Anda di halaman 1dari 26

HUKUM PERLINDUNGAN PEREMPUAN

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

ATIKAH RAHMI
DOSEN FAKULTAS HUKUM UMSU
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (VAW) =
KEKERASAN BERBASIS GENDER (GBV)

“Setiap perbuatan berdasarkan perbedaan jenis


kelamin, yang berakibat atau mungkin berakibat
KESENGSARAAN atau PENDERITAAN perempuan,
secara FISIK, SEKSUAL, PSIKOLOGIS, ancaman
perbuatan tertentu, pemaksaan dan perampasan
kemerdekaan yang terjadi di ranah publik dan
ranah domestik”.
3

GBV, VAW, GBVAW?

 Gender Based Violence (Kekerasan Berbasis Gender)


 Gender Based Violence against Women (KBG terhadap Perempuan)
 Violence against Women (Kekerasan Terhadap Perempuan)
 … Berbeda istilah, maknanya sama .
 Semuanya mencerminkan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan yang diakibatkan oleh konstruksi
gender yang dilekatkan kepada perempuan di banyak konteks/tempat.
 Mencerminkan Pola-pola kekerasan yang khas/berbeda bagi perempuan
MENGENAL KEKERASANTERHADAP PEREMPUAN

JENIS KONDISI
MEDIA
KEKERAS KEKERASAN
AN Kekerasan dapat terjadi dalam OFFLINE
ikatan perkawinan: pengabaian Tatap muka langsung: ranah
hak, identitas, pembatasan, privat, rumah sendiri, rumah
Fisik penelantaran, tiadanya nafkah, orang lain; ruang privat; jalan,
Seksual perkawinan usia anak yang pasar, sekolah, universitas,
berdampak ke stunting dll tempat
kerja
ONLINE:
Emosional Kekerasan dapat terjadi antara
atasan bawahan, relasi tetangga, Difoto, divideo,
murid/mahasiswa kepada dalam keadaan
guru/dosen, dalam pertemanan tidak senonoh,
Ekonomi atau komitmen relasi dipaksa membuat
dan mengirim
video/foto, diminta
melakukan tindakan
sesuai
KEKERASAN TERHADAP ANAK & PEREMPUAN

PENGABAIAN/ EKSPLOITASI PEMBATASAN


KEKERASAN FISIK KEKERASAN PSIKIS
PENELANTARA EKONOMI/ AKTIVITAS
N SEKSUAL

Dipukul Diintimidasi Dipekerjakan tidak


manusiawi: Tidak
Tidak diberi nafkah Trafiking, diperkenan
pekerjaan kan
Ditendang, dicekik, beraktivitas
Dipermalukan terburuk bagi
dihajar
anak

Dijatuhkan harga Tidak diperhatikan


Disulut rokok Dipekerjakan
dirinya kebutuhan
untuk keperluan Tidak
psikisnya dan
menghasilkan diperkenankan
terdampak
Menyebabkan luka Mengancam uang dari bentuk mencari nafkah
tumbuh
fisik menyakiti ekonomi
kembangnya
Kekerasan Kekerasan Kekerasan
Kekerasan di
Seksual di Seksual di Seksual
Sekolah
Masyarakat Rumah Berbasis
Online
Kasus Kekerasan di Buton,
pelakunya pejabat , Buton Dugaan kasus kekerasan
Selatan Menjadi daerah Guru leceh siswa di Sulut Game free fire, menukar
di Luwu
terbanyak (2021) diamond, dengan foto
Minsel telanjang

Pelecehan paska Bencana


Sulteng dan Sulbar Insest, Kakak Adek
Sulawesi Selatan

Kasus kekerasan seksual


Manado anak usia 11
tahun (2022) Lima siswa melecehkan 5
Kasus kekerasan terhadpa siswi Penipuan berbasis onlina
perempuan 96
perempuan, 37 anak, 50 (Bolmang)
Kasus kekerasan oleh
oknum polsek di Parigi orang dari kelompok
Moutong miskin perkotaan
7
Bentuk-Betuk Kekerasan Seksual

 Perkosaan
 Paksaan HUS (Marital Rape)
 Serangan seksual (Sexual Assault)
 Hub seksual sedarah (Incest)
 Penyalahgunaan seksual anak (Child Sexual abuse)
 Eksploitasi seksual (Sexual exploitation)
 Pelecehan seksual (Sexual harassment)
 Prostitusi paksa (Forced prostitution)
 Perdagangan orang untuk seks (Trafficking for sex)
8
APA ITU PERKOSAAN?

 Suatu tindakan hubungan seksual atau penetrasi yang tidak


dikehendaki/disetujui, termasuk di dalamnya:
 Memasukkan bagian tubuh ke organ seksual
 Memasukkan alat atau benda atau bagian tubuh tertentu ke alat kelamin atau
anus
 Melibatkan penggunaan kekerasan, ancaman kekerasan dan tekanan / paksaan
 Upaya perkosaan (attempted rape) : upaya untuk melakukan perkosaan
meskipun tidak sampai terjadi penetrasi.
 Apakah definisi ini sudah sesuai atau berbeda dari hukum nasional/lokal? 27-2
November
2017
9
Eksploitasi seksual

 Menggunakan /menyalahgunakan power (kedudukan/kekuasaan) untuk terlibat


dalam tindakan seksual dengan orang yang berada dibawahnya/tidak memiliki
power.
 Eksploitasi termasuk memberikan bantuan untuk ditukarkan dengan seks.
 Korban bisa meyakini bahwa ia tidak memiliki pilihan lain selain untuk
menyetujui (untuk survive, untuk melindungi keluarga, untuk menerima
makanan, dll). Bahkan jika ‘consent’ itu diberikan dalam situasi terpaksa.
BENTUK KEKERASAN SEKSUAL DALAM UU TPKS

Kekerasan
Pelecehan Pelecehan Perbudakan seksual berbasis
seksual non fisik seksual fisik seksual non fisik
elektronik

Eksploitasi
Pemaksanaan Perbudakan
Pencabulan seksual dan perkawinan seksual
ekonomi
11
KEKERASN FISIK

 Memukul , meninju, menampar dengan tangan terbuka


 Menjambak/menarik rambut
 Menggigit
 Menginjak
 Menyeret, menghempaskan
 Memukul dan atau melukai dengan benda/alat
 Membakar
 Membunuh

27-2
November
2017
12
BENTUK –BENTUK KEKERASAN PSIKIS/EMOSIONAL

 Menghina dimuka umum depan keluarga, teman, anak-anak


 Memaksa untuk melakukan hal-hal yang memalukan di muka umum
 Merendahkan dan atau melecehkan
 Mengancam untuk menyakiti / membunuh
 Mengancam untuk menjauhkan anak
 Mengisolasi dari keluarga/teman/lingkungan
 Mengunci dalam rumah
 Pembatasan-pembatasan yang dibuat (aturan) yang menghentikan perempuan
mendapatkan hak-haknya
13
KEKERASAN EKONOMI (PENYIKSAAN SECARA EKONOMI )

 Menutup/ membatasi akses kepada


makanan, uang, pakaian, pendidikan,
kesehatan dan obat-obatan
 Tidak memperbolehkan untuk bekerja
 Memaksa untuk bekerja
 Mengambil semua penghasilan
 Tidak mengakui/menolak hak atas properti
(kepemilikan barang/benda) 27-2
November
2017
14
Praktek yang menyakiti/ bahaya

 Sunat perempuan (Female Genital Mutilation/Cutting)


 Seleksi calon bayi (Prenatal/infant sex selection)
 Perkawinan anak (Early/child marriage)
 Kawin paksa (Forced marriage)
 Penculikan calon pengantin (merarik)
 Praktek Sifon
 Konsep Mahar, (belis), anak perempuan komoditas keluarga
 Menjadi tumbal konflik keluarga/antar suku/kel.masy
BENTUK KEKERASAN SEKSUAL DALAM UU PA

Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan


Eksploitasi Kejahatan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak
seksual seksual melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain. (pasal 76 D)

Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan Setiap Orang dilarang menempatkan,


atau ancaman Kekerasan, memaksa, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan tipu muslihat, melakukan melakukan, atau turut serta
serangkaian kebohongan, atau membujuk melakukan eksploitasi secara ekonomi
Anak untuk melakukan atau membiarkan dan/atau seksual terhadap Anak.
dilakukan perbuatan cabul. (Pasal 76E) (Pasal 76 I)
16
DAMPAK KESEHATAN

 Luka, cedera, memar atau lebam pada wajah atau bagian


tubuh, mendapatkan penyakit, infeksi, disabilitas, sakit
kepala kronis, makan dan tidur tidak teratur,
penyalahgunaanalcohol dan obat-obatan
 Fatal = can result in death
 Homicide (murder), Suicide
 Maternal Mortality, Infant Mortality, AIDS-related deaths
DAMPAK PADA KESEHATAN REPRODUKSI 17
PEREMPUAN

 Keguguran,
 Kehamilan yang tidak diinginkan,
 Aborsiyang tidak aman (unsave
abortion),
 Penyakit
menular seksual termasuk
HIV/AIDS,
 Menstruasi tidak teratur,
 Komplikasi kehamilan
18
DAMPAK PSIKIS/EMOSIONAL / KESEHATAN JIWA

 Trauma, stres, rasa tidak berdaya, , depresi,


 Post-traumatic Stress Disorder(PTSD),
 Memiliki pikiran, perilaku dan usaha bunuh diri,
 Gelisah, cemas, takut, kemarahan,
 Malu, perasaan tidak aman,
 Menyalahkan dan membenci diri sendiri.
19
Dampak Keamanan

 Korban merasa tidak aman,


 Terancam, takut ,
 Tidak terlindungi,
 Resiko kekerasan berlanjut,
 Aparat keamanan/polisi tidak menganggap serius
pengaduannya
20
Dampak Sosial

 Disalahkan oleh keluarga dan


lingkungan,
 Penolakan suami/keluarga,
 Dikucilkan dari komunitas,
 Mendapat stigma sosial
21
Dampak Ekonomi

 Tidak dapat bekerja,


 Kehilangan pekerjaan (karena kekerasan, trauma, luka, waktu yang
diperlukan untuk mencari pertolongan/keselamatan/bantuan hukum),
 Kehilangan kesempatan untuk berprestasi di tempat kerja,
 Beberapa perempuan berhenti kerja karena kekerasan yang terjadi di
tempat kerja (pelecehan seksual).
22
Dampak Hukum

 Respon yang menyalahkan korban dan bukan pelakunya,


 Korban tidak mampu membawa kasusnya ke jalur hukum karena
biaya, proses yang lama, tidak paham hukum dan tidak ada yang
membantu,
 Tidak memproses kasusnya secara serius,
 Proses hukum membuat korban kembali mengalami trauma
Mengapa Korban Sulit Keluar dari Lingkaran Kekerasan?
SIKLUS KEKERASAN

 Dalam siklus kekerasan, terjadi pola berulang.


 Yakni adanya konflik dan ketegangan, berlanjut dengan kekerasan,
berakhir dengan periode tenang dan bulan madu, kemudian diikuti
kembali dengan ketegangan dan terjadinya kekerasan kembali, demikian
seterusnya.
 Periode tenang dan bulan madu setelah insiden kekerasan sering diisi
dengan ucapan penyesalan dan permintaan maaf serta sikap yang lebih
baik atau perilaku manis dari pelaku kekerasan.
Lanjutan…

 Adanya siklus kekerasan ini menyebabkan korban terus


mengembangkan harapan dan mempertahankan hubungan bahkan
sering disertai rasa kasihan terhadap pelaku, sehingga membuat
korban sulit keluar dari perangkap kekerasan. Bila tidak ada
intervensi khusus, siklus kekerasan dapat terus berputar dengan
perguliran cepat, dengan kekerasan yang semakin intens/kuat.

27-2
November
2017
26

Sistim
BUDAYA Tafsir Agama bias Gender Pendidikan,
(PATRIARKHI)
 Sistim Hukum
Sistem Pasar Bias Gender Sistim Politik
Formal

Anda mungkin juga menyukai