Anda di halaman 1dari 209

HUKUM TATA KEUANGAN NEGARA

ANIK CAHYOWATI,SH.,MH
Untuk melindungi kepentingan manusia di dalam
masyarakat terdapat beberapa kaedah sosial.
 Tata kaedah tersebut terdiri dari kaedah kepercayaan
atau keagamaan, kaedah kesusilaan, kaedah sopan
santun dan kaedah hukum, yang dapat dikelompokkan
seperti berikut :
1. Tata kaedah dengan aspek kehidupan pribadi yang
dibagi lebih lanjut menjadi :
a. Kaedah kepercayaan atau keagamaan
b. Kaedah kesusilaan
2. Tata kaedah dengan aspek kehidupan antar pribadi
yang
dibagi lebih lanjut menjadi :
a. Kaedah sopan santun atau adat
b. Kaedah hukum
Kaedah Kaedah Kaedah Sopan Kaedah Hukum
kepercayaan Kesusilaan Santun
Tujuan Umat Manusia; Pembuatnya yang konkrit;
Penyempurnaan manusia; Ketertiban masyarakat;
Jangan sampai manusia jahat Jangan sampai ada korban

Isi Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir

Asal Usul Dari tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang memaksa
Sanksi Dari Tuhan Dari diri Dari Dari masyarakat
sendiri masyarakat secara resmi
secara ta’
resmi
Daya Kerja Membebani Membebani Membebani Membebani
kewajiban kewajiban kewajiban kewajiban dan
memberi hak
Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-
peraturan atau kaedah – kaedah yang dalam suatu
kehidupan bersama, atau dapat pula diartikan
sebagai keseluruhan peraturan tentang tingkah
Laku yang berlaku dalam suatu kehidupan
bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya
dengan suatu sanksi.
TATA HUKUM
 Tiap-tiap bangsa mempunyai tata hukumnya sendiri,bangsa Indonesia
memiliki tata hukum, yaitu Tata Hukum Indonesia.
 Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang
pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam
dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau
siksaan.
 Sehingga dapat disimpulkan bahwa hk pidana bukanlah
suatu hk yang mengandung norma-norma yang baru,
melainkan hanya mengatur tentang pelanggaran –
pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap norma-
norma hukum yg mengenai kepentingan umum.
 KUHP, Wetboek van Strafrecht
Adapun yang termasuk dalam pengertian kepentingan
umum ialah :
1. Badan dan peraturan perundangan negara, seperti
negara, lembaga-lembaga negara, pejabat negara,
pegawai negeri, UU, Peraturan Pemerintah, dan
sebagainya.
2. Kepentingan hk tiap manusia, yaitu: jiwa, raga/tubuh,
kemerdekaan, kehormatan, dan milik/harta benda.
Antara pelanggaran dan kejahatan terdapat
Perbedaan.
 Pelanggaran ialah mengenai hal-hal kecil atau
ringan yg diancam dengan hukuman denda
Ex: Supir yg tidak memiliki SIM, dll
 Kejahatan ialah mengenai soal-soal yg besar,
seperti pembunuhan, penganiayaan,
penghinaan,pencurian dan sebagainya
Ex: pelanggaran kejahatan terhadap kepentingan

umum berkenaan dengan :


a. Badan/Peraturan perundangan Negara,
misalnya pemberontakan, penghinaan, tidak
membayar pajak, melawan pegawai negeri
yg sedang menjalankan tugasnya;
b. Kepentingan hukum tiap manusia :
a) terhadap jiwa: pembunuhan;
b) terhadap tubuh: penganiayaan;
c) terhadap kemerdekaan: penculikan;
d) terhadap kehormatan: penghinaan;
e) terhadap milik: pencurian.
 Hukum Perdata adalah segala hukum pokok yang
mengatur kepentingan perseorangan.
 Hukum Perdata mengatur hubungan hukum antara
orang yang satu dengan orang yang lain dengan
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan
 KUHPer (BW) Burgerlijk wetboek

 Pelanggaran terhadap norma hukum perdata baru


diambil tindakan oleh pengadilan setelah ada
pengaduan oleh pihak yang berkepentingan yang
merasa dirugikan.
pihak yang mengadu menjadi penggugat dalam perkara
ini.
Perbedaan Hukum Perdata dan Hukum pidana
A. Perbedaan isinya
Hukum Perdata mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan
kepada kepentingan perseorangan.
SEDANGKAN.............
Hukum pidana mengatur hubungan hukum antara seorang
anggota masyarakat (warga negara) dengan negara yang
menguasai tata tertib masyarakat itu.
B. Perbedaan pelaksanaannya
a. Pelanggaran terhadap norma hukum perdata baru
diambil tindakan oleh pengadilan setelah ada
pengaduan oleh pihak yang berkepentingan yang
merasa dirugikan.
Pihak yang mengadu, menjadi penggugat dalam
perkara itu.
b. Pelanggaran terhadap norma hukum pidana, pada
umumnya segera diambil tindakan oleh pengadilan
tanpa ada pengaduan dari pihak yang dirugikan.
Setelah terjadi pelanggaran terhadap norma hukum
pidana (delik = tindak pidana), maka alat perlengkapan
negara seperti polisi, jaksa, dan hakim segera bertindak
Pihak yang menjadi korban cukuplah melaporkan kepada
Yang berwajib (polisi) tentang tindak pidana yang terjadi.
Pihak yang melaporkan (yang dirugikan ) menjadi saksi
dalam perkara itu, sedang yang menjadi penggugat adalah
Penuntut Umum (jaksa).
Terhadap beberapa tindak pidana tertentu tidak diambil
tindakan oleh pihak yang berwajib, jika tidak diajukan
pengaduan oleh pihak yang dirugikan, misalnya perzinaan,
perkosaan, pencurian antara keluarga.
 Hukum Pajak
Pajak : iuran kepada negara yang terhutang oleh yang
wajib membayarnya (wajib pajak) berdasarkan UU
dengan tidak mendapat prestasi (balas jasa) kembali
yang langsung.
Hukum pajak : himpunan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah dan
wajib-wajib pajak dan antara lain
mengatur siapa-siapa dalam hal apa
dikenakan pajak (obyek pajak), timbulnya
kewajiban pajak, cara pemungutannya
cara penagihannya dan sebagainya.
 Hukum Perburuhan
Prof. Imam Soepomo, SH
Hukum perburuhan ialah suatu himpunan peraturan, baik
tertulis maupun tidak, yang berkenaan dengan suatu
kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain
dengan menerima upah.

 Hukum Agraria
Merupakan keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur agraria.
(agraria : meliputi bumi, air & kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, bahkan dalam batas-batas yang
ditentukan juga ruang angkasa)
 Hukum Internasional
Hukum Perdata Internasional : ialah hukum yang mengatur
hubungan antara
warganegara-warganegara
suatu negara dengan
warganegara-warganegara dari
negara lain dlm hubungan
internasional.
Hukum Publik Internasional (HK antar negara) : ialah hk yg
Mengatur hubungan antara negara yang satu dengan
negara-negara yang lain dalam hubungan internasional.
 Hukum Adat : ialah bagian dari tata hukum indonesia
yang berasal dari adat istiadat.

Adat istiadat ialah himpunan kaidah-kaidah sosial yang


sejak lama ada, telah merupakan tradisi.
 Hukum Keuangan Negara
Sekumpulan kaidah hukum tertulis yang mengatur
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang,termasuk uang dan barang milik
negara terkait dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

 Keuangan Negara (UUKN No. 17 thn 2003)


Keuangan Negara adalah semua hak & kewajiban negara
yg dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu, baik
berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
 Pengertian dari keuangan negara memiliki substansi yg
dapat ditinjau dalam arti luas maupun dalam arti sempit.
dalam arti luas mencakup: a. anggaran pendapatan & belanja
negara.
b. anggaran pendapatan & belanja
daerah
c. keuangan negara pada badan usaha
milik negara/badan usaha milik
daerah.

Dalam arti sempit hanya mencakup keuangan negara yang


yang dikelola oleh tiap-tiap badan hukum dan
dipertanggungjawabkan masing-masing.
Landasan Hukum Keuangan Negara

 Pembukaan UUD 1945

Tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
 Pencapaian tujuan negara selalu terkait dengan keuangan negara sebagai
bentuk pembiayaan terhadap keuangan penyelenggaraan pemerintahan
negara yang dilakukan oleh penyelenggara negara.
 Sumber hukum keuangan negara sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945 adalah sbg berikut :
Pasal 23
(1) Anggaran pendapatan dan belanja negara
sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dgn UU dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar kemakmuran rakyat.
(2) Rancangan UU anggaran pendapatan dan
belanja negara diajukan oleh Presiden utk
dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
(3) Apabila DPR tidak menyetujui rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara yang
diusulkan oleh Presiden, Pemerintah
menjalankan anggaran pendapatan belanja
negara tahun lalu.
Pasal 23 A
Pasal dan pungutan lain yang bersifat memaksa
Untuk keperluan negara dengan UU.
Pasal 23 B
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan UU
Pasal 23 C
Hal-hal lain yang mengenai keuangan negara diatur
dengan UU
Pasal 23 D
Negara memiliki suatu bank sentral yg susunan,
kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
indenpendesinya diatur dengan UU.
Pasal 23 E
(1) untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada
DPR, dan DPD sesuai dengan kewenangannya.
(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga
perwakilan dan/atau badan sesuai dengan UU.
UU yang terkait dengan keuangan negara:
1. UU No. 17 thn 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No. 1 thn 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No. 3 thn 2004 tentang perubahan UU No 23 thn
1999 tentang BI
4. UU No. 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan
dan pertanggungjawaban Keuangan Negara
5. UU No. 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan
6. UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
ditetapkan setiap tahun. Kecuali ditolak DPR, maka UU
anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang lalu
tetap digunakan.
 Sumber Keuangan Negara
Kemauan negara untuk mencapai ltujuan yg telah
ditetapkan hanya sekedar cita-cita hukum ketika
tidak didukung oleh keuangan negara yang
bersumber dari pendapatan negara yang
Pemungutannya berdasarkan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
 Pendapatan negara merupakan sumber keuangan
negara yg digunakan untuk membiayai pelaksanaan tugas
pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan negara.

 Pencapaian tujuan negara tergantung dari pendapatan


Negara sebagai sumber keuangan negara yg diperuntukkan
untuk membiayai pelaksanaan tugas pemerintah.
 Jenis pendapatan negara sebagai sumber keuangan
negara :
1. Pajak negara, yg terdiri dari :
a. pajak penghasilan
b. Pajak pertambahan nilai barang & jasa
c. Pajak penjualan atas barang mewah
d. Pajak bumi dan bangunan
e. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
f. Bea materai

2. Bea dan cukai yang terdiri dari :


a. Bea masuk
b. Cukai gula
c. Cukai tembakau
3. Penerimaan negara bukan pajak terdiri dari :
a. Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana
pemerintah
b. Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam
c. Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan
negara yang dipisahkan
d. Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh pemerintah
e. Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan
yang berasal dari pengenaan denda administrasi
f. Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak
pemerintah
g. Penerimaan lainnya yang diatur dalam UU tersendiri.
KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
I. Dasar Hukum Keuangan Sektor Publik
 Penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan hak dan kewajiban warga
negara dalam sistem pengelolaan keuangan negara.

 Pengelolaan keuangan negara maupun keuangan daerah


harus dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan
bertanggung jawab sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat.
A. a. Dasar Hukum keuangan Negara
Keuangan negara dapat diinterprestasikan sebagai
pelaksanaan hak dan kewajiban warga yang dapat dinilai
dengan uang, dalam kerangka tata cara penyelenggaraan
Pemerintahan.
wujud pelaksanaan keuangan negara tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai segala bentuk kekayaan, hak,
dan Kewajiban negara yang tercantum dalam APBN dan
laporan pelaksanaannya.
HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA

Hak-hak Negara Mencakup Kewajiban Negara adalah Berupa


Antara Lain: Pelaksanaan Tugas-tugas
Pemerintah sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945, yaitu :
1. Hak monopoli dan mengedarkan 1. Melindungi segenap bangsa
uang. Indonesia dan seluruh tumpah
2. Hak untuk memungut sumber- darah indonesia.
sumber keuangan, seperti pajak, 2. Memajukan kesejahteraan umum
bea dan cukai 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Hak untuk memproduksi barang 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
dan jasa yang dapat dinikmati oleh yang berdasarkan kemerdekaan,
khalayak umum, yang dalam hal ini perdamaian abadi, dan keadilan
pemerintah dapat memperoleh sosial.
(kontra prestasi) sebagai sumber
penerimaan negara.
Dalam UUD 1945 Amandemen IV secara khusus diatur
Mengenai keuangan negara, yaitu pada BAB VIII pasal 23
yang berbunyi sebagai berikut :
1. Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan setiap tahun dengan
UU.
apabila DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan
pemerintah, maka pemerintah menjalankan anggaran tahun lalu
2. Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan UU.
3. Jenis dan harga mata uang ditetapkan dengan UU
4. Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan UU
5. Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya
ditetapkan dengan UU.
hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada DPR.
 Setelah pengesahan UU APBN maka APBN dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
b. Dasar Hukum Keuangan Daerah
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari
Pembangunan nasional didasari pada prinsip
otonomi daerah daerah dalam pengelolaan
sumber
daya.
 Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah
adalah tertampungnya aspirasi semua warga,
dan berkembangnya partisipasi masyarakat
dalam proses pertanggungjawaban eksplorasi
sumber daya yang ada dan pengembangan
sumber-sumber pembiayaan.
B. Reformasi Hukum Keuangan Sektor publik Indonesia

 Berawal dari reformasi politik di Indonesia telah


mengubah sistem kehidupan negara.
 Diikuti dengan adanya tuntutan good governance
(mengarah pd pemerintahan yang baik) (terbebas dari
tindakan korupsi, kolusi, nepotisme)
 Kaitannya dengan GCG (good corporate governance)
dalam dunia bisnis (penerapannya dalam perusahaan)
Prinsip GCG terdiri dari...............
(fairness,transparancy,accountability,responsibility)
Adanya reformasi politik juga berdampak pada
pengaturan keuangan sektor publik, ini dapat
terlihat dengan adanya pengaturan mengenai
akuntansi sektor publik.

 Perubahan dalam akuntansi sektor publik terlihat dari


adanya perubahan peranan pelaporan keuangan yang
semula dari posisi administrasi semata menjadi posisi
akuntabilitas (thn 2000).
 Pergeseran peranan laporan keuangan ini telah
membuka peluang bagi posisi akuntansi sektor publik
dalam manajemen pemerintahan dan organisasi sektor
publik lainnya.
Tujuan dari akuntansi sektor publik adalah untuk
Memastikan kualitas laporan keuangan dalam
Pertanggungjawaban publik.

Agar dapat terlaksana harus terdapat prasarana


akuntansi sektor publik seperti, standar akuntansi
sektor publik untuk pemerintah pusat,PEMDA,
account code, jenis buku besar untuk
standar pencatatan transaksi keuangan
pemerintah, dll.
Perjalanan akuntansi sektor publik di era pra
Reformasi didasari pada UU No. 5 thn 1974
tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah.
Pengertian daerah tingkat I yang meliputi propinsi
dan daerah tingkat II yang meliputi kotamadya
atau kabupaten.
 Partisipasimasyarakat akan mendorong praktik
demokrasi dalam pelaksanaan akuntabilitas
publik yang sesuai dengan jiwa otonomi daerah.
 UU yang berupaya keras mewujudkan otonomi daerah ialah :

1. UU No. 22 thn 1999 tentang Pemerintahan


Daerah
2. UU No. 25 thn 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah.
 Pengertian Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai :
Mekanisme tekhnik dan analisis akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di
lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-
departemen di bawahnya, pemerintah daerah,
BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun
pada proyek-proyek kerja sama sektor publik dan
swasta.
C. Paradigma baru keuangan sektor publik
 Paradigma baru dalam Reformasi Manajemen
sektor publik adalah penerapan akuntansi dalam
Praktik pemerintah guna mewujudkan good
Governance.
 Landasan hukum pelaksanaan reformasi
tersebut telah disiapkan oleh pemerintah
dalam suatu paket UU Bidang Keuangan
Negara yang terdiri dari :
1. UU Keuangan Negara
2. UU Perbendaharaan Negara
3. UU Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara
 Sebagai landasan hukum pengelolaan keuangan negara pada tanggal 5
april 2003 telah diundangkan UU No. 17 thn 2003 tentang Keuangan
Negara.
UU ini menjabarkan lebih lanjut aturan-
aturan pokok yang telah ditetapkan dalam
UUD 1945 kedalam asas-asas umum
Pengelolaan keuangan negara.
 Perubahan dalam hal Akuntansi Sektor Publik
ditandai dengan meningkatnya keinginan akan
akuntabilitas dan transparansi kinerja terhadap
pengelolaan sektor publik.
 Ungkapan pemerintah yang bersih dapat
diinterpretasikan sebagai perwujudan indikator
kejujuran pemerintah.
 Selama dua puluh tahun yang lampau, kejujuran
pemerintah lebih diartikan sebagai stabilitas
pemerintah, sedangkan dimasa reformasi, kejujuran
diartikan sebagai pemerintah yang bersih.
 Efek dari pola pikir tersebut ialah mekanisme manipulasi yang
dipraktekkan di masa lalu harus diganti dengan mekanisme transparansi.
 Terdapatempat prinsip dasar pengelolaan
keuangan negara yang telah dirumuskan dalam
3 paket UU Bidang Keuangan Negara yaitu :
1. Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja;
2. Keterbukaan dalam setiap transaksi pemerintah;
3. Pemberdayaan manajer profesional;
4. Adanya lembaga pemeriksa eksternal yang kuat,
profesional, dan mandiri serta dihindarinya duplikasi
dalam pelaksanaan pemeriksaan.
D. Etika Pengelolaan Keuangan Sektor Publik
Etika sering hanya dilihat dari segala sesuatu yang
berwujud (tangible).
Ex : simbol-simbol, aksesoris fisik
 Etika tidak hanya dilihat dari kemampuan,
kompetensi pada bidang kerja saja tetapi juga
dilihat dari perilaku etis.
 Standaretika amat diperlukan untuk
menentukan perilaku etis.
Pemahaman etika menurut pakar filsafat
 Socrates
semua pengetahuan (knowledge) dari seseorang itu sebetulnya bersifat baik
dan menjunjung nilai-nilai kebajikan.
Tanpa didukung oleh pengetahuan seseorang tidak mungkin mampu
melakukan perbuatan-perbuatan yang berbudi luhur.
 John Locke
bahwa hukum merupakan sebuah kriteria untuk memutuskan apakah suatu
perbuatan itu baik atau buruk, terdapat tiga tipe dari hukum, yaitu:
1. Divine law (hukum yang berkaitan dengan Ketuhanan.
2. Civil law (hukum atau norma yang berlaku di masyarakat)
3. Law of opinion and reputation (hukum yang berhubungan dengan
opini dan reputasi).
Pedoman Umum dalam Perilaku Manusia
Pengetahuan (knowledge) Memperluas pengetahuan dengan tanpa batas.
Tidak hanya pengetahuan satu bidang
tetapi pengetahuan umum berbagai bidang
sehingga bisa membuka cakrawala dan tidak
berpikiran sempit/dangkal.
Socrates : pengetahuan (knowledge) seseorang
itu bersifat baik dan menjunjung nilai-nilai
kebajikan sehingga bisa mencerna mana yg etis &
tidak etis.
Kesadaran akan hidup Tdk hidup di hutan seperti Tarzan yg bebas
bermasyarakat jungkir balik & bergelantungan, tetapi hidup di
tengah masyarakat yg penuh dengan tatanan &
nilai-nilai kemasyarakatan. Hal ini menyadarkan
utk belajar ttg apa yg diharapkan & apa yg tdk
diharapkan msy.
Respeck terhadap devine Memahami dan menghayati dg bijaksana
law berbagai ketentuan dan ajaran yg telah
digariskan oleh agama membuat seseorang cukup
peka thd makna perilaku etis. Perubahan
lingkungan yang mengakibatkan setting budaya
berbeda sepanjang jaman hrs direspon dg arif.
Memahami bahwa suatu Cukup menyadari bahwa semua perbuatan pasti
pekerjaan membutuhkan ada akibatnya dan harus dipertanggungjawabkan
pertanggungjawaban oleh krn itu, perbuatan ini etis atau tidak bisa
ditentukan dgn mengidentifikasi dampak + atau -
Atas perbuatan ini.

Menyadari bahwa norma Apakah dokter,dosen,tukang batu,pedagang atau


dari perilaku etis yang penyanyi dangdut, dan apapun pekerjaannya,
diakui masyarakat berlaku sebaiknya tidak menggunakan standar etis yang
untuk semua jenis berlaku dikelompoknya utk mengklaim perbuatan
pekerjaan apapun etis dan tidak etis.
 Berbagaipendapat dari pakar filsafat
memunculkan pedoman individual yang terdiri
dari :
1. pengetahuan (knowledge)
2. kesadaran akan hidup bermasyarakat
3. respek terhadap divine law (hk yg berkaitan

dengan ketuhanan).
4. memahami bahwa suatu pekerjaan
membutuhkan suatu pertanggungjawaban
5. menyadari bahwa norma dari perilaku etis
yang diakui masyarakat berlaku untuk semua

jenis pekerjaan apapun.


E. Reformasi Birokrasi
 Berkaitan dengan peran pemerintah dalam
memperbaiki kualitas pelayanan publik.

 Seluruh masyarakat mempunyai hak yang sama


atas jaminan (assurance) sosial dan ekonomi
dari pemerintah, sebagai konsekuensi langsung
atas pembayaran pajak yg telah dipenuhi.
Pemerintah diharapkan bisa
mendorong organisasi-organisasi
penyedia layanan publik, seperti
lembaga pendidikan, kesehatan,
transportasi, listrik, telpon dan PDAM
utk memenuhi kualitas pelayanan
publik secara terus menerus.
 Sangat diperlukan utk selalu mengetahui dan menggali informasi mengenai
barbagai informasi tentang kebutuhan masyarakat, agar mengurangi gap
(kesenjangan) antara harapan masyarakat dengan praktek
penyelenggaraan layanan publik yg ada.
 Kebijakan & regulasi yg diterapkan pemerintah bisa berimbas pada bidang
yg lain.

ex: Saat harga BBM dinaikan, maka akan terjadi


kenaikan harga jasa transportasi.
Apabila tarif dasar listrik dianaikkan maka akan terjadi

kenaikkan biaya pendidikan dan kesehatan, yg juga


harus ditanggung masyarakat.
 Struktur biaya yg berubah, kenaikkan harga bahan-bahan kebutuhan
pokokpun tidak bisa dihindari,kenaikan harga yg tidak bisa dihindari,
hanya bisa diimbangi dengan peningkatan kualitas manfaat pelayan
publik.
 Pemerintah memiliki peran menentukan kualitas tingkat kehidupan
masyarakat secara individual.
 Di beberapa negara, kualitas pelayanan publik
ditingkatkan dalam rangka melindungi dan
memenuhi kebutuhan masyarakat.
ex: di Australia upaya memperbaiki
kualitas pelayanan publik ini dilakukan
oleh Komisi Industri ( the industry
commission) dengan monitoring kinerja
semua organisasi penyedia layanan
publik, jd wajib pajak berhak menerima imbal
balik pelayanan publik yang memuaskan.
 Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui
perbaikan manajemen kualitas jasa (service quality management),
yakni upaya meminimalisasi kesenjangan (gap) antara tingkat layanan
dengan harapan konsumen.
Dalam rangka memperbaiki kualitas layanan
ini, manajemen menerapkan teknik
manajemen yg mampu memenuhi
kebutuhan konsumen.
dalam hal ini pengamatan atas kinerja
manajemen secara periodik menjadi sangat
penting.
 Kinerja merupakan konsep multidimensional.
 ukuran kinerja bagi pelayanan publik tidak hanya bersifat keuangan
(input). Kinerja organisasi layanan publik harus diukur dari outcome-nya,
karena outcome (hasil) merupakan hasil variabel kinerja yg mewakili misi
organisasi dan aktivitas operasional, baik aspek keuangan dan non
keuangan.
Ex: keberhasilan sebuah rumah sakit bukan
dilihat dari fasilitasnya (output), tetapi
lebih pada manfaat langsung keberadaan
fasilitas (outcome). Keberhasilan
pembangunan
gedung sekolah dasar lebih pada besarnya nilai
strategis gedung tersebut bagi pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Monitoringkinerja perlu dilakukan
untuk mengevaluasi pelayanan publik
dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
langkah-langkah penting dalam monitoring
Kinerja organisasi layanan publik:
1. Mengembangkan indikator kinerja yang
menggambarkan pencapaian tujuan organisasi.
2. Memaparkan hasil pencapaian tujuan
berdasarkan indikator kinerja diatas.
3. Mengidentifikasi apakah kegiatan pelayanan
sudah efektif dan efisien sebagai dasar
pengusulan program perbaikan kualitas
pelayanan.
Apakah pengelolaan sumber daya
untuk pelayanan publik sudah
dilakukan secara ekonomis, efisien,
dan efektif.
Pengelolaan Keuangan Negara
A. Asas-asas pengelolaan keuangan negara

Pengelolaan keuangan negara merupakan bagian


dari pelaksanaan pemerintahan negara.
 Pengelolaan keuangan negara adalah
keseluruhan kegiatan pejabat pengelola
keuangan sesuai dengan kedudukan dan
kewenangannya, yg meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban.
 Peningkatan pelayanan merupakan wujud pengabdian dengan tetap
berpatokan pada asas-asas pengelolaan keuangan negara.
 Pengelolaan keuangan negara meliputi :
1. Perencanaan keuangan negara
2. Pelaksanaan keuangan negara
3. Pengawasan keuangan negara, dan
4. Pertanggungjawaban keuangan negara

 Pejabat yang bertugas (ditugasi) melakukan


pengelolaan keuangan negara hrs memperhatikan
dan menerapkan asas-asas hukum yang mendasarinya,
agar pejabat tsb mampu meningkatkan pelayanan dalam
pengelolaan keuangan negara.
 Asas-asas pengelolaan keuangan negara yang
muncul sebelum adanya UUKN :
1. Asas kesatuan
2. Asas universalitas
3. Asas tahunan
4. Asas spesialitas
 Asas-asas pengelolaan keuangan negara setelah
adanya UUKN :
1. Asas akuntabilitas
2. Asas proporsionalitas
3. Asas profesionalitas
4. Asas keterbukaan dan pengelolaan keuangan
5. Asas pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yg
bebas dan mandiri.
 Ketika terdapat penggabungan antara asas- asas pengelolaan keuangan
negara baik sebelum berlaku UUKN maupun saat berlaku UUKN, ternyata
cukup untuk membimbing pihak-pihak yg terkait dalam pengelolaan
keuangan negara.
B. Pengelolaan Uang Negara
1. Pengelolaan Kas Umum Negara
2. Pelaksanaan Penerimaan negara
3. Pengelolaan Uang Persediaan
Pengelolaan uang negara yg berada dalam
Tanggung jawab Menteri Keuangan selaku
bendahara umum negara merupakan bagian
dari pengelolaan keuangan negara.
 Uang negara adalah uang yg dikuasai oleh
bendahara umum negara yg meliputi rupiah
dan valuta asing
 Uang negara terdiri atas uang dalam kas negara
dan uang pada bendahara penerimaan dan
bendahara pengeluaran kementerian
negara/lembaga pemerintah non kementerian
dan lembaga negara.
 Menteri keuangan selaku bendahara umum negara mengangkat kuasa
bendahara umum negara untuk melaksanakan sebagian wewenang
bendahara umum negara dan tugas kebendaharaan yang berkaitan dengan
pengelolaan uang dan surat berharga.
 Kuasa bendahara umum negara meliputi kuasa bendahara umum negara
pusat dan kuasa bendahara umum negara di daerah.
 Wewenang bendahara umum negara dalam pengelolaan uang
negara yang dilaksanakan oleh kuasa bendahara umum negara
pusat meliputi :
1. Menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas negara.
2. Menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka
pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara;
3. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam
pelaksanaan anggaran negara;
4. Menyimpan uang negara;
5. Menempatkan uang negara
6. Mengelola/menatausahakan investasi melalui pembelian surat uang
negara;
7. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna
anggaran atas beban rekening kas umum negara dan
8. Menyajikan informasi keuangan negara
 Pengelolaan uang negara dapat diperinci ke
dalam :
1. Pengelolaan kas umum negara
2. Pelaksanaan penerimaan negara oleh
kementerian negara, lembaga non
kementerian, dan lembaga negara.
3. Pengelolaan uang persediaan untuk keperluan
kementrian negara, lembaga pemerintah non
kementrian, dan lembaga negara.
1. Pengelolaan Kas Umum Negara
 Uang negara merupakan bagian tak terpisahkan dari
keuangan negara sehingga memerlukan pengelolaan
yang tepat dengan berdasarkan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Uang negara disimpan dalam rekening kas umum


negara agar bendahara umum negara berwenang
mengatur dan menyelenggarakan rekening
pemerintah sehingga dapat membuka rekening kas
umum negara pada bank sentral.
2. Pelaksanaan Penerimaan Negara
 Apabila bendahara umum negara memberikan
persetujuan, berarti menteri/pimpinan lembaga non
kementrian, dan pimpinan lembaga negara selaku
pengguna anggaran Negara dapat membuka rekening
untuk keperluan pelaksanaan penerimaan di
lingkungannya.

 Penerimaan itu tergolong ke dalam penerimaan negara


bukan pajak, oleh karena itu, dibutuhkan bendahara
untuk menatausahakan penerimaan tersebut.
3. Pengelolaan Uang Persediaan
Selain rekening untuk kepentingan pelaksanaan
penerimaan, menteri/pimpinan lembaga non
kementerian, dan pimpinan lembaga negara
dapat pula membuka rekening utk keperluan
pelaksanaan pengeluaran dilingkungannya.
C. Pengelolaan Piutang dan Utang Negara
 Piutang dan utang negara tidak terlepas dari
Pengelolaan keuangan negara karena tergolong ke
dalam pengertian keuangan negara.
 Karena piutang negara dan utang negara
merupakan bagian dari keuangan negara, maka
harus dikelola berdasarkan ketentuan UU yang
berlaku.
1. Pengelolaan Piutang Negara

Piutang negara ad jumlah uang yg wajib


dibayarkan kpd pemerintah pusat dan/atau hak
Pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang
sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya
berdasarkan peraturan UU yang berlaku atau
akibat lainnya yg sah.
 Jadi piutang negara timbul karena :
a. Akibat perjanjian
b. Akibat lainnya berdasarkan peraturan UU yg
berlaku, atau
c. Akibat lainnya yg sah
2. Pengelolaan Utang Negara
Pada hakikatnya utang negara merupakan
bagian dari pengelolaan keuangan negara
yang kedudukannya tidak berbeda dengan
pengelolaan piutang negara
Utang negara adalah jumlah uang yang
wajib dibayar pemerintah pusat yang dapat
dinilai dengan uang berdasarkan peraturan
UU yang berlaku, atau berdasarkan sebab
lainnya yang sah.
 Pemerintah pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada
pemerintah daerah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah
sesuai yang tercantum/ditetapkan dalam anggaran negara.
Demikian pula terhadap lembaga asing sesuai yang tercantum dalam
anggaran negara.
Menteri keuangan dapat menunjuk pejabat
yang diberi kuasa atas nama Menteri
Keuangan untuk mengadakan utang negara
atau menerima hibah yang berasal dari
dalam negeri maupun dari luar negeri sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam anggaran negara.
Kuasa yang oleh pejabat dari Menteri
Keuangan adalah mandat karena tetap
mengatasnamakan Menteri Keuangan bukan
atas nama penerima wewenang.
Pengelolaan Investasi
Harus dapat memberi manfaat ekonomi, sosial dan lainnya
terhadap masyarakat.
a. Bentuk Investasi
Pemerintah pusat dapat melakukan investasi jangka
panjang untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan
manfaat lainnya.
 Manfaat tersebut adalah tercapainya tujuan Negara
yaitu mewujudkan keadilan sosial yang sebesar-
besarnya demi kemakmuran rakyat.
Manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya ialah :
a. Keuntungan berupa bunga, dan pertumbuhan nilai
perusahaan yang mendapatkan investasi pemerintah
sejumlah tertentu;
b. Peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil
investasi sejumlah tertentu dalam jangka waktu
tertentu;
c. Peningkatan pemasukan pajak bagi Negara sejumlah
tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat
langsung dari investasi yang bersangkutan; dan/atau
d. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sejumlah
tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat
dari investasi yang bersangkutan.
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA

Pengelola keuangan negara dalam hukum keuangan


negara memiliki berbagai sebutan atau penamaan yang
berbeda-beda.
Perbedaan penyebutan atau penamaan bagi pengelola
Keuangan negara didasarkan pada kewenangan dan
Kewajiban yang diberikan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Walaupun terdapat perbedaan penyebutan atau penamaan,
tanggungjawab bagi pengelola keuangan negara tidak berbeda yaitu tidak
boleh menimbulkan kerugian negara.
 Hal yang paling pokok ialah mengelola keuangan negara dengan tujuan utk
kepentingan negara dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan
makmur.
 Keuangan negara yang termuat dalam anggaran negara wajib dikelola
secara benar dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
 Kewajiban itu tidak boleh lebih mengutamakan kepentingan pribadi
daripada kepentingan negara.
 Ketika kepentingan pribadi mengalahkan kepentingan negara, berarti
penyalahgunaan keuangan negara tidak dapat terhindarkan
 Tujuan dari ketentuan tersebut ialah agar dalam pengelolaan keuangan
negara, kepentingan negara wajib diprioritaskan sehingga cita-cita hukum
untuk kemakmuran rakyat dapat tercapai.
Pengelola keuangan negara terdiri dari :
 PRESIDEN

Presiden memegang kewenangan tertinggi


pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan negara.
Kewenangan presiden meliputi :
1. Kewenangan secara umum
2. Kewenangan secara khusus
Dari 2 kewenangan yang dimiliki presiden
maka kedudukan Presiden dalam pengelola
keuangan negara sebagai Chief Financial
Officer (CFO).
 Presiden sebagai CFO atau Otorisatoir dalam melakukan tindakan hukum
berakibat pada keuangan negara disebut dgn istilah otorisasi.
 Tindakan hukum tersebut dilakukan dalam bentuk menerbitkan surat
keputusan otorisasi.
 Menteri Keuangan
Menteri Keuangan bertindak sebagai Chief
Operational Officer (COO) berdasarkan
mandat dari Presiden karena keuangan
negara bersumber dari anggaran negara
berada pada kekuasaan Presiden.
Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atau pengelolaan
fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 UUKN yaitu:
1. Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;
2. Menyusun rancangan anggaran pendapatan dan belanja
negara dan rancangan perubahan anggaran pendapatan
dan belanja negara;
3. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
4. Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;
5. Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah
ditetapkan dengan undang-undang;
6. Melaksanakan fungsi bendahara umum negara;
7. Menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja negara;
8. Melaksnakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan
ketentuan undang-undang.
 Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
bendahara umum negara, Menteri keuangan
berwenang sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 ayat (2) UU no. 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara
(UUP3KN) adalah:
1. menetapkan kebijakan dan pedoman
pelaksanaan anggaran negara;
2. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
negara;
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan
anggaran negara;
4. menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas
negara;
5. Menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya
dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran anggaran negara;
6. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan
dalam pelaksanaan anggaran negara ;
7. menyimpan uang negara;
8. Menempatkan uang negara dan
mengelola/menatausahakan investasi;
9. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan
pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas
umum negara;
10. Melakukan pinjaman atas nama pemerintah;
11. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah;
12. Melakukan pengelolaan utang dan piutang negara ;
13. Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang
standart akuntansi pemerintahan;
14. Melakukan penagihan piutang negara;
15. Menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
negara
16. Menyajikan informasi keuangan negara
17. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan
serta penghapusan barang milik negara;
18. Menentukan nilai tukar mata uang asing terhadap
rupiah dalam rangka pembayaran pajak;
19. Menunjuk pejabat kuasa bendahara umum negara.
 Menteri/Pimpinan Lembaga
Menteri atau pimpinan lembaga adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan kementerian
negara/lembaga yang bersangkutan, baik
lembaga non kementerian maupun lembaga
negara.
 Bendahara

Bendahara adalah setiap orang atau badan yang


diberi tugas untuk dan atas nama negara
menerima, menyimpan, dan
membayar/menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang negara.
Bendahara ini bukan merupakan bendahara umum
keuangan negara, melainkan bendahara pada
Kantor/satuan non kementerian negara/lembaga
non kementerian, dan lembaga negara.
 Pegawai Negeri Bukan Bendahara
Pegawai negeri dapat diangkat untuk mengelola
keuangan negara, tetapi tidak berstatus sebagai
Bendahara sehingga tidak memiliki kewajiban
untuk memberikan laporan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan negara kepada badan
pemeriksa keuangan.
Pegawai negeri bukan bendahara berwenang mengelola
keuangan negara jika dipercayakan untuk melakukan
kegiatan berupa menerima,menyimpan, mengeluarkan
,menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
keuangan negara yang berada dalam penguasaannya.
 Pejabat Lain
Sesuai dengan Pasal 59 ayat (2) UUP3KN secara
tegas menentukan bahwa pejabat lain meliputi
Pejabat negara dan pejabat penyelenggara
pemerintahan yang tidak berstatus pejabat
negara, tidak termasuk bendahara dan pegawai
negeri bukan bendahara.
Contoh pejabat lain adalah anggota DPR, Staf
Komisi Pemberantasan Korupsi, atau staf pada
Mahkamah Agung Republik Indonesia.
 HUKUM KEUANGAN DAERAH
Hukum keuangan daerah merupakan hukum
yang mengatur masalah-masalah keuangan
daerah yang berlaku sekarang di Indonesia.
Menurut Drs. Muhammad Djumhana, S.H.

Hukum keuangan daerah adalah sebagai


sekumpulan peraturan hukum yang mengatur
kegiatan penyelenggaraan keuangan daerah yang
meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi dan
eksistensinya,serta hubungannya dengan bidang
Kehidupan pemerintahan yang lain.
 Tata Hukum di daerah
Pengaturan di bidang keuangan daerah akan menyangkut
diantaranya :

1. Dasar-dasar keuangan daerah menyangkut kekuasaan


Pengelolaan keuangan daerah, asas-asas pengelolaan
keuangan daerah, seperti norma efisiensi, keefektifan,
akuntabilitas,profesionalisme pelaksanaan keuangan
daerah, maksud dan tujuan dari penyelenggaraan
keuangan daerah, serta, yang berkaitan dengan
perbendaharaan.
2. Kedudukan hk pejabat keuangan daerah,
seperti kaidah-kaidah mengenai bendahara
umum daerah, pengguna anggaran dan kuasa
pengguna anggaran, ataupun pihak yang
terafiliasi dalam kegiatan keuangan daerah juga
mengenai bentuk badan pelayanan umum,
perusahaan daerah, pengelolaan barang daerah
dan barang daerah yang dipisahkan, serta
mengenai kepemilikannya.
3. Kaidah-kaidah keuangan daerah yang secara
khusus memperhatikan kepentingan umum,
seperti kaidah-kaidah yang mencegah
persaingan yang tidak wajar dalam penyediaan
dan pengadaan barang dan jasa untuk
pemerintah, keadilan anggaran untuk
masyarakat unutuk memerhatikan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan unsur-unsur
pemerataan pembangunan dalam
penganggaran, dll.
4. kaidah-kaidah yang menyangkut struktur organisasi yang mendukung
kebijakan keuangan daerah, seperti DPRD, BPK, dan BPKP, serta hubungan
keuangan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan
daerah, dan juga pihak lainnya.
5. Kaidah –kaidah yang mengarahkan penyelenggaraan keuangan daerah yang
berupa dasar-dasar untuk perwujudan tujuan-tujuan yang hendak
dicapainya melalui penetapan sanksi, insentif, dan sebgainya, seperti
pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan daerah, pengenaan sanksi
pidana, sanksi administrasi, dan ganti rugi.
6. Keterkaitan satu sama lainnya dari ketentuan dan kaidah-kaidah hukum
tersebut sehingga tidak mungkin berdiri sendiri, malahan keterkaitannya
merupakan hubungan logis dari bagian-bagian lainnya.
 Otonomi Dearah
Otonomi daerah adalah hak yang dimiliki
dan melekat sejak berdirinya daerah
tersebut.
Pemaknaan ini dapat membuat daerah bertindak
semaunya tanpa kontrol sama sekali dari pusat.
Pemaknaan ini berlawanan dengan paham yang
menyatakan bahwa daerah tidak memiliki hak
otonom karena hak tersebut sesungguhnya baru
muncul setelah pusat
Mendesentralisasikan sebagian kewenangannya
kepada daerah.
Di dalam azas desentralisasi, seiring dengan
diserahkannya kewenangan ke daerah,
pemerintah pusat harus menyerahkan
pembiayaan, personalia, dan perlengkapan
(3P) sebagai syarat mutlak.

Dengan kata lain, desentralisasi selalu


dimaknai sebagai distribusi sumber daya
dari pusat kepada daerah.
Tanpa diserahkannya sumber daya itu, ketiga
urusan tersebut dan implementasi kewenangan di
atas akan menjadi tidak berjalan akibat tiadanya
kemampuan di pemerintah daerah
Oleh karenanya, banyak pemerintah daerah
mengeluh tidak lancarnya proses
penyerahan 3P, khususnya aspek pembiayaan, dari
pemerintah daerah dan menuduh bahwa pusat seteng hati
dalam menerapkan kebijakan otonomi daerah.
Maka muncullah pemahaman bahwasannya otonomi
daerah adalah pemberian pemerintah pusat melalui asas
desentralisasi.
Paham terakhir inilah yang sering dikaitkan dengan konsep
keutuhan Negara Republik Indonesia.
 Perimbangan serta hubungan keuangan pusat dan daerah.
Pembagaian kekuasaan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dilakukan
berdasarkan prinsip negara kesatuan
dengan semangat federalisme.
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan
daerah akan terlaksana secara optimal jika
penyelenggaraan urusan pemerintahan
diikuti dengan pemberian sumber-sumber
penerimaan yang cukup kepada daerah,
dengan mengacu pada Undang-Undang
tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Daearah.
Pembentukan UU tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daearah dimaksudkan untuk
mendukung pendanaan atas penyerahan
urusan kepada pemerintahan daerah yang
diatur dalam UU tentang Pemerintahan
Daerah.
Semua sumber keuangan yang melekat
pada setiap urusan pemerintah yang
diserahkan kepada daerah menjadi sumber
keuangan daerah.
Ketentuan-ketentuan pokok yang
terkandung dalam UU No.33 thn 2004
tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah, pada dasarnya
berpedoman pada prinsip hubungan keuangan
pusat dan daerah adalah menyangkut pengelolaan
pendapatan (revenue) dan penggunaannya
(expenditure), baik untuk kepentingan
pengeluaran rutin maupun pembangunan daerah
dalam rangka memberikan pelayanan publik yang
berkualitas, responsibel, dan akuntabel.
penyelenggaraan fungsi pemerintah daerah akan
terlaksana secara optimal jika penyelenggaraan
urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian
sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada
daerah, dengan mengacu pada UU tentang
Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah.
Perimbangan keuangan tersebut besarnya
harus disesuiakan dan diselaraskan dengan
pembagian kewenangan antara pemerintah
pusat dan daerah.
 Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah
yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.
 Pembentukan UU No 33 thn 2004 tentang perimbangan keuangan pusat
dan daerah dimaksudkan untuk mendukung pendanaan atas penyerahan
urusan kepada pemerintah daerah yang diatur dalam UU tentang
Pemerintahan Daerah.
Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan,
Pelayanan masyarakat dan pembangunan, maka
Pemerintahan suatu negara pada hakikatnya
mengemban tiga fungsi utama, yakni :
1. Fungsi Alokasi
yang meliputi, antara lain, sumber-sumber ekonomi
dalam bentuk barang dan jasa pelayanan masyarakat.
2. Fungsi Distribusi
yang meliputi antara lain, pendapatan dan kekayaan
masyarakat, pemerataan pembangunan.
3. Fungsi Stabilisasi
yang meliputi,antara lain, pertahanan-keamanan,
ekenomi, dan moneter.
Fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi pada
umumnya lebih efektif dilaksanakan oleh
pemerintah pusat, sedangkan fungsi alokasi
pada umumnya lebih efektif dilaksanakan
oleh pemerintah daerah karena daerah pada
umumnya lebih mengetahui kebutuhan
serta standar pelayanan masyarakat.
 hal penting dalam pelaksanaan
fungsi alokasi, distribusi, stabilisasi ialah
harus memperhatikan kondisi dan situasi
yang berbeda-beda dari masing-masing
Wilayah
pembagian ketiga fungsi terebut sangat
penting sebagai landasan dalam penentuan
dasar-dasar perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
secara jelas dan tegas.
ANGGARAN NEGARA
A. Pengertian

Anggaran negara adalah suatu dokumen yang memuat


Perkiraan penerimaan dan pengeluaran serta rincian
kegiatan-kegiatan di bidang pemerintahan negara yang
berasal dari pemerintah untuk dalam jangka waktu satu
tahun.
Jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran negara
Kadangkala direncanakan dengan cara berimbang untuk
tahun anggaran negara yang bersangkutan.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan pemerintah mengelola anggaran negara
sehingga tidak menimbulkan defisit terhadap anggaran
negara termaksud
Anggran negara yang ditetapkan dalam
bentuk undang-undang, mengandung
unsur-unsur antara lain :
1. Dokumen hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat;
2. Rencana penerimaan negara, baik dari sektor pajak, bukan pajak dan
hibah;
3. Rencana pengeluaran negara, baik bersifat rutin maupun pembangunan;
4. Kebijakan negara terhadap kegiatan-kegiatan di bidang pemerintahan
yang memperoleh prioritas atau tidak memperoleh prioritas;
5. Masa berlaku hanya satu tahun, kecuali diberlakukan untuk tahun
anggaran negara ke depan;
Kelima unsur anggaran negara di atas merupakan
satu kesatuan tak terpisahkan sehingga
menggambarkan kemampuan negara dalam
jangka waktu satu tahun untuk mewujudkan
tujuannya.
Unsur-unsur yang terdapat dalam anggaran
negara merupakan hal-hal yang bersifat esensial
dan tidak dapat dikesampingkan dalam
bernegara.
Oleh karena itu, anggaran negara tidak dipisahkan
dengan negara yang bertujuan untuk
Memakmurkan rakyat terlepas dari kemiskinan
dan
kemelaratan
B. Fungi Anggaran Negara

Anggaran negara merupakan bentuk tindakan atau


Perbuatan hukum yang dilakukan oleh presiden
bersama Dewan Perwakilan Rakyat.
 Fungsi anggaran negara berdasarkan kajian
hukum tata negara adalah perpaduan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh
presiden dengan DPR.
Presiden pada hakikatnya merupakan pelaksana
kedaulatan rakyat di bidang pemerintahan negara
sehingga berwenang mengajukan rancangan
anggaran negara,kemudian DPR merupakan pula
pelaksana kedaulatan rakyat di bidang legislasi,
khusnya dibidang anggaran negara.
 Fungsianggaran negara berdasarkan kajian
hukum administrasi tertuju pada penguasaan
dan pelaksanaan anggaran negara oleh Presiden
bersama pembantu-pembantunya.
Presiden menguasai dan melaksanakan anggaran
Negara karena berada dalam kedudukan sebagai
Chief Financial Officer (CFO).
Sementara itu menteri-menteri selaku
pembantunya berada dalam kedudukan sebagai
Chief Operational Officer (COO).
Kecuali, menteri keuangan berada dalam
kedudukan, baik sebagai Chif Operational Officer
karena memperoleh mandat maupun
Chief Financial Officer karena memperoleh
delegasi dari Presiden.
 Kemudian pada tahap rendah, anggaran negara yang berwujud keuangan
negara dikelola oleh bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan
pejabat lainnya.
C. Sifat Anggaran Negara

Ketika anggaran negara dikaji ke dalam ilmu


hukum di bidang perundang-undangan,
ternyata memiliki sifat hukum yang berbeda
dengan undang-undang lainnya.
Sifat hukum anggaran negara yang membedakan
dengan undang-undang lainnya adalah
sebagai berikut :
1. Proses Pembentukannya
Pembentukan UU anggaran negara berbeda
dengan pembentukan undang-undang lainnya
karena pasal 23 ayat (2) UUD 1945 yang
menegaskan rancangan UU anggaran pendapatan
dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk
dibahas bersama DPR dengan memerhatikan
pertimbangan DPD.
2. Keberlakuannya
Jika telah menjadi UU, berarti wajib diundangkan
dalam lembaran negara agar dianggap secara
hukum telah diketahui keberlakuannya.
UU anggaran negara memiliki jangka waktu
berlaku hanya satu tahun, berbeda dengan UU
lainnya yang masa berlakunya tidak ditentukan.
3. Kemampuan Mengikatnya

UU anggaran pendapatan dan belanja negara


tidak
bersifat mengikat umum.
UU tersebut hanya mengikat pemerintah dan
aparat bagian-bagiannya sebagai penerima yang
diberi otorisasi anggaran oleh DPR.
D. Perubahan Anggaran Negara
 Setelah anggaran negara dikuasai oleh Presiden
sebagai kepala pemerintahan negara,
pelaksanaannya bergantung pada perkembangan
negara pada waktu itu.
 Jika stabilitas negara tidak mengalami
gangguan, seperti keamanan dalam negeri
maupun perkembangan ekonomi tidak mengalami
pasang-surut, berarti anggaran negara tidak
memerlukan perubahan.
 Dalam arti terdapat kesesuaian antara
perencanaan penerimaan dan pengeluaran negara
yang tertuang dalam anggaran negara.
Hal ini mencerminkan kepastian hukum terhadap
Anggaran negara yang memuat pendapatan
Negara dan belanja negara berada dalam
Kesesuaian dengan perencanaan yang telah
ditentukan.
E. Pergeseran Anggaran Negara
 Selainperubahan anggaran negara, dikenal pula
pergeseran anggaran negara.
 Pergeseran anggaran negara adalah tindakan
untuk menyesuaikan anggaran negara dalam
pelaksanaannya dengan faktor-faktor yang
memengaruhinya, seperti gelombang tsunami
Aceh, gempa bumi di Jawa Tengah, dan banjir
bandang di kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.
 Pergeseran anggaran negara boleh dilakukan dengan undang-undang
maupun peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang.
 Pergeseran anggaran negara yang dilakukan dengan undang-undang berarti
melibatkan DPR karena dibutuhkan persetujuannya untuk itu.
 Jika dalam pelaksanaan anggaran ternyata terjadi keadaan darurat yang
memerlukan pembiayaan secepatnya, pemerintah wajib melakukan upaya
penanggulangan seketika, walaupun pendanaannya untuk itu belum
tersedia dalam anggaran negara.
 Dana yang digunakan untuk menanggulangi
keadaan darurat tersebut adalah dana dari suatu
pos anggaran yang belum digunakan. Pendanaan
yang digunakan untuk menanggulangi keadaan
darurat tersebut dapat diusulkan dalam
rancangan
Perubahan anggaran pendapatan dan belanja
Negara dan/atau disampaikan dalam laporan
realisasi anggaran.
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
A. Pendahuluan
Pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh
Pemerintah wajib dilakukan pemeriksaan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana
ditentukan dalam UUD 1945.
 Kedudukan BPK selaku pemeriksa atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara adalah bersifat BEBAS dan MANDIRI
 Bebas diartikan dapat melakukan segala
tindakan yang terkait pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara dengan tidak melanggar
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

 Mandiri diartikan dalam melakukan


pemeriksaan
atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun,
termasuk pihak eksekutif, legislatif, yudikatif,
dan bahkan dari dalam BPK.
.
 Kedudukan BPK
Merupakan salah satu lembaga negara yang
dikenal dalam UUD 1945 yang melaksanakan
kedaulatan rakyat di bidang pemeriksaan atas
Pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
 Pemeriksaan yang dilakukan bertujuan untuk
menciptakan pemeritahan yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
 Pada hakikatnya, pemeriksaan itu dilakukan
untuk menguji sejauhmana kemampuan
pemerintah dalam melaksanakan anggaran
negara dalam jangka waktu satu tahun dengan
tidak mengabaikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tugas BPK menurut UU No. 15 thn 2006
tentang BPK (UUBPK) adalah:
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah,
lembaga negara lainnya, Bank Indonesia,
Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara;
2. Menyerahkan hasil pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara kepada DPR, Dewan Perwakilan
Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sesuai dengan kewenangannya;
3. Untuk keperluan tindak lanjut hasil
pemeriksaan tersebut, diserahkan pula hasil
pemeriksaan itu kepada Presiden, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Wewenang untuk menopang atau menunjang
tugas BPK (pasal 9 ayat (1) UUBPK) :

a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan, dan


melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu dan
metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan
laporan pemeriksaan;
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib
diberikan oleh setiap orang, unit, organisasi
pemerintah pusat, penerintah daerah, lembaga
negara lainnya, Bank Indonesia, BUMN, BUMD, dan
lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan
negara;
c. Melakukan pemeriksaan di tempat
penyimpanan uang dan barang milik negara,
di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan
dan tata usaha keuangan negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti,
rekening koran, pertanggungjawaban, dan
daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara;
d. Menetapkan jenis dokumen, data serta
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK;
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan
negara setelah konsultasi dengan pemerintah
pusat, pemerintah daerah yang wajib
digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara;
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara;
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga
pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk dan
atas nama BPK;
h. Membina jabatan fungsional pemeriksa;
i. Memberi pertimbangan atas standar akuntansi
pemerintahan;
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem
pengendalian intern pemerintah pusat atau
pemerintah daerah, sebelum ditetapkan oleh
pemerintah pusat atau pemerintah daerah;
k. Menilai dan atau nenetapkan jumlah kerugian negara
yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum,
baik sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh
bendahara, pengelola BUMN/BUMD, dan lembaga atau
badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan
keuangan negara;
l. Menetapkan pihak yang berkewajiban membayar
ganti kerugian dalam keputusannya;
m. Dapat memberikan pendapat kepada DPR, DPD, dan
DPRD, Pemerintah Pusat/PEMDA, lembaga lain, BI,
BUMN, BUMD, yayasan, dan Lembaga atau badan lain
yang diperlukan karena sifat pekerjaannya.
B. Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
Keuangan negara yang dilakukan oleh BPK
meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab
keuangan negara.
 Setiap pemeriksaan diawali dengan penetapan
tujuan dan penentuan jenis pemeriksaan yang
dilaksanakan serta standar pemeriksaan yang
harus diikuti oleh pemeriksa.
 Standar pemeriksaan adalah patokan untuk
melakukan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang meliputi standar umum,
standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar
pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK
dan/atau pemeriksa.
Jenis pemeriksaan terdiri dari :
1. Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan
keuangan.
pemeriksaan keuangan bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai, mengenai laporan keuangan
apakah telah disajikan secara benar.

 Penyajian itu mencakup semua hal yang materil sesuai


dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau basis akuntansi komprehensif, selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum tersebut.
2. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas
pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
Pemeriksaan aspek ekonomis.
Tujuan ekonomi dan efisiensi berdasarkan peraturan BPK
N0. 1 tahun 2007 adalah penilaian atas :
a. Sejauhmana tujuan peraturan perundang-undangan dan
organisasi dapat dicapai;
b. Kemungkinan alternatif lain yang dapat meningkatkan
kinerja program atau menghilangkan faktor-faktor yang
menghambat efektifitas program;
c. Perbandingan antara biaya dan manfaat atau efektivitas
biaya suatu program;
d. Sejauhmana suatu program mencapai hasil yang
diharapkan atau menimbulkan dampak yang tidak
diharapkan;
e. Sejauhmana program berduplikasi, bertumpang tindih,
atau bertentangan dengan program lain yang sejenis
f. Sejauhmana entitas yang diperiksa telah mengikuti
ketentuan pengadaan yang sehat;
g. Validitas dan keandalan ukuran-ukuran hasil dan
efektifitas program, atau ekonomi dan efisiensi;
h. Keandalan, validitas, dan relevansi informasi keuangan
yang berkaitan dengan kinerja suatu program.
3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu bertujuan
Untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang
diperiksa. Pemeriksaan tersebut dapat bersifat
eksaminasi, review, atau prosedur yang
disepakati.
 Pemeriksaan itu meliputi antara lain
pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang
keuangan, pemeriksaan investigatif, dan
pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.
c. Tanggung Jawab Pemeriksa
 Pemeriksasecara profesional bertanggung
jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan untuk memenuhi tujuan
pemeriksaan.

 Dalam melaksanakan tanggung jawab


profesionalnya, pemeriksaan harus memahami
prinsip-prinsip pelayanan kepentingan publik
serta menjunjung tinggi integritas, objektivitas,
dan independensi.
 Pemeriksaharus memiliki sikap untuk melayani
kepentingan publik, menghargai dan
memelihara kepercayaan publik, dan
mempertahankan profesinalisme.
 Tanggung jawab merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam pelaksanaan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara, oleh sebab itu standar pemeriksaan
memuat konsep keuangan akuntabilitas yang
merupakan landasan dalam pelayanan
kepentingan publik.
 Pemeriksa harus mengambil keputusan yang
konsisten dengan kpentingan publik dalam
melakukan pemeriksaan.
 Dalam menghadapi berbagai tekanan serta yang mungkin saja terjadi,
maka pemeriksa harus menjaga integritas dan menjunjung tinggi tanggung
jawab kepada publik.
 Untuk mempertahankan dan memperluas
kepercayaan publik, pemeriksa harus
melaksanakan seluruh tanggung jawab
profesionalnya dengan derajat integritas
yang tertinggi.
 Pemeriksa harus profesional, objektif, berdasarkan
fakta, dan tidak berpihak.
 Pemeriksa harus berhati-hati dalam menggunakan
informasi yang diperoleh selama melaksanakan
pemeriksaan.
 Pelayanan dan kepercayaan publik harus lebih diprioritaskan daripada
kepentingan pribadi. Integritas dapat mencegah kebohongan dan
pelanggaran prinsip, tetapi tidak dapat menghilangkan kecerobohan dan
perbedaan pendapat.
Yang terkandung dalam Integritas :
1. Integritas mensyaratkan pemeriksa untuk
memperhatikan jenis dan nilai-nilai yang terkandung
dalam sumber teknis dan etika.
2. Integritas juga mensyaratkan agar pemeriksa
memperhatikan prinsip-prinsip objektivitas dan
independensi.
 Integritas sangat menentukan kepribadian pemeriksa
dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
 Pemeriksaharus objektif dan bebas dari
benturan kepentingan dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya.
 Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk
mempertahankan independensi dalam sikap
mental dan independensi dalam penampilan
perilaku pada saat melaksanakan pemeriksaan.
 Sikap objektif

Merupakan cara berpikir yang tidak memihak, jujur secara


intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan.
 Sikap independen
Berarti menghindarkan hubungan yang dapat mengganggu
Sikap mental dan penampilan objektif pemeriksa dalam
melaksanakan pemeriksaan.
 Untuk mempertahankan objektivitas dan independensi, diperlukan
penilaian secara terus-menerus terhadap hubungan pemeriksa dengan
entitas yang diperiksa.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh pemeriksa
1. Pemeriksa bertanggung jawab untuk
menggunakan pertimbangan profesional dalam
menerapkan lingkup dan metedologi,
menentukan pengujian dan prosedur yang
akan dilaksanakan, melaksanakan
pemeriksaan dan melaporkan hasilnya.
2. Pemeriksa harus mempertahankan integritas
dan oibjektivitas pada saat melaksanakan
pemeriksaan untuk menentukan keputusan
yang konsisten dengan kepentingan publik.
3. Dalam melaporkan hasil pemeriksaannya, pemeriksa
bertanggung jawab untuk mengungkapkan semua hal
yang materiil atau signifikan yang diketahuinya
Ketika tidak diungkapkan dapat mengakibatkan
Kesalahpahaman para pengguna laporan hasil
pemeriksaan, kesalahan dalam penyajian hasilnya, atau
menutupi praktik-praktik yang tidak patut atau tidak
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Pemeriksa bertanggung jawab untuk membantu
manajemen dan para pengguna laporan hasil
pemeriksaan lainnya untuk memahami tanggung
jawab pemeriksa berdasarkan standar pemeriksaan
dan cakupan pemeriksaan yang ditentukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Dalam rangka membantu pihak manajemen dan
para pengguna laporan hasil pemeriksaan lainnya
memahami tujuan, jangka waktu dan data yang
diperlukan dalam pemeriksaan.
 Pemeriksa harus mengomunikasikan informasi
yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan,
dan pelaporan pemeriksaan kepada pihak-pihak
yang terkait selama tahap perencanaan
Pemeriksaan.
D. Pelaksanaan Pemeriksaan
Sebelum menentukan pemeriksaan,
terlebih
dahulu BPK akan melakukan :
1. Menentukan objek pemeriksaan
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan pemeriksaan
4. Penentuan waktu dan metode
pemeriksaan serta Penyusunan dan
penyajian laporan
Pemeriksaan dilakukan secara bebas mandiri.
 Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK
memerhatikan permintaan, saran dan
pendapat lembaga perwakilan seperti :
1. DPR
2. DPD
3. DPRD
 Permintaan tersebut dapat berupa
1. Hasil keputusan rapat paripurna
2. Rapat kerja
3. Alat kelengkapan lembaga perwakilan
tersebut
Namun keputusan rapat paripurna, rapat kerja,
dan alat kelengkapan lembaga perwakilan
tersebut
tidak bersifat mengikat, kecuali bila BPK
menganggap bahwa keputusan itu memiliki
relevansi dengan objek pemeriksaan.
 ketikakeputusan rapat paripurna, rapat kerja,
dan kelengkapan lembaga perwakilan memiliki
keterkaitan dengan objek pemeriksaan, BPK
atau DPR, DPD,dan DPRD mengadakan
pertemuan konsultasi untuk membicarakannya.
 Dari pertemuan tersebut diharapkan terdapat
keseragaman pendapat terhadap objek yang
diteliti sehingga menghasilkan pemeriksaan
yang dapat dipertanggungjawabkan
 Dalam hal ini BPK harus tetap berpegang pada
kebebasan dan kemandirian.
 Mandiri dan bebas agar objek pemeriksaan yang
telah ditentukan dapat deipertahankan dan
dilaksanakan pemeriksaannya.
Dalam perencanaan tugas pemeriksaan BPK dapat
Mempertimbangkan :
1. Informasi dari pemerintah
2. Bank Sentral
3. Masyarakat
4. Komisi Pemberantasan Korupsi
5. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha dan pusat pelaporan
dan analisis transaksi keuangan
6. Informasi dari masyarakat termasuk hasil penelitian dan
pengembangan kajian
7. Pendapat dan keterangan organisasi profesi terkait
8. Berita media massa
9. Pengaduan langsung dari masyarakat
 BPKdapat memanfaatkan hasil pemeriksaan
aparatur pengawasan intern pemerintah.
 BPK dapat menggunakan pemeriksa atau tenaga
ahli dari luar BPK yang bekerja untuk dan atas
nama BPK.
Ketika pemeriksaan berlangsung terhadap
pengelolaan keuangan negara dan tanggung
jawab keuangan negara, pemerintah dapat :
1. Meminta dokumen yang wajib disampaikan
oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengelolaan keuangan
negara dan tanggung jawab keuangan negara;
2. Mengakses semua data yang disimpan di
berbagai media, aset, lokasi dan segala jenis
barang atau dokumen dalam penguasaan atau
kendali dari entitas yang menjadi objek
pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang
perlu dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaannya;
3. Melakukan penyegelan tempat penyimpanan
uang, barang, dan dokumen pengelolaan
keuangan negara;
4. Meminta keterangan kepada seseorang;
5. Memotret, merekam dan/atau mengambil
sampel sebagai alat bantu pemeriksaan.
PROSES PEMANGGILAN :
1. Pemanggilan dapat dilakukan berkaitan dengan
meminta keterangan kepada seseorang
2. Pemanggilan dilakukan setelah berkonsultasi dengan
pemerintah.
3. Pemanggilan harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar tidak melanggar HAM
bagi pihak-pihakyang dipanggil oleh BPK
4. Pemanggilan harus dilakukan dalam bentuk tertulis
dengan memuat identitas yang dipanggil serta
maksud dari pemanggilan tersebut.
 Pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas
pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah.
 Pengujian dan penilaian dimaksud termasuk atas

Pelaksanaan sistem kendali mutu dan hasil pemeriksaan


aparat pemeriksa intern pemerintah.
 Berdasarkan pengujian dan penilaian, BPK dapat

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan


Pemeriksaan.
 Hasil pengujian dan penilaian menjadi masukan bagi
pemerintah untuk memperbaiki pelaksanaan sistem
pengendalian dan kinerja pemeriksaan intern.
 Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan
investigatif guna mengungkapkan adanya
indikasi kerugian negara dan/atau unsur pidana.
 Pengungkapan kerugian negara dan/atau unsur
pidana merupakan upaya terakhir yang
dilakukan oleh pemeriksa ketika pihak yang
diperiksa tidak berusaha untuk mengembalikan
kerugian negara karena perbuatannya.
 Pemeriksaan investigatif sangat dibutuhkan
untuk menstabilkan keuangan negara berada
pada posisi semula.
 Apabila didalam pemeriksaan ditemukan unsur
pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut
kepada instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Instansi yang terkait dengan pelaporan BPK
adalah:
1. Kepolisian
2. Kejaksaan
3. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
 Ketentuan mengenai tata cara penyampaian
laporan tersebut diatur bersama oleh BPK dan
Pemerintah, untuk menghindari ketentuan yang
dapat menimbulkan penyalahgunaan wewenang.
E. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
 Setelah pemeriksaan berakhir dilaksanakan,
maka pemeriksa wajib membuat atau menyusun
laporan hasil pemeriksaan sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pemeriksaan yang
dilaksanakan.
 Jika diperlukan maka dapat pula dibuatkan
disusun mengenai laporan intern pemeriksaan.
 Laporan intern diterbitkan sebelum suatu
pemeriksaan secara keseluruhan dengan tujuan
untuk segera dilakukan tindakan pengamanan
dan/atau pencegahan bertambahnya kerugian
negara.
 dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan
keuangan pemerintah memuat opini.
 Opini merupakan pernyataan profesional
pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada beberapa
kriteria
Kriteria dalam pemberian opini antara lain terdiri
dari :
1. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan;
2. Kecukupan pengungkapan;
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
4. Efektivitas sistem pengendalian intern
Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan
oleh pemeriksa setelah melakukan pemeriksaan,
yaitu :
1. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion);
2. Opini wajar dengan pengecualian ( qualified opinion);
3. Opini tidak wajar (adversed opinion); dan
4. Pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of
opinion).
 Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan
tertentu disampaikan kepada :
1. DPR
2. DPD
3. DPRD sesuai dengan kewenangannya
4. Presiden sesuai dengan kewenangannya
 laporan hasil pemeriksaan dinyatakan terbuka
untuk umum, artinya dapat diperoleh dan /atau
diakses oleh masyarakat.
 Namun tidak termasuk laporan hasil
pemeriksaan yang memuat rahasia negara yang
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Perlindungan atas rahasia negara ini merupakan
tindakan yang sah,agar negara berada dalam
keadaan stabil dari gangguan, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri.
 Laporanhasil pemeriksaan yang memuat
rekomendasi wajib ditindaklanjuti oleh pejabat
terkait
 Pejabat terkait berkewajiban pula memberi
jawaban atas penjelasan kepada BPK tentang
tindak lanjut dari rekomendasi tersebut
 Jawabandisampaikan selambat-lambatnya 60
(enam puluh) hari setelah laporan hasil
pemeriksaan diterima.
 Pejabat yang tidak melaksanakan dapat
dikenai sanksi administratif sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yaitu dapat berupa :
1. Teguran tertulis
2. Sampai kepada pemberhentian tidak dengan
hormat

Anda mungkin juga menyukai