Anda di halaman 1dari 15

Referat

KEKERASAN SEKSUAL

Disusun oleh:

Abdul Wahab (2308439018)

Muhammad Lathif Fathony (2308439079)

Haura ()

Salsa Wiratama Risman (2308439007)

Pembimbing :

1
dr. Chunin Widyaningsih, MKM

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

KJF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA PEKANBARU

2024

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan referat dengan

judul “KEKERASAN SEKSUAL” sebagai salah satu

tugas selama masa kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran

Forensik dan Medikolegal Kedokteran di Fakultas

Kedokteran Universitas Riau.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan

referat ini, mulai dari tahap penyusunan sampai pada

tahap penyelesaian tidak lepas dari dukungan, motivasi

serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak.

2
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu hingga penulis

menyelesaikan referat ini. Ucapan terimkasih ini penulis

sampaikan kepada dr. Chunin Widyaningsih, MKM

selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

referat ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di

dalam penyusunan referat ini. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

DAFTAR ISI

3
4
DAFTAR TABEL

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekerasan seksual menggambarkan serangkaian aktivitas

seksual yang sifatnya dipaksakan atau dilakukan tanpa

persetujuan. Aktivitas tersebut termasuk di antaranya kontak

seksual (misalnya cumbuan dan ciuman), pemaksaan seksual

secara verbal, percobaan maupun pemerkosaan lengkap.

Pada tahun2016 tercatat jumlah kasus kekerasan seksual

pada anak dan dewasa di Indonesia sebanyak 3.842

kasus. Kasus ini mengalami peningkatan menjadi 7.841

6
pada tahun 2017, kemudian menjadi 7.933 kasus pada tahun

2018. Namun, pada tahun 2019 jumlah kasus mulai

menurun 7.752, akan tetapi pada tahun berikutnya

kembali meningkat menjadi 8.216 kasus. Selanjutnya pada

tahun 2021 terjadi peningkatan secara drastis menjadi

10.328 kasus, begitu juga pada tahun 2022 jumlah kasus

meningkat menjadi 11.686 kasus. Dominasi korban

kekerasan berada pada rentang usia 13-17

tahun, yaitu sebesar 31,8%. Sementara itu

dominasi pelaku kekerasan berada rentang usia 25-44

tahun sebesar 47%. Sebagian besar dari pelaku

kekerasan seksual ialah orang-orang yang dikenali oleh

korban. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa 30%

pelaku kekerasan seksual berasal dari lingkungan keluarga

korban, seperti ayah, saudara laki-laki, ataupun paman.

Kemudian 60% pelaku kekerasan seksual berasal dari

kenalan korban, seperti teman, tetangga, ataupun pengasuh.

Sementara itu 10% berasal dari orang-orang yang tidak

7
dikenali oleh korban atau orang asing. Kekerasan seksual

diatur dalam pasal 289 s.d 296 KUHP. Untuk kekerasan

seksual pada anak diatur pada pasal 290, 292, 293, 294, 295

KUHP. Untuk kekerasan seksual yang termasuk KDRT

diatur pada pasal 294 dan 295 KUHP. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kekerasan seksual dapat meliputi faktor

individu, yaitu penggunaan media sosial yang kurang baik,

kurangnya pengetahuan, dan pengalaman melakukan

hubungan seksual. Kemudian faktor lingkungan yang tidak

sehat dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan seksual.

Oleh karena itu, kekerasan seksual merupakan salah satu

jenis kekerasan yang membutuhkan perhatian aspek

medikolegal karena kejadian peningkatan morbiditas,

mortalitas, dan sangat berpotensi mempengaruhi kesehatan

mental pada korban.

1.2 Rumusan Masalah

Referat ini membahas tentang Aspek Medikolegal Kekerasan

Seksual

8
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Masyarakat secara umum dapat memahami kekerasan seksual

termasuk tindak pidana kekerasan seksual dan mengetahui

sanksi pidana dari tindakan kekerasan seksual.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi kekerasan seksual.

b. Mengetahui bentuk – bentuk kekerasan seksual.

c. Mengetahui aspek medikolegal kekerasan seksual.

d. Dapat membandingkan ilustrasi kasus dengan teori.

e. Mengetahui peranan Dokter dalam menyikapi korban

kekerasan seksual.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan referat ini adalah untuk menambah

pengetahuan tentang aspek medikolegal kekerasan dalam

rumah tangga serta meningkatkan keterampilan dalam

menulis karya ilmiah di bidang kedokteran.

1.5 Metode Penulisan

9
Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka

yang mengacu pada beberapa literatur.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual menurut RUU PKS mencakup

perbuatan merendahkan, menghina, menyerang, dan/atau

perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang,

dan/atau fungsi reproduksi secara paksa. Ini bertentangan

dengan kehendak seseorang dan dapat menyebabkan

penderitaan fisik, psikis, seksual, kerugian ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau politik.

Kekerasan seksual menurut WHO adalah segala tindakan

seksual, upaya untuk mendapatkan tindakan seksual, atau

tindakan lain yang ditujukan terhadap seksualitas seseorang

dengan paksaan, oleh siapapun tanpa memperdulikan

hubungannya dengan korban, di manapun. Ini termasuk

pemerkosaan, yang didefinisikan sebagai penetrasi vulva atau

anus secara fisik yang dipaksa atau dengan paksaan

menggunakan penis, bagian tubuh lain, atau benda.

