Anda di halaman 1dari 26

AUDIT LAPORAN

KEUANGAN & STANDAR


AUDITING

OLEH:
SUSAN ESARI, SE, M.Ak
PENGAUDITAN I
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
AUDIT LAPORAN KEUANGAN

 Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara


kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen
beserta catatan pembukuan dan bukti
pendukungnya dengan tujuan untuk
memberikan pendapat mengenai
kewajaran Laporan Keuangan tersebut.
TUJUAN AUDIT LAPORAN
KEUANGAN

Untuk memberikan informasi kepada para


pengguna laporan keuangan terkait dengan
apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Mengapa Audit Laporan Keuangan
dilaksanakan?
 Audit sangat penting dilakukan karena adanya Risiko
Informasi, yaitu kemungkinan informasi yang digunakan
untuk menilai risiko bisnis tidak dibuat secara tepat.
 Hal ini karena:
 Adanya perbedaan kepentingan antara pemberi
informasi dg penerima informasi.
 Informasi diterima dari pihak lain.
 Bias dan motivasi pembuat informasi.
 Volume data.
 Kerumitan transaksi
Cara mengurangi
Risiko Informasi

 Pemakai laporan melakukan sendiri verifikasi


atas informasi
 Pemakai membebankan risiko informasi pada
manajemen
 Disediakan laporan keuangan yang telah
diaudit
Manfaat Audit Laporan Keuangan

 Meningkatkan kredibilitas perusahaan.


 Meningkatkan efisiensi dan kejujuran.
 Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
 Mendorong efisiensi pasar modal.
 Mencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan
 Perbaikan dalam pengendalian dan operasional
Standar Audit Laporan Keuangan
 Standar Audit Laporan Keuangan sering juga disebut sebagai “Standar Auditing”.

 Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur” berkaitan dengan tindakan

yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu

kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui

penggunaan prosedur tersebut.

 Jadi, berlainan dengan prosedur auditing, standar auditing mencakup atau mengatur

mengenai mutu profesional (professional qualities) auditor independen dan pertimbangan

(judgement) yang digunakannya dalam pelaksanaan, penyusunan dan pembuatan laporan

audit.

 Standar Auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab

profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan historis.


Standar Auditing

 Standar Auditing yang telah ditetapkan oleh


Institut Akuntan Publik Indonesia terdiri atas 10
(sepuluh) standar yang dikelompokkan menjadi 3
(tiga) kelompok besar.
STANDAR AUDITING

01 STANDAR UMUM

02 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

03 STANDAR PELAPORAN

INSERT LOGO
STANDAR UMUM

1 Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki


keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2 Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi


dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib


3 menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Jadi standar umum mengatur tentang pribadi auditor,


mengenai persyaratan kompetensi, sikap serta
profesionalisme auditor dalam melaksanakan audit.

INSERT LOGO
Standar Umum 1

Audit harus dilaksanakan oleh


seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.

Persyaratan apa yang terkait dengan


kompetensi auditor?
- Pendidikan di
bidang akuntansi &
auditing
- Pengalaman
professional
- Pendidikan/
pelatihan
berkelanjutan
Standar Umum 2

Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,


independensi dalam sikap dan mental harus dipertahankan oleh
auditor

An auditor must also


Independence be independent in
in appearance
fact
INDEPENDENSI
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain
(Mulyadi dan Puradireja, 2002:26).
Dalam Dewan Standard Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui SPAP
(2001:220.1) menyatakan bahwa:
“auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk
kepentingan umum (dibedakan didalam hal ia berpraktik sebagai
auditor intern).

Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan


siapapun sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia
miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat
penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.”
3 ASPEK INDEPENDENSI
1. Independence in fact (independensi senyatanya) yakni
auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi.
2. Independence in appearance (independensi dalam
penampilan) yang merupakan pandangan pihak lain
terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan
auditor. Auditor harus menjaga kedudukannya
sedemikian rupa sehingga pihak lain akan
mempercayai sikap independensi dan objektivitasnya.
3. Independence in competence (independensi dari sudut
keahlian) yang berhubungan erat dengan kompetensi
atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugasnya.
Standar Umum 3

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan


laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama

An auditor must
exercise both

Professinonal
Professinonal Skepticism
Judgement
Standar Umum 3

 Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan


melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat dan seksama.

 Penggunaan kemahiran profesional dengan kecermatan dan


keseksamaan menekankan tanggung jawab setiap profesional yang
bekerja dalam organisasi auditor independen untuk mengamati
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

 Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama


menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana
kesempurnaan pekerjaannya tersebut. Seorang auditor harus memiliki
“tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki” oleh auditor pada
umumnya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan
“kecermatan dan keseksamaan yang wajar.”
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

1 Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan


asisten harus disupervisi dengan semestinya

Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk


2 merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,


3 pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di-
audit

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan


pemeriksaan di lapangan, mulai dari perencanaan, supervisi,
pemahaman dan pengevaluasian pengendalian intern, pengumpulan
bukti sampai selesainya pemeriksaan di lapangan.

INSERT LOGO
Standar Pekerjan Lapangan Pertama:

Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digu-


nakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

Pertimbangan atas standar pekerjaan lapangan pertama


memicu kesadaran bahwa penunjukkan auditor
independen secara dini akan memberikan banyak
manfaat bagi auditor maupun klien.

Penunjukkan secara dini memungkinkan auditor


merencanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga
pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan
efesien serta dapat menentukan seberapa jauh pekerjaan
tersebut dapat dilakukan sebelum tanggal neraca.
Standar Pekerjan Lapangan Pertama:

Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digu-


nakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan


lingkup audit ang diharapkan. Sifat lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan
ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan
tentang bisnis entitas.

Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, yaitu, Antara lain :


a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat
entitas tersebut.
b. Kebijakan dan Prosedur Akuntansi entitas tersebut,
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
Akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi Akuntansi pokok perusahaan.
d. Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti resiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi
antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
h. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan.
Standar Pekerjan Lapangan Pertama:

Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digu-


nakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan


sifat, lingkup, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus
membuat suatu program audit secara tertulis(atau satu set program
audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan
dengan rinci prosedur audit yang menurut keyakinan auditor
diperlukan untuk mencapai tujuan audit.

Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi


sesuai dengan keadaan. Dalam mengembangkan program audit,
auditor harus diarahkan oleh hasil pertimbangan dan prosedur
perencanaan auditnya. Selama berlangsungnya audit, perubahan
kondisi dapat menyebabkan diperlukannya perubahan prosedur audit
yang telah direncanakan tersebut.
Standar Pekerjan Lapangan Kedua:

Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh


untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan

Resiko Audit dan Materialitas mempengaruhi Standar Auditing,
khususnya Standar perkejaan lapangan dan standar pelaporan.

 Resiko Audit adalah Resiko yang timbul karena Auditor tanpa


disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saj material.
Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara
individual atau keseluruhan adalah penting bahi kewajaran penyajian
laporan keuangan sesuai dengan prinsip dengan prinsip Akuntansi
yang berlaku umum di Indonesai, sedangkan beberapa hal lainnya
adalah tidak penting.

 Materialitas adalah besarnya informasi Akuntansi yang apabila terjadi


penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang
yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut.
Standar Pekerjan Lapangan Ketiga:
Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan

Bukti Audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang terdiri dari data akuntansi dan informasi
pendukung lainnya, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Tipe Bukti Audit
 Tipe data akuntansi
 Pengendalian Intern
 Catatan Akuntansi
 Tipe Informasi Penguat
 Bukti Fisik
 Bukti Dokumenter
 Perhitungan
 Perbandingan dan Ratio
 Bukti dari Spesialis
STANDAR PELAPORAN
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
1 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip


2 akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang


memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai


4 laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam
hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor (IAI, 2001:150.1 & 150.2). Standar ini memberikan
pedoman bagi auditor dalam menyusun laporan auditnya.
INSERT LOGO
LAPORAN AUDIT

Produk dari proses audit adalah Laporan Hasil Audit( Audit


Report ):
• Apa yang telah dikerjakan Akuntan Publik
• Kesimpulan

Ketentuan laporan audit


• Audit berdasar standar auditing
• Bukti yang dikumpulkan harus cukup dan
kompeten
LAPORAN AUDIT

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified


opinion)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
pen-jelasan yang ditambahkan dalam laporan audit
bentuk baku (unqualified opinion with explanatory
language)
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified
opinion)
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer
opinion)
Hubungan antara Standar Auditing
dengan Prosedur Auditing

Standar Auditing Prosedur Auditing


 Berkaitan dengan kriteria  Menyangkut langkah yang
atau ukuran mutu harus dilaksanakan selama
pelaksanaan (mutu audit berlangsung.
profesional).  Alat untuk mencapai
 Tolok ukur tujuan yang tujuan audit.
hendak dicapai.  Penerapannya berbeda
 Dapat diterapkan pada beda tergantung ukuran
setiap audit tanpa melihat perusahaan klien,
besar kecil perusahaan karakteristik, sifat, serta
klien (berlaku sama) kompleksitas operasi.

Anda mungkin juga menyukai