Nama Kelompok :
02. Bagaimana cara komunikasi antara anak Tuna Grahita dengan peneliti selama
pembelajaran penjas adaptif berlangsung di SLB Kepanjen?
03. Bagaimana kondisi mental anak selama mengikuti proses pembelajaran penjas
adaptif?
TUJUAN MASALAH
01. 02.
Untuk mengetahui kemampuan Untuk mengetahui perkembangan
pemahaman anak berkebutuhan kemampuan motorik pada anak
khusus tuna grahita pada passing tuna grahita di SLB BC Kepanjen.
bawah dalam permainan bola voli di
SLB BC Kepanjen.
Karakteristik anak tunagrahita juga penting untuk diketahui sehingga memudahkan memenuhi
pelayanan pendidikan yang akan diberikan pada anak tersebut, terutama dalam proses pembelajaran.
Menurut Sugiman (2019), beberapa karakteristik yang terdapat pada anak tunagrahita dapat dilihat
yakni:
a. Pada fisik dan penampilan anak tidak seimbang, misalnya badan membungkuk, badan yang
terlalu kecil dari kepala, sering melongo dan mata kelihatan sipit, dan melakukan gerakan
motorik yang lambat.
b. Intelektual atau daya ingat yang relative lemah, sehingga lambat mempelajari hal yang baru.
Anak tunagrahita ringan memiliki IQ antara 50 sampai 70, anak tunagrahita sedang memiliki IQ
30 sampai 50, dan anak tuna grahita rendah memiliki IQ 30 kebawah.
c. Tidak dapat mengkontrol emosi dengan bagus atau masih labil, mudah dipengaruhi oleh hal yang
sepele, dan tidak dapat mengurus dirinya sendiri.
KOMUNIKASI PADA TUNA GRAHITA
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan bersosial dan saling berdampingan.
Pada anak tuna grahita aktivitas berkomunikasi juga berpengaruh sehingga daya ingat pada anak tuna
grahita terganggu. Menurut Andi Setyawan (2018), mengatakan bahwa komunikasi pada anak
disabilitas akan terganggu sehingga tidak ada interaksi komunikasi yang timbal balik. Anak
disabilitas susah untuk merespon, gerak tubuh, dan ekspresi wajah sehingga sering memilih untuk
menyendiri dari kermaaian.
Pada sekolah luar biasa peran guru sangatlah penting, untuk melatih mental siswa, daya ingat,
dan motorik siswa. Sehingga guru harus memiliki hubungan komunikasi yang baik dan harmonis
kepada siswa. Guru dapat menggunakan pendekatan secara intruksional sehingga proses
pembelajaran yang dilakukan akan dimengerti oleh siswa, walaupun dengan keterbatasan yang
dimiliki olah siswa tunagrahita metode yang baik dan benar akan membantu siswa tunagrahita untuk
mengikuti pembelajaran dengan baik.
MENTAL TUNA GRAHITA
Anak tuna grahita biasanya dikenal pada lingkungan pendidikan yakni lemah mental, lemah
ingatan, cacat mental dan keterbelakangan mental. Fungsi mental (kecerdasan) bagi semua manusia
adalah pelengkap pada hidup manusia dan kecerdasan merupakan salah satu pembeda antara manusia
dengan makhluk yang lainnya. Menurut Mangunsong (2014) tuna grahita merupakan reterdasi mental
yang berarti keterbelakangan mental, antara lain yakni cacat mental, deficit mental, lemah pikiran dan
lain sebagainnya.
Pada anak tuna grahita biasanya sering disamakan dengan istilah lemah pikiran karena anak tuna
grahita memiliki mental dimana dia tidak menyukai keramaian dan ingin selalu menyendiri, sehingga
tidak menjalin interaksi yang akan mengasah pemahamanya. Tuna grahita juga sering disebut dengan
istilah idiot, ketergantungan penuh, mental subnormal. Anak tuna grahita sangat rental pada mental
nya karena daya ingat yang lemah jadi akan menganggu pada kecerdasannya, Sehingga anak tuna
grahita harus selalu dibimbing dengan intraksi yang baik supaya dipahami oleh anak tuna grahita.
PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF
Pendidikan jasmani merupakan sebuah proses pendidikan melalui aktifitas gerak demi
terciptanya perubahan kualitas peserta didik, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Taufan
dkk, 2018). Pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan,
yang memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, keterampilan berfikir kritis, tindakan moral,
aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani.
Pendidikan jasmani adaptif merupakan proses pembelajaran dari aktifitas fisik bertujuan
berkembangnya fisik ataupun psikis untuk mengoptimalkan kemampuan fisik, keterampilan fisik dan
meminimalisir hambatan seperti kederdasan siswa, kebugaran jasmani, social dan emosional, dan rasa
keindahan pada diri sendiri yang akan membentuk menjadi manusia seutuhnya dengan tujuan
pendidikan (Taufan dkk, 2018). Pendidikan jasmani adaptif proses belajar pendidikan jasmani secara
menyeluruh dan dimodifikasi dengan tujuan memecahkan masalah psikomotor pada anak
berkebutuhan khusus dengan optimal (Jauhari dkk, 2020). Menurut Wredyantoro (2019), pendidikan
jasmani adaptif adalah system yang dirancang untuk menyelesaikan masalah siswa yang
berkebutuhan khusus yang memiliki trauma dengan psikomotornya.
HASIL
PENELITIAN
02
DAN
PEMBAHASAN
DESKRIPSI LOKASI, SUBJEK DAN DATA PENELITIAN
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Hakki Yusril Yahya Ahmad Ferdi