Anda di halaman 1dari 64

PELAYANAN KESLING DI

PUSKESMAS PADA MASA


PANDEMI COVID-19

TUGSUS
BBPK MAKASSAR
NOVEMBER 2022
BIODATA
• NASRUL MAPPACINCING, SKM
• GOWA, 5 JUNI 1978
• Bontorikong Desa Bontolangkasa Utara
Kec. Bontonompo, Kab. Gowa
• arulkesling@gmail.com

081355134514
FOKUS
TUGAS FOKUS
• SEORANG STAF PUSKESMAS TERKENA COVID
YANG TERDETEKSI MELALUI PEMERIKSAAN PCR.
SEKARANG MENJALANI ISOLASI DI RS.
• KASUS TSB TERJADI DI PUSKESMAS ANDA.
• APA SOLUSI YANG HARUS DIAMBIL
PUSKESMAS; JIKA KEPALA PUSKESMAS
MEMINTA SARAN ANDA.
• DISKUSIKAN DENGAN METODE BUZGROUP : 5
MENIT
TUJUAN UMUM

Untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat melalui
upaya preventif, promotif, dan
kuratif yang dilakukan secara
terpadu dan
berkesinambungan
Tujuan Khusus

1 2 3

Meningkatnya Keterpaduan
Menurunkan pengetahuan, kegiatan lintas
angka penyakit kesadaran,
dan/atau kemampuan, dan
program dan
gangguan perilaku hidup lintas sektor
kesehatan bersih dan sehat
.

.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan

adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan


yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan
12 Indikator Keluarga Sehat
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes

8
Penyelenggaraan
1.Setiap Puskesmas wajib
menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan.
2. Pelayanan
Untuk Kesehatan
meningkatkan derajat Lingkungan
kesehatan masyarakat melalui upayUntuk meningkatkan
merupakan bagian darI
derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif, dan kuratif yang
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan
apelayanan
preventif, promotif,kesehatan paripurna
dan kuratif yang dilakukan yang
secara terpadu Untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif, dan kuratif yang
diberikan
dilakukan secara terpadu dankepada Pasien
berkesinambungan
dan berkesinambungan
KMK No.HK.01.07-MENKES-413-2020 ttg Pedoman
Pencegahandan Pengendalian20COVID-19.
Pelayanan (COVID 19) Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

• Melalui penyehatan, pengamanan, pengendalian dan pengawasan yang


dilaksanakan dengan:
• Konseling, dilakukan terhadap OTG dan ODP yang diintegrasikan dengan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan. Petugas konseling
menggunakan APD sesuai ketentuan dengan tetap menerapkan physical
distancing. Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, dan
media informasi cetak atau elektronik yang terkait COVID-19.
• Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan terhadap media sarana dan
bangunan dengan mendata lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum seperti pasar, terminal, stasiun,
tempat ibadah dan lain-lain yang pernah didatangi/dikunjungi/kontak
langsung oleh OTG dan ODP (Tracing).
Pelayanan (COVID 19)
Kesehatan Lingkungkungan di Puskesmas

• Intervensi kesehatan lingkungan berdasarkan hasil inspeksi yang dapat berupa


KIE, penggerakan/pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan atau
pembangunan sarana/prasarana. Contoh kegiatan yang dilaksanakan antara
lain: a) pemasangan dan/atau penayangan media promosi kesehatan
lingkungan; b) gerakan bersih desa/kelurahan melalui desinfeksi lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta fasilitas umum dengan
mengacu pada panduan yang berlaku; c) penyediaan sarana cuci tangan; dan
d) penyediaan tempat sampah.
• Pengelolaan air limbah, limbah padat domestik, dan limbah B3 medis padat
sesuai dengan pedoman dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Disamping itu, Puskesmas dapat mengkoordinasikan kepada lintas sektor
terkait untuk menyiapkan tempat pembuangan limbah sementara bagi
masyarakat yang melakukan isolasi diri/karantina mandiri di rumah atau
fasilitas lain selain Fasyankes.
S yang sudah digunakan harus dimasukan ke dalam safety box
mbuang sampah lainnya ke dalam safety box
afety box terisi ¾ penuh, safety box harus diberi label, nama tem
n dan tanggal pelayanan, dan ditempatkan pada tempat yang aman den
ertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak dan masyarakat
ain (vial vaksin, kapas, masker medis, sarung tangan) dibuang ke da
ntong plastik khusus limbah medis/ kantong plastik biasa yang di
bah medis
dalam Bak beton

eserta jarum bekas dimasukkan ke dalam bak beton.


beton dengan ukuran lebar 2 x 2 meter minimal kedalaman mulai 1,5
eter, bak beton ini harus mempunyai penutup kuat dan aman

dengan Incinerator

beserta jarum bekas dimasukkan ke dalam incinerator.


mbakaran dengan menggunakan Incinerator double Chamber dengan tujuan untuk menghindari as
ar dari proses pembakaran insinerator. Incenerator yang digunakan harus memiliki izin dari KLH.

Melakukan perjanjian kerjasama (MoU) dengan pihak ke-3


Limbah sisa vaksin dikeluarkan dari dalam botol/ampul, kemudian
didesinfeksi di
dalam killing tank (tangki desinfeksi) untuk membunuh
mikroorganisme yang
terlibat dalam produksi. Kemudian, limbah yang sudah didesinfeks
dialirkan ke
Botol atau ampul yang Pengelolaan
Instalasi telah kosong
Airdikumpulkan
Limbah (IPAL)kesesuai
dalam tempat yang
ketentuan sampah
berlaku
(kantong
plastik) berwarna kuning selanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam
incinerator) atau
menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving, microwave) dan dihancurkan

mber daya dan sarana tersedia maka pengolahan limbah ini dapat
pada pihak ketiga dengan perjanjian kerjasama (MoU) sesuai dengan
n ketentuan yang berlaku di wilayah kabupaten/kota masing-masing.
WHAT AUD?
ATM
WHAT AUD?
ATM1
ATM 2
ATM 3
ATM 4
• PELAYANAN KESLING DI
PUSKESMAS
2.Inspeksi
Kegiatan Kesehatan
1.Konseling
Pelayanan Lingkungan
Kesling

3. Intervensi
Kesehatan
Lingkungan
(1) Konseling
adalah hubungan komunikasi
antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan pasien
yang bertujuan untuk
mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan
yang dihadapi
TUGAS DISKUSI
KELOMPOK 1. PENANGGULANGAN
LIMBAH COVID
KELOMPOK 2. KONSELING/KLINIK SANITASI
KELOMPOK 3. INSPEKSI DEPOT AIR MINUM
KELOMPOK 4. INTERVENSI MALARIA
KELOMPOK 5. IPAL PUSKESMAS
(1) Konseling
• Media ?
• Untuk ? Alat peraga,
Pasien / klien percontohan, media
informasi cetak/
• Oleh ? elektronik
Tenaga Kesehatan
Lingkungan • Kapan ?
Setiap hari kerja.
• Bagaimana ? Terdapat daftar pertanyaan
Terintegrasi konseling untuk 12 penyakit yg
terkait dengan kesehatan
dengan
lingkungan : Diare, malaria,
pelayanan DBD, penyakit kulit, kecacingan,
pengobatan ISPA, TB paru, keracunan
dan/atau makanan, keracunan
perawatan pestisida/bahan kimia, flu
burung, Chikungunya, filariasis,
Langkah-langkah Konseling
1. Persiapan (P1)
a. tempat
b. daftar pertanyaan
c. media informasi dan alat
peraga

2. Pelaksanaan (P2)
Menggali data/informasi :
1) umum
2) khusus
PENDAHULUAN

COVID-19 KEBERADAA
merupakan N VIRUS
penyakit COVID-19 ?
menular yang • Virus yang diselubungi,
disebabkan dikelilingi oleh membrane lipid
yang lemah
oleh Severe • Relatif di lingkungan dan akan
menjadi lebih cepat
Acute dinonaktifkan jika dibanding
Respiratory dengan virus enteric lain yang
tidak punya selubung (mis.
Syndrome Adenovirus, norovirus,
CoronaVirus 2 rotavirus, hepatitis A)
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
“DISINFEKTAN dapat merusak
Virus corona lapisan lemak tersebut
merupakan sehingga membuat virus
virus yang corona cukup lemah
dibandingkan dengan
memiliki norovirus yang merupakan
selubung virus tanpa selubung dan virus
atau sampul lainnya yang memiliki
cangkang protein yang lebih
(enveloped kuat,”
virus) dengan
-pelindung
INFORMASI YANG
KURANG TEPAT
lapisan Disinfektan MENJADI SALAH
SATU KUNCI dalam
-lemak.
KESALAHAN DALAM pencegahan penyebaran
virus corona penyebab
PENGGUNAANNYA COVID-19
APAKAH ITU DEKONTAMINASI?

Melepaskan PEMBERSIHAN
kotoran dan
mikroorganisme
patogen dari
benda benda DISINFEKSI
sehingga aman
dipegang, untuk
diproses lebih STERILISASI
lanjut, digunakan
atau dibuang
PRINSIP PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI
PEMBERSIHAN
DISINFEKSI
• Bersihkan permukaan
menggunakan sabun dan air. • Ikuti instruksi pada label
untuk memastikan
• Lakukan pembersihan rutin
penggunaan produk yang
terhadap permukaan yang
aman dan efektif.
sering disentuh.
• Pastikan Anda memiliki
• Permukaan yang paling
ventilasi yang baik selama
sering disentuh meliputi:
penggunaan produk
Meja, gagang pintu, sakelar
lampu, gagang, meja,
telepon, keyboard, toilet, Tindakan pencegahan
keran, wastafel, dll. seperti memakai sarung
tangan, masker
DIMANAKAH KITA DAPAT TERTULAR
COVID-19?
PENULARAN
COVID-19 • Area Publik
DAPAT TERJADI • Transportasi Publik
DI RUMAH, • Pasar
LOKUS
TEMPAT DAN PRIORITAS
FASILITAS DISINFEKS • Restoran/Rumah
UMUM (TFU), I Makan
TEMPAT KERJA • Sekolah
DAN TEMPAT
• Pesantren
REKREASI.
• Tempat Ibadah
PANDUAN DALAM IMPLEMENTASI DISINFEKSI

SE DIRJEN KESMAS NO.


HK.02.02/III/375/2020 TENTANG
PENGGUNAAN BILIK DESINFEKSI
DALAM RANGKA PENCEGAHAN
PENULARAN COVID-19
• Desinfektan berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme yang
melekat pada permukaan benda mati
seperti ruangan, sarana dan
prasarana termasuk alat , pakaian
serta barang yang dicurigai.
• Menurut WHO, desinfektan yang
disemprotkan pada tubuh manusia
dapat berbahaya terhadap membran
mukosa (mata, mulut) dan kulit yang
dapat menyebabkan kanker yang
berlangsug kronis
• Referensi ilmiah : Desinfektan dapat
terhirup melalui saluran pernafasan,
yang dapat membahayakan
kesehatan
KEMENKES :
BEBERAPA JENIS DISINFEKTAN
YANG DAPAT DIGUNAKAN DAN MUDAH DIPEROLEH

Konsentrasi
Klorin 0,5%
ALAT DAN BAHAN YANG
DIGUNAKAN DALAM
KEGIATAN DISINFEKSI
1. APD { MASKER, KACAMATA
GOGGLE, SARUNG TANGAN
KARET , MASKER NON MEDIS)
2. ALAT SEMPROT/SPRAYER
( ELEKTRIK ATAU MANUAL)
ATAU ULV
3. LAP FLANEL/KAIN MICROFIBER
4. DISINFEKTAN
5. SABUN
6. AIR
7. HAND SANITIZER
DISINFEKSI

1. PASTIKAN AREA YANG AKAN DI


DISINFEKSI DALAM
KEADAAN TIDAK ADA AKTIVITAS
2. GUNAKAN APD LENGKAP
3, BERSIHKAN TERLEBIH DAHULU AREA
DAN PERMUKAAN
BENDA YANG KOTOR
4. -LAKUKAN DISINFEKSI PERMUKAAN
BENDA YANG TIDAK
DATAR
- LAKUKAN DISINFEKSI PERMUKAAN
BENDA
YANG DATAR
-LAKUKAN DISINFEKSI BENDA BERPORI
5. SETELAH SELESAI LEPASKAN APD,
BERSIHKAN
APD YANG DAPAT DIGUNAKAN KEMBALI,
SIMPAN PERALATAN DI TEMPAT YANG
AMAN
SERTA BUANG MASKER KE TEMPAT
SAMPAH
KAMPANYE
PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)

PELATIHAN TINGKAT MASYARAKAT, PROGRAM PAMSIMAS III TAHUN 2


CUCI TANGAN
HARUS PAKAI
SABUN
KENAPA CUCI TANGAN PAKAI SABUN PENT
 Hasil studi Khan [1982], CTPS,
merupakan cara yang efektif untuk
menurunkan insidens penyakit,
khususnya diare.
 Clemens[1987] dan Alam [1989]
membuktikan bahwa ibu-ibu yang cuci
tangan merupakan satu dari banyak
faktor yang dapat menurunkan angka
diare pada anak-anak.
 Lanata [1991] membuktikan bahwa Karena ditelapak TANGAN
pemakaian sabun yang meningkat dan banyak menempel virus,
bakteri, sporozoa,
pemakaian air meningkat oleh ibu-ibu parasite, telur cacing, dst
untuk membasuh tangan,
menyebabkan rendahnya insidens diare
CTPS:
pada bayi umur 6-18 bulan.
salah satu perilaku yang
 Wilson dan kawan-kawan [1991] dalambisa memutus rantai
penelitian di Indonesia menemukan penularan penyakit;
bahwa promosi membasuh tangan ibu-(diare, tifus, hepatitis,
ibu dan anak-anak, dapat menurunkan flu burung,
PRINSIP CUCI TANGAN PAKAI SABUN SYARAT SARANA CTPS
1. Mencuci tangan dengan air
Syarat utama dalam melakukan
saja tidak cukup.
CTPS dengan benar adalah
2. Mencuci tangan pakai sabun
tersedianya :
bisa mencegah penyakit yang
1. Air bersih yang mengalir;
menyebabkan kematian
2. Sabun;
ratusan ribu anak-anak di
3. Penampungan atau saluran air
Indonesia setiap tahunnya.
limbah yang aman
3. Waktu-waktu penting CTPS
adalah sesudah buang air
besar, sesudah buang air
kecil, sesudah memegang
hewan/unggas dan sebelum
menyentuh makanan
(mempersiapkan, memasak,
menyajikan, menyuapi
makanan dan makan).
Air yang bersih itu yang bagaimana yaa?
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi
dan mencuci, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah diolah lebih lanjut, misalnya
dimasak.
Inspeksi Kesehatan
Lingkungan

Pengamatan
Fisik Media Uji
Lingkungan Laboratorium
Dilakukan
dengan cara
Pengukuran
Media Analisis Risiko
Lingkungan di Kesehatan
Tempat Mengacu pada standar baku mutu
Lingkungan
dan persyaratan kesehatan
lingkungan media air, pangan,
tanah, udara, sarana dan bangunan
dan vektor
(i) Pengamatan Fisik Media Lingkungan

AIR
PANGAN mengamati sarana (jenis
VEKTOR & BINATANG dan kondisi)
mengamati kondisi kualitas
media pangan, yang PEMBAWA PENYAKIT penyediaan air minum
memenuhi prinsip-prinsip mengamati adanya dan air untuk keperluan
higiene sanitasi dalam tanda tanda kehidupan higiene sanitasi dan
pengelolaan pangan vektor dan binatang mengamati kualitas
Pembawa air
penyakit
TANAH
UDARA
mengamati kondisi
mengamati
kualitas tanah yang
SARANA & BANGUNAN ketersediaan dan
berpotensi sebagai
mengamati dan memeriksa kondisi kondisi kebersihan
media penularan kualitas bangunan dan sarana pada ventilasi dan
penyakit rumah/tempat tinggal Pasien
mengukur luas
ventilasi permanen
(ii)Pengukuran Media Lingkungan di
Tempat

Pengukuran media
lingkungan di tempat
dilakukan dengan
menggunakan alat in situ
Untuk mengetahui kualitas
media lingkungan yang
hasilnya langsung diketahui
di lapangan.
(iii)Uji Laboratorium

Apabila hasil pengukuran


in situ memerlukan
penegasan lebih lanjut,
dilakukan uji
laboratorium. Uji
laboratorium
dilaksanakan
di laboratorium yang
terakreditasi sesuai
parameternya.
(iv) Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

• Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan


pendekatan dengan mengkaji atau menelaah secara
mendalam untuk mengenal, memahami, dan
memprediksi kondisi dan karakteristik lingkungan
yang berpotensi terhadap timbulnya risiko kesehatan.
• Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan juga dilakukan
untuk mencermati besarnya risiko yang dimulai
mendeskripsikan masalah kesehatan lingkungan
(iv) Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

Analisis risiko kesehatan lingkungan dilakukan melalui:


a) Identifikasi bahaya
Mengenal dampak buruk kesehatan yang disebabkan oleh pemajanan suatu bahan
dan memastikan mutu serta kekuatan bukti yang mendukungnya.
b) Evaluasi dosis respon
Melihat daya racun yang terkandung dalam suatu bahan atau untuk menjelaskan
bagaimana suatu kondisi pemajanan (cara, dosis, frekuensi, dan durasi) oleh suatu
bahan yang berdampak terhadap kesehatan.
c) Pengukuran pemajanan
Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya pemajanan pada manusia oleh suatu bahan
melalui semua jalur dan menghasilkan perkiraan pemajanan.
d) Penetapan Risiko.
Mengintegrasikan daya racun dan pemajanan kedalam “perkiraan batas atas” risiko
kesehatan yang terkandung dalam suatu bahan.
lanjutan

• Waktu pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagai tindak


lanjut hasil Konseling sesuai dengan kesepakatan antara Tenaga
Kesehatan Lingkungan dengan Pasien, yang diupayakan dilakukan
paling lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah Konseling.
• Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan Intervensi Kesehatan
Lingkungan dapat dilaksanakan di luar jam kerja Puskesmas.
• Dalam rangka melaksanakan program kesehatan, pengawasan
kualitas media lingkungan secara berkala, atau penanggulangan
kejadian luar biasa/wabah, Tenaga Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas harus melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan
dan/atau Intervensi Kesehatan Lingkungan pada permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat dan fasilitas umum sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(3)Intervensi Kesehatan Lingkungan

Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,


pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial

Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:


• komunikasi, informasi, dan edukasi, serta
penggerakan/pemberdayaan masyarakat;
• perbaikan dan pembangunan sarana;
• pengembangan teknologi tepat guna; dan/atau
• rekayasa lingkungan
( i) Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

• Pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dilakukan untuk


meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan prilaku masyarakat terhadap
masalah kesehatan dan upaya yang diperlukan sehingga dapat mencegah
penyakit dan/atau gangguan kesehatan akibat Faktor Risiko Lingkungan.
KIE dilaksanakan secara bertahap agar masyarakat umum mengenal lebih
dulu, kemudian menjadi mengetahui, setelah itu mau melakukan dengan
pilihan/opsi yang sudah disepakati bersama
• Pelaksanaan penggerakan/pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui kerja bersama
(gotong royong) melibatkan semua unsur masyarakat termasuk perangkat
pemerintahan setempat dan dilakukan secara berkala

• Contoh : berbasis masyarakat : pelatihan masyarakat untuk 3M,


Pemicuan/pendampingan STBM, Parsipatory Health Assesment Sanitation
Transformation (PHAST), ular tangga sanitasi dan gerakan bersih desa.
Berbasis institusi : PHAST sekolah, Radioland (di pasar), pemasangan dan
atau penayangan media promosi kesehatan lingkungan
(ii) Perbaikan dan Pembangunan Sarana
• Perbaikan dan pembangunan sarana dilakukan untuk meningkatkan
akses terhadap air minum, sanitasi, sarana perumahan, sarana
pembuangan air limbah dan sampah, serta sarana kesehatan
lingkungan lainnya yang memenuhi standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan
• Contoh perbaikan dan pembangunan sarana sebagai berikut:
- penyediaan sarana cuci tangan dengan material bambu;
- pembuatan saringan air sederhana;
- pembuatan pasangan/cincin pada bibir sumur untuk
mencegah kontaminasi air dan berkembangbiaknya vektor;
- pemasangan genteng kaca untuk pencahayaan ruangan;
- pembuatan tangki septik, pembuatan ventilasi, plesteran
semen pada lantai tanah, dan pembuatan sarana air bersih
yang tertutup.
(iii) Pengembangan Teknologi Tepat Guna
• Pengembangan teknologi tepat guna merupakan upaya
alternatif untuk mengurangi atau menghilangkan faktor
risiko penyebab penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
Pengembangan teknologi tepat guna dilakukan dengan
mempertimbangkan permasalahan yang ada dan
ketersediaan sumber daya setempat sesuai kearifan lokal
• Pengembangan teknologi tepat guna secara umum harus
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat,
memanfaatkan sumber daya yang ada, dibuat sesuai
kebutuhan, bersifat efektif dan efisien, praktis dan mudah
diterapkan/dioperasionalkan, pemeliharaannya mudah,
serta mudah dikembangkan
• Contoh : pembuatan tanki septik terapung (sanitasi), pompa
air tanpa listrik, rumah bebas asap, pembuatan saringan
pasir cepat/lambat, pembuatan kompos dari sampah
organic, pengolahan air limbah rumah tangga untuk ternak
(iv) Rekayasa Lingkungan

• Rekayasa lingkungan merupakan upaya mengubah media


lingkungan atau kondisi lingkungan untuk mencegah pajanan
agen penyakit baik yang bersifat fisik, biologi, maupun kimia
serta gangguan dari vektor dan binatang pembawa penyakit.
• Contoh rekayasa lingkungan:
- menanam tanaman anti nyamuk dan anti tikus;
- pemeliharaan ikan kepala timah atau guppy;
- pemberian bubuk larvasida pada tempat
penampungan air yang tidak tertutup;
- membuat saluran air dari laguna ke laut agar ada
peningkatan salinitas
Lanjutan

• Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan/atau Intervensi Kesehatan Lingkungan


dapat dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan lintas program dan lintas sektor
yang terkait .
• Dalam melaksanakan program kesehatan atau pengawasan kualitas media
lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan berhak atas:
a. akses informasi yang diperlukan;
b. akses memasuki tempat yang dicurigai memiliki potensi berkembangnya
Faktor Risiko Lingkungan; dan
c. pengambilan dan pengujian sampel media lingkungan dan/atau spesimen
biomarker
• Apabila hasil analisis Faktor Risiko Lingkungan dalam pelaksanaan Inspeksi
Kesehatan Lingkungan menunjukkan besar dan luasnya potensi risiko sampai di luar
wilayah kerjanya, Tenaga Kesehatan Lingkungan wajib menyampaikan laporan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat melalui kepala
Puskesmas untuk dilakukan Intervensi Kesehatan Lingkungan secara terintegrasi
• Dalam hal Intervensi Kesehatan Lingkungan secara terintegrasi memerlukan
koordinasi lintas sektor, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat wajib
melaporkan kepada Bupati/Walikota
3

61
Sumber Daya
PEMANTAUAN PELAYANAN KESLING PUSKESMAS
DAN EVALUASI

PELAKSANAAN PENGAWASAN
KUALITAS MEDIA LINGKUNGAN
DALAM RANGKA PROGRAM
KESEHATAN

KINERJA PUSKESMAS
DAN INDIKATOR
PENILAIAN PERTEMUAN INTEGRASI
AKREDITASI LINTAS PROGRAM DAN
SEKTOR MELALUI
PUSKESMAS LOKAKARYA MINI
PUSKESMAS
Kesimpulan
Mencegah lebih baik
daripada mengobati.
P Pelayanan Kesling merupakan
upaya pencegahan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai