Anda di halaman 1dari 30

BENIGN PROSTATIC

HYPERTROPHY
DAN
OPEN
PROSTATECTOMY

ROSFI F. HUZAIMA
Pembimbing:
dr Hendra Sutapa, Sp.U
DEFINISI

– BPH atau benign prostatic hyperplasia sebenarnya merupakan istilah


histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel
kelenjar prostat

Kozar Rosemary A, Moore Frederick A. Schwartz’s Principles of Surgery 8 th Edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2005, Mansjoer A, Suprahaita, Wardhani. 2000. Pembesaran Prostat Jinak.
Dalam: Kapita selekta Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta ; 329-344., Mulyono, A. 1995. Pengobatan BPH Pada Masa Kini. Dalam : Pembesaran Prostat Jinak. Yayasan penerbit IDI, Jakarta ; 40-48.5.
ANATOMI
PROSTAT
ETIOLOGI

– Teori Dihidrotestosteron
– Adanya ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron
– Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat
– Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
– Teori Stem sel
KLINIS

Obstruksi Iritasi
1. Hesistansi 1. Frekuensi
2. Pancaran miksi lemah 2. Nokturi
3. Intermitensi 3. Urgensi
4. Miksi tidak puas 4. Disuria
5. Distensi abdomen Urgensi dan disuria jarang
terjadi, jika ada disebabkan
6. Terminal dribbling (menetes)
oleh ketidakstabilan detrusor
7. Volume urine menurun sehingga terjadi kontraksi
involunter.
8. Mengejan saat berkemih
PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG

– SEDIMEN URINE
– KULTUR URINE
– FAAL GINJAL
– PSA
– PA
– TRUS
– SISTOSKOPI
– USG TRANSABDOMINAL
KOMPLIKASI

 Retensi urine
 Infeksi traktus urinaria
 Batu buli
 Hematuri
 Inkontinensia-urgensi
 Hidroureter
 Hidronefrosis - gangguan
pada fungsi ginjal
TATALAKSANA

Observasi Medikamentosa Operasi Invasive minimal

Watchful Penghambat Prostatektomi terbuka  TUMT


waiting adrenergik α  TUBD
Penghambat Endourologi  Stent uretra
reduktese α  TUNA
Fisioterapi 1. TURP
Hormonal 2. TUIP
3. TULP
Elektovaporasi
TATALAKSANA
OPEN PROSTATEKTOMI
PENDAHULUAN

– Open prostatektomi dapat dilakukan baik secara retropubic


(Millin) maupun suprapubic prostatektomi (Freyer)
PERBANDINGAN TEKNIK
MILLIN DAN FREYER

MILLIN FREYER
INDIKASI

– Pembesaran prostat > 80 mg


– Adanya patologi lain seperti batu, divertikel, tumor tertentu yang
tidak dapat diatasi transurethra
– Pasien dengan penyakit dimana tidak mungkin diposisikan
lithotomi untuk transurethra
– Bila terdapat KI untuk tindakan TURP
KONTRA INDIKASI

– Resiko anestesi yang berat ok paru/ jantung


– Gangguan pembekuan dan kelainan darah
– Kemungkinan hidup < 6 bulan karena ada penyakit lain
– Kanker prostat
– Pernah operasi prostat terbuka
– Takut akan komplikasi ejekulasi retrograde
PERSIAPAN OPERASI

– Pemeriksaan IPSS, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dasar untuk


kelaikan operasi, pemeriksaan PSA, pemeriksaan traktus urinarius atas dan
mencari komorbid yang akan meningkatkan resiko operasi.
– Persiapan darah untuk transfuse sebaiknya dilakukan.
– Informed consent tentang keuntungan dan kerugian, resiko potensial yang
mungkin terjadi : inkontinensia urin, disfungsi ereksi, ejakulasi retrograde,
infeksi saluran kencing, kontraktur dari bladder neck, striktur uretra.
TEHNIK OPERASI FREYER

FREYER

1. Pasien posisi terlentang dalam GA/spinal/epidural


2. Posisi head down dengan pantat diganjal
3. Daerah suprapubik dicukur, lakukan antisepsis dan asepsis daerah operasi
4. Pasang kateter urethra no. 18Fr, isi NaCl/ aquadest ke buli ± 250 cc,
keteter dilepas
5. Operator disebelah kiri pasien
6. Insisi midline infraumbilikus sampai suprapubis
7. Perdalam, otot rektus disisihkan,
potong fasccia transversalis, rawat
perdarahan,pasang retraktor
8. Sisihkan peritonium dan preporitoneal
fat ke cranial sampai tampak ruang
prevesica
9. Identifikasi buli, tegel 2 tempat dengan
vicryl 3.0, insisi vertikal di antara tegel
dengan pisau atau kauter lebarkan
kearah cephal- caudal
10. Inspeksi buli, pasang
retraktor untuk menarik
buli ke superior
11. Dilakukan insisi semiluner
pada OUI di leher buli
(distal trigonum) dengan
pisau atau kauter
12. lakukan enukleasi prostat
dengan jari telunjuk Dengan gunting metzenbaum
a. lepaskan retraktor, Jari telunjuk dimasukan kedalam insisi yang dibuat,
bebaskan prostat dari kapsul prostat dengan gerakan melingkar ke arah
anterior. Dapat dikeluarkan keseluruhan lobus sekaligus atau jika prostat
sangat besar dapat dikeluarkan secara terpisah.
b. Dengan gunting dibuat space antara prostat dan kapsul prostat di jam 6
kemudian didiseksi secara tumpul dengan jari, melingkar dari inferior
sampai apeks. Hindari traksi terlalu berlebihan saat memotong supaya
tidak merobek/avulsi urethra dan tidak mencederai sphincter. Kemudian
adenoma prostat dapat diangkat secara langsung maupun terpisah dari
fossa prostatika
13. Lihat fossa prostatika, jika ada sisa nodul
dapat diambil secara tajam/ tumpul.
Perdarahan biasa pada jam 5 dan 7 dari
leher buli. Gunakan allis klem untuk
pegang baldder neck, jahit angka 8
dengan benang chromic catgut no 0
jarum ukuran 5/8
14. Masukan kateter threeway no. 22
dengan balon 30-50 cc
15. Buli dijahit 2 lapis mukosa-muskular dg
chromic/PGA 3.0 dan seromuskular dg
chromic/PGA 3.0
16. pasang drain di ruang pre vesica, fiksasi dengan benang non
absorble 2.0
17. aproksimasi otot dengan 3-4 jahitan plain catgut 3.0, jahit fascia
dengan PGA 2.0, jahit subcutan dengan catgut 30 dan kulit
dengan premilene 3.0
18. Traksi ringan pada folley kateter dengan tarikan dan fiksasi pada
paha
TEHNIK OPERASI MILLIN

– Pasang foto-foto pada light-box


– Setelah dilakukan anestesi baik regional ataupun general, penderita diletakkan dalam posisi supinasi .
– Dilakukan desinfeksi dengan larutan povidone iodine 5% dari bawah os xyphoid sampai pertengahan kedua paha
dan skrotum di sangga dengan doek steril kecil.
– Lapangan operasi di persempit dengan doek steril (lapangan operasi di mid line antara umbilikus dan os pubis).
– Insisi supra pubik dan infra umbilikal (midline) lapis demi lapis
– Muskulus rektus abdominis dipisahkan ke lateral (pada linea alba) sambil merawat perdarahan
– Lemak perivesikal disisihkan ke proksimal, identifikasi buli-buli dan prostat selanjutnya dipasang spreader.
– Pasang bantalan pada kiri dan kanan prostat (dengan kasa) dengan tujuan :
– agar prostat lebih menonjol
– identifikasi prostat lebih mudah
– Jahit (hemostasis) kapsul prostat pada 4 tempat dengan chromic catgut no. yaitu
– lateral kanan dan kiri (arah oblique)
– tengah atas dan bawah kira-kira 1 cm dan 2 cm dari leher buli-buli.
– Insisi kapsul prostat arahnya horisontal (diantara ke empat jahitan tersebut) sampai nampak
adenoma prostat.
– Adenoma prostat dipisahkan dari kapsulnya dengan gunting metzeubaum secara tajam dan tumpul.
– Setelah ada ruang antara kapsul dengan adenoma prostat sampai keluar semua adenomanya. Bekas
enukleasi di tekan dengan kassa sebanyak 4-5 lembar selama ± 5 menit untuk menghentikan
perdarahan.
– Kasa diambil 2 sumber perdarahan dijahit dengan chormic catgut No. 0 pada jam 5 dan 7 secara
figure of eight. Rawat perdarahan yang lain dengan kauterisasi.
– Kemudian pasang kateter three way 24F sampai ke buli-buli (balon jangan diisi dulu)
– Kapsul prostat dijahit dengan chromic catgut No. 0 secara simpul bedah sampai tidak ada
kebocoran (water tight).
– Isi buli-buli dengan NaCl 0,9% untuk melihat kebocoran buli.
– Setelah tidak bocor, balon kateter diisi air 40 cc dan di fraksi dan dipasang spoel dengan NaCl 0,9%.
– Rawat perdarahan dan pasang redon drain pada cavum Retzii
– Semua kasa yang ada didalam dikeluarkan
– Luka operasi ditutup lapis demi lapis : – Otot dan fascia dijahit dengan chromic catgut
– Lemak dijahit dengan plain catgut
– Kulit dijahit dengan benang sutra (side)
POST OPERASI

– Monitor produksi drain dan kateter urine


– Irigasi kateter dengan NaCl untuk cegah cloth
– Pada hari ke 1 post operasi, traksi dilepas
– Hari ke 2 drain dilepas jika produksi kurang dari 20 ml/24 jam
– Pada hari ke 3 pasien dapat rawat jalan
– kateter dilepas pada hari ke 7
KOMPLIKASI

DURANTE POST OP JANGKA PANJANG


PERDARAHAN INKONTINENSIA URIN, KONTRAKTUR DARI BLADDER
DISFUNGSI EREKSI, NECK,
EJAKULASI RETROGRADE, STRIKTUR URETRA,
INFEKSI SALURAN KENCING KEMANDULAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai