PERTEMUAN 8
Dr. Widaningsih, S.Kp., M.Kep
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
kasus
Efek (+) / sakit / masalah
kesehatan dan keperawatan
Faktor
resiko (+) Sehat / tidak mengalami
masalah Efek (-)
kesehatan dan
keperawatan
Sampel
Efekkasus
(+) / sakit / masalah
kesehatan dan keperawatan
Faktor
Sehat / tidak mengalami
resiko (+)
masalah kesehatan dan
Efek (-)
keperawatan
Sampel
kasus / sakit / masalah
Efek (+) kesehatan dan keperawatan
Faktor
resiko (-) Sehat / tidak mengalami
masalah
Efek (-) kesehatan dan
keperawatan
R2 : O1 ----------> X0 ----------->
O2
R : Responden
O1 : Pre test pada kedua kelompok sebelum perlakuan
O2 : Post test pada kedua kelompok setelah perlakuan
X1 : Ujicoba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protocol
X0 : Kelompok kontrol dgn intervensi standar atau tanpa intervensi
2. Desain Post test only control group
• Sama dengan desain pre and post test control
group hanya pada desain ini tidak terdapat
pengukuran awal (pre test)
• Kesimpulan hasil penelitian didapat dengan
cara membandingkan data post test antara
kelp perlakuan dengan kelp kontrol.
Skema desain post test only control group
Random
alokasi R1 ------------> X1 -----------> O2
R2 ------------> X0 -----------> O2
R : Responden
O2 : Post test pada kedua kelompok setelah perlakuan
X1 : Ujicoba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protocol
X0 : Kelompok kontrol dgn intervensi standar atau tanpa intervensi
3. Desain Solomon four group
• Responden dibagi mjd 4 kelp dengan cara
randomisasi.
• 2 kelp pertama (kelp 1 dan 2) : kelp perlakuan
dan kelp kontrol. Pada kedua kelp ini
dilakukan pretest dan post test
• Pada kelp 3 dan 4 tdk dilakukan pre test
(Kelp 3 diberikan perlakuan sedangkan
kelompok 4 sebagai kelompok kontrol).
3. Desain Solomon four group
• Tujuan penggunaan 2 kelp tambahan tanpa
pre test : meningkatkan validitas internal
terutama pd penelitian dimana pengalaman
responden mengikuti pre test mempengaruhi
hasil post test
• Pada bbrp kasus peningkatan nilai post test
tdk hanya disebabkan oleh efek perlakuan
tetapi juga oleh pengalaman menjawab pre
test.
Skema desain Solomon four group
Random
R1 : O1 -----------> X1 ----------> O2
alokasi
R2 : O1 ----------> X0 -----------> O2
R
R3 : ---------------> X1 ----------> O2
R4 : ---------------> X0 -----------> O2
R : Responden penelitian
O1 : Pre test pada kelompok 1 dan 2 sebelum perlakuan
O2 : Post test pada keempat kelompok setelah perlakuan
X1 : Ujicoba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protocol
X0 : Kelompok kontrol tanpa intervensi
4. Desain Pre test and post test nonequivalent
control group
• Hampir sama dgn desain pre and post test control
group, perbedaan hanya terdapat pada
randomisasi
• Pada desain pre test and post test nonequivalent
control group peneliti tidak melakukan
randomisasi
• Shg beresiko terjadi ketidakseimbangan
karakteristik antara kelp perlakuan dan kontrol
(kriteria inklusi yang tepat dapat meminimalisir )
Skema desain pre test and post test
nonequivalent control group
Tdk ada R1 : O1 -----------> X1 ---------->
Randomisasi
O2
R2 : O1 ----------> X0 ----------->
O2
R : Responden
O1 : Pre test pada kedua kelompok sebelum perlakuan
O2 : Post test pada kedua kelompok setelah perlakuan
X1 : Ujicoba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protocol
X0 : Kelompok kontrol dgn intervensi standar atau tanpa intervensi
5. Desain Post test-only nonequivalent control
group
Tdk ada
Randomisasi
R1 -----------> X1 ----------> O2
R2 -----------> X0 -----------> O2
R : Responden
O2 : Post test pada kedua kelompok setelah perlakuan
X1 : Ujicoba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protocol
X0 : Kelompok kontrol dgn intervensi standar atau tanpa intervensi
6. Desain Pre and post test
without control
• Pada desain ini tidak ada kelp kontrol
• Peneliti hanya melakukan intervensi pada satu
kelompok tanpa pembanding
• Efektifitas perlakuan dinilai dengan
membandingkan nilai post test dan pre test.
Skema desain Pre and post test without control
R------->O1------>X1------>O2------>O3-------> O4
dst