Cairan merupakan
komponen pembentuk
tubuh manusia kurang
lebih
80 % - pada bayi
yang baru lahir
50-60 % - pada
manusia dewasa
Distribusi cairan tubuh
Defenisi Shock
Shock Hipovolemik
Syok hipovolemik terjadi akibat volume intravaskular yang
rendah sehingga menyebabkan penurunan preload,
penurunan stroke volume, dan penurunanc ardiac out put.
Shock Distributif
Syok ini ditandai dengan vasodilatasi sistemik dan
umumnya dikaitkan dengan penurunan volume
intravaskular relatif.
Syok Kardiogenik
Terjadi akibat kegagalan ventrikel kiri untuk
menghasilkan aliran arterial yang cukup untuk
membawa oksigen ke jaringan perifer.
Syokobstruktif
Terjadi baik akibat penurunan preload yang
drastis atau obstruksi outflow ventrikelkiri.
Klasifikasi Syok Haemorrhagic dan Manifestasi
Klinis
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan darah Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000
( ml)
Kehilangan darah Sampai 15% 15-30% 30-40% >40%
( %EBV)
Pemeriksaanlaboratorium
Intervensiprarumahsakitdapatberupa
KOLOID
Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa
disebut “plasma expander”.
Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat
molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini
cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler.
Koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan
efisien daripada kristaloid, karena larutan koloid mengekspansikan
volume vaskuler dengan lebih sedikit cairan dari pada larutan
kristaloid.
JENIS CAIRAN
KRISTALOID
Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan ini
menetap dalam Cairan ekstraselluler (osmolaritas 290-310 mOsm/L).
Contoh: Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat,
Ringerfundin, Glucose 5%.
Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah
dimana air keluar dari intraselluler dan masuk ke dalam plasma (osmolaritas diatas
375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %.
Tonisitas Nama Cairan Komposisi Osm Indikasi Keterangan
Risiko terjadinya
Normal Saline Na+ : 154 Resusitasi cairan, diare, luka
oedem paru
308 bakar, gagal ginjal akut,
(NaCl 0,9%) Cl- : 154 (dalam jumlah
asidosis diabetikum
besar)
Na+ : 130-140
K+ : 4-5 Dapat
menyebabkan
Ca2+ : 2-3 Dehidrasi, syok hipovolemik,
hiperkloremia &
Ringer Laktat 273 syok perdarahan, asidosis
Cl- : 109-110 asidosis
metabolik
metabolik akibat
BE : 28-30 akumulasi laktat
Laktat : 28
Isotonis
Hidrasi selama dan sesudah
Glukosa : operasi, rumatan Kontra- indikasi :
Glucose 5% 278
50gr/L perioperatif, restriksi hiperglikemia
natrium
Na+ : 145
K+ : 10
Ca2+ : 5 Dehidrasi isotonis, DHF,
Ringer-fundin 309 kasus braintrauma, syok -
Cl- : 109 hemoragik
Acetat : 24
Maleat : 5
Dehidrasi (syok
Na+ =130 , K+=
hipovolemik
4,
dan asidosis) pada kondisi:
Ca++=2,7-3,
Ringer Asetat 273 diare, DHF, luka bakar,
Hipotonis Cl- =108,7-127,
syok
Acetat = 28
hemoragik, trauma
Hipertonis
Na+ = 513,
NaCl 3% 1026 Koreksi natrium
Cl- = 513