Anda di halaman 1dari 51

SKIZOFRENIA

(Schizophrenia)
Sharing
• Apa yang terpikir ketika kalian mendengar istilah
skizofrenia?
• Ceritakan pasien skizofrenia yang pernah kalian
lihat:
– Bagaimana penampilannya?
– Perilakunya?
• Bagaimana perasaan kalian ketika bertemu
dengan orang seperti itu?
Benar atau Salah?
• Gangguan skizofrenia disebut juga
gangguan kepribadian ganda
• Skizofrenia adalah penyakit keturunan
• Pria lebih banyak yang mengalami
skizofrenia dibandingkan wanita
• Orang yang mengaku diri sebagai titisan
Nabi Muhammad dan anak Tuhan adalah
seorang skizofrenik
Benar atau Salah ? (2)
• Gangguan skizofrenia tidak bisa
disembuhkan
• Sebaiknya pasien skizofrenia dirawat di
rumah oleh keluarga, daripada di rumah
sakit
• Kebanyakan penderita skizofrenia tidak
berbahaya bagi orang lain
Pembahasan dalam kuliah ini:
• Skizofrenia
– Sejarah
– Tanda-tanda
– Perjalanan penyakit
– Etiologi
– Pengobatan
• Gangguan psikotik lainnya
• Skizofrenia vs gangguan identitas disosiatif
Sekilas tentang skizofrenia
• Dalam bahasa Inggris: Schizophrenia
– Asalnya dari bahasa Yunani: ”schizein”
(terpisah/pecah) dan ”phrenia” (jiwa)
– Menunjukkan adanya ketidakselarasan antara kognisi
(pikiran), emosi (perasaan) dan perilaku
– Oleh karenanya sering disalahartikan sebagai
kepribadian ganda
• Merupakan gangguan jiwa berat, dengan ciri
utama kegagalan dalam reality testing
Sejarah perkembangan istilah
skizofrenia
• Eugene Bleuler: schizophrenia (menunjukkan
terpisahnya pikiran, emosi dan perilaku) dengan
ciri 4A:
• Asosiasi
• Afek
• Autisme
• Ambivalensi
Ditambah dengan halusinasi dan delusi
Epidemiologi
• Kondisi di Amerika:
– Prevalensi seumur hidup ~ 1%
– Sedikit lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan, meskipun secara umum seimbang
– Muncul pertama kali biasanya pada remaja akhir atau awal
masa dewasa
• Banyak laki-laki yang didiagnosis pada usia sedikit lebih
muda
– Lebih banyak didiagnosis pada African-American 
mungkin merefleksikan bias diagnosis
• Bagaimana situasi di Indonesia?
Perkembangan gangguan
• Seringkali diawali dengan fase prodromal; yaitu
periode dimana mulai terjadinya penurunan
fungsi dalam kehidupan. Ditandai dengan:
• Hilangnya minat terhadap aktivitas sosial
• Meningkatnya kesulitan dalam memenuhi tanggung
jawab/tuntutan hidup sehari-hari
• Kemunculan biasanya secara gradual, jarang
disadari oleh orang lain hingga masuk fase akut
Kriteria diagnosis
Untuk dapat menegakkan diagnosis skizofrenia, kriteria A-F
harus terpenuhi:
• Kriteria A: karakteristik simtom (dua atau lebih,
menonjol dalam kurun waktu 1 bulan):
– Delusi
– Halusinasi
– Disorganized speech : pembicaraan yang tidak
terarah
– Grossly disorganized or catatonic behavior : Perilaku
kacau atau katatonik
– Negative symptoms: afek, alogia, avolition
Kriteria diagnosis (2)
• Kriteria B: ada disfungsi sosial atau pekerjaan
• Kriteria C: durasi terus-menerus selama 6 bln
• Kriteria D: bukan termasuk gangguan skizoafektif
atau gangguan mood
• Kriteria E: bukan karena penyalahgunaan obat
atau kondisi medis tertentu
• Kriteria F: tidak berhubungan dengan
gangguan perkembangan pervasif
Gangguan perkembangan pervasif