11
2.2 Epidemiologi

Lebih dari seperempat wanita berusia 15-49 tahun yang

telah menjalin hubungan telah mengalami kekerasan fisik dan /

atau seksual oleh pasangan intim mereka setidaknya sekali

dalam seumur hidup mereka (sejak usia 15). Perkiraan

prevalensi pasangan intim seumur hidup kekerasan berkisar dari

20% di Pasifik Barat, 22% di negara-negara berpenghasilan

tinggi dan Eropa dan 25% di Wilayah WHO di Amerika hingga

33% di wilayah Afrika WHO, 31% di wilayah Mediterania

Timur WHO, dan 33% di WHO Asia Tenggara wilayah.

Secara global sebanyak 38% dari semua pembunuhan

wanita dilakukan oleh pasangan intim. Selain kekerasan

pasangan intim, secara global 6% wanita melaporkan telah

diserang secara seksual oleh orang lain selain pasangan,

meskipun data untuk seksual non-pasangan Kekerasan lebih

terbatas. Pasangan intim dan kekerasan seksual sebagian besar

dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan.(WHO)

2.3 Dasar Hukum Kekerasan Seksual

12
Aturan mengenai kekerasan seksual pertama kali

diperkenalkan oleh KUHP melalui perkosaan yang diatur dalam

Pasal 285-288 dan perbuatan melanggar kesusilaan dalam Pasal

289-294. Secara ringkas, pengaturan mengenai tindak pidana

kekerasan seksual dalam KUHP diatur sebagai berikut:

Tabel.1 Pengaturan Tindak Pidana Kekerasan Seksual dalam

KUHP

Perkosaan Perbuatan Melanggar Kesusilaan

Tindak Pidana pasal Tindak Pidana Pasal

Dengan kekerasan atau 285 Dengan kekerasan atau ancaman 289


ancaman kekerasan kekerasan memaksa seseorang
memaksa perempuan untuk melakukan atau
untuk bersetubuh membiarkan dilakukan
dengannya di luar perbuatan cabul
perkawinan

Bersetubuh dengan 286 Melakukan perbuatan cabul 290


seorang perempuan di terhadap orang yang pingsan (ke-
luar perkawinan yang atau tidak berdaya 1)
dalam keadaan pingsan
atau tidak berdaya

Bersetubuh dengan 287 Melakukan perbuatan cabul 290


seorang perempuan di dengan seseorang yang diketahui (ke-
luar perkawinan atau sepatutnya harus diduga 2)
padahal diketahui atau bahwa usianya belum 15 tahun
sepatutnya diduga atau belum mampu dikawin.

13
Perkosaan Perbuatan Melanggar Kesusilaan

Tindak Pidana pasal Tindak Pidana Pasal

bahwa usianya belum


15 tahun atau belum
mampu dikawin

Bersetubuh dengan 288 Membujuk seseorang yang 290


seorang perempuan di diketahui atau sepatutnya harus (ke-
dalam perkawinan, diduga bahwa umurnya belum 3)
yang diketahui atau 15 tahun atau belum mampu
sepatutnya harus dikawin untuk melakukan atau
diduga bahwa belum membiarkan dilakukan
mampu dikawin, perbuatan cabul, atau bersetubuh
apabila perbuatan di luar nikah dengan orang lain
tersebut mengakibatkan
luka-luka.

Melakukan perbuatan cabul 292


dengan orang lain sama kelamin
yang diketahui atau sepatutnya
harus diduga bahwa belum
cukup umur.

Dengan memberi atau 293


menjanjikan uang atau barang,
menyalahgunakan perbawa yang
timbul dari hubungan keadaan,
atau dengan penyesatan sengaja
menggerakkan seseorang yang
belum cukup umur untuk
melakukan atau membiarkan
dilakukan perbuatan cabul
dengan dia

Melakukan perbuatan cabul 294


14
Perkosaan Perbuatan Melanggar Kesusilaan

Tindak Pidana pasal Tindak Pidana Pasal

dengan anaknya, anak tirinya, ayat


anak angkatnya, anak di bawah (1)
pengawasannya, yang belum
cukup umur, atau dengan orang
yang belum cukup umur yang
pemeliharaannya,
pendidikannya, atau
penjagaannya diserahkan
kepadanya, atau dengan
bujangnya atau bawahannya
yang belum cukup umur

Pejabat yang melakukan 294


perbuatan cabul dengan orang ayat
yang karena jabatan adalah (2)
bawahannya, atau dengan orang ke-1
yang penjagaannya dipercayakan
atau diserahkan
kepadanya

Pengurus, dokter, guru, pegawai, 294


pengawas, atau pesuruh dalam ayat
penjara, tempat pekerjaan (2)
negara, tempat pendidikan, ke-2
rumah piatu, rumah sakit,
rumah sakit ingatan, atau
lembaga sosial, yang melakukan
perbuatan cabul dengan orang
yang dimasukkan ke dalamnya

15

Anda mungkin juga menyukai