Perairan
Oleh :
Ananta Septyana Putri (4820122008)
Bioteknologi Perairan
Bioteknologi
Perairan
adalah teknik penggunaan biota perairan atau bagian dari
biota perairan (seperti sel atau enzim) untuk membuat atau
memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik atau
fenotip tumbuhan dan hewan, dan mengembangkan
(merekayasa) biota perairan untuk keperluan tertentu,
termasuk perbaikan lingkungan.
Bioteknologi
Perairan
memiliki potensi untuk meningkatkan produksi
akuakultur, mendukung konservasi sumber daya
perairan, dan memonitor kesehatan lingkungan
perairan. Serta untuk mengatasi masalah polusi air
dan memperbaiki ekosistem perairan yang
terganggu.
Bioteknologi Perairan
Tujuan
• Pemulihan Ekosistem: Bioteknologi dapat digunakan untuk mendukung pemulihan ekosistem perairan yang
terganggu, termasuk rehabilitasi tanah basah dan daerah pesisir.
• Pemurnian Air: Teknologi biologi seperti bakteri atau tanaman yang mampu menghilangkan polutan dari air
dapat membantu memurnikan sumber air dan meningkatkan kualitas air.
• Budidaya Ikan yang Lebih Efisien: Bioteknologi dapat diterapkan dalam budidaya ikan untuk meningkatkan
efisiensi produksi, seperti penggunaan pakan yang dioptimalkan dan teknik reproduksi selektif.
• Pengembangan Jenis Ikan yang Tahan Penyakit: Rekayasa genetika dapat digunakan untuk mengembangkan
varietas ikan yang tahan terhadap penyakit, membantu melindungi stok ikan dan menjaga keberlanjutan
perikanan.
• Keamanan Pangan: Inovasi bioteknologi dapat meningkatkan keamanan pangan dengan mengurangi risiko
penyakit yang dapat ditularkan melalui konsumsi ikan atau produk perairan.
• Konservasi Sumber Daya: Bioteknologi dapat digunakan untuk mengelola sumber daya perairan secara
berkelanjutan, termasuk pemantauan ekosistem dan penelitian genetik populasi ikan.
• Pengembangan Tanaman Air yang Lebih Kuat: Bioteknologi dapat membantu dalam pengembangan tanaman
air yang lebih tahan terhadap perubahan lingkungan, seperti fluktuasi suhu dan kadar garam.
Berikut ada 3 kelompok industri bioteknologi perairan yang sudah berkembang di dunia,
khususnya di negara-negara industri maju dan negara berkembang seperti Malaysia, Thailand,
Tiongkok, dan Brazil.
1 2 3
Salah satu contoh kasus bioteknologi perairan yang terkenal adalah penggunaan
teknologi rekayasa genetika pada ikan salmon di Amerika Serikat.
Pada tahun 2015, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui ikan
salmon transgenik yang tumbuh lebih cepat dari ikan salmon alami. Ikan ini dimodifikasi
dengan memasukkan gen dari ikan Chinook dan pout untuk meningkatkan laju
pertumbuhan mereka.
Kelebihan dari teknologi ini adalah dapat meningkatkan efisiensi produksi ikan salmon,
namun juga menimbulkan kontroversi terkait keamanan konsumsi dan dampak
lingkungan. Beberapa orang khawatir tentang efek jangka panjang dari ikan transgenik
jika dilepas ke perairan alami.
Hal ini adalah salah satu contoh bagaimana bioteknologi perairan dapat menciptakan
perdebatan dan menimbulkan pertanyaan etika serta keamanan.
Contoh Bioteknologi Perairan
Kasus : Rekayasa Genetika Ikan Salmon di AS
Ikan tersebut diberi nama "AquaAdvantage Salmon."
Ikan yang kecil merupakan salmon asli sebelum dilakukan rekayasa genetik,
sedangkan Ikan yang besar adalah salmon hasil rekayasa genetik. Tujuan dari
rekayasa genetik ini sangat jelas, karena spesies salmon asli di alam sudah hampir
punah, dan ukurannya bisa dibilang terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Oleh karenanya diambil bibit salmon lain dan dikembangbiakkan di darat tanpa
harus mengambil salmon-salmon liar yang ada di laut.
Bagaimana bisa salmon kecil menjadi besar? Karena ini adalah hasil rekayasa
genetik, yaitu menyuntikkan DNA ke sel telur salmon biasa (ukuran kecil). Ada dua
jenis DNA :
(1) DNA pertama membawa gen yang dapat mengekspresikan hormon
pertumbuhan, dan (2) DNA kedua membawa gen tahan suhu dingin, jadi salmon
yang punya gen tahan suhu dingin ini bisa lebih sering bereproduksi daripada
salmon biasa.
Contoh Bioteknologi Perairan
Kasus : Rekayasa Genetika Ikan Salmon di AS
Ikan tersebut diberi nama "AquaAdvantage Salmon."
Berikut stepnya :
• Dua jenis gen (pendukung pertumbuhan dan tahan suhu dingin) diisolasi
dari dua jenis ikan yang berbeda (dari Ocean pout dan Chinook salmon)
• Gen dipisahkan dari bakteri dan kemudian segmen DNA pembawa gennya
dicampurkan ke dalam kultur berisi sel telur salmon biasa kemudian gen
itu diinduksi masuk ke dalam sel telur yang telah dibuahi tadi (bisa dengan
berbagai cara induksi)
Apa perbedaannya?