Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN I

PENEGAKKAN HUKUM
TERBATAS
PENGERTIAN
TINDAKAN LAIN YANG DAPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN :
Suatu tindakan yang dapat dilakukan oleh anggota Polri dgn
mempertimbangkan manfaat serta resiko dari tindakannya dan
betul-betul untuk kepentingan umum (bertindak menurut
penilainnya sendiri)
Anggota Polri harus mampu mengambil keputusan berdasarkan
penilaian sendiri, apa bila terjadi gangguan terhadap ketertiban dan
keamanan umum atau bila`diperkirakan akan timbul bahaya bagi
ketertiban umum, dimana dalam kadaan seperti itu tidak mungkin
baginya untuk meminta petunjuk atau pengarahan terlebih dahulu
dari atasannya, sehingga saat itu juga dia harus berani menuntaskan
sendiri tindakannya
UNTUK MENCEGAH KESEWENANG-WENANGAN DAN
DISKRESI ANGGOTA POLRI HARUS DIBATASI OLEH :
Asas keperluan, tindakan harus benar-benar diperlukan, misalnya menyetop
jalur pemakai jalan walaupun lampu pengatur lalu lintas sudah hijau dengan
mendahulkan iringan-irangan mobil pemadam kebakaran, pejabat penting,
mobil ambulance walaupun waktu itu sudah lampu merah.
Tindakan yang diambil benar-benar untuk kepentingan tugas kepolisian ,
misal petugas menutup tempat hiburan malam pada waktu dan jam belum
saatnya tutup (sesuai ijin instansi berwenang). Karena ada informasi bahwa
masyarakat sekitar sudah membuat rencana untuk merusak tempat hiburan
malam tersebut.
Tindakan yang paling tepat untuk meniadakan suatu gangguan atau tidak
terjadinya suatu kekhawatiran terhadap akibat yang lebih besar (asas tujuan)
misal dalam kasus kebakaran, petugas polri terpaksa mengambil keputusan
untuk merobohkan salah satu rumah, kalau tidak dirobohkan kebakaran akan
meluas.
Asas kesimbangan dalam mengambil tindakan harus diperhitungkan
keseimbangan sifat tindakan atau sasaran yang digunakan dengan besar
kecilnya gangguan atau berat ringannya suatu obyek yang harus di tindak
contoh menertibkan pedagang kaki lima di badan jalan di proses secara hukum
(tindak pidana ringan, tidak perlu menggunakan kekuatan yang besar).
PERTEMUAN II
TINDAKAN LAIN
YANG DAPAT
DIPERTANGGUNG
JAWABKAN
KETENTUAN TINDAKAN LAIN YANG DAPAT
DIPERTANGGUNG-JAWABKAN DALAM
PELAKSANAAN TUGAS FT. SABHARA

Anggota Sabhara yang melaksanakan tugas di lapangan memiliki


kewenangan diskresi sebagaimana terdapat dalam Pasal 18 ayat (1)
UU 2/2002:
“Untuk kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut
penilaiannya sendiri.”
Dengan syarat yang terdapat dalam Pasal 18 ayat (2) UU 2/2002 yaitu
bahwa hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, serta Kode
Bertindak
Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.
dengan penilaian sendiri ini disebut sebagai
diskresi.
Menurut KITAB HUKUM ACARA PIDANA Undang-
Undang No. 8 Tahun 1981 tanggal 31 Desember 1981 Pasal
5 ayat(1) huruf a poin 4 dan Pasal 7 Huruf J.
“mengadakan tindakan lain menurut hukum
yang/bertanggung jawab” antara lain:

* Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum.


* Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan
dilakukannya tindakan jabatan.
* Tndakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk
dalam lingkungan jabatannya.
* Atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan
memaksa.
* Menghormati hak asasi manusia.
CONTOH
TINDAKAN LAIN YANG DAPAT DIPERTANGGUNG
JAWABKAN DLM LAKS TUGAS FT. SABHARA
Pengaturan
Pada saat ada kegiatan (keagamaan, perkawinan, kematian,dll) menutup
sementara jalan yang digunakan.
Penjagaan dan pengawalan
Melumpuhkan tahanan yang kabur dari tahanan.
Patroli
Petugas patroli melompati pagar rumah orang untuk mengecek
keadaan/situasi rumah.
TPTKP
melarang wartawan untuk meliput kegiatan olah TKP yang sedang
berlangsung.
Dalmas
Mengambil tindakan saat demonstran melebihi batas waktu yang telah
ditentukan.
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai