04011382227195 GAMMA (EPSILON) 2022 Pendahuluan Malnutrisi dan anemia adalah masalah kesehatan serius di Indonesia, terutama mempengaruhi perkembangan anak-anak. Menurut berbagai penelitian, anak-anak yang mengalami malnutrisi dan anemia cenderung memiliki perkembangan fisik, kognitif, dan emosional yang terhambat. Malnutrisi sendiri meningkatkan risiko kematian dan rentan terhadap infeksi, sementara anemia mempengaruhi fungsi kognitif dan pertumbuhan fisik. Di wilayah perkotaan dengan kondisi lingkungan yang kurang baik, prevalensi malnutrisi dan anemia cukup tinggi. Kasus Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan riset kesehatan dasar (RisKesDas) tahun 2010, sebanyak 13,0% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Kwashiorkor merupakan bentuk dari malnutrisi protein-energi yang berkaitan dengan defisiensi protein yang ekstrim dan dikarakteristikan dengan edema, hipoalbunemia, anemia dan pembesaran hati. Umumnya masih terdapat lemak subkutan, dan muscular wasting tertutupi oleh adanya edema serta adanya retardasi pertumbuhan. kwarshiokor Kwashiorkor merupakan bentuk dari malnutrisi protein-energi yang berhubungan dengan defisiensi protein yang ekstrim dan dikarakteristikan dengan edema, hipoalbunemia, anemia dan pembesaran hati. Umumnya masih terdapat lemak subkutan, dan muscular wasting tertutupi oleh adanya edema serta adanya retardasi pertumbuhan. Gejala • pertumbuhan terhalang dan badan bengkak • tangan, kaki dan wajah tambak sembab • ototnya kendur. • Wajah tampak bengong dan pandangan kosong • tidak aktif dan sering menangis. • Rambut menjadi berwarna lebih terang atau coklat tembaga. • Perut buncit • serta kaki kurus dan bengkok. • tetapi pertambahan tinggi terhambat. • Lingkar kepala mengalami penurunan. • Serum albumin selalu rendah, bila turun sampai 2,5 ml atau lebih rendah, mulai terjadi pembengkakan Ciri-ciri • Edema (pembengkakan) umumnya seluruh tubuh terutama punggung kaki dan wajah membulat dan lembab; • Pandangan mata sayu • Rambut tipis kemerahan dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok • Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel • Terjadi pembesaran hati • Otot mengecil (hipotrofi) • Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis) • Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut • Anemia dan diare. Tata laksana • Konsumsi makanan yang mengandung zat gizi secara beragam dan seimbang. • Perhatikan takaran saji dan frekuensi konsumsi makanan sumber zat gizi. • Lakukan suplementasi zat gizi tertentu bila diperlukan, sesuai rekomendasi dokter. • Rutin memeriksakan status gizi untuk memantau kecukupan zat gizi dalam tubuh. • Memisahkan waktu konsumsi antara zat gizi yang berinteraksi. • Edukasi orang tua dan anak tentang gizi seimbang. Sumber • http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/ 1332/4/4.%20Chapter2.doc.pdf • https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/ viewFile/1599/pdf • https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/ download/2837/2893