• Mungkin ada anak yang dianggap mengalami gangguan
autistik, namun sesungguhnya mengalami skizofrenia
usia dini. Cara membedakannya: pada gangguan
skizofrenia delusi/halusinasi sangat menonjol
Deskripsi klinis
• Tidak memiliki simtom esensial: manifestasi
gangguan dapat berbeda dari orang ke orang
• Tidak memiliki gejala yang “patognomonik”
(gejala khas yang membedakan dengan
gangguan lain).
Misalnya : halusinasi, salah satu simtom utama
skizofrenia, mungkin saja dialami seseorang
yang mengalami demam tinggi atau pasien
demensia.
Deskripsi Klinis (2)
Simtom positif
Tanda-tanda yang berkelebihan, yang biasanya tidak ada
pada kebanyakan orang:
Delusi (Waham) Halusinasi
• Pengertian: keyakinan salah yang • Pengertian: pengalaman sensoris
dipegang teguh, tidak sesuai dengan yang dialami tanpa adanya stimulasi
kenyataan, dan tidak dapat diubah sensoris; bedakan dengan ilusi
(resisten) meskipun diberikan bukti-bukti • Bentuk yang umum: halusinasi
yang menunjukkan kebalikannya visual, halusinasi auditorik: mendengar
• Bentuk yang umum: persecutory suara, percakapan-saling bersahutan,
(misal: dikejar-kejar intel/Densus 88), suara yang mengomentari perilaku
thought insertion, thought broadcasting, • Ditemukan peningkatan aktivitas di
waham kebesaran (grandiose), ideas of daerah Broca di otak, ketika halusinasi
reference terjadi
Simtom negatif
Simtom yang defisit; perilaku yang seharusnya dimiliki
orang normal, tapi tak dimiliki pasien:
– avolition/apathy (hilang minat/tidak mampu melaksanakan
aktivitas rutin)
– alogia (miskin kuantitas dan/atau isi pembicaraan)
– anhedonia (tidak mampu menikmati kesenangan)
– abulia (kehilangan kehendak)
– asosialitas (gangguan/buruk dalam hubungan sosial)
– afek datar
Semakin banyak simtom negatif yang muncul,
merepresentasikan prognosis yang semakin buruk terkait
kualitas hidup setelah perawatan rumah sakit
Simtom disorganisasi
• Disorganisasi bicara (gangguan pemikiran
formal) :
– Inkoherensi
• Ketidakmampuan untuk mengorganisir ide-ide
– Asosiasi longgar (derailment)
• Rambles, Kesulitan untuk mempertahankan suatu topik
pembicaraan
• Disorganisasi perilaku
– Perilaku yang “aneh”
• Agitasi, “silliness”, memakai pakaian yang tidak umum
– Misalnya memakai pakaian berlapis-lapis dan tebal pada cuaca panas
Simtom lainnya
• Katatonia
– Abnormalitas motorik
– Gerakan-gerakan yang repetitif dan kompleks
• Biasanya pada tangan dan jari-jari tangan
– Kegembiraan berlebih, sambil “mengepak-kepakkan”
tangan secara berlebihan
• Imobilitas katatonik
– Mempertahankan postur tubuh yang tidak biasa dalam
jangka waktu yang cukup panjang
• Misalnya berdiri di atas satu kaki
• Waxy flexibility
– Lengan dapat dimanipulasi dan “dibentuk” oleh orang lain
Simtom lainnya (2)
• Afek yang tidak sesuai
– Respons emosional tidak sesuai dengan situasi
• Misalnya tertawa keras dan terbahak-bahak ketika
menceritakan tentang kematian keluarga
Subtipe menurut DSM IV
• Paranoid
– Ada preokupasi dengan satu atau lebih waham, atau
halusinasi auditorik yang sering
– Tidak menonjol: disorganisasi bicara, perilaku, afek datar
atau tidak sesuai
– Tidak tergolong tipe katatonik

• Disorganized ( dulu hebefrenik)


– Muncul semua simtom disorganized: pembicaraan,
perilaku, afek datar, afek tak sesuai
– Tidak tergolong tipe katatonik
Subtipe menurut DSM IV (2)
• Katatonik; menonjol pada:
– Imobilitas motorik: katalepsi ( juga waxy flexibility), stupor
– Aktivitas motor berlebih tanpa stimulus eksternal
– Negativisme ekstrim (resistensi) atau mutism
– Keanehan gerakan volunter, gerakan stereotip
– Echolalia (latah) atau echopraxia (gerakan)

• TAK TERGOLONGKAN
– Muncul simtom kriteria A, tapi tak dapat dimasukkan dalam
tipe paranoid, disorganized atau katatonik
Subtipe menurut DSM IV (3)
• RESIDUAL
– Hilangnya delusi atau halusinasi yg menonjol, disorganized
speech, behavior
– Ada bukti gangguan terus berlanjut karena ada simtom
negatif, 2 atau lebih simtom kriteria A yang muncul dalam
bentuk yang lebih lemah (seperti keyakinan aneh,
pengalaman persepsi yang luar biasa)
Evaluasi terhadap subtipe
• Pada kenyataannya, tidak mudah untuk
menegakkan diagnosis subtipe skizofrenia:
• Reliabilitasnya rendah
• Validitas prediktifnya rendah
• Adanya overlap simtom pada subtipe yang berbeda
Gangguan psikotik lainnya
• Gangguan skizofreniform:
• Simtom skizofrenia berlangsung lebih dari 1 bulan
namun kurang dari 6 bulan
• Gangguan psikotik singkat (brief psychotic
disorder):
• Simtom skizofrenia berlangsung antara 1 hari dan 1
bulan
• Kebanyakan dipicu oleh stres yang ekstrem
• Gangguan skizoafektif:
• Munculnya simtom-simtom gangguan mood maupun
skizofrenia sekaligus
Gangguan psikotik lainnya (2)
• Gangguan delusional
• Delusi mungkin mencakup kecemburuan,
erotomania, dan delusi somatik
• Tidak ada simtom lain dari skizofrenia yang muncul
Penggolongan lain dari
Schizophrenia (Non DSM-IV):
• Buffee Delirante:
– Konsep Perancis, durasi simtom kurang dari 3 bulan
• Latent Schizophrenia:
– Gangg. kepribadian skizoid atau skizo-tipal pada
DSM-IV: Ada perilaku aneh dan gangguan proses
pikir, tetapi tidak konsisten.
– Dahulu: borderline schizophrenia
• Oneiroid:
– Keadaan seperti mimpi, pasien sangat tenang, tidak
punya orientasi waktu dan tempat. Sangat terikat
halusinasi
• Paraphrenia:
– Sinonim dengan paranoid schizophrenia:
• Ada kemunduran progresif dan waham sangat sistematis
• Pseudoneurotic:
– Ada free-floating anxiety
– Jarang jadi psikotik parah
– Sering didiagnosis sebagai gangguan kepribadian
ambang
• Simple Schizophrenia:
– Simtom utama menarik diri dari hubungan
interpersonal dan lingkungan kerja.
– Hilangnya ambisi dan dorongan secara bertahap
– Tidak ada halusinasi atau waham yang menetap
Etiologi:
• Faktor genetik
• Faktor neurotransmitter
• Faktor struktur dan fungsi otak
• Faktor stres psikologis
• Faktor keluarga
Hasil penelitian
Faktor genetik
• Tidak disebabkan oleh gen tunggal
• Ilmu genetika tidak sepenuhnya dapat
menjelaskan kemunculan gangguan ; bagaimana
pola penurunan masih belum diketahui
• Model diatesis stres:
– Ada faktor genetik yang menjadi predisposisi
– Stres memicu kemunculan gejala
Teori Neurotransmitter
• Teori dopamin:
• Gangguan terjadi karena tingkat dopamin
berlebihan
• Tidak hanya itu, namun bisa juga karena reseptor
dopamin berlebihan atau sangat sensitif
• Terutama terpusat pada jalur mesolimbik
• Abnormalitas dopamin utamanya terkait dengan
simtom positif
• Selain dopamin, ada neurotransmitter lain yang
berperan: serotonin, GABA, Glutamate
Teori struktur dan fungsi otak
• Hilangnya sel-sel otak
• Berkurangnya aktivitas di korteks prefrontal
• Faktor congenital:
– Kerusakan pada saat pembentukan otak janin atau
kelahiran
– Serangan virus pada otak janin
• Faktor perkembangan otak
Faktor stres psikologis
• Reaksi terhadap stres:
– Lebih reaktif terhadap stres: mood yang positif sangat
menurun dan mood negatif meningkat
• Status sosial ekonomi:
• Jumlah rata-rata penderita skizofrenia lebih tinggi pada
masyarakat miskin kota
» Hipotesis sosiogenik: stres karena kemiskinan
menyebabkan gangguan
» Teori seleksi sosial: penurunan pada status sosial
ekonomi; hubungan terbalik antara status sosial dengan
skizofrenia
• Banyak riset yang mendukung teori seleksi sosial
Faktor keluarga
• Ibu yang skizofrenogenik:dingin, mendominasi, menimbulkan
konflik  tidak ada bukti yang mendukung teori ini
• Communication deviance (CD) : hostilitas dan komunikasi
yang buruk
• Lingkungan keluarga juga berdampak pada seringnya
penderita ”keluar masuk ” rumah sakit  kekambuhan
– Ekspresi emosi keluarga:
• Hostilitas, komentar yang bernada kritik, keterlibatan emosi yang
terlalu dalam
– Hubungan dua arah:
• Pikiran ”aneh/tidak biasa” dari pasien  meningkatkan komentar
yang penuh dengan kritik
• Meningkatnya kritik  menimbulkan pikiran ”aneh/tidak biasa”
Faktor keluarga …..

• Ada disfungsi keluarga, dan perilaku keluarga


yang patologis.
A. Double-bind communication:
Ada pesan bertolak belakang dari ortu sehubungan
dengan perilaku, sikap maupun perasaan (an
interpersonal situation in which an individual is
confronted over long periods of time by mutually
inconsistent messages to which he or she must
respond)
Faktor keluarga …..

B. Schismatic:
bentuk keluarga patologis: konstan ada konflik di
antara anggota keluarga, tapi sekaligus ada
aliansi spesifik yang patologis (mis. Ibu-anak
perempuan, bapak-anak laki), sedangkan antara
ibu-bapak: absen
C. Skewed:
bentuk keluarga patologis: keterlibatan berlebihan
dengan salah satu anggota, perebutan
kekuasaan dan dominasi antara orangtua.
Faktor keluarga …..
D. Pseudomutual & pseudohostile:
keluarga yang pola komunikasinya penuh kepura-
puraan, terdapat supresi emosi
E. Ekspresi emosi yang patologis:
Ortu terlalu banyak kritik, kejam, ingin ikut campur
urusan anak. Keluarga dengan ekspresi emosi
tinggi  relapse tinggi pada pasien
schizophrenia.
Kesulitan hidup bersama penderita
skizofrenia
• Halusinasi, delusi, dan paranoia yang dialami pasien sulit
dipahami/diterima orang lain
• Adanya defisit dalam keterampilan sosial pasien:
menyendiri, kontak sosial yang sangat terbatas (sebagai
bagian dari penyakitnya)
• Penyakit tidak bisa sembuh total, melainkan ”sembuh
terkontrol”: mungkin kambuh pada situasi tertentu (misal:
stres tinggi). Oleh karenanya harus dipastikan pasien
patuh terhadap pengobatan
Terapi Medis
• Terapi medis:
• Obat-obatan antipsikotik untuk menghilangkan
simtom
• Dosis pemeliharaan (maintenance dosage) untuk
mencegah kekambuhan
Terapi psikologis
Intervensi psikososial sebagai pendamping
pengobatan medis:
• Pelatihan keterampilan sosial:
• Membantu penderita mengatasi masalah
interpersonal melalui bermain peran dan latihan-
latihan
• Bisa dalam kelompok maupun secara individual
Terapi psikologis (2)
• Terapi keluarga untuk mengurangi ekspresi emosi:
• Mengajarkan pada keluarga mengenai skizofrenia
• Menekankan pentingnya pengobatan medis
• Membantu keluarga agar tidak menyalahkan pasien
• Meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah
dalam keluarga
• Mendorong pengembangan dukungan sosial: support
group
• Menumbuhkan harapan
Terapi psikologis (3)
• Cognitive behavioral therapy
• Mengenali dan men-challenge keyakinan yang
sifatnya delusional
• Mengenali dan men-challenge harapan terkait
dengan simtom negatif
» Misal: ”saya toh tidak bisa sembuh, jadi buat apa
berobat?”
• Cognitive enhancement therapy (CET)
• Meningkatkan perhatian, ingatan, pemecahan
masalah dan simtom-simtom lain yang dasarnya
kognitif
Benar atau Salah?
• Gangguan skizofrenia disebut juga
gangguan kepribadian ganda
• Skizofrenia adalah penyakit keturunan
• Pria lebih banyak yang mengalami
skizofrenia dibandingkan wanita
• Orang yang mengaku diri sebagai titisan
Nabi Muhammad dan anak Tuhan adalah
seorang skizofrenik
Benar atau Salah ? (2)
• Gangguan skizofrenia tidak bisa
disembuhkan
• Sebaiknya pasien skizofrenia dirawat di
rumah oleh keluarga, daripada di rumah
sakit
• Kebanyakan penderita skizofrenia tidak
berbahaya bagi orang lain
Benar Atau Salah (1)
• Salah. Dalam skizofrenia memang dikenal istilah
perpecahan, namun bukan perpecahan
kepribadian, melainkan antara pikiran, emosi dan
perilaku.
Gangguan kepribadian ganda adalah nama lain
dari gangguan identitas disosiatif (Dissociative
Identity Disorder/DID)
Benar Atau Salah (2)
• Benar. Penelitian menunjukkan adanya
pewarisan genetik pada kemunculan gangguan
skizofrenia. Meskipun demikian, hingga kini
belum dapat dipastikan pola penurunannya.
Walaupun seseorang yang kedua orang tuanya
skizofrenia memiliki kerentanan yang lebih besar
daripada orang lain, belum tentu ia mengidap
skizofrenia pula.
Benar Atau Salah (3)
• Salah. Meskipun kecenderungan untuk
mengidap skizofrenia pada pria sedikit lebih
tinggi dibandingkan wanita, namun secara umum
jumlah penderita pria dan wanita diperkirakan
seimbang.
Benar Atau Salah (4)
• Salah. Merasa diri nabi dan Tuhan adalah salah
satu contoh delusi. Namun tidak berarti orang
tersebut mengalami skizofrenia. Untuk dapat
menegakkan diagnostik, kriteria A-F dari DSM IV
harus terpenuhi.
Benar Atau Salah (5)
• Salah. Meskipun sangat sedikit jumlahnya, ada
orang-orang yang berhasil sembuh dari
skizofrenia. Sementara bagi sebagian besar
lainnya, ”sembuh” berarti penyakit dapat
dikontrol. Mungkin terjadi kekambuhan di
kemudian hari, terutama bila pasien menghadapi
stresor yang berat.
Benar Atau Salah (6)
• Benar. Penelitian menunjukkan bahwa
pengobatan hanya membantu sekitar 10% dari
kesembuhan. Lainnya tergantung pada terapi
pendukung serta dukungan keluarga. Oleh
sebab itu, lebih baik penderita dirawat oleh
keluarga yang bisa memberikan dukungan.
Perawatan rumah sakit disarankan hanya pada
keadaan dimana penderita cenderung menyakiti
diri sendiri atau orang lain.
Benar Atau Salah (7)
• Benar. Sedikit sekali pasien skizofrenia yang
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi,
biasanya pada fase akut, terutama apabila
mereka mendapat halusinasi perintah
(mendengar suara-suara yang memerintahkan
mereka melakukan suatu tindakan).

Anda mungkin juga menyukai