KEPENDUDUKAN
A. Dinamika dan Proyeksi Kependudukan
1. Faktor Dinamika
Dinamika kependudukan/perubahan jumlah
penduduk ditentukan oleh 3 faktor:
a. Kelahiran (Natalitas atau Fertilitas)
Kelahiran adalah kemampuan seorang wanita
untuk melahirkan yang tercermin dalam jumlah
bayi yang dilahirkan.
Faktor penghambat (antinatalitas) dan
pendukung/pendorong (pronatalitas) kelahiran,
yaitu:
1) Faktor Pronatalitas
a) Kawin usia muda
b) Rendahnya tingkat kesehatan
c) Anggapan banyak anak banyak rezeki
2) Faktor Antinatalitas
a) Adanya ketentuan batas usia nikah. Wanita (min 16
tahun), laki-laki (19 tahun).
b) Adanya program pemerintah yang membatasi
kelahiran yaitu KB.
c) Adanya pembatasan tunjangan anak bagi pegawai
negeri.
d) Adanya anggapan sebagian orang tua bahwa anak
merupakan beban orang tua, khususnya di zaman
modern ini.
Dasar-dasar pengukuran kelahiran adalah
sebagai berikut:
1) Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate atau
CBR)
CBR= B/P x k
CBR= Crude Birth Rate atau Angka Kematian Kasar
B= Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
P= Penduduk pertengahan tahun
K= Bilangan konstanta yang biasanya bernilai 1.000
Contoh:
P= 20.000.000 jiwa
B = 800.000 jiwa
CBR?
CBR=800.000/20.000.000 x 1.000= 40
Pada tahun 2000, setiap 1.000 orang penduduk
di
negara X rata-rata yang lahir hidup sebanyak 40
bayi.
2) Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate atau GFR)
Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran (hidup) setiap 1.000 wanita dalam usia
reproduksi dalam waktu satu tahun.
Usia reproduksi seorang wanita adalah 15 – 49 tahun.
Rumus:
GFR = L / W (15-49) x k
GFR= Angka kelahiran umum
L= Jumlah kelahiran setahun
W (15 – 49)= Jumlah wanita usia reproduksi pada pertengahan
tahun perhitungan.
K= Konstanta (1.000)
Contoh:
L= 800.000 jiwa
W= 4.000.000 jiwa
GFR= 800.000/4.000.000 x 1.000= 200
Pada tahun 2000, setiap 1.000 orang wanita
yang berumur 15 – 44 tahun di negara X
terdapat kelahiran sebanyak 200 bayi.
3) Angka Kelahiran Menurut Umur (Age
Sepecific Rate atau ASFR)
Rumus:
ASFRi= Bi/Pfi x k
Bi= Jumlah kelahiran bayi kelompok umur I
Pfi= Jumlah perempuan kelompok umur I pada
pertengahan tahun
k= konstanta (1.000)
Contoh:
Bi= 125.000 orang
Pfi= 2.500.000 jiwa
ASFRi?
ASFRi = 125.000/2.500.000 x 1.000 = 50
Selama tahun 2000, tiap 1.000 orang wanita
yang berusia 20 – 24 tahun di negara x tersebut
rata-rata melahirkan 50 bayi.
b. Kematian (Mortalitas)
Tingkat kematian adalah jumlah kematian
setiap
1.000 penduduk setiap tahun.
Tingkat kematian dipengaruhi oleh faktor:
sosial, ekonomi, pekerjaan, tempat tinggal,
pendidikan, umur, dan jenis kelamin.
Faktor penghambat dan pendukung kematian:
1) Faktor penghambat kematian
a) Tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai
b) Lingkungan yang bersih dan teratur
c) Adanya ajaran agama yang melarang bunuh
diri
d) Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
2) Faktor Pendukung Kematian
a) Kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
b) Fasilitas kesehatan yang kurang memadai
c) Sering terjadi kecelakaan lalu lintas
d) Adanya bencana alam yang meminta korban
jiwa
e) Terjadinya peperangan
f) Adanya tindakan bunuh diri
Dasar-dasar pengukuran kematian yaitu:
2. Mobilitas Permanen
Adalah perpindahan dari suatu wilayah ke wilayah
lainnya untuk menetap di tempat tujuan.
Terbagi dua: migrasi internasional dan migrasi internal.
Migrasi internasional adalah proses perpindahan
penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Terbagi 3: imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
Migrasi internal adalah bentuk perpindahan
penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya
dalam satu negara.
Terbagi dua:
a. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk
dari suatu daerah ke daerah lain dalam
wilayah negara Indonesia.
Faktor penyebab pelaksanaan transmigrasi:
1) Lingkungan geografis Pulau Jawa yang relatif
baik.
2) Tingginya tingkat kelahiran.
3) Banyaknya migrasi intern dari pulau-pulau di
Indonesia ke Pulau Jawa dan Madura.
4) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
bertransmigrasi.
Macam-macam transmigrasi:
1) Transmigrasi umum adalah perpindahan penduduk
sebagai akibat adanya tekanan penduduk dan bencana
alam.
2) Transmigrasi spontan atau swakarsa adalah
transmigrasi atas kemauan sendiri yang terdorong
kesadaran memperbaiki taraf hidup yang lebih baik di
tempat yang baru.
3) Transmigrasi swakarya adalah transmigrasi yang
diselenggarakan pemerintah dengan beberapa jaminan
hidup.
4) Transmigrasi keluarga adalah jenis perpindahan
penduduk yang pada mulanya diselenggarakan oleh
pemerintah, kemudian para transmigrasi mengurus
dirinya sendiri dengan batuan keluarga mereka yang
telah lebih dahulu berada di daerah transmigrasi itu.
5) Transmigrasi istimewa adalah suatu perpindahan
penduduk yang khusus terdiri atas pengungsi-
pengungsi akibat perang.
6) Transmigrasi bedol desa adalah perpindahan
penduduk yang insidentil, jadi tidak selalu terjadi.
Tujuan transmigrasi:
1) Memindahkan penduduk dari daerah yang
padat di Pulau Jawa, Madura dan Bali.
2) Sebagai usaha untuk meratakan persebaran
penduduk Indonesia.
3) Memberikan kesempatan kerja dengan harapan
taraf hidup meningkat.
4) Mengusahakan kekayaan alam di Pulau Jawa,
seperti tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33.
5) Menghilangkan perasaan kesukuan dengan
adanya asimilasi bangsa, yang merupakan
salah satu perwujudan Sumpah Pemuda.
6) Sebagai sarana untuk pertahanan, ketahanan,
dan keamanan nasional.
7) Dengan penyebaran penduduk yang merata
berarti program pembangunan merata ke
seluruh pelosok tanah air.
b. Urbanisasi
Urbanisasi berasal dari kata urbanus (Latin) yang
artinya kota atau daerah kota.
Urbanisasi adalah perpindahan dari desa ke
kota.
Urbanisan= orang yang melakukan urbanisasi.
Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari
kota ke desa.
Penyebab urbanisasi bisa dilihat dari dua segi
yaitu:
1) Kondisi Desa
a) Pemilikan tanah di desa semakin sempit
b) Pengangguran tidak kentara
c) Kurangnya lapangan pekerjaan
d) Kurangnya fasilitas untuk keperluan hidup
2) Kondisi Kota
a) Fasilitas dan pelayanan di kota menarik
perhatian orang desa
b) Lapangan pekerjaan cukup banyak sehingga
mudah mencari nafkah
c) Upah kerja di kota lebih baik daripada di desa
Akibat terjadinya urbanisasi untuk wilayah
desa :
1) Desa tidak berkembang
2) Penggunaan tanah tidak teratur
3) Modal dari desa beralih ke kota
4) Desa kehilangan tenaga kerja
Akibat terjadinya urbanisasi untuk wilayah
kota:
1) Terjadi ketegangan sosial
2) Meningkatnya jumlah tenaga yang tidak terlatih
atau terdidik
3) Demoralisasi
4) Tumbuhnya daerah-daerah kotor atau perumahan
liar yang sering disebut slums area serta
terganggunya ketertiban dan kebersihan kota.
C. Kualitas Penduduk dan Indeks
Pembangunan Manusia
1. Bidang Pendidikan
Indonesia yang sedang membangun berupaya
keras untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Bidang Kesehatan
Pembangunan kesehatan disebut Panca Karya
Husada, isinya:
a. Peningkatan dan pemantapan upaya
kesehatan.
b. Pengembangan usaha kesehatan.
c. Pengendalian, pengadaan, pengawasan obat
dan makanan membahayakan.
d. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan
lingkungan.
e. Pemantapan manajemen dan peraturan
perundang-undangan.
Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan:
a. Pelayanan kesehatan bagi penduduk yang
tinggal di pusat pembangunan.
b. Pelayanan kesehatan terhadap tenaga
produktif dan tenaga muda.
c. Usaha preventif kesehatan.
3. Mata Pencaharian
Baru sebagian kecil penduduk Indonesia
memiliki mata pencaharian layak untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Pendapatan
Kualitas pendapatan penduduk merupakan salah
satu indikator keberhasilan suatu negara. Kualitas
penduduk di bidang pendapatan masih relatif
rendah.
D. Bonus Demografi dan Dampaknya
Terhadap Pembangunan
Bonus demografi adalah kondisi dimana
jumlah
penduduk Indonesia yang produktif lebih
banyak daripada penduduk yang tidak
produktif.
Kondisi suatu negara yang mengalami era
bonus demografi, yaitu:
1. Jumlah penduduk usia produktif bertambah
besar dan jumlah tenaga kerja meningkat.
2. Penduduk yang bekerja lebih banyak dan
tanggungannya lebih sedikit sehingga
meningkatkan tabungan nasional.
3. Perlakuan yang benar terhadap SDM untuk
mendorong partisipasi angkatan kerja yang
lebih besar.
4. Kebutuhan dan serapan pasar terhadap
produksi domestik terus meningkat.
Dampak positif bonus demografi:
1. Meningkatnya laju perekonomian Indonesia,
karena produktivitas tinggi.
2. Kehidupan masyarakat Indonesia semakin
maju, tertata, dan lebih baik.
3. Perekonomian tumbuh pesat dan siap
bersaing dalam dunia internasional.
Dampak negatif bonus demografi:
1. Semakin sempitnya lapangan pekerjaan.
2. Pengangguran semakin banyak.
3. Kemiskinan semakin menjadi-jadi.
E. Masalah Kependudukan Akibat
Dinamika Penduduk
1. Kesejahteraan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan
4. Perumahan
5. Pangan
Upaya untuk mengatasi permasalahan
kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu:
1. Perencanaan, pengaturan, dan pembatasan
kelahiran.
2. Pemerataan persebaran penduduk.
3. Perluasan kesempatan kerja.
F. Sumber Data Kependudukan