yang baik bagi ibu menyusui.
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang ASI Ekslusif.
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk rutin melakukan kegiatan fisik atau olahraga.
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak asap rokok terhadap diri sendiri dan
keluarga.
Memberikan informasi tentang cara mengolah sayur dan buah yang benar.
Permasalahan Mengenai Hipertensi di Puskesmas Tegal Sari
Berdasarkan penyebab kejadian Hipertensi di Puskesmas Tegal sari terdiri atas :
Kategori Jenis Kelamin
Keterangan:
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah Laki-laki yang
327 orang 127 orang menderita Hipertensi sebanyak 327 orang, lebih banyak
dibandingkan Perempuan sebanyak 127 orang.
Kategori Merokok
Merokok Tidak merokok
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
359 orang 95 orang
penderita Hipertensi yang Merokok
sebanyak 359 orang lebih banyak
dibandingkan yang Tidak Merokok
PEMECAHAN MASALAH
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai faktor risiko
hipertensi
2. Menganjurkan pasien untuk berobat dan mengontrol tekanan darah secara
rutin.
3. Memberikan edukasi mengenai pengobatan hipertensi agar pasien
meminum obat secara rutin.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
Ada hubungan antara pelaksanaan 3M dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
Ada hubungan antara kebiasaan menghindari gigitan nyamuk dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
Tidak ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
SARAN
Untuk mencegah terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue. Diharapkan hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengelola program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit khususnya sebagai pertimbangan dalam penentuan strategi
pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue.
Masyarakat hendaknya lebih menambah informasi mengenai segala hal yang berhubungan
dengan Demam Berdarah Dengue (penyebab, bahaya, dan cara pencegahan) agar
pengetahuannya bertambah dan dapat mengetahui informasi-informasi terbaru mengenai
penyakit ini, sehingga dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik.
SARAN
5. Penelitian Selanjutnya
Perlu dilakukan penulisan lebih lanjut, misalnya dengan menggunakan metode dan design
penelitian lain untuk mengetahui dan meneliti faktor-faktor resiko lainnya yang berkaitan
dengan penulisan ini.
TERIMA KASIH