Anda di halaman 1dari 28

SEJARAH TURUN DAN

KODIFIKASI AL-QUR’AN

Oleh:

Yusril S Kaimudin
“SEJARAH TURUNNYA
AL-QUR’AN”
Nuzulul Qur’an
Secara
“Peristiwa turunnya Al-
harfiah
Qur’an”

Nuzulul Qur’an

“Nazzala-yunazzilu” berarti
Konotatif turun secara berangsur-angsur

“Anzala-yunzilu” berarti menurunkannya


Denotatif secara berangsur-angsur

Chirzin, 2014
Kalam Allah diturunkan
Sifat-sifat esensial
kepada Nabi Muhammad saw.
Al-Qur’an
1
Kalam Allah diturunkan melalui
perantara Malaikat Jibril

Kalam Allah ketika dibaca


6 2
menjadikan suatu pahala

Kalam Allah diturunkan dalam


bahasa arab, baik lafad maupun
makna
5
Kalam Allah menjadi petunjuk
3
bagi umat manusia dan mukjizat
abadi bagi kerasulan Nabi
Muhammad saw. 4 Kalam Allah disampaikan kepada kita secara
mutawatir atau berkesinambungan dari
sahabat sampai sekarang
Athaillaah, 2010
Berarti bacaan
Nama-nama Al-Qur’an
Dalam surat Al-Israa ayat 9

Berarti tanda bukti yang nyata


Dalam surat Al-Baqarah ayat 111

Al-Kitab/
Kitabullah Adz-zikir
Al-Qur’an
Al-Furqaan
Al-Burhaan

Berarti tulisan
Berarti pemisah antara yang
Dalam surat Al-Baqarah ayat 2 benar dan salah Berarti peringatan

Dalam surat Al-Furqaan ayat 1 Dalam surat Al-Hijr ayat 9

Selain nama-nama diatas, masih ada beberapa nama Al-Qur'an. Abu al-Ma'ali 'Azizi menyebutkan ada 55
buah nama Al-Qur'an dan Al-harrali menyebutkan ada 90 buah lebih.
Abidin, 1992; Athaillaah, 2010
Cara Penurunan Al-Qur’an
Allah menurunkan dari al-Lauh al-Mahfuzh
ke langit dunia pada malam lailatul qadar
secara sekaligus Penurunan Al-Qur’an dimulai pada
malam lailatul qadar , setelah itu
secara bertahap sepanjang masa
Kemudian Allah turunkan Al-Qur’an
penurunan Al-Qur’an
secara bertahap selama 20 atau 23
atau 25 tahun

Penurunannya dari

Allah menurunkan Al-Qur’an ke


langit dunia dalam 20 atau 23
1 3 al-Luh al Mahfuzh sekaligus

atau 25 kali malam lailatul qadar Para penjaga Al-Qur’an


mengangsurnya kepada Jibril

Setiap malam lailatul qadar Al-Qur’an


2 4 selama 20 malam

diturunkan sesuai jumlah yang telah Jibril menurunkannya kepada


ditetapkan Allah (secara bertahap) Muhammad saw. selama 20 tahun

Abidin, 1992
Cara Nabi Menerima Al-Qur’an

Menerima wahyu secara


Melalui perantara malaikat
langsung dari Allah.
Jibril yang menyampaikan
Berupa perintah untuk
makna/ide yang terkandung
melaksanakan shalat
dalam kalam Allah.
fardhu lima waktu
Ketika tidur dimana
diriwayatkan oleh 'Aisyah ra,
2 3
Terkadang malaikat Jibril
menyampaikan tidak hanya
"pertama kali Rasullullah 1 makna/ide saja tetapi juga
meneriwa wahyu adalah mimpi mengenai lafalnya langsung
pada waktu tidur. Beliau tidak dari Allah. Hal ini telah
melihat mimpi tersebut, kecuali Nabi Muhammad disebutkan dalam surat al-
datang seperti cahaya subuh"
menerima wahyu Syu'ara ayat 192-195.

Athaillaah, 2010
Masa Turunnya Al-Qur’an
Permulaan Al-Qur’an turun
Awal turunnya Al-Qur’an, Nabi Muhammad pada tanggal ke 17 bulan
saw. berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari (tahun Ramadhan tahun 41 Fiel
qamariyah/bulan) atau 39 tahun 3 bulan 8 bertepatan tanggal 6 Agustus
hari (tahun syamsiyah/matahari) tahun 610 M

Terakhir turunnya Al-Qur’an


ketika Nabi Muhammad Wahyu terakhir pada
berusia 63 tahun tanggal 9 bulan Dzulhijjah
tahun ke 10 dari hijrah,
bertepatan pada tanggal 8
maret tahun 632 M
Al-Qur’an diturunkan
kepada Nabi Muhammad
dalam tempo 22 tahun 2
bulan 22 hari
Kedua, wahyu yang diturunkan sesudah
hijrah yaitu selama 9 tahun 9 bulan dan 9
Pertama, Nabi Muhammad ketika bermukim di hari dinamakan ayat madaniyah
Makkah yaitu 12 tahun 5 bulan 13 hari. Wahyu
yang turun di makkah dinamakan ayat makiyah
Ash Shiddieqy, 1992
Ciri-ciri Al-Qur’an Turun
di Makkah dan Madinah

1) Ayat-ayat yang turun dimakkah (Makkiyah) biasanya pendek-pendek dan dinamai dengan ayat
Qishar sedangkan ayat madaniyah biasanya panjang-panjang dan dinamai dengan ayat Thiwal.

2) Kebanyakan dalam surat Madaniyah dimulai dengan lafadz “ya ayyuha allazina amanu” yang
artinya "Wahai segala mereka yang telah beriman“ dikarenakan keimanan sangat mendominasi
penduduk Madinah meskipun juga ada orang-orang yahudi. Sedangkan dalam surat makkiyah
diawali dengan “ya ayyuhannas” yang artinya: "Wahai segala manusia“ dikarenakan Makkah
didominasi oleh orang kafir meskipun sebagian juga ada orang-orag yang beriman.

3) Kebanyakan ayat-ayat makkiyah membahas atau mengandung tentang tauhid, kepercayaan,


adanya Allah, hal ihwal'adzab, nikmat dihari kemudian serta mengenai urusan-urusan kebaikan.
Sedangkan ayat-ayat madaniyah membahas tentang argumentasi-argumentasi dan dalil-dalil tentang
hakikat dan kebenaran agama islam yang bersifat rinci.

4) Pada ayat-ayat makkiyah memiliki nada kata-katanya keras dan bersajak sedangkan ayat-ayat
madaniyah gaya bahasanya dan penjelasan hukum-hukumnya bernada datar.

Ash Shiddieqy, 1992; Athaillaah, 2010


Alasan Al-Qur’an Diturunkan
Secara berangsur-angsur

p
t et a
n itu W.
a
nk ad SA
r u n
g ditu uhamm ac aka
t yan abi M m emb
a
ya t-ay ubari N da lam
aya a t i s an b e r at
Sup lam ha t idak Qur’an
dida liau an Al-
01 b e
p aya ajark
Su meng
dan
02 an
i
dar edikit
g ajar emi s
a pen dikit d
rim se n
m en e a n n y a a n gka ian
ya n g j ar k
m e nen endir
a n usia menga a mpu pkan p
p aya m dapat pa ya m meneta
Su ur’an Su dan
Al-Q jiwa
03 04
Kholil, 1994
Hikmah diturunkannya Al-Qur’an
secara berangsur-angsur

Supaya dapat dihafal oleh para sahabat pada waktu itu dengan tujuan
mengalihkan dari beberapa aqidah kepada satu aqidah

Mengeluarkan mereka dari berhala kepada agama

Dari sangkaan dan dugaan kepada kebenaran

Dari tidak beriman kepada beriman

Al-Abyadi, 1992
T u r u n n y a
Seba b n
A l - Q u r ’ a
- A y a t
Ayat u si aan
k e man musnah
e r a jat enyap-
i k and m p i rl
e ningg yang ha
nt u k m nusia
U
s a ma a n n ya
g
ban emanus i
an
1 pe r i k
sk a n kep e r c
an
a ya
p e rb u at a n-

a p u a t d
m engh l ah ses h at
t u k t e ja
Un a y a ng a y ang
si ek
manu tan mer
2 p e r b ua

Kholil, 1994
Turunnya Al-Qur’an terbagi
kepada dua bagian yakni :
Diturunkan tanpa sebab atau
pertanyaan sebelumnya

Diturunkan setelah adanya


kasus (sebab) atau pertanyaan

Faedah mengetahui asbab nuzul


di antaranya :

Mengetahui segi hikmah


Membantu penafsiran suatu
yang mendorong penetapan Mengungkapkan makna
ayat
hukum

Abidin, 1992
Ayat Pertama dan Terakhir Turun
Menurut syekh Muhammad Abd al-Addhim al-Zarqani dalam kitabnya Manaahil al-Irfan fi Ulum Al-
Quran, sedikitnya ada tiga faedah yang dapat dipetik dari pengetahuan mana ayat yang turun terlebih
dahulu dan mana yang kemudian, yaitu sebagai berikut:

Untuk membedakan ayat mana yang nasikh dan mana


A yang mansukh.

B Untuk mengetahui ‘Tarikh Tasyri’

Untuk dapat mengikuti secara pasti perjalanan


C turunnya Al-Quran yang berangsur-angsur

Hermawan, 2011
Ayat yang Terakhir Turun

Ayat yang paling Ayat yang terakhir


akhir turun adalah turun adalah QS. QS. Al-Maidah: 3
firman Allah dalam Al-Baqarah: 282 adalah ayat yang
QS.Al-Baqarah: 281. paling terakhir turun

Ayat yang terakhir Ayat kalalah (QS.


turun adalah QS. Al-Nisa: 176) adalah
Al-Baqarah : 278 ayat Al-Quran yang
terakhir turun.

Sumbulah, 2016
“SEJARAH KODIFIKASI
AL-QUR’AN”
Masa Nabi Muhammad saw
Berupa :
- ar-Riqa’ (kulit binatang),
- al-Likhaf (lempengan batu),
1) Rasulullah saw. - al-Aktaf (tulang binatang),
melarang membawa Media - al-‘Usbu (pelepah kurma).
tulisan Al-Qur’an ke
wilayah musuh.

Sebanyak 34 orang
Sejarah Penulis yang mencatat
2) Kisah masuk Islamnya
wahyu dengan
sahabat ‘Umar bin
tulisan Naskhi.
Khattab ra. yang
disebutkan dalam buku-
buku sejarah

Penulis
Istilah Ubay bin Ka’ab, Abdullah
Terkenal bin Mas’ud, Mu’adz bin
Al-Jam’ul Quran Al-Awwal,
Jabal dan Zaid bin Tsabit
artinya penulisan dan
pengumpulan Al-Qur’an yang
pertama kali. At-Tubany, 2009; Az-Zanjani,
1993
Masa Abu Bakar ra • Mengumumkan kepada para
sahabat penjuru kota agar
mengumpulkan Al-Qur’an
yang tertulis dalam berbagai
macam media
Musailamah → • membawa dua orang saksi
perang Yamamah • Ditulis dan disusun menjadi
sebuah buku
Latar Teknis
belakang pengumpulan

Pembentukan
panitia Tahun
pengumpulan

Ketua : Zaid bin Tsabit ra


Anggota inti : Ubay bin Ka’ab, Mu’adz
bin Jabal, dan Abu Zaid. Jam’ul Quran Ats-Tsany
Didukung oleh para sahabat senior (pengumpulan naskah-naskah atau
seperti Umar bin Khattab, Ali bi Abi manuskrip Al-Qur’an) yang kedua
Thalib dan lain-lain. ini terjadi pada tahun 12 H.
Az-Zanjani, 1993 ; At-Tubany, 2009
Masa Umar bin Khattab

Jarang sekali buku-buku serta artikel maupun opini menuliskan mengenai


penulisan Al-Qur’an pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Dikarenakan
Umar bin Khattab merupakan pemeran penting penulisan Al-Qur,an pada zaman
Abu Bakar As-Siddiq. Sehingga perubahan yang berarti tidak dilakukan lagi di
zaman pemerintahan Umar bin Khattab.

Selama masa pemerintahan Umar bin Khattab masih menekuni pengumpulan


Al-Qur’an. Pengumpulan Al-Qur,an yang dimaksud adalah pengumpulan ayatayat
yang tertulis di atas tulang, pelepah dan di atas batu yang kemudian disalin di
atas kulit yang telah di samak.

Az-Zanjani, 1993
Masa Utsman bin Affan
Tersebarnya Al-Qur’an di beberapa negeri
ternyata berdampak negatif terhadap
persatuan umat Islam karena masing-masing
Shuhuf yang disimpan Hafsah
daerah memiliki karakter bahasa dan dialek
itulah yang mewarnai Mushaf
yang berbeda sehingga memicu egosentris
pertama yang dijadikan sebagai
masing-masing pemegang mushaf
pegangan
G
Kon pen agas P
pen edom
d gum an
Al- isi A y al a
Qu me l-Qu pulan
nja Al- inan n
r ’a di Mr ’an Qu
n r ’a
ush n
af

Terjadi perbedaan cara membaca (qiro’at) di


beberapa negara Islam. Maka, Usman
menyatukannya dalam satu bacaan yang sering
dibaca Rasulullah. Dia satukan Al-Qur’an
dalam satu mushaf dengan bacaan tadi dan
memerintahkan untuk membakar mushaf-
mushaf yang lain At-Tubany, 2009
Keistimewaan Mushaf Utsmani

Menjauhkan segala sesuatu yang


bukan Alquran, seperti tafsiran yang Mushaf ini ditulis berdasarkan kepada
ditulis oleh sebagian orang (sahabat) riwayat yang mutawatir bukan riwayat
dalam mushaf pribadinya. 5 1 ahad

Penulisannya berdasarkan cara yang


dapat menghimpun segi bacaan yang
berbeda-beda dan huruf-hurufnya
4 2 Mushaf ini meninggalkan ayat
yang dinasakh bacaannya
sesuai dengan diturunkannya
Alquran tujuh huruf
3
Tertib susunannya (ayat dan surat)
sesuai dengan tertib ayat dan surat
yang dikenal sekarang ini At-Tubany, 2009
Penyempurnaan Mushaf Utsmani

Tiga fase penyempurnaan tulisan Al-Qur’an, yaitu :

• Mu’awiyah bin Abu sofyan menugaskan Abul Aswad Ad-Dualy untuk


meletakkan tanda baca (i’rab) pada tiap kalimat dalam bentuk titik untuk

Penyempurnaan 1 menghindari kesalahan membaca

dilakukan karena
banyaknya orang
non-Arab yang • Abdul Malik bin Marwan menugaskan Al-Hajjaj bin Yusuf untuk
masuk Islam memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya (baa
dengan satu titik di bawah, taa dengan dua titik di atas, tsaa dengan tiga
2
dimana dialek
titik di atas)
mereka berbeda
dengan dialek
Arab yang asli
• Peletakkan baris atau tanda baca (i’rab) seperti: dhammah, fathah, kasrah
dan sukun, mengikuti cara pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil

3 bin Ahmad Al-Farahidy

At-Tubany, 2009
Masa Ali bin Abi Thalib

Setelah adanya Al-Qur’an induk, pada masa


Ali bin Abi Thalib terjadi kesalahan dalam
membaca Al-Quran karena di belahan dunia
terdiri dari berbagai macam bangsa, suku,
bahasa
Hal ini menginspirasi pakar bahasa Arab bernama
Abul-Aswad as-Dualy. Beliau merupakan khalifah
pada masa Ali bin Abi Thalib ra. Inspirasi yang
diperoleh adalah tanda baca (Nuqathu I’rab) yang
dibuat dengan bentuk tanda titik kemudian tanda Abul-Aswad ad-Dualt menggunakan titik bundar
baca tersebut diaplikasikan pada Mushaf dan pada penuh dengan warna merah untuk menandai
riwayat dari Ali ra fathah, kasrah, dhammah, tanwin dan
penggunaan warna hijau untuk Hamzah. Jika
terdapat kata yang ditanwin bersambung dengan
kata berikutnya dengan awalan huruf Halq
(idzhar) maka ditandari dengan tanda titik dua
At-Tubany, 2009 horizontal dan titik dua vertikal untuk idgham
Masa Pasca Al Khulafaur
Rasyidiin

Nasr bin ‘Ashim merupakan tokoh pertama kali membuat Naqtul I’jam (tanda titik untuk
membedakan huruf-huruf yang sama karakternya) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy,
seorang khalifah pada masa Dinasti Umayyah (40-95 H). Tokoh yang menggunakan pertama kali
tanda fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan tasydid adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy pada
abad ke-2 H

Pada masa Khalifah Al-Makmun tercipta tanda baca tajwid berupa isymam, rum, dan mad. Terdapat
tanda baru berupa lingkaran bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat, tanda-
tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (mulai membaca), menerangkan identitas surat setiap awal
dengan pemberian nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah ‘Ain. Tanda lain yang digunakan
sebagai pemisah antar satu Juz dengan lainnya berupa kata JUZ diikuti dengan penomorannya
Pencetakan Al-Qur’an

Pencetakan Al-Quran pertama kali pada tahun 1787 diterbitkan oleh St.
Pitersburg dengan edisi Malay Usman

Pencetakan Al-Quran selajutnya terdapat di Kazan tahun 1828

Kemudian di Persia Iran 1838 dan Istambul 1877

Pada tahun 1858 terdapat kesalahan dalam percetakan di Jerman dengan


edisi Fluegel yang memiliki kesalahan dalam sistem penomoran ayat
dikarenakan tidak sesuai dengan sistem dalam mushaf standart
At-Tubany, 2009
Penempatan Mushaf Pada Masa
Khalifah Usman bin Affan

1 Mushaf pertama ditemukan di kota


Tasyqand tertulis dengan Khat Kufy

Musah kedua terdapat di Museum


al-Husainy di kota Kairo Mesir 3 2 Mushaf ketiga dan keempat
di kota Istambul Turki

Pencetakan oleh kalangan Islam dan diawasi oleh para Ulama pada Abad ke-20. Cetakan Al Quran yang
banyak digunakan di dunia Islam merupakan cetakan Mesir yang dikenal dengan edisi Raja Fuad. Edisi tersebut ditulis
dengan Qiraat ‘Ashim riwayat hafs dan diterbitkan pertama kali di Kairo pada tahun 1344 H/ 1926 M. Pada tahun 1947
M Al Quran dicetak dengan teknik offset dengan teknologi percetakan terbaru dan memiliki huruf-huruf yang indah.
Pencetakan dilakukan di Turki diplopori oleh seorang ahli kaligrafi Turki bernama Said Nurs
At-Tubany, 2009
‫ْك‬
‫ُش ًر ا ِثْيًر ا‬
‫َك‬
Terima Kasih
Atas Perhatiannya
Referensi

Abidin. Zainal. 1992. Seluk Beluk Al-Qur'an. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Al-Abyadi, Ibrahim.1992. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Al Abyari ,Ibrahim.1993. Kitab Tarikhul Qur’an. Semarang : Dina Utama.
Al-Zarkasyi, Badr Al-Din. 1972. Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran, jilid 1. Beirut: Dar Al-Ma’rifah li Al-Thiba’ah wa Al Nasyr.
Ash Shiddieqy,M.H.T.1992. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur'an/Tafsir. Jakarta: Bulan Bintang.
Athaillaah, A.H. 2010. Sejarah Al-Qur'an Verifikasi tentang Otensitas Al-Qur'an. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
At-Tubany, Ziyad Ul-Haq. 2009. Karakter Diri Dibalik Juz Al-Qur’an. Surakarta: Rahma Media Pustaka.
Az-Zanjani, Abu Abdullah. 1993. Wawasan Baru Tarikh Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Chirzin,M. 2014. Permata Al-Qur'an. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama.
Hermawan,Acep. 2011. Ulumul Quran. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Kholil, K.H Moenawar. 1994. Al-Quran Dari Masa ke Masa. Solo:Ramadhani.
Sumbulah, Dr. Hj. Umi dkk. 2016. Studi Al-Qur’an dan Hadits. Malang::UIN Maliki Press.

Anda mungkin juga menyukai