Anda di halaman 1dari 21

GARIS BESAR TAHAPAN MENYUSUN

PERSAMAAN (MODEL MATEMATIKA)


Penyusunan suatu model selalu dimulai dengan observasi (pengamatan)
terhadap fenomena yang akan dikaji serta secara jelas dan spesifik
menentukan tujuan kajiannya.
Hasil observasi pada dasarnya akan berupa himpunan informasi
mengenai ciri-ciri proses.

Berdasarkan himpunan informasi tentang ciri-ciri proses, melalui


berbagai pendekatan untuk memahami maknanya, disusun model
kualitatif dari prosesnya.
Dalam teknik kimia biasa digunakan diagram alir untuk tujuan ini.
Diagram alir ini memberikan visualisasi dari struktur prosesnya.

Dengan bantuan skema kualitatif proses tersebut, dan menggunakan


hukum-hukum dasar yang ada, dirumuskan pola hubungan kuantitatif
dari besaran-besaran proses. Model kuantitatif ini diterjemahkan menjadi
model matematik.
Untuk memastikan apakah model telah memenuhi fenomena yang
dikaji dengan cukup baik, perlu dilakukan pembandingan antara
ciri-ciri yang diungkapkan model dengan ciri-ciri yang dapat
terobservasi langsung dari fenomena yang diwakili model tersebut
(*simulasi). Bila terdapat kesesuaian, dapat disimpulkan bahwa
model telah cukup memadai untuk mewakili proses nyatanya.

Bila model dipandang telah cukup memadai dalam mewakili sistem


nyatanya, eksperimen melalui model dapat dilanjutkan untuk
memprediksi berbagai kelakuan yang mungkin sulit diobservasi
secara langsung dari proses nyatanya.

Selanjutnya hasil kajian melalui model dapat dijadikan landasan


untuk mengendalikan prosesnya

*Simulasi
Adalah mengubah-ubah suatu besaran yang ada pada model matematik dan melihat
pengaruhnya terhadap variable lain
PROSES NYATA

TUJUAN ANALISIS

MODEL dari
REVISI
PROSES NYATA

PERILAKU yang
ditunjukkan
MODEL

PEMBANDINGAN MODEL
dengan FAKTA-FAKTA
tentang PROSES NYATA

tidak Apakah
Hasil Pembandingan
MEMUASKAN ?

ya

Model dapat
digunakan
Contoh Sederhana:
TANGKI PENAMPUNG CAIRAN

luas penampang tangki


A cm2

Densitas cairan
ρ = gram/cm3
h

q = laju alir volumetrik,


cm3/detik
Tujuan analisis adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

 Bagaimana h (tinggi cairan di dalam tangki) berubah dengan waktu ?


 Bagaimana q (laju alir volumetrik) cairan yang keluar dari tangki berubah
nilainya dengan h ?
 Berapa lama waktu diperlukan untuk mengosongkan tangki ?

Perkiraan yang bisa dikira-kira atas dasar pengalaman dan observasi :

• Dengan adanya lubang di dasar tangki, cairan di dalam tangki akan mengalir
keluar.
• Akibat aliran keluar tersebut, tinggi permukaan cairan di dalam tangki
menurun.
• Laju alir cairan yang keluar dari tangki makin lama makin lambat demikian
juga halnya dengan laju penurunan tinggi cairan di dalam tangki.
Agar dapat menggunakan bahasa matematika, didefinisikan notasi untuk
mewakili besaran-besaran proses yang relevan dengan tujuan analisis.

Notasi yang digunakan :


q = laju alir volumetrik cairan
A = luas penampang horizontal
A0 = luas penampang orifice di dasar tangki
h = tinggi cairan di dalam tangki
ρ = densitas cairan di dalam tangki
t = waktu
PRINSIP DASAR HUKUM KEKEKALAN MASSA :
 Laju akumulasi  Laju massa   Laju massa 
    
 massa   masuk   keluar 
 Laju massa bertambah 
 
/ berkurang karena reaksi 

SISTEM TANPA REAKSI KIMIAWI :


 Laju akumulasi   Laju massa   Laju massa 
   
 massa   masuk   keluar 

UNTUK SISTEM PADA CONTOH :


 Laju akumulasi  Laju massa 
   
massa  keluar 
d
(  A h)  - q
dt

 , A  konstan

dh
A  - q
dt
dh q
 dt  - A
PERSAMAAN KONSTITUTIF

q merupakan fungsi beda tekanan (∆p) antara permukaan


cairan dengan dasar tangki :

q  f ( p)

Dari persamaan hidrostatika fluida cairan diketahui

p  gh
Sehingga

q  f (h)
Sebagai pendekatan pertama, akan dicoba hubungan konstitutif :

q  C Constant 

dh C
 dt  - A
ht tt
C
h dh  -
A  dt
t0
0

t0  0

C
h t  h 0 (1 - t)
A h0
Untuk menilai apakah pendekatan yang dipilih dalam hal ini q = konstan = C telah memadai
atau belum, perlu diuji dengan membandingkannya dengan data nyata.

Sebagai pembanding diambil data percobaan tangki dengan ukuran :


Diameter tangki = DTangki = 10,75 inci
Tinggi Tangki = HTangki = 12 inci
Diameter Orifice = DOrifice = 1 inci

No. Tinggi, h Waktu, t (detik)


(inci) Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 rata-rata

1 12 0.0 0.0 0.0 0.00


2 11 5.8 6.1 5.9 5.93
3 10 10.9 11.5 11.6 11.33
4 9 16.6 17.8 17.2 17.20
5 8 23.0 23.5 23.0 23.17
6 7 30.0 29.2 29.8 29.67
7 6 36.4 35.8 36.4 36.20
8 5 43.8 42.8 43.8 43.47
9 4 51.0 50.5 51.6 51.03
10 3 60.2 59.2 60.6 60.00
11 2 71.0 69.8 74.4 71.73
12 1 85.0 84.0 85.4 84.73
14

12

10

8
h

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

t
Pendekatan kedua:

q  b.h
dh b.h
 dt A
 -
ht tt
dh b
h h  - A  dt
t0
0

ht b
ln - t t  t 0 
h0 A
t0  0

-bt
ht  h0 e A
14

12

10

8
h

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

t
b
ln h t  ln h 0 - t
A

y c mx

• ln ht : DEPENDEN VARIABLE / VARIABLE TERIKAT

• t : INDEPENDEN VARIABLE / VARIABLE BEBAS


• - (b/A) : KONSTANTA

Untuk menentukan konstanta,


– Plot ln h vs t
– Tarik garis lurus yg melalui titik – titik koordinat
– Tentukan slopenya  - (b/A)
3

2.5

2 Slope = -b/A

1.5
ln h

0.5

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

t
Pendekatan ketiga:

q  k.h n
dh k.h n
-
dt A
ht tt
dh k
h h n  - A  dt
t0
0
t0  0
h1-n h10-n kt
- -
1 n 1- n A
1
 k1 - n   1 n 
h t  h 0 1 - 1- n
t
 Ah 0 
PERSAMAAN TERSEBUT BERLAKU UNTUK 0 < n < 1,

Untuk n = 1/2 , persaman tersebut menjadi :

kt
h - h0  -
1 1
2 2

2A
atau :

2
 kt 
h t  h 0 1 - 1 

 2Ah 0 
2
• h : DEPENDEN VARIABLE / VARIABLE TERIKAT
• t : INDEPENDEN VARIABLE / VARIABLE BEBAS
• - (k/2A) : KONSTANTA

Untuk menentukan konstanta,


– Plot h1/2 vs t
– Tarik garis lurus yg melalui titik – titik
koordinat
– Tentukan slopenya  - (k/2A)
4
3.5
3
Slope = - (k/2a) = …
2.5
h1/2

2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Anda mungkin juga menyukai