Anda di halaman 1dari 14

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU : DIAN UTAMA PRATIWI


PUTRI,S.Kep.,M.Kes
Kelompok 2 :
• AJIRNII QALIBUN 235130012P
• AMIRAH SYAFIQAH Z 235130046P
• ANIES MAHALITA RIFAN 235130047P
ISI PRESENTASI

Memberikan contoh kasus yang berbanding


terbalik/adanya pelanggaran tentang kehidupan reproduksi
dan kehidupan seksual yang sehat, aman serta bebas dari
paksaan/kekerasan dengan pasangan yang sah

mencari pasal/UU yang sesuai dengan contoh kasus


CONTOH KASUS

diketahui pelaku berinisial TP (51) ini merupakan warga Kabupaten


Banyumas, Jawa Tengah.
Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Agus Supriadi berujar,
tersangka menyiramkan air keras pada mantan istri pertama yang
berinisial IN (34).
"Korban disiram pakai air keras dan mengenai seluruh badan hingga
mengakibatkan kedua tangannya cacat," kata Agus kepada
wartawan.
LANJUTAN

Pelaku melakukan hal itu dengan alasan si istri


pertama menolak dijual pada pria lain.
"Korban tidak mau dijual kepada lelaki hidung
belang," ujar Agus.
tersangka menyiramkan air keras pada mantan istri
pertama yang berinisial IN (34).
LANJUTAN

"Korban disiram pakai air keras dan mengenai seluruh


badan hingga mengakibatkan kedua tangannya cacat,"
kata Agus kepada wartawan di Mapolres Banyumas, Senin
(26/9/2022).
Pelaku melakukan hal itu dengan alasan si istri pertama
menolak dijual pada pria lain.
LANJUTAN

"Istrinya itu sempat masuk rumah sakit tiga kali dan


korban dicelupkan dalam air. Dan itu benar-benar
sadis."
"Istrinya itu ditawarkan secara langsung, yang bayar
adalah orang dekat tersangka."
"Istrinya menolak tapi diancam dan dipukul.
KEKERASAN PADA CONTOH
KASUS

1 KDRT berupa pemukulan, mencelupkan korban ke dalam air


dan menyiramkan air keras sehingga kedua tangan korban cacat

Kasus prostitusi/ melakukan pemaksaan terhadap


2 korban untuk melakukan prostitusi
SANKSI
TERSANGKA

Tersangka dijerat Pasal 44 (2) dan Pasal 47 Undang-


undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman penjara
paling lama 15 tahun.
PEMBAHASAN

Pasal 44 ayat 2 :
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
atau denda paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta
rupiah).
PEMBAHASAN

Pasal 47 :
Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah
tangganya melakukan hubungan seksual sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun atau denda paling sedikit Rp
12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) atau denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
CONTOH KASUS

• Kejadian Seks Bebas

Jumlah remaja Kabupaten Tulungagung yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) meningkat menjadi
359 orang. Jumlah ini setara dengan 10,6 persen dari total pengidap HIV di Kabupaten Tulungagung, yaitu 3.381
orang. Jumlah ini juga mengalami kenaikan 40 orang sejak Desember 2022 lalu. Menurut Sekretaris 1 Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung, Ifada Nur Rohmania, mereka dalam rentang usia 15-25 tahun.

Pemicu utama penularan virus pemicu AIDS ini adalah hubungan seksual bergonta-ganti pasangan.
“Rata-rata mereka sudah melakukan hubungan seksual aktif sejak kelas dua SMP. Aktivitas seksual ini dilakukan
dengan pacarnya,” terang Ifada. Karena masih usia dini, mereka sering kali putus dengan pacarnya, lalu ganti pacar
yang baru. Setiap kali mendapat pacar baru, aktivitas seks bebas ini terus dilakukan hingga tertular HIV.

Artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com


PEMBAHASAN

Pada bagian Keempat tentang Perzinaan dalam Bab XV tentang Tindak Pidana Kesusilaan
RUU KUHP memuat 3 pasal. Yaitu, pasal 411, 412, dan 413.
• Pasal 411 berisi mengenai setiap orang yang melakukan persetubuhan dengan orang yang
bukan suami atau istrinya, dipidana karena perzinaan. Mereka akan terkena hukuman
penjarapaling lama satu tahun atau pidana paling banyak kategori II.
• Pasal 412 menetapkan, ayat (1) setiap orang yang melakukan hidup bersama sebagai
suami istri di luarperkawinan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 bulan atau
pidana denda paling banyak kategori II.
• Pasal 413 berisi Setiap orang yang melakukan persetubuhan dengan seseorang yang
diketahuinya bahwa orang tersebut merupakan anggota keluarga, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 tahun
Saran

Untuk memastikan pemenuhan hak reproduksi yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan dan
paksaanpasangan yang sah, penting untuk:
1. Pendidikan Seksual Komprehensif: Berikan pendidikan seksual yang komprehensif untuk memberikan
pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi dan hak-hak terkait.
2. Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan Reproduksi: Pastikan akses mudah ke pelayanan kesehatan
reproduksi, termasuk pemeriksaan kesehatan, kontrasepsi, dan perawatan selama kehamilan.
3. Pencegahan Kekerasan Gender: Galakkan kesetaraan gender dan upaya pencegahan kekerasan,
sehingga individu dapat membuat keputusan yang aman terkait reproduksi tanpa takut akan kekerasan.
4. Perlindungan Hukum: Memastikan adanya perlindungan hukum terhadap hak reproduksi, termasuk hak
untuk membuat keputusan bebas tekanan dan diskriminasi.
5. Pemberdayaan Perempuan: Dorong pemberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan terkait
reproduksi, termasuk hak untuk memilih jumlah dan jarak kelahiran anak.
6. Komitmen Masyarakat: Mendorong komitmen masyarakat terhadap penghormatan hak reproduksi
melalui promosi kesehatan, dialog, dan pendekatan partisipatif.
TERIMA KASIH
Presentasi oleh Kelompok Dua

Anda mungkin juga menyukai