Anda di halaman 1dari 22

METODE-METODE

PENYUSUNAN AMDAL
Metode Prakiraan Dampak
Metode-metode penyusunan
AMDAL
1. Metode identifikasi dampak
2. Metode prakiraan dampak
3. Metode evaluasi dampak
Metode Prakiraan Dampak
PROSES PRAKIRAAN DAMPAK
Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam
prakiraan dampak :
a. Prakiraan kondisi lingkungan pada ruang dan
waktu tanpa proyek yaitu garis dasar, Qtp
b. Prakiraan kondisi lingkungan pada ruang dan
waktu dengan proyek yaitu, Qdp
Dampak yang ingin diprakirakan adalah Qdp – Qtp
Data dasar
(rona lingkungan hidup)
Prakiraan Qdp dan Qtp dilakukan dengan menggunakan data
dasar faktor lingkungan yang diprakirakan akan mengalami
dampak penting.

Data dasar dikumpulkan berdasarkan dampak penting yang


diidentifikasi dan model yang dipakai untuk memprakirakan.

Cara mendapatkan data dasar :


a. Mengumpulkan informasi tentang karakteristik umum daerah
penelitian misal potret udara (jenis pola pemukiman, pola tata guna
lahan, pola tanam, pola transportasi, dll), berbagai jenis peta, data
statistik
b. Mengunjungi lapangan untuk mendapatkan gambaran umum
daerah penelitian
c. Mengumpulkan data primer dan data sekunder lainnya
Garis Dasar
• Untuk membuat garis dasar, harus mengumpulkan data
lingkungan yang potensial terkena dampak dan data
untuk model prakiraan yang digunakan
• Data rona lingkungan akan sama dengan garis dasar jika
waktu pengumpulan data sama dengan waktu dampak
diprakirakan
• Jika waktunya berbeda maka untuk penyusunan garis
dasar harus memproyeksikan kondisi lingkungan pada
waktu penelitian (t0) ke waktu dampak diprakirakan (t1)
• Proyeksi kondisi lingkungan dari waktu t0 ke t1 harus
memperhatikan dinamika lingkungannya.
Dalam memprakirakan besarnya dampak perlu
diperhatikan beberapa hal pokok :

• Prakiraan dampak dilakukan secara parsial atas


masing-masing komponen lingkungan
berdasarkan dampak penting hipotesis hasil
proses pelingkupan
• Prakiraan dampak dilakukan berdasarkan
masing-masing tahapan kegiatan yaitu tahap pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi (jika ada)
• Perlu diperhatikan dampak yang bersifat
langsung dan/atau tidak langsung
• Perlu diperhatikan dampak yang bersifat
kumulatif
Metode prakiraan yang digunakan :
1. Metode formal
• Model prakiraan cepat, didasarkan pada penelitian atau sigi
cepat
• Model matematik, menggunakan model yang telah tersedia
atau model yang dikembangkan khusus dalam penelitian
AMDAL
• Model fisik, model yang berusaha meniru keadaan di
lapangan dengan skala tertentu
• Model eksperimental, dapat dilakukan di lapangan / di
laboratorium

2. Metode non formal/informal


• Intuisi atau pengalaman seseorang atau beberapa orang
pakar yang berpengalaman dalam bidang dampak yang
bersangkutan
• Analogi
Prakiraan cepat
Jenis Bahan Satuan Konsums Zat padat (partikulat) SO2 NO Hidro karbon CO
sumber bakar i 103
satuan Kg per Ton Kg per Ton Kg per Ton Kg per Ton Kg per Ton
per tahun satuan per satuan per satuan per satuan per satuan per
tahun tahun tahun tahun tahun

Pusat Lignit Ton


pembangkit
listrik

Antrasit Ton

Batuba Ton
ra
bitumin

Minyak 103 m3

Gas Ton
alam

Total
Matematis : kebisingan
Jarak dari Rambatan bising, dBA
sumber
bising, r Cement Crane Derrick Hammer Pile
mixer

0 110 100 95 115


100 62 52 47 67
200 56 46 41 61
300 52,5 42,5 37 58
400 50 40 35 55
500 48 38 33 53
Matematis : rambatan bising
Lpo = Lw + Dio – 20 log r –
11 – Ac
Dengan :
• Lpo = intensitas bising
pada jarak r meter dari
sumber bising
• Lw = intensitas bising
pada jarak 1 meter dari
sumber bising
• Dio = directivity index
• r = jarak sumber
bising dengan pendengar
• Ac = excess
attenuation
Matematik : kadar zat pencemar
Menentukan kadar zat pencemar dalam sungai
dengan : n n
Q0 C0   (Q1 ) j  (C1 ) j
j 1 j 1
C n
Q0   (Q1 ) j
j 1

C = kadar zat pencemar dalam sungai di sebelah hilir


(mg/l)
Q0 = debit sungai (m3/detik)
C0 = kadar zat pencemar dalam sungai di sebelah hulu
(mg/l)
Q1 = debit limbah (m3/detik)
C1 = kadar zat pencemar dalam limbah (mg/l)
J = jenis sumber pencemar
Matematis : emisi gas
• Menentukan dampak emisi gas suatu
kegiatan terhadap kualitas udara sekitar
dengan model Gaussian Plame
Dispersion
Q    (Z  H ) 2    ( Z  H ) 2 
C ( X ,Y , Z )  exp   exp 
2u y z   2 y 
2
 2 z 
2
Gaussian plume
Debit banjir rancangan
(rumus rasional)
Q= 2,78 CIA
dimana :
• Q = debit banjir/air limpasan
(m3/detik atau liter/detik)
• C = koofisien pengaliran
• I = intensitas curah hujan (mm/jam)
• A = luas daerah aliran sungai (ha
atau km2)
Biologis
• Menentukan parameter keanekaragaman
dalam analisis komponen biologis yakni
indeks dominansi, indeks
keanekaragaman, indeks kesamaan.
Selain itu juga untuk menentukan
parameter kelimpahan burung dan
primata
Contoh model formal fisik
Model ilustrasi
• Visualisasi secara sederhana kondisi lingkungan
sebelum dan sesudah adanya rencana kegiatan,
melalui sketsa, foto atau film.
Model miniatur
• Rencana kegiatan yang akan berlangsung disimulasi
dalam skala miniatur. Dengan cara ini prakiraan
perubahan kondisi lingkungan dapat diamati dan
diukur. Contoh model test untuk mempelajari dampak
pembangunan dam terhadap pola air, daerah
genangan, laju aliran, perubahan lahan, dsb.
Model tes bendungan
Ilustrasi perubahan bentang alam
Ilustrasi penurunan suatu populasi
Contoh model formal eksperimen
• Di laboratorium :
mengkaji dampak akibat
limbah cair yang
mengandung minyak dari
proses pengilangan
minyak terhadap
kehidupan biota air dan
terumbu karang
• Di lapangan : tes
kebisingan satu jenis
sumber bising pada
berbagai jarak
pengukuran
Model informal intuisi/pengalaman para ahli
• Secara bertahap penilaian para ahli dapat bersifat semakin formal
bila ditempuh hal-hal sebagai berikut :
– Meminta kepada seorang ahli yang bersangkutan agar
melakukan justifikasi atas ungkapan verbalnya dengan mengacu
pada fakta historis yang didukung oleh bukti-bukti ilmiah
– Meminta kepada lebih dari seorang ahli bagaimana pendapat
mereka masing-masing secara individu dan selanjutnya
berdasarkan para ahli merumuskan kesimpulan
– Meminta pada grup ahli untuk menyepakati pandangan-
pandangan mereka atas dampak yang akan terjadi. Cara ini
misalnya dapat ditempuh melalui lokakarya atau seminar
– Meminta kepada grup para ahli untuk secara formal
menyepakati secara konsensus yang telah dicapai dan
menyetujui pandangan-pandangan tentang prakiraan dampak
yang akan terjadi.
• Misal dalam memprakirakan dampak komponen biologi yakni
paramater habitat, parameter penyebaran. Perlu dianalisis secara
informal karena kurangnya informasi tentang makanan satwa.
Model informal analogi
• Masalah-masalah lingkungan yang muncul
sebagai akibat adanya aktivitas sejenis di
daerah lain, dikaji guna dijadikan basis dan/atau
bahan pertimbangan untuk memprakirakan
dampak lingkungan yang akan timbul di daerah
studi.
• Pada metode ini, ruang dan waktu sangat
berpengaruh sehingga pemilihan aktivitas
sejenis sangat memerlukan kewaspadaan dan
ketelitian.

Anda mungkin juga menyukai