27 Oktober 2023
kemenkopmk.go.id
PENANGGULANGAN BENCANA
Renas Penanggulangan Bencana 2020- 2024
RPJMN 2020-2024
Arah kebijakan penanggulangan bencana yaitu : Peningkatan
Penanganan bencana Indonesia
tertuang dalam Agenda Pembangunan Ketangguhan bencana menuju kesejahteraan yang berketahanan untuk
2 dan 4
pembangunanj berkelanjutan. Dgn 3 substansi utama yaitu :
“ Membangun lingkungan hidup,
meningkatkan ketahanan bencana dan Implementatif Kolaboratif, Perspektif fungsional dan lingkup
perubahan iklim” keterlibatan yang mengakomodir pentahelix nasional
Catatan penting:
Prinsip membangun kembali menjadi lebih baik, lebih aman dan berkelanjutan perlu diupayakan dengan pelibatan unsur
masyarakat dan mitra secara partisipatif. Prinsip tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) sekaligus ditegakkan, leave no
one behind (tidak boleh ada yang ditinggalkan)
FASE PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Penyusunan Jitupasna dan R3P dimulai
Situasi Ancaman Maksimum sejak transisi darurat menuju Pemulihan
didahului dengan tanda-tanda
akan (segera) terjadi bencana
Peringatan
Dini Periode panik
Kejadian
Bencana
Pelaksanaan R3P
Periode darurat
terkendali
Pengurangan Pemulihan
Risiko
Penanganan Darurat Bencana (PDB) atau
Tanggap Cepat Bencana
Manajemen Risiko Manajemen
Bencana Manajemen Kedaruratan Pemulihan
PRINSIP DASAR PEMULIHAN DAN PEMBANGUNAN PASCABENCANA
BANGKRUT
Siklon Topis Seroja Nusa Tenggara Timur • Segera dituntaskan pada 2023
dan 2024
Gempa Bumi Pasaman & Pasaman Barat • Pembiayaan difokuskan pada
program yang diprioritaskan
Erupsi Semeru • Monitoring dan evaluasi serta
pelaporan pelaksanaan secara
Gempa Bumi Sulawesi Barat berkala
dan lainnya
HAL YANG MENJADI PERHATIAN
1. Kegiatan yang termasuk dalam Dokumen R3P diharapkan merupakan kegiatan yang penting dan
diprioritaskan dalam upaya pemulihan daerah terdampak bencana yang bersifat rehabilitasi
ataupun rekonstruksi serta pembangunan yang bersifat mitigasi
2. Penyusunan program kegiatan R3P perlu selaras dengan perencanaan kerja tahunan pemerintah
daerah, agar pembiayaan rehab rekon dapat terakomodir maksimal melalui APBD I maupun APBD II
3. Jika memerlukan sumber pembiayaan melalui APBN, maka program kegiatan harus jelas pembagian
kewenangan dan sumber pembiayaan dari Kementerian/Lembaga yang terkait
4. Selain pemulihan fisik (sektor perumahan dan sektor infrastruktur), pemulihan rehab rekon di sektor
lainnya (sektor ekonomi, sektor sosial, dan lintas sektor) juga perlu diperhatikan perencanaan dan
pelaksanaannya
5. Pemulihan rehab rekon pascabencana tidak hanya membangun ataupun memperbaiki kembali
sektor-sektor yang rusak/hancur, melainkan perlu diperhatikan upaya mitigasi agar masayarakat
merasa aman dan tidak terjadi kerugian bencana yang serupa dan lebih minimal (build back better,
safer, and sustainable).
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Terima Kasih
kemenkopmk.go.id