Anda di halaman 1dari 12

Kasus Teddy

Minahasa
Kriminologi (H)

Dosen Pengampu : Dr. Nur Rochaeti,


S.H., M.Hum.
Anggota Kelompok

Anggota Kelompok
Jennifer Miharja(11000121120041)
Anggota Kelompok

Josephine Meilianni (11000121130360)

Nanda Lathifa Khalisa (11000121140829)

Nathania Annisa Feriany (11000121120008)

Shafia Adinda Putri Hendarto (11000121120039)

Anggota Kelompok
Latar Belakang
Irjen Pol. Teddy Minahasa tertangkap karena kasus peredaran narkotika. Teddy
menjual narkotika dan memerintahkan doddy untuk menukarkan barang bukti
dengan tawas sebesar 5kg. Teddy Minahasa dinyatakan bersalah melanggar Pasal
114 ayat 2 UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 ayat 1
ke-1 KUHP. Terdapat perantara dalam penjualan narkotika kepada pembeli yaitu
Dody. Jaksa meyakini Teddy bersalah melanggar Pasal 114 ayat 2 UU No 35
Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Putusan
PN tidak sesuai dengan tuntutan jaksa, yaitu putusan PN atau putusan hakim
adalah Pidana Penjara Seumur Hidup oleh karena itu jaksa mengajukan upaya
hukum banding dengan demikian perkara ini belum berkekuatan hukum tetap.
Faktor-Faktor Kriminologis yang Berperan Dalam Kasus Teddy
Minahasa

Faktor Sosial : Ketidakstabilan ekonomi, ketidaksetaraan, kemiskinan.

Faktor Lingkungan : Lingkungan fisik yang buruk, kepadatan populasi

Faktor Individu : Kurangnya pendidikan, gangguan mental

Faktor Kebijakan dan Penegakan Hukum : Ketidakmampuan system penegakan hukum dalam

mengatasi kasus kriminal penggunaan narkoba


White Collar Crime
Kasus Teddy Minahasa merupakan contoh kasus
penyalahgunaan wewenang dengan menggunakan
dan mengedarkan obat-obatan terlarang yang
tentunya mengakibatkan hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada kepolisian yang seharusnya
memberikan kepastian hukum dan perlindungan
terhadap masyarakat
White Collar Crime
Kejahatan kerah putih
umumnya melibatkan suatu
skema fraud yang meliputi
menunjuk pada pelaku kejahatan, mereka korupsi, penyalahgunaan
mempunyai status sosial terhormat, aset, dan fraud pada
mempunyai pendidikan yang cukup baik laporan keuangan.
atau mempunyai pekerjaan tetap dengan
tingkat penghasilan yang besar. Dalam aksi
kejahatannya, kelompok penjahat seperti ini
melakukan dengan cara yang jauh lebih
kompleks dan canggih.
Penerapan Teori Kriminologi
A. Analisis Motif
Teori sosiogenesis : Sosial pskolojis dipengaruhi oleh tekanan kelompok, status sosial, peran sosial atau
internalisasi simbolis yang keliru sehingga memperngaruhi terjadinya kejahatan (faktor lingkungan). Doddy
Prawiranegara dalam kasus ini dapat dikatakan melakukan kejahatan akibat tekanan untuk memenuhi perintah dari
atasannya.
Teori kesempatan : Teddy Minahasa memiliki kesempatan untuk menyeludupkan narkotika demi harta
kekayaan (corruption by greed).
Strategic Model : Aparat penegak hukum sesungguhnya bekerja tidak murni untuk penegakkan hukum
Penerapan Teori Kriminologi
B. Profiling
Teknik yang digunakan untuk
menganalisa karakteristik seorang pelaku
berdasarkan ciri-ciri yang ada di TKP.
Teori kecerdasan kriminal : Pelaku
biasanya memiliki kecerdasan diatas rata-rata.
Irjen Teddy Minahasa merupakan
Sarjana Hukum, Sarjana Ilmu Kepolisian dan
Magister Hukum
Penerapan Teori kriminologi
C. Investigasi Terhadap Lingkungan

Dapat dilihat dari teori struktur sosial dalam teori tersebut, dapat dianalisis aspek atau faktor-faktor
negatif dari struktur masyarakat misalnya seperti kemiskinan atau ketimpangan sosial akibat pengaturan ekonomi yang
ada, kurang berhasilnya pelaku dalam proses pendidikan, dan juga disorganisasi yang terjadi di keluarga pelaku
tindakan kriminal.

Teori asosiasi diferensial (Edwin H. Sutherland) : asosiasi diferensial tidak berarti hanya kelompok
pergaulan dengan penjahat akan menyebabkan perilaku kriminal tetapi yang paling utama adalah 2 sisi dari proses
komunikasi dengan orang lain.
Penerapan Teori Kriminologi
D. Penilaian Risiko
Dalam menyelesaikan kasus ini, khususnya dalam memberikan sanksi
terhadap para pelaku, dapat diterapkan teori kontrol sosial yang menjelaskan pengendalian
(kontrol) tingkah laku manusia untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
pelaku kriminal melakukan tindakan yang sama di masa depan. Dengan melakukan hal
tersebut, aparat penegak hukum dapat memberikan sanksi, pengawasan, atau penanganan
yang tepat terhadap para pelaku.
Kesimpulan
Dalam menganalisa serta memahami faktor-faktor penyebab yang telah dijelaskan
sebelumnya, para aparat penegak hukum dapat menggunakan teori-teori kriminologi
untuk menangani serta menyelesaikan kasus ini sekaligus mencegah terjadinya kasus
serupa dikemudian hari. Namun, perlu diingat bahwa teori kriminologi tersebut
hanyalah salah satu aspek dari investigasi kriminal dan keputusan akhir harus dilakukan
berdasarkan pada bukti-bukti serta fakta yang terdapat dalam kasus ini.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